Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Variasi Dialek dalam Budaya Jawa Di Kabupaten Tangerang (Sebuah Kajian Dialektologi) Purwaningrum, Prapti Wigati; Pangestu, Maulani
Jurnal Sastra Indonesia Vol 10 No 1 (2021): Maret
Publisher : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsi.v10i1.44383

Abstract

Penelitian ini membahas variasi dialek yang meliputi variasi fonologis dan variasi leksikal di kabupaten Tangerang berfokus di area Perumahan Serpong Garden 1, Blok F7-F8. Di lingkungan Perumahan ini khususnya Blok F7-F8 ada beberapa warga yang berasal dari suku Jawa, namun dengan dialek yang berbeda yaitu dialek ngapak dan bandek. Melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui variasi fonologis apa saja yang muncul pada saat warga dengan dialek bandek dan ngapak bercakap. Selain itu melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui variasi leksikal apa saja yang digunakan oleh warga Blok F7-F8 terutama yang berasal dari Suku Jawa. Meskipun berasal dari Suku yang sama tapi masing-masing memiliki dialek yang berbeda yaitu bandek yang meliputi daerah Kabupaten Sragen, Kota Semarang, dan Kabupaten Grobogan. Sedangkan untuk dialek ngapak berasal dari daerah Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Kebumen. Titik pengamatan dalam penelitian hanya seputar gang di Blok F7-F8 berinteraksi dengan warga yang berasal dari Suku Jawa. Pengumpulan data menggunakan metode simak dan cakap. Data-data yang telah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan metode padan dengan teknik hubung banding membedakan dan teknik hubung banding menyamakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan variasi fonologis pada bunyi vokal yang meliputi [a]⁓[ɔ], [ʊ]⁓[ɔ], [a]⁓[i], [i]⁓[e] dan variasi bunyi konsonan bunyi [k] dan bunyi [ʔ]. Sedangkan variasi leksikal yang diperoleh meliputi onomasiologis pada medan makna bagian tubuh, kata ganti atau sapaan, peralatan, benda, tanaman, hewan, gerak tubuh, bagian rumah. Selain itu untuk semasiologis terdapat pada medan makna bagian rumah dan peralatan rumah tangga. Variasi dialek dalam budaya ditemukan adanya ungkapan-ungkapan dalam Bahasa Jawa yang bertujuan untuk memuji seseorang melalui medan makna angota tubuh. Hal ini sudah menjadi warisan budaya, namun sudah banyak terlupakan oleh generasi muda saat ini.
Variasi Dialek dalam Budaya Jawa Di Kabupaten Tangerang (Sebuah Kajian Dialektologi) Purwaningrum, Prapti Wigati; Pangestu, Maulani
Jurnal Sastra Indonesia Vol 10 No 1 (2021): Maret
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsi.v10i1.44383

Abstract

Penelitian ini membahas variasi dialek yang meliputi variasi fonologis dan variasi leksikal di kabupaten Tangerang berfokus di area Perumahan Serpong Garden 1, Blok F7-F8. Di lingkungan Perumahan ini khususnya Blok F7-F8 ada beberapa warga yang berasal dari suku Jawa, namun dengan dialek yang berbeda yaitu dialek ngapak dan bandek. Melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui variasi fonologis apa saja yang muncul pada saat warga dengan dialek bandek dan ngapak bercakap. Selain itu melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui variasi leksikal apa saja yang digunakan oleh warga Blok F7-F8 terutama yang berasal dari Suku Jawa. Meskipun berasal dari Suku yang sama tapi masing-masing memiliki dialek yang berbeda yaitu bandek yang meliputi daerah Kabupaten Sragen, Kota Semarang, dan Kabupaten Grobogan. Sedangkan untuk dialek ngapak berasal dari daerah Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Kebumen. Titik pengamatan dalam penelitian hanya seputar gang di Blok F7-F8 berinteraksi dengan warga yang berasal dari Suku Jawa. Pengumpulan data menggunakan metode simak dan cakap. Data-data yang telah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan metode padan dengan teknik hubung banding membedakan dan teknik hubung banding menyamakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan variasi fonologis pada bunyi vokal yang meliputi [a]⁓[ɔ], [ʊ]⁓[ɔ], [a]⁓[i], [i]⁓[e] dan variasi bunyi konsonan bunyi [k] dan bunyi [ʔ]. Sedangkan variasi leksikal yang diperoleh meliputi onomasiologis pada medan makna bagian tubuh, kata ganti atau sapaan, peralatan, benda, tanaman, hewan, gerak tubuh, bagian rumah. Selain itu untuk semasiologis terdapat pada medan makna bagian rumah dan peralatan rumah tangga. Variasi dialek dalam budaya ditemukan adanya ungkapan-ungkapan dalam Bahasa Jawa yang bertujuan untuk memuji seseorang melalui medan makna angota tubuh. Hal ini sudah menjadi warisan budaya, namun sudah banyak terlupakan oleh generasi muda saat ini.
Demokratisasi di Ruang Virtual: Teks Tanggapan di Media Pemberitaan Daring Purwaningrum, Prapti Wigati; Nurmalia, Lia; Pangestu, Maulani
Jurnal Sastra Indonesia Vol 10 No 3 (2021): November
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsi.v10i3.48842

Abstract

Masa pandemi covid 19 telah menjadi bencana global yang cukup menyita perhatian dunia, termasuk di Indonesia. Berbagai kebijakan pemerintah dilakukan sebagai bentuk pennaganan wabah tersebut, termasuk adanya larangan mudik lebaran yang sudah kali kedua terjadi. Mudik lebaran merupakan tradisi umat Islam setelah selama satu bulan berpuasa. Dengan demikian adanya larangan mudik memicu berbagai reaksi dari masyarakat. Kajian ini mencoba membedah tanda dan makna yang ada dalam pemberitaan daring tentang larangan mudik, dimana tanda tersebut menunjukan adanya perkembangan demokratisasi di ruang virtual. Kajian ini menggunakan semiotic-pragmatic Peirce yang telah dikembangkan melalui semiosis getok tular oleh Hoed. Selain itu untuk melihat perkembangan demokrasi, kajian ini menggunakan konsep demokratisasti dari Huntington. Hasil kajian ini menunjukan adanya interaksi antara media dan penanggap (dialog) namun tidak berlanjut, interaksi antar warganet dan sumber informasi (dialog) juga tidak berlanjut karena difasilitasi oleh media, dan interaksi antar penanggap yang dapat meluas dan tak terbatas, bahkan diskusi ini dapat memicu perdebatan antar penanggap dan topikpun dapat meluas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media berita siber dan tanggapan warganet dapat dijadikan salah satu indikator perkembangan demokrasi di ruang virtual yang memiliki karakteristik ramah, siapapun dapat terlibat dan bebas berkomentar.
Students’ Metacognitive Strategy Pattern in English Academic Writing Learning Using Zoom Euis Meinawati; Prapti Wigati Purwaningrum; Herlin Widasiwi Setianingrum; Sufi Alawiyah; Lia Nurmalia; Nurmala Dewi; Meiva Eka Sri Sulistyawati; Viviana Lisma Lestari
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 13, No 1 (2021): AL-ISHLAH: JURNAL PENDIDIKAN
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.501 KB) | DOI: 10.35445/alishlah.v13i1.477

Abstract

Students have a different pattern in using the learning strategy. It is seen in their activity when they do the writing. The objective of this research was to observe the students’ pattern using metacognitive strategy in English Academic Writing learning through an online zoom application. The method used descriptive qualitative research. The data is taken from observation and survey from 20 participants who got the English academic writing subject in 2019/2020 academic years at English Program Study Universitas Bina Sarana Informatika. Analysis procedures include observation of activity patterns, identifying learning strategy patterns, categorizing, and strategy learning pattern analysis. The results showed that the students used metacognitive strategy in the academic writing process with different patterns. It can see from activity steps of the metacognitive strategy that is implemented in the class. Students’ activity pattern is planning, identifying, correcting errors, revising, rereading, monitoring, and evaluating. Metacognitive strategies had used by students to consciously control the writing activity because each segment of one’s stored world knowledge help students to create the story. The study's implication is managing students’ activity patterns when the teacher used the strategy learning. It has to be appropriate to students’ needs.
PELANGGARAN MAXIM DALAM NOVEL ASAL KAU BAHAGIA KARYA BERNARD BATUBARA Prapti Wigati Purwaningrum
Wanastra: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol 11, No 2 (2019): September
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.568 KB) | DOI: 10.31294/w.v11i2.6124

Abstract

The purposes of this study is to describe what and how the Flouts exploiting maxims of the cooperative principle in the dialogues “Asal Kau Bahagia” novel by Bernard Batubara. The approach of this study is qualitative with the content analysis method because this study prioritizes the content approach of the dialogues in the novel. The writer choses this novel because the storyline is simple, easy to understand, and lead the reader imagination especially what Radha experienced when He seemed to be losing his grip on life. In addition, in it there are many dialogues that flouts exploiting maxims of cooperative principle. This research is focused on speech which contains Flouts exploiting maxims and its implications that are adjusted based on the context in the story. Some of the theories used in this study include Implicature theory by Grice, and the principle of relevance by Sperber & Wilson. The conclusion of this study is the writer found 16 data which contained fouts exploiting maxims in cooperative principle. From these data, the most Flouts exploiting maxim of quality and quantity occurred in each of 6 data, Flouts exploiting maxim of reevance consist of 8 data, Flouts exploiting maxim of manner 3 data. Flouts exploiting maxims occur in this novel include the purposes of hiding a secret, giving an explanation, insinuating, asking for an excuse, distracting the opponent's speech, and face saving acts of the speaker and also the hearer. Keywords: Pragmatic, implicature, Flouts exploiting maxims .Asal Kau Bahagia Novel by Bernard Batubara
Meme Sebagai Representasi Kritik dan kebebasan Berpendapat di Ruang Siber Prapti Wigati Purwaningrum
Wanastra: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol 12, No 1 (2020): March
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/w.v12i1.7189

Abstract

Abstrak  - The purposes of this study is to describe what and how memes in social media Instagram as the representation of critics from netizen. The approach of this study is Critical Discourse Analysis by Fairclough with three dimensions; text, discursive practice, and social practice. The writer chooses meme in @fakartun Instagram account as the data source because meme full of funny picture and simple text, easy to understand, and lead the reader to think twice to find the implied meaning in it. This research is focused on meme in @fakartun Instagram account, especially pictures, text, and caption. The conclusion of this study is the writer found social media as a space for netizen to get  and upload many information widely and effectively. Nowadays memes are no longer just pictures and funny words that are entertaining but become a media to express opinions, criticize a policy or an event that is happening. Finally, the findings of this analysis will describe how the patterns of opinion, commenting, and critical thinking of citizens in cyberspace Keywords: Critical Discourse Analysis, Fairclough, memes, Instagram, @fakartun
IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN PEMAKNAAN SIMBOL (DALAM SERIAL ANAK UPIN IPIN eps. RAYA YANG MAKNA) prapti wigati purwaningrum
Wanastra: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol 9, No 1 (2017): March
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (85.582 KB) | DOI: 10.31294/w.v9i1.1808

Abstract

This tendency draws interest to find implicatures and symbol. This paper is using dialog script of Upin Ipin the series part Raya yang Makna. In this analysis the writer uses speech act theory by Searl, implicature theory by Grice, semiotic theory by Pierce. Based on the analysis the writer found  some implicatures and symbols from ketupat and Idul Fitri card. we must always keep in touch by sending card in Idul Fitri and we just give it to someone who celebrate Idul Fitri. ketupat has many symbols such as the shape of ketupat is very complicated, it represents for our sins, the content of ketupat is white means our sins are already forgive. besides that the important value of this serial, shows us about togetherness. It describes from upin Ipin and their friends. Meimei is chinese and jarjit comes from India but they are invited by opah to come to her house and eat ketupat.  Key words: speech act, implicature, symbol, upin ipin the series part: raya yang makna
Ungkapan Fatis Pada Dialog Dalam Buku Koala Kumal Karya Raditya Dika Prapti Wigati Purwaningrum
Wanastra: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol 10, No 1 (2018): March
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.413 KB) | DOI: 10.31294/w.v10i1.2788

Abstract

The purposes of the analysis are to find the phatics categories and the function of it in the context of the dialog. The writer provides data  from the dialog which consist of phatic categories then analyze it. The data of the analysis are taken from Koala Kumal book written by Raditya Dika. Phatic chategories by Kridalaksana, the function of language by Leech, Criteria of phatics by Jacobson are choosen as the theory in this analysis. Based on the analysis the writer found some categories and the function of phatics. Particle as the phatic category which is mostly found in Koala Kumal book. It has the function to convince the meaning of the statement. Phrases and words are also found in it such as terima kasih, apa kabar, assalamualaikum, wassalamualaikum, and halo. The function of  Assalamualaikum, halo, apa kabar are to start the conversation. Besides that terima kasih and wassalamualakum as phrase annd words category of fatis are also used to end the conversation.   Key Word: speech situation, phatic categories, Koala Kumal Book Written By Raditya Dika
Perubahan Fonem pada Bahasa Jawa ngapak di Kabupaten Kebumen (Sebuah Kajian Fonologi) Prapti Wigati Purwaningrum
Wanastra: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol 10, No 2 (2018): September
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.376 KB) | DOI: 10.31294/w.v10i2.3857

Abstract

Abstract  - The purpose of this analysis is to know some contributing factors of phonem changes in Bahasa Jawa ngapak in Desa Bendungan, Kabupaten Kebumen. The method of this analysis is field research and the data of this analysis are taken from some utterances which uttered by respondence. In collecting the data, writer interviewed the respondence about same words then write the fhonetic transcription of it. The writer found some phoneme changes such as coarticulation process in labialization in <tua> [tuwa], nasalisation [mb], [nd], and [nϯ], and glottalisation in [riʔ], [uɭaʔ], [sapaʔ]. The next changes are distribution process such as aferesis <hati> [ati], <hujan> [uϲan], <rumah> [umah], apokop<ular> [uɭaʔ], monophthong <danau> [dano] [au] menjadi [o], and the last process is anaftiksis such as paragog in <siku> [sikuʈ. Besides that the writer also found some consonants cluster in Bahasa Jawa Ngapak such as [swiwi], with [r] [kruŋu], [mripat], [mriɲaŋ], [srəŋɛŋɛ] with [l][bləϲuk], [gluduk], [blədɛg]. Some consonants also found in bahasa jawa ngapak Desa Bendungan kabupaten Kebumen  [p], [b], [t], [ʈ], [ϲ], [ϯ], [k], [g], [ʔ], [m], [n], [ŋ], [ɲ], [r], [s], [j], [h], [w], [l]. Besidesthat some vocals also appear [i], [u], [e], [ə], [ɛ], [o], [a].  Keywords: perubahan  fonem, konsonan, vokal, konsonan gabungan, bahasa Jawa ngapak kabupaten Kebumen.
Tindak Ilokusi Dalam Komedi Situasi Preman Pensiun (epsd. 73) Prapti Wigati Purwaningrum
Wanastra: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol 7, No 2 (2015): September
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/w.v7i2.1745

Abstract

This tendency draws interest to find the speech act classification and the meaning of it. This paper is using dialog script of Preman Pensiun part 73 written by Aris Nugraha. In this analysis the writer  uses speech act theory by Searl, and pragmatic theory by Austin. From the data source the writer found 45 data. Based on the analysis are there are 5 speech act classification, representatives, commisive, expressive, directive, and declarative. Directive speech act command and request is mostly used by the characters in the situation comedy series Preman Pensiun. The conclusion of this analyasis are the writer found 3 data  for representative (2 suggest and 1 swear), 3 data for commisive, 26 data for request (20 command and 6 request), 13 data for expressive (2 thank, 10 complaint, 1apologize), and 1 data for declare.