Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Empowerment Model of Rural Cattle Breeders in Livestock Waste Management (Case Study in the village of Waturejo, Ngantang, Malang Regency) Siswantoro, Ajik; Yuliati, Yayuk
HABITAT Vol 28, No 2 (2017)
Publisher : Department of Social Economy, Faculty of Agriculture , University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.474 KB) | DOI: 10.21776/ub.habitat.2017.028.2.8

Abstract

Livestock activities in rural areas are often less concerned with good waste management. It is noted that one adult cow can produce 15-25 kg of dung per day. With the number of cattle population reaching 14,140 heads, the cattle dung collected per day amounts to 353.5 ton. If the waste of cattle dung is not properly utilized, it can have a serious impact on people health and cause environmental pollutions. This research was aimed to understand how community activities were run in utilizing and managing the waste of cattle dung and to formulate models of community empowerment in the waste management of cattle dung. This research used a qualitative approach. The determination of informants was conducted by way of snowball sampling while the data analysis used the model of Miles and Huberman. The results of the research in the field found that the community was still not maximal in the waste utilization of cattle dung. In contrast, the community preferred to dispose of the waste instead of utilizing it into manure or organic fertilizer. The effort of making biogas reactor has not been able to help the community utilize the waste maximally. As an effort to protect the environment from the great deal amount of cattle dung, a model of Rumah Pupuk Masyarakat (RPM) – Community's Fertilizer House – was formed in order to overcome the problem of cattle dung, which has not been maximized properly in the site of the research.
Eksplorasi Potensi Desa Wisata Barito Melalui Media Promosi Menggunakan Analisis SWOT di Kabupaten Malang, Indonesia Medea Rahmadhani Utomo; Mangku Purnomo; Ajik Siswantoro; Mofit Jamroni; Mochamad Sufi Shoubil Chaqqi
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2023.007.02.2

Abstract

Pelaku usaha di pedesaan menjadikan usaha di bidang pariwisata sebagai peluang usaha yang prospektif disamping usaha di bidang pertanian yang hasilnya tidak menentu. Kehadiran pariwisata disamping adanya ketidakpastian iklim dan ketidakpastian pasar dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat desa. Terutama bagi mereka yang mengalami kesulitan akses kerja. Desa Wisata Barito (Bambang, Bringin Patokpicis) merupakan lokasi penelitian tentang potensi destinasi wisata di Kabupaten Malang. Perencanaan Destinasi Wisata Barito tersebut dilakukan melalui pemanfaatan potensi lokal serta  aspek yang mendukung. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif kualitatif, adapun untuk mempertajam data potensi wisata menggunakan anaslisis SWOT. Di Kawasan Desa Wisata Barito terdapat tiga kategori wisata yang meliputi destinasi buatan, destinasi ekonomi, serta destinasi budaya dan sejarah. Potensi destinasi wisata buatan, ekonomi, budaya dan sejarah yang telah diidentifikasi perlu dilakukan analisis untuk mengetahui destinasi wisata yang layak untuk dilakukan perencanaan pengembangan. Analisis SWOT terkait kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari Kawasan Desa Wisata Barito sebagai langkah untuk menuju perencanaan promosi dan pemasaran yang tepat pada Kawasan Desa Wisata Barito. Analisis SWOT digunakan untuk mengenali kekuatan dan kelemahan yang dimiliki desa wisata serta melihat peluang dan ancaman yang dihadapi desa wisata. Perencanaan terkait kegiatan promosi dan pemasaran desa wisata barito yakni meliputi periklanan, penjualan pribadi, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung. Perencanaan promosi dan pemasaran desa wisata barito juga didukung dengan dilakukannya identifikasi STP (Segmentating, Targetting, Positioning). Media promosi yang digunakan yaitu media offline yang terdiri dari poster dan peta jalur wisata. Selain itu pada media online yaitu terdapat website, Instagram dan youtube.EKSPLORASI POTENSI DESA WISATA BARITOMELALUI MEDIA PROMOSI MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT DI KABUPATEN MALANG, INDONESIA
A PELATIHAN PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI PUPUK KOMPOS DAN ECO ENZYME DI KOTA MALANG: PELATIHAN PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK MENJADI PUPUK KOMPOS DAN ECO ENZYME DI KOTA MALANG Setiyo Yuli Handono; Yayuk Yuliati; Keppi Sukesi; Kliwon Hidayat; Asihing Kustanti; Mangku Purnomo; Medea Ramadhani Utomo; Vi’in Ayu Pertiwi; Fitrotul Laili; Yusti Dian Fitriana; Ajik Siswantoro; Mufid Zamroni; Riyanti Isaskar
Jurnal ABDI: Media Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 9 No. 1 (2023): JURNAL ABDI : Media Pengabdian Kepada masyarakat
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/abdi.v9i1.21881

Abstract

Potensi sampah di RW 09 Kelurahan Merjosari Kota Malang sangat besar, bahkan sampah membuat resahsebagian besar warga yang dekat dengan tempat pembuangan sementara di Jalan Kembar Joyogrand RW09 Kelurahan Merjosari. Padahal sampah memiliki potensi secara finansial atau ekonomi, ekologi, dan sosialjika sampah dikelola secara profesional. Harapan sampah membawa berkah bagi masyarakat RW 09 sangatbesar, sehingga Lab Sosiologi Pertanian dan Pemberdayaan Masyarakat (SP2M) Fakultas PertanianUniversitas Brawijaya berusaha membantu RW 09 Merjosari dalam pengelolaan sampah (baikpendampingan maupun pelatihan). Sehingga tujuan pengabdian masyarakat ini adalah pelatihanpembuatan kompos dan eco enzyme serta pendampingan pengelolaan sampah secara profesional (minimalterbentuk kelembagaan yang peduli terhadap pengelolaan sampah). Metode pelaksanaan pengabdian iniadalah pelatihan, pendampingan sampah organik menjadi kompos dan eco enzyme yang memiliki nilai jualsecara ekonomi dan ekologi. Hasil pengabdian di RW 09 Merjosari Kota Malang Jatim yaitu antusiasmetinggi dari peserta yang didominasi oleh Ibu-Ibu RW 09 Merjosari karena pembuatan kompos dan ecoenzyme merupakan keterampilan yang baru bagi para peserta. Simpulan dan saran dari pelatihanpendampingan sampah organic (kompos) dan pembuatan eco enzim telah berjalan dengan baik. Ibu-ibuRW 09 Merjosari Kota Malang perlu mengoptimalkan lagi dalam pembuatan eco enzim dengan cara sharingatau diskusi tentang eco enzim dalam setiap pertemuan PKK RW 09 Merjosari Kota Malang. Tindak lanjutdari pelatihan dan pendampingan ini adalah peserta pelatihan membuat kompos dan eco enzyme padaskala rumah tangga.
Peran Perempuan dalam Penerapan Pendekatan 6R untuk Penurunan dan Pengelolaan Sampah Rumahtangga Rizka Amalia; Imaniar Ilmi Pariasa; Aditya Nugraha Putra; Ajik Siswantoro
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 5 (2024): September 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.5.1152-1158

Abstract

Tren peningkatan jumlah sampah tingkat global dan nasional mengancam aspek kesehatan manusia dan kesehatan lingkungan hidup. Presentase sampah didominasi dari jenis sampah makanan dan limbah biologis. Kedua jenis sampah ini bersumber dari kegiatan rumahtangga berupa kegiatan konsumsi dan produksi. Jumlah sampah makanan meningkat dapat disebabkan oleh pola konsumsi, keterampilan pengelolaan makanan, dan tingkat kepentingan harga makanan. Sedangkan limbah biologis dapat berupa daun dan batang sisa usaha pertanian yang dilakukan oleh rumahtangga. Kegiatan-kegiatan dalam rumahtangga berpotensi menghasilkan sampah, maka penting dilakukan pengelolaan sampah rumahtangga. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi sumber sampah rumahtangga dan peran perempuan dalam penerapan pendekatan 6R untuk pengelolaan sampah rumahtangga. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 120 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelian kebutuhan dapur menjadi kegiatan utama penghasil sampah dan aktivitas pertanian menjadi sumber kegiatan utama yang menghasilkan sampah organik di seluruh desa yang menjadi lokasi penelitian. Sementara itu, sampah anorganik dihasilkan oleh kegiatan utama pembelian makanan, perlengkapan mandi, usaha pertanian dan perdagangan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perempuan mempunyai peran yang dominan pada pengelolaan sampah rumahtangga dengan pendekatan Rethink, Refuse, Reduce, Reuse, Rot, Recycle (6R) melalui kegiatan kegiatan utama membeli produk isi ulang (refill), kegiatan menolak diberikan kantong plastik ketika berbelanja, membeli barang dalam kemasan besar dari pada kemasan saset, kegiatan penggunaan kantong kresek bekas untuk membungkus sampah, pembuatan kompos, dan pembuatan kerajinan dari sampah anorganik.  Dominasi perempuan dalam pengelolaan sampah rumahtangga disebabkan oleh adanya kontruksi sosial terhadap peran perempuan dan stereotype gender.
Marketing Efficiency of Shallot Commodity in Malang Raya Ajik Siswantoro; Imaniar Ilmi Pariasa; Andrean Eka Hardana; Sugeng Riyanto; Medea Rahmadhani Utomo
HABITAT Vol. 35 No. 1 (2024): April
Publisher : Department of Social Economy, Faculty of Agriculture , University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.habitat.2024.035.1.7

Abstract

Analyzing the marketing efficiency of shallot commodities is the main objective in this research.The research was located in Malang Raya included Malang City, Batu City, and Malang Regency. The method of taking farming respondents with a simple random sample design was taken based on the parallel formula in 37 people. Selected marketer’s respondent using the snowball sampling method, involving 13 individuals in total. The margin analysis is conducted to analyze the components of marketing costs as well as the share received by each market actors involved in shallot marketing. Profit marketing margin analysis, the ratio of profit was taken over the costs incurred by each marketing institution in the four marketing channels could be said to be generally efficient. The price share that was received by farmers in marketing channel IV is the highest sahre among the other channels. This is a result of farmers selling their shallots to intermediary traders directly. In contrast to marketing channel III, which gives farmers the lowest share. This occurs because of the high selling price difference between retailers and farmers and involves three marketing institutions.
Pengembangan Model Pertanian Kopi Berbasis Kawasan Di Dataran Tinggi Bintar Probo Sunarto; Ajik Siswantoro; Erwinda Mufidah Izzati; Mofit Jamroni
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 8, No 3 (2024)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2024.008.03.30

Abstract

Jawa Timur sebagai salah satu penompang sector pertanian memiliki peran penting dalam menghasilkan komoditas pertanian. salah satu komoditas unggula yang banyak di temui adalah tanaman kopi.  Kondisi geografis  sangat mempengaruhi keberadaan tanaman kopi yang ada di Jawa Timur. Sebagai daerah sentral lumbung kopi, maka dibutuhkan upaya serius untuk mengkorporasikan usaha-usaha tani kecil menjadi berskala besar. Salah satu upaya untuk mengkorporasikan pada dasarnya adalah melakukan proses pengintegrasian vertical dan horizontal. Integrasi vertikal merupakan perluasan dari sistem agribisnis, yang meliputi empat subsistem yaitu pasokan input, produksi di tingkat usahatani, agroindustri, dan pemasaran. Integrasi Horizontal terselenggara apabila terdapat keterkaitan yang erat antar lini komoditas pada tingkat usaha (subsistem) yang sama atau antar pelaku dalam suatu komoditas yang sama. Dengan kedua strategi ini maka akan terjadi efisiensi usaha tani sehingga pertumbuhan dan eksejahteraan petani dapat tercapai. Dengan mengkorporasikan usaha tani gurem, maka tingkat keefektifan dari faktor – faktor produksi tanah, tenaga kerja, dan faktor – faktor produksi lainnya yang digunakan dalam suatu usaha tani membaik.  Metode penelitian ini termasuk action research, yaitu penelitian yang menggabungkan teori dan praktek. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixing method, yaitu kombinasi antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan diskriptif kualitatif.
EFISIENSI HARGA KOMODITAS BAWANG MERAH DI MALANG RAYA Siswantoro, Ajik; Hardana, Andrean Eka
Agrinesia: Jurnal Ilmiah Agribisnis VOL 9, NO 1, 2024
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37046/agr.v0i0.24871

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tentang efisiensi harga pada transportasi dan processing yang terdapat pada pemasaran komoditas bawang merah. Metode pengambilan responden usahatani dilakukan dengan pendekatan probability sampling dengan metode rancangan sampel acak sederhana (simple random sampling). Adapun jumlah sampel yang didapatkan berdasarkan pengambilan rumus parel adalah 37 orang (dari populasi sebanyak 356 orang). penentuan responden ditentukan melalui pendekatan nonprobability sampling dengan metode snowball sampling yaitu mengikuti alur pemasaran mulai dari petani bawang merah sampai ke tingkat konsumen akhir. Pengukuran efisiensi harga dapat ditinjau menurut biaya fungsi transportasi dan biaya fungsi prosessing yang telah dikeluarkan untuk pemasaran bawang merah. Efisiensi harga berdasarkan fungsi transportasi yaitu selisih harga antar tempat pemasaran bawang merah di daerah penelitian dan tidak lebih besar daripada biaya transportasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran. Berdasarkan efisiensi harga, pemasaran bawang merah didaerah penelitian untuk semua saluran pemasaran dapat dikatakan telah efisien, hal tersebut dikarenakan proporsi keuntungan pemasaran yang didapatkan lebih besar dibandingkan dengan biaya pemasaran yang dikeluarkan.