Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Indonesian Journal of Health Research Innovation

HUBUNGAN TINGKAT STRES DAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA SISWA SMAN 2 MATARAM Baiq Inggit Citasari; Yolly Dahlia; Ronanarasafa; Lusiana Wahyu Ratna Wijayanti
Indonesian Journal of Health Research Innovation Vol. 2 No. 3 (2025): Indonesian Journal of Health Research Innovation
Publisher : Yayasan Menawan Cerdas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64094/6jvewb62

Abstract

Stres dan kecemasan merupakan dua respons psikofisiologis yang sering muncul ketika individu menghadapi perubahan atau situasi yang menimbulkan tekanan; stres merujuk pada reaksi fisik dan emosional terhadap tuntutan lingkungan yang membutuhkan adaptasi, sedangkan kecemasan adalah respons normal tubuh terhadap kondisi yang dipersepsikan mengancam kesejahteraan. Bila keduanya berlangsung kronis pada kalangan pelajar, fungsi tidur berpotensi terganggu sehingga kualitas tidur menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara tingkat stres dan kecemasan dengan kualitas tidur pada siswa SMAN 2 Mataram. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif analitik observasional dengan desain potong lintang (cross-sectional), di mana pengukuran variabel independen (tingkat stres dan kecemasan) dan variabel dependen (kualitas tidur) dilakukan secara serentak pada satu waktu pengamatan. Sampel dipilih melalui stratified random sampling, yakni populasi dibagi menjadi strata kemudian sampel diambil secara acak dari masing-masing strata untuk memperoleh representasi yang proporsional. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square untuk menilai adanya hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan secara statistik antara tingkat kecemasan dan kualitas tidur, dengan nilai signifikansi asimptotik p = 0,000 (p < 0,05), yang mengindikasikan bahwa perbedaan yang diamati tidak mungkin terjadi akibat kebetulan semata. Temuan ini mendukung adanya keterkaitan bermakna antara tingkat stres dan kecemasan dengan kualitas tidur pada populasi siswa yang diteliti, sehingga menegaskan pentingnya upaya identifikasi dan intervensi dini terhadap faktor-faktor psikologis di lingkungan sekolah untuk mencegah gangguan tidur dan konsekuensi negatifnya terhadap kesehatan serta prestasi akademik. Penelitian lanjutan direkomendasikan untuk mengeksplorasi faktor perantara dan mekanisme kausalitas menggunakan desain longitudinal atau intervensional.
ANALISIS KORELASIONAL: EFIKASI DIRI, SLEEP QUALITY, LAMA PENGERJAAN KTI, DAN KECEMASAN PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR Dhiya Rahmatiyah; Yolly Dahlia; Ronanarasafa
Indonesian Journal of Health Research Innovation Vol. 2 No. 2 (2025): Indonesian Journal of Health Research Innovation
Publisher : Yayasan Menawan Cerdas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64094/4kngd469

Abstract

Kecemasan adalah istilah yang sangat akrab dengan menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, dan tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik. Kecemasan dapat muncul sendiri atau bergabung dengan gejala lain dari berbagai gangguan emosi (cemas, marah, takut, sedih bahkan senang sekalipun) kondisi ini dipicu oleh reaksi terhadap lingkungan. Kondisi ini menyebabkan masalah yang serius bagi sebagian orang dengan masalah   kecemasan, hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa kasus bunuh diri yang    pada awalnya terjadi masalah kecemasan hingga mengalami depresi yang berat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara efikasi diri, kualitas tidur, dan lama pengerjaan dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun KTI di Fakultas Kedokteran Unizar. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan melibatkan 102 responden, yang dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Uji statistik yang digunakan dalam analisis data adalah chi-square. Terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri, kualitas tidur, dan lama pengerjaan dengan kecemasan (p-value = 0,000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri, kualitas tidur, dan lama pemgerjaan berhubungan secara signifikan dengan kecemasan. Kata Kunci: Kecemasan, efikasi diri, kualitas tidur, lama pengerjaan
ANALISIS KEPATUHAN TERAPI, DUKUNGAN KELUARGA, DAN STATUS EKONOMI SEBAGAI PREDIKTOR KEKAMBUHAN SKIZOFRENIA Nurul Anggun Safitri; Yolly Dahlia; Sulatun Hidayati; Halia Wanadiatri
Indonesian Journal of Health Research Innovation Vol. 2 No. 2 (2025): Indonesian Journal of Health Research Innovation
Publisher : Yayasan Menawan Cerdas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64094/gwqcwk26

Abstract

Skizofrenia adalah gangguan otak yang menimbulkan kelainan pada cara berpikir, persepsi, emosi, gerak, dan perilaku, salah satunya kecenderungan bertindak agresif yang paling sering tampak melalui kemarahan. Peningkatan angka kejadian skizofrenia sebagian disebabkan oleh berbagai hambatan dalam upaya pengobatan penderita. Faktor-faktor yang dapat memicu kekambuhan meliputi ketidakpatuhan terhadap terapi obat, minimnya dukungan keluarga, tekanan ekonomi, serta masalah hidup yang berat sehingga menimbulkan stres. Penelitian ini bersifat kuantitatif analitik observasional dengan rancangan cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling di Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma NTB pada periode 16 November hingga 6 Desember 2023, dengan total 80 responden. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Chi-Square. Hasil menunjukkan bahwa 60 responden (75%) mengalami kekambuhan skizofrenia dalam kategori sedang, 37 responden (46,3%) memiliki tingkat kepatuhan minum obat sedang, 69 responden (86,3%) mendapat dukungan keluarga yang baik, dan 41 responden (51,2%) berstatus ekonomi keluarga di bawah UMP. Terdapat hubungan bermakna antara kepatuhan minum obat dan kekambuhan skizofrenia (p = 0,001; p < 0,005), dukungan keluarga dengan kekambuhan (p = 0,000; p < 0,005), serta status ekonomi keluarga dengan kekambuhan (p = 0,049; p < 0,005). Berdasarkan temuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan minum obat, kualitas dukungan keluarga, dan kondisi ekonomi keluarga berhubungan signifikan dengan risiko kekambuhan skizofrenia.