Articles
MANGOSTEEN SKIN EXTRACTS DECREASE THE ACTIVITY OF THE GAMMA-GLUTAMYLTRANSFERASE (ï§-GT) SERUM ON THE CIGARETTE EXPOSURE
Raharjo, Loo Hariyanto;
Santoso, Hwa Tjeen Anna Lewi
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma Vol 3, No 1 (2014): Edisi Maret 2014
Publisher : Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Exposure to cigarette smoke can cause oxidative stress, which characterized by increased activity of g-GT serum. The skins of the mangosteen (Garcinia mangostana L.) contain anthocyanins pigments, which can act as antioxidants to reduce free radicals. This study mainly aims to investigate the effect of mangosteen skin extracts to decreased activity of g-GT serum in rats exposed to cigarette smoke. This study was true experimental designs with randomized post-test only control group design. This study used thirty male rats were dividing into six treatment groups. Rats exposed to cigarette smoke, which came from two cigarettes, for 4 weeks lead to an increase free radicals in the body. The increased activity of g-GT serum to damp the free radicals. Mangosteen skin extracts can reduce free radicals so that the activity of g-GT serum decreased.The conclusion of this research is the mangosteen skin extracts can decrease the activity of the g-GT serum.
Pengaruh Asap Rokok Elektrik terhadap Keseimbangan Asam Basa di Tubuh Manusia
Lewi, Jemima;
lewi santoso, Anna
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 3 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31004/prepotif.v8i3.32542
Rokok elektrik menarik banyak peminat karena dipasarkan menjadi salah satu alternatif perokok untuk berhenti merokok. Rokok elektrik merupakan alat yang memanaskan larutan dengan kandungan nikotin , air, propilen glikol, gliserin menjadi uap yang akan dihirup oleh pengguna. Uap ini mengandung banyak bahan kimia yang mempengaruhi paru yang merupakan organ pertama yang terpapar uap tersebut. Paru selain berfungsi untuk respirasi juga berperan dalam mengatur keseimbangan asam basa yaitu jika ph tubuh meningkat atau lebih alkalosis maka laju pernafasan akan menurun sehingga lebih banyak karbondioksida dalam darah dan ph akan menurun bertahap menjadi normal begitu juga sebaliknya. Fungsi paru ini tergantung pada struktur paru termasuk sel di paru , surfaktan, alveolus. Tujuan penelitian untuk menjelaskan pengaruh asap rokok elektrik terhadap keseimbangan asam basa di tubuh manusia. Artikel membahas bahan yang selalu ada di asap rokok elektrik yaitu nikotin , gliserin atau propilen glikol , logam. Beberapa jurnal dan artikel yang meneliti efek dari bahan larutan rokok elektrik terhadap organ paru khususnya. Beberapa penelitian menunjukkan efek bahan kimia di asap rokok elektrik yang memicu hipoksia, hiperkarbia dan gangguan keseimbangan asam basa di tubuh manusia Penelitian secara biomolekuler diperlukan untuk mengetahui efek bahaya dalam asap rokok elektrik khususnya pada organ paru.
PROBIOTIK DAN DIARE PADA ANAK
Santoso, Anna Lewi;
Santoso, Jemima Lewi;
Sanjaya, Ayling
Prosiding Seminar Nasional COSMIC Kedokteran Vol 3 (2025): Edisi 2025
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Mikroflora pada usus berfungsi sebagai penyerapan nutrisi, sistem imun juga sebagai barrier terhadap organisme patogen seperti bakteri, virus dan jamur. Bila terjadi kerusakan yang disebabkan oleh sakit yang lama atau berulang (diare), environmental enteric dysfunction (EED) yang etiolaginya belum diketahui dengan pasti (lebih dari 40% kasus stunting) akan menganggu keseimbangan antara pasien dan mikroflora usus, sehingga terjadi pertambahan organisme patogen yang akan menembus mukosa barrier usus, sehingga diare berulang dan dapat mengakibatkkan infeksi sistemik. Probiotik yang berasal dari organisme mikrobiota usus (tunggal atau kombinasi) untuk memperbaiki mikroflora usus juga bisa menjadi flora normal usus akan meningkatkan barrier usus. Tujuan: Artikel-artikel tentang probiotik dan diare, khususnya pada anak direview, tentang peran probiotik untuk pencegahan diare dan patogenesis diare. Metode: artikel dan jurnal di PUBMED, google scholar dikumpulkan mulai tahun 2014-2024. Hasil: probiotik dapat memperbaiki ketidakseimbangan antara mikrobiota usus dan fungsinya sebagai barrier. Probiotik telah digunakan di berbagai kasus kesakitan anak (diare), tetapi perlu dilakukan penelitian lebh lanjut dengan multisenter kapan dan dosis secara rutin untuk anak-Kesimpulan: probiotik dapat mencegah, meningkatkan kemampuan antipatogen, memperpendek durasi diare dan mengurangi reinfeksi diare.
ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA KEHAMILAN PENYEBAB STUNTING PADA ANAK
Nanda, Karisa Betha;
Anggono, Susan Jocelyn;
Tjokro, Vanessa Susanto;
Putri, Diah Arrizah;
Santoso, Anna Lewi
Prosiding Seminar Nasional COSMIC Kedokteran Vol 3 (2025): Edisi 2025
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Latar Belakang: Anemia adalah kondisi konsentrasi hemoglobin (Hb) dalam darah yang lebih rendah dari kadar normal. Anemia pada kehamilan dapat meningkatkan angka terjadinya stunting pada anak. Hal ini dapat terjadi karena ketidakcukupan pemenuhan energi bagi ibu dan janinnya sehingga dapat menyebabkan stunting di kemudian hari. Kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia mencapai angka 48,9%. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang ditandai dengan tinggi badan kurang dari standar usianya, yang menjadi suatu indikator gizi buruk kronis. Kejadian stunting di Indonesia mencapai angka 21,6%. Tujuan: Menganalisis faktor risiko anemia pada kehamilan penyebab stunting pada anak. Metode: Pencarian jurnal melalui Google Scholar dan Researchgate. Hasil Penelitian: Anemia pada kehamilan dapat menyebabkan stunting pada anak. Kesimpulan: terdapat hubungan antara anemia ibu hamil terhadap kejadian stunting pada anak.
A literature review PERAN MTORC1 DAN HORMON IGF-1: RISIKO OBESITAS PADA DEWASA DARI STUNTING
Anggono, Susan;
Tjokro, Vanessa Susanto;
Putri, Diah Arrizah;
Nanda, Karisa Betha;
Santoso, Anna Lewi
Prosiding Seminar Nasional COSMIC Kedokteran Vol 3 (2025): Edisi 2025
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Latar belakang: Stunting didefinisikan sebagai kekurangan gizi dalam kurun waktu 1000 hari pertama kehidupan akibat ketidaksesuaian pemberian makanan dengan pemenuhan kebutuhan gizi. Anak dengan stunting memiliki aktivitas mTORC1 yang menurun dibandingkan dengan anak seusianya. Penurunan ini akan menurunkan aktivitas IGF-1 sehingga proses oksidasi lemak menurun dan menyebabkan penumpukan lemak sehingga terjadi obesitas. Obesitas merupakan penyakit kronis dengan deposit lemak berlebihan pada tubuh yang menyebabkan permasalahan kesehatan. Pada tahun 2018, sekitar 7,6 juta anak usia sekolah dan 3,3 juta remaja di Indonesia hidup dengan kelebihan berat badan atau obesitas. Tujuan: Menganalisis peran mTORC1 dan IGF-1 pada anak stunting terhadap kejadian obesitas pada dewasa. Metode: Pencarian jurnal melalui PubMed, Google Scholar, serta situs resmi lainnya (WHO, CDC, Kemenkes RI,dll) Hasil Penelitian: Stunting meningkatkan risiko terjadinya obesitas/overweight pada anak-anak. Kesimpulan: Stunting dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas pada saat dewasa.
ETHANOL EXTRACT OF MANGOSTEEN PEEL REDUCES HISTOLOGICAL COUNT OF ALVEOLAR MACROPHAGE AND PULMONARY ALVEOLAR SPACE SIZE IN MALE WHITE RATS (Rattus norvegicus) EXPOSED TO CIGARETTE SMOKE
Santoso, Anna Lewi
Folia Medica Indonesiana Vol. 51 No. 4 (2015): Oktober - December 2015
Publisher : Universitas Airlangga
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (238.516 KB)
|
DOI: 10.20473/fmi.v51i4.2853
This study aims to analyze histological alveolar macrophage cell number and width of pulmonary alveolar space white male rats given ethanol extract of mangosteen peel and then exposed to cigarette smoke. Smoking can reduce antioxidant and increases free radicals, so it is recommended increasing the antioxidants found in many mangosteen rind. This research was an experimental laboratory using the randomized post test-only control group design. White rats male were chosen randomly into 5 groups (K1, K2, P1, P2, P3). K1 (control-), only the Na-CMC 0.5%, K2 (control+) given Na-CMC 0.5% solution and smoke, P1, P2, P3 given the ethanol extract of mangosteen rind (50, 100, and 200mg/kg wt) and smoke. The data were tested normality and homogenity. Then they were analyzed with one-way Anova, LSD. Data that are not normally tested with Robust tests – (Brown-Forsythe) and Tamhane's. Correlation test with Pearson and Spearman. Robust test results, the number of alveolar macrophages, value p=0.000 (p
PENGARUH EKSTRAK ETANOL BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia) TERHADAP JUMLAH SEL HEPATOSIT NEKROSIS PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) HIPERGLIKEMIK
Goein, Amadeus Michel;
Sudibjo, Sudibjo;
Santoso, Anna Lewi
Bahasa Indonesia Vol 1 No 1 (2020): Prominentia Medical Journal
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37715/pmj.v1i1.1432
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstraketanol buah mengkudu (Morinda citrifolia) terhadap gambaran histologijumlah sel hepatosit yang nekrosis pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus)kondisi hiperglikemik. Jenis penelitian ini adalah eksperimental murni denganmenggunakan metode Randomized Post Test Control Group Design. Sampeldari penelitian ini adalah hewan coba yang ditempatkan secara acak dansederhana (Simple Random Sampling). Perlakuan dilakukan kepada tikuskontrol normal (tanpa perlakuan), tikus kontrol diabetes (diinduksi aloksan 150mg/ kgBB), dan kontrol dosis 50, 100, dan 150 mg/kgBB. Hasil analisis datapenelitian ini menggunakan uji One Way ANOVA. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia) memilikipengaruh terhadap gambaran histologi jumlah sel hepatosit yang nekrosis.Jumlah sel hepatosit nekrosis tikus putih jantan kondisi hiperglikemik yangdiberi dosis ekstrak etanol buah mengkudu 50 mg/ kgBB/ hari adalah sebesar38.76 sel, pada jumlah sel hepatosit nekrosis tikus putih jantan kondisihiperglikemik yang diberi dosis ekstrak etanol buah mengkudu 100 mg/ kgBB/hari adalah sebesar 30.64 sel, sedangkan jumlah sel hepatosit nekrosis tikusputih jantan kondisi hiperglikemik yang diberi dosis ekstrak etanol buahmengkudu 150 mg/ kgBB/ hari adalah sebesar 21.24 sel. Ektrak buah morindaterbukti dapat menurunkan jumlah sel hepatosit yang nekrosis pada hewancoba hiperglikemik.
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Tumbuh Kembang Anak Balita Di Mojokerto
Prameswari, Yaasmiin Zivana Regita;
Santoso, Anna Lewi;
Sanjaya, Ayling;
Parmasari, Wahyuni Dyah
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 7 (2025): Volume 12 Nomor 7
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33024/jikk.v12i7.19520
Pertumbuhan dan perkembangan anak balita merupakan proses penting yang dipengaruhi oleh berbagai factor salah satunya adalah pola asuh orang tua. Pola asuh yang diterapkan sejak dini diyakini berkontribusi terhadap optimalisasi tumbuh kembang anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pola asuh orang tua dengan tumbuh kembang anak balita di wilayah kerja Puskesmas Jetis Mojokerto. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan pendekatan observasional analitik. Sebanyak 45 anak usia 1–5 tahun dipilih secara acak menggunakan metode simple random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner pola asuh (PSQ), pengukuran antropometri, dan Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP) yang kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square dengan tingkat signifikansi α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden (97,8%) menerapkan pola asuh authoritative. Sebagian besar anak memiliki pertumbuhan sesuai usia (88,9%) dan perkembangan sesuai usia (93,3%). Hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan pertumbuhan (p = 1) maupun perkembangan anak balita (p = 0,067). Kesimpulannya, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan tumbuh kembang anak balita. Penelitian lebih lanjut disarankan mempertimbangkan faktor lain seperti nutrisi, genetik, status sosial ekonomi, dan stimulasi lingkungan.
REVIEW PERAN VAKSIN DEMAM TIFOID UNTUK WISATAWAN DI DAERAH TROPIS
Lewi Santoso, Anna;
Sanjaya, Ayling;
Santoso , Jemima Lewi;
Njoto, Ibrahim
Jurnal Medicare Vol. 4 No. 3: JULY 2025
Publisher : Rena Cipta Mandiri
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.62354/jurnalmedicare.v4i3.226
Typhoid fever is a systemic infectious disease caused by Salmonella enterica subspecies enterica serovar Typhi (S. Typhi). Transmission commonly occurs through food or drinks contaminated with the feces or urine of infected individuals. Travelers to endemic areas, particularly tropical regions, are at high risk of infection. Symptoms include high fever, nausea, and abdominal pain. Improvements in sanitation and hygiene have contributed to a decline in typhoid incidence; however, the effectiveness of antibiotic treatment is decreasing due to rising resistance. Vaccination has become a highly recommended preventive measure for both local populations and travelers. This study is a literature review of English-language articles published between 2014 and 2024, sourced from PubMed (106 articles), Google Scholar (915), and ProQuest (14), using the keywords “typhoid fever” and “vaccine.” A total of 49 relevant articles were analyzed. The results show that the World Health Organization (WHO) recommends typhoid vaccination in endemic areas. In conclusion, vaccination is effective in reducing morbidity and mortality rates and in preventing antibiotic resistance. Well-planned preventive strategies are essential for protecting public health.
Neonatal Jaundice History as a Risk Factor for Speech Delay in Children Aged 0–6 Years
Sanjaya, Ayling;
Prasetyo, Mohammad Yudhi;
Santoso, Anna Lewi
Health Notions Vol 9, No 8 (2025): August
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (HNST)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33846/hn90802
Untreated neonatal jaundice can result in neurological complications, including speech delay. This study aimed to analyze the association between a history of neonatal jaundice and speech delay in children aged 0–6 years at a Private Clinic in Malang. This research applied a case-control design with a total sample of 60 children, including 30 children with speech delay and 30 children with normal speech development. Jaundice history data were collected through parent questionnaires, while speech development was assessed using the Developmental Pre-Screening Questionnaire. Data analysis used the Chi-Square test with a significance level of 0.05. The results showed no statistically significant relationship between neonatal jaundice and speech delay (p = 0.103). However, the Odds Ratio of 2.875 indicated that children with a history of neonatal jaundice were at a higher risk of experiencing speech delay. In conclusion, although no statistically significant association was found, a history of neonatal jaundice may serve as a risk factor for speech delay in children aged 0–6 years. Therefore, early developmental monitoring is strongly recommended for children with such a history. Keywords: bilirubin; early childhood; neonatal jaundice; speech delay