Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KONSUMSI ROKOK TEMBAKAU DI INDONESIA : ANALISIS DATA SUSENAS 2017 Junaidi, Edi; Marini, Ice
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 7, No 1 (2022): JIMKesmas (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jimkesmas.v7i1.23428

Abstract

AbstrakMerokok adalah aktivitas yang mengganggu kesehatan dan tingkat konsumsi masih sangat tinggi di Indonesia. Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar 4 di dunia dan jumlah konsumen rokok tertinggi di dunia dan diprediksi lebih dari 97 juta penduduk Indonesia terpapar oleh rokok. (Riskesdas, 2013). Kajian yang dilakukan oleh litbangkes tahun 2015 terdapat lebih dari 230.000 jiwa meninggal akibat produk tembakau setiap tahunnya. Selain itu jika merujuk pada data Riskesdas ada peningkatan prevalensi perokok umur 10 tahun dari 28,8% pada 2013 meningkat pada 29,3% pada tahun 2018. (Riskesdas, 2018). Tujuan :  Mengetahui determinan sosial ekonomi perilaku konsumsi rokok tembakau di Indonesia. Metode : Desain pada penelitian ini menggunakan studi potong lintang (cross sectional) dengan menggunakan data sekunder dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Tahun 2017.Analisis bivariat menunjukkan 8 variabel independen (jenis kelamin, usia pertama kali menikah, pendidikan, status bekerja, pendapatan) signifikan  berhubungan terhadap konsumsi rokok Tembakau. Variabel independen yang paling berhubungan adalah variabel pendapatan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai nilai p-value 0,001,variabel jenis kelamin dengan kategori laki-laki memiliki OR tertinggi adalah variabel pendapatan sangat tinggi (1,26) sedangkan yang nilai OR terendah terdapat pada variabel usia pertama kali menikah kategori belum kawin  (0,69). Serta analisis multivariat variabel paling berhubungan dengan perilaku konsumsi rokok Tembakau adalah variabel pendapatan. Variabel paling berhubungan dengan perilaku konsumsi rokok Tembakau adalah variabel pendapatan serta memiliki nilai OR tertinggi terdapat pada variabel status perkawinan dengan nilai OR (1,98). Rokok Tembakau harus dikendalikan dengan mengontrol perkembangan diberbagai data sekunder yang dilakukan oleh pemerintah, baik itu data SDKI, RISKESDAS, atau pun SUSENAS. Terkhusus kepada BPS mengenai jumlah konsumsi rokok tembakau yang belum ada atau di kuisioner data SUSENAS 2017. Kata kunci : faktor-faktor yang berhubungan,  perilaku, rokok tembakau
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan dengan Perilaku Pencegahan Infeksi dan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) Ice Marini
Jurnal MIDPRO Vol 11, No 2 (2019): JURNAL MIDPRO
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/md.v11i2.105

Abstract

Di Kabupaten Lebak sampai tahun 2017 terdapat 93 kasus HIV dan setiap tahun terjadi kasus penularan HIV dari ibu ke anak. Bidan beresiko tinggi tertular HIV saat menolong persalinan, petugas kesehatan harus menerapkan kewaspadaan universal (Universal Precautions) sebagai      upaya pengendalian infeksi. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap bidan dengan perilaku  pencegahan infeksi dan Pencegahan penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) di Kabupaten Lebak.  Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan cross secsional. Jumlah sampel penelitian adalah 159  responden. Pengambilan sampel dengan stratified proposional random sampling yang dilakukan pada 30 Puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, ketersediaan alat pelindung diri, pengawasan dan dukungan rekan kerja dengan perilaku pencegahan infeksi dan PPIA. Disarankan melakukan pelatihan tentang program PPIA agar pelaksanaanpelayanan   sesuai dengan pedoman PPIA nasional. Evaluasi terhadap pengadaan alat sarana dan prasarana pada bidan desa untuk menunjang perilaku pencegahan infeksi yang baik.
Factors That Influenced A Generation Z In Search Of Health Information On The Internet Ice Marini; Koniasari Koniasari
Jurnal EduHealth Vol. 14 No. 02 (2023): Periode April-June, 2023
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.739 KB)

Abstract

Generation Z is a transitional generation from the previous generation and is also known as iGeneration, the net generation or internet generation. The age group of 18 – 24 years is the highest group in the use of online services with a minimum access of 1 time per month compared to other age groups. Research on adolescent sexual behavior (JHCCO-UGM in 2017) states that adolescents aged 15-19 years seek information about health from peers and the internet.The purpose of this study is to determine the factors that influence Generation Z in seeking health information through the internet. This study used a cross sectional study design with a total sample of 84 people and taken by accidental sampling. Data was collected by distributing questionnaires, the data were analyzed descriptively and used chi-square test. The results of the bivariate study showed that there was no relationship between gender (p=0.463), age (p=1,000) with searching health information via the internet, but there was a relationship between internet use (p=0.000), attitude (p=0.030) and knowledge (p= 0.000). The results of the multivariate test showed that knowledge had the most significant relationship with searching health information via the internet. There is a need for socialization to generation Z regarding health information and internet safety so that they can be more precise in using the internet as a medium for health information
PEMBERDAYAAN KELOMPOK RELAWAN (NON MEDIS) DALAM MANAJEMEN PENCEGAHAN PENYAKIT DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI LOKASI BENCANA Emmelia Kristina Hutagaol; Ice Marini; Afif Wahyudi
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i3.15915

Abstract

ABSTRAKKejadian bencana di Indonesia pada tahun 2022 menurut data BNPB sebanyak 3.522 bencana alam yang berpotensi mengakibatkan adanya pengungsi.Pengungsian merupakan tempat berkumpulnya manusia dalam jumlah banyak namun seringkali tidak dapat didukung dengan fasilitas yang memadai dalam jangka waktu cepat karena situasi darurat bencana. Kumpulan manusia dari berbagai wilayah dengan berbagai latar belakang riwayat penyakit serta hadirnya para pekerja penanggulangan bencana dari berbagai daerah dapat meningkatkan resiko penyebaran penyakit. Untuk mencegah penyebaran penyakit dan penyebaran infeksi maka perlu ditingkatkan edukasi atau pemahaman tentang langkah  pencegahannya.Dari hasil penelitian pengabdi diketahui bahwa belum semua relawan (non medis) memahami tentang manajemen pencegahan penyakit dan pencegahan infeksi. Hal ini disebabkan karena belum adanya pelatihan sejenis yang diadakan secara gratis. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dari para relawan penanggulangan (non medis) dan  meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan penyakit dan infeksi bagi diri sendiri dan orang lain . Pada Pelaksanaan pengabdian menggunakan metode diskusi dan seminar yang dilaksankan secara hybrid. Pada akhir kegiatan dilaksanakan evaluasi terhadap pemahaman manajemen PPI Dari hasil pre-test sebanyak 36 orang mendapatkan nilai rata-rata 63 dan sebanyak 60 orang rata-rata mendapatkan nilai 48.Setelah mengikuti workshop hasil post-test peserta sebanyak 18 orang yang mendapatkan nilai rata-rata 58 dan 78 orang mendapatkan nilai rata-rata 82. Kata kunci: .penyakit menular; petugas di bencana; pencegahan infeksi. ABSTRACTAccording of BNPB data, there are 3.522 natural disaster ini Indonesia during 2022. The natural disasters resulting “disaster survival” which have to  stayed in shelter. The large number of disaster survival in one place without supported with adequate facilities in a short time due to a disaster emergency situation. Many people from various regions with various background and disease histories including the presence of disaster management worker can increase the risk of spreading disease.To prevent spreading disease and infection all people in disaster site has to understand how to do that, and it can be initiated by the disaster management officer. From the results of the volunteers’s research known that not all volunteers (non-medical) have the understanding for disease and infection prevention management.During this time there is an absence of similar training which is held free of charge. The purpose of this event is to increase the understanding about the prevention and awareness of disease transmission and infection the non-medical volunteer for disaster management. To finding out about how the training going well, there are pre-test and post-test and certificate to all participants. The result of this community service activity is the understanding the participant are increase about the prevention and awareness of disease transmission and infection in disaster area. The pre-test result shown that 36 respondent approximately 63 point and 60 respondent got 48 points, but at the end of training the result shown 78 respondents got 82 points and 18 respondents got 58 point. Keywords: communicable diseases; disaster; disaster officer; infection prevention
Workshop Pemanfaatan Layanan Digital Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Di Puskesmas Cikarang Kabupaten Bekasi Tahun 2023 Afif Wahyudi Hidayat; Lyliana Endang Setianingsih; Ice Marini
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat
Publisher : Progran Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpm.v4i2.316

Abstract

Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Cikarang ditemukan peserta BPJS Kesehatan belum bisa mengakses sendiri aplikasi tersebut, hal ini juga berdampak pada pencapaian target kunjungan online puskesmas. Tujuannya memberikan pengetahuan kepada masyarakat dalam menggunakan aplikasi Mobile JKN agar memudahkan akses pasien BPJS Kesehatan mendapatkan pelayanan kesehatan yang cepat dan efisien. Metode, memberikan workshop, ceramah, tanya jawab, diskusi dan praktik. Materi yang disampaikan adalah macam-macam fitur yang ada di aplikasi tersebut. Setelah materi selesai disampaikan masyarakat diajak untuk langsung mempraktikkannya dan monitoring evaluasi dalam bentuk pre-test dan post-test. Hasil yang didapatkan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sebelum dilakukan workshop dari 25 responden memiliki hasil pre-test pengetahuan tentang pemanfaatan Aplikasi BPJS Kesehatan Mobile JKN dalam kategori cukup 57,2 %, sesudah dilakukan workshop pemahaman Mobile JKN maka hasil post-test dari 25 responden terdapat peningkatan pengetahuan atau pemahaman sebanyak 94,4 % dalam kategori baik tentang pemanfaatan Aplikasi Mobile JKN. Sehingga persentase mengalami peningkatan pengetahuan atau pemahaman sebesar 37,4 %. Kemudian setelah dilakukan evaluasi ada peningkatan pemahaman dalam penggunaan Aplikasi Mobile JKN seperti mengetahui antrian online, konsultasi dokter, penambahan peserta, info ketersediaan tempat tidur, info lokasi faskes, info iuran, perubahan data peserta, info program JKN, info riwayat pelayanan, pengaduan layanan JKN, info jadwal tindakan operasi, info iuran, skrining riwayat kesehatan, info virtual account dan info riwayat pembayaran. Kesimpulan, tercapainya workshop yang diharapkan pihak manajemen puskesmas cikarang dan khususnya pasien peserta BPJS Kesehatan, peningkatan kemampuan pemahaman penggunaan Mobile JKN meningkat 50-60 %, dengan ciri atau tanda hasil pre-test dan pos-test yang menunjukan hasil yang signifikan.
Pelatihan Penggunaan Google Form Untuk Pengumpulan Data KIA Pada Kader Posyandu Ice Marini; Emmelia Kristina Hutagaol; Afif Wahyudi Hidayat
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat
Publisher : Progran Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpm.v4i2.317

Abstract

Angka kematian ibu yang masih tinggi serta adanya angka kematian anak dapat ditekan dengan upaya perbaikan pencatatan dan pelaporan di Posyandu sehingga bisa mendeteksi dini risiko kejadian yang mengarah kepada AKI. Kader merupakan pengelola Posyandu yang mempunyai kompetensi dasar untuk melakukan pencatatan dan pelaporan. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam mengumpulkan data kesehatan ibu dan anak. Metode yang digunakan adalah penyuluhan edukasi untuk peningkatkan pengetahuan dengan diawali pretest dan diakhiri posttest untuk mengevaluasi kegiatan, kegiatan ini dilaksanakan pada hari pertama. Selanjutnya pada hari kedua dilaksanakan pemaparan materi dan praktik membuat google form untuk mengumpulkan data KIA. Hasil dari pengabdian masyarakat ini terjadi peningkatan skor nilai rata-rata pengetahuan kader dari 30 (pretest) menjadi 73 (posttest). Untuk praktik membuat google form didapatkan hasil 90% kader mengerti dan bisa membuat google form, menyebarkan link dan melihat data yang sudah diisi. Kesimpulan terjadi peningkatan pengetahuan dengan metode edukasi dan para kader mengerti cara membuat google form.
Pelatihan Keselamatan Pasien Bagi Kader Kesehatan di Puskesmas Cikarang Lyliana Endang Setianingsih; Ice Marini; Emmelia Kristina Hutagaol; Afif Wahyudi Hidayat; Anom Dwi Prakoso
Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat
Publisher : Progran Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpm.v4i2.321

Abstract

Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang menjamin proses pelayanan pasien lebih aman, yang meliputi penilaian risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan pencegahan timbulnya risiko. Kejadian tidak diharapkan dalam pelayanan kesehatan bisa mengakibatkan cedera pada pasien, dapat berupa cedera ringan, cedera sedang, cedera berat, bahkan kematian. Kader kesehatan merupakan mitra petugas kesehatan yang memiliki kontribusi dalam suatu wilayah kerja Puskesmas. Dalam melaksanakan tugasnya, para kader kesehatan harus memiliki pengetahuan yang cukup dalam pelayanan masyarakat, salah satunya adalah yang terkait dengan keselamatan pasien.  Sebagai solusi permasalahan, maka kegiatan pengabdian masyarakat yang diadakan untuk kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Cikarang, meliputi topik pelatihan mengenali faktor bahaya dan faktor risiko di tempat kerja, serta menciptakan budaya aman saat melayani masyarakat. Berdasarkan hasil skor pre-test dan post-test, serta tingginya antusiasme kader saat mengikuti pelatihan, maka kegiatan pengabdian masyarakat dinilai cukup berhasil meningkatkan kemampuan kader untuk mengenali faktor bahaya dan faktor risiko, sehingga dapat mencegah terjadinya kejadian tidak diharapkan saat melayani masyarakat.
EDUKASI METODE PROMOSI KESEHATAN BAGI KADER POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WANASARI Ice Marini; Lyliana Endang Setianingsih; Anom Dwi Prakoso
Jurnal Abdi Insani Vol 10 No 4 (2023): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v10i4.1150

Abstract

Introduction (Background): Data form the Ministry of Health in 2019, active posyandu in Indonesia was 65.42%, while the national target was 80%. The Bekasi District Health Service in its health profile stated that coverage for weighing toddlers in 2020 was 33.93%, decrease from coverage in 2019, this occurred due to the pandemic. Furthermore, the health office instructed health workers and cadres to reopen Posyandu dan carry out innovation activities such as developing promotional media for Posyandu service. Objective: The aim of as developing promotional media for Posyandu service. Objective: The aim of this community service is to increase cadres knowledge about health promotion media that can be used in Posyandu services and to carry out assistance activities in the implementation of Posyandu. Method: This community service is carried out through education for Posyandu cadres RW 11. Education is provided with pretest and posttest activities to measure increased knowledge. Mentoring activities are also carried. Result: The result of the activity showed an increase in knowledge with an average pretest score of 45.3 to 77.6 on the posttest. The cadres chose to make a flyer as a promotional invitation to go to Posyandu which was distributed in the WhatsApp group for mothers of toddlers. For the slogan for inviting people to the Posyandu, cadres used the slogan “Gerakan Oppa (Opss, jangan lupa ke Posyandu)” to be included on a banner that could be clearly read by Posyandu visitors. During the mentoring activity, cadres were given several posters to display in Posyandu. Then a pocket book with the title “health promotion methods in Posyandu” was also given to cadres as a guide for choosing promotion methods that were appropriate for the local Posyandu. Conclusion: There is an increase in knowledge form educational activities about health promotion media at Posyandu. Cadres chose flyer as the promotional method used at Posyandu.
Analisis tingkat pemahaman relawan penanggulangan bencana (non medis) terhadap manajemen pencegahan dan pengendalian infeksi di lokasi pengungsian tahun 2022 Hutagaol, Emmelia Kristina; Marini, Ice; Hidayat, Afif Wahyudi
Jurnal Praktik Dan Pendidikan Keperawatan Vol 3 No 2 (2023): Journal of Nursing Practice and Education
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Garawangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jnpe.v3i2.752

Abstract

Latar Belakang : Lokasi bencana alam lingkungan yang bersih sulit di wujudkan, namun dengan peran serta berbagai pihak termasuk masyarakat lingkungan yang bersih dapat dicapai.Metode: Penelitian ini merupakan deskriptif korelasional dengan mencari tahu hubungan tingkat pengetahuan dan melaksanakan manajemen pengendalian infeksi para relawan (non medis) di lokasi bencana. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling.Hasil: responden memiliki tingkat pemahaman  69,5%, memiliki tingkat empati yang rendah 55,5%, memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi tentang manajemen pencegahan penyakit dan pengendalian infeksi di lokasi bencana 63,4%.Kesimpulan: Tingkat pemahaman manajemen pencegahan penyakit dan pengendalian infeksi di pengaruhi oleh usia, pendidikan, pengalaman relawan. Motivasi relawan penanggulangan bencana yang diukur  dari nilai  pengorbanan, nilai empati, nilai komitmen, status pernikahan dan status pekerjaan tidak mempengaruhi tingkat pemahaman para relawan tentang manajemen penyakit dan pengendalian infeksi. Gambaran kondisi para relawan penanggulangan bencana di Indonesia guna pengambilan kebijakan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat.
Faktor yang berhubungan dengan kinerja kader dalam upaya pelaksanaan program posyandu balita Marini, Ice; Prakoso, Anom Dwi; Hutagaol, Emmelia Kristina
Jurnal Praktik Dan Pendidikan Keperawatan Vol 4 No 1 (2023): Journal of Nursing Practice and Education
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Garawangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jnpe.v4i1.815

Abstract

Latar Belakang: Data Kementrian Kesehatan pada akhir 2019 terdapat 298.058 posyandu di Indonesia dan 65,42% yang aktif, angka ini jauh dari target nasional 80%. Kader memiliki peran selain dari tenaga pendamping juga sebagai penggerak masyarakat untuk berperan serta dalam upaya kesehatan sesuai kewenangannya, penggerak masyarakat untuk berperan serta dalam upaya kesehatan dan juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke Posyandu.Metode: Desain penelitian ini menggunakan desain cross secsional study. Sampel pada penelitian ini 96 orang, diambil secara purposive sampling. Pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner,  data dianalisis secara statistik deskriptif dan uji chi-square.Hasil: Karakteristik responden hampir seluruh responden (96,9%) berusia diatas 25 tahun, Sebagian kecil responden (14,6%) berpendidikan > SMA. Hasil bivariat diperoleh tidak ada hubungan usia (p=0,569), pendidikan (p=0,118), pengetahuan (p=0,155) dengan kinerja kader, namun ada hubungan masa kerja (p=0,020), motivasi (p=0,002) dengan kinerja kader.Kesimpulan: hampir seluruh responden(96,9%) berusia diatas 25 tahun, dan (85,4%) berpendidikan ≤ SMA, lebih dari separuh responden (58,3%) menunjukkan kinerja kurang baik. Terdapat hubungan masa kerja dan motivasi dengan kinerja kader.