Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Application of Health Belief Model on Factors Affecting Participation in the National Health Insurance Scheme among Informal Sector Workers in Kudus, Central Java Prakoso, Anom Dwi; Sulaeman, Endang Sutisna; Suryono, Arief
Journal of Health Policy and Management Vol. 5 No. 1 (2020)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.59 KB)

Abstract

Background: Universal Health Coverage is the mandate of the Pancasila and 1945 Constitution. UHC's target on January 1st, 2019 is that all Indonesians are covered by the National Health In­su­ran­ce (JKN). Meanwhile, the participation of informal workers as of May 1, 2019 only reached 57%. The cross subsidy system is not optimal and the budget deficit will continue to be experienced because the­re are still many citizens who have not joined JKN. This study aimed to analyze the de­ter­mi­nants of the participation of informal workers in the national health insurance program in Kudus using the Health Belief Model.Subjects and Method: This was case control study,conducted in 5 sub-districts in Kudus Re­gen­cy, Cen­tral Java from September to October 2019. Total of 200 informal workers were selected by pur­posive sampling, it were devided into two groups including 100 in case group and a 100 in con­trol group. The dependent variable was the participation of informal workers in the JKN program. The independent variables were perception of vulnerability, perception of seriousness, perspective of be­nefits, family support, self-efficacy, and social environment. The data collection was per­for­med using a questionnaire and data analysis with logistic regression using stata 13.Results: The participation of informal workers in the JKN program increased with knowledge of ≥Senior high school (b = 5.09; 95% CI = 0.32 to 9.87; p = 0.036), high perception of vulnerability (b = 3.01; 95% CI = 0.26 to 5.75; p = 0.031), high perceived seriousness (b= 5.38; 95% CI = 2.14 to 8.61; p= 0.001), high perceived benefit (b= 3.86; 95% CI= 0.39 to 7.34; p= 0.029), strong family support (b= 7.26; 95% CI= 2.69 to 11.82; p= 0.002), strong self-efficacy (b = 3.98; 95% CI = 0.98 to 6.98; p= 0.009) and a supportive social environment (b = 4.51; 95% CI= 1.61 to 7.40; p= 0.002).Conclusion:Knowledge, perception of vulnerability, perception of seriousness, perceived use­ful­ness, family support and social environment influence the participation of informal workers in the JKN program.Keywords: universal health coverage, national health insurance, health belief modelCorrespondence: Anom Dwi Prakoso, Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126, Central Java, Indonesia. Email: anomdwiprakoso@gmail.com. Mobile: +62­895363­054­393.Journal of Health Policy and Management (2020), 5(1): 61-73https://doi.org/10.26911/thejhpm.2020.05.01.06
Pengaruh Pendapatan, Pengetahuan Dan Kerentanan Penyakit Terhadap Willingness To Pay (WTP) Premi Jaminan Kesehatan Pada Pekerja Sektor Informal Dwi Prakoso, Anom
KESMAS UWIGAMA: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 7 No 1 (2021): June
Publisher : Universitas Widya Gama Mahakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24903/kujkm.v7i1.1094

Abstract

Background: The Indonesian Government's target of Universal Coverage or 100% Health Insurance participation by 2019 failed to be achieved, even until the end of October 2020. The failure of universal coverage resulted in BPJS Health's finances getting worse after experiencing a deficit. Informal sector workers are the most dominant sector that has not participated in the Health Insurance scheme, totaling 30,487,891 workers. Low income, uncertainty each month, and the increase in contributions resulted in a decrease in Willingness to pay Health Insurance contributions. Research purposes: The purpose of this study is to analyze the effect of income, knowledge, and disease susceptibility to the willingness to pay (WTP) of health insurance contributions to informal sector workers. Method: This cross-sectional research was conducted in Kudus Regency, Central Java in January-February 2020. Sampling used purposive sampling with a total of 200 informal sector workers who had not yet participated in BPJS Kesehatan. The dependent variable is a willingness to pay. The independent variables are income, knowledge, and disease susceptibility. Data collection using a questionnaire and data analysis with logistic regression. Result: Willingness To Pay health insurance contributions for informal sector workers increased in income ≥Rp 2,218,451 (b = 2.02; 95% CI = 1.01-3.55; p = 0.044), high knowledge (b = 4.64; 95% CI = 2.36-8.31; p <0.001), high disease susceptibility (b = 3.01; 95% CI = 0.26-5.75; p = 0.031). Conclusion: Income, knowledge, and disease vulnerability have a significant effect on the willingness to pay for health insurance contributions for informal sector workers. Keywords: Universal Health Coverage; Willingness To Pay; Health Insurance; informal sector workers.
STUDI CASE CONTROL : PEMANTAUAN PERTUMBUHAN, PEMBERIAN MAKAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STUNTING PADA ANAK PANTI ASUHAN DI KOTA SEMARANG: STUDI CASE CONTROL Anom Dwi Prakoso; Akhmad Azmiardi; Gabriela Advitri Febriani; Ayu Anulus
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jikbh.v12i2.336

Abstract

Penurunan angka stunting masih menjadi priotitas utama dalam rangka tujuan pembangunan nasional. Indonesia menjadi Negara kedua dengan angka kasus stunting tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah kamboja.  Hasil survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada tahun 2019 menunjukkan bahwa 1 dari 3 anak di Indonesia  terbukti mengalami stunting. Hal ini merupakan masalah serius mengingat sumberdaya yang paling berharga bagi suatu negara adalah sumber daya manusia. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara pemantauan pertumbuhan dan pemberian makan oleh pengasuh dengan kejadian stunting pada anak panti asuhan di Kota Semarang tahun 2019. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif analitik melalui pendekatan case control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak panti asuhan di Kota Semarang. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 48 anak stunting sebagai kelompok kasus dan 48 anak normal sebagai kelompok kontrol dengan rentang usia 8-18 tahun dan diambil secara Purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuesioner, microtoise dan aplikasi WHO Antro Plus. Analisis data diolah dengan spss menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian menunjukkan pemantauan pertumbuhan oleh pengasuh tergolong kurang baik (51.04%) dan pola pemberian makan tergolong kurang baik (54,17%). Uji statistik menunjukkan bahwa kejadian stunting memiliki hubungan yang signifikan dengan pemantauan pertumbuhan (p=0.025) dan pola pemberian makan (p=0.001). Diperlukan pemantauan kesehatan rutin dan edukasi dari petugas puskemas kepada pengasuh tentang cara menentukan status gizi anak dan pola asuh gizi yang benar dan baik.
POTRET SPASIAL KETERSEDIAAN SARANA SANITASI DASAR PADA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BANDUNG Fuad Hilmi Sudasman; Lailatul Qomariyah; Anom Dwi Prakoso
Jurnal Inovasi Kesehatan Masyarakat Vol 1 No 1 (2020): Journal of Public Health Innovation (JPHI)
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan Garawangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jphi.v1i1.182

Abstract

Permasalahan sanitasi layak ini masih menjadi fokus di Indonesia begitupun di Kabupaten Bandung. Tingkat risiko fasilitas sanitasi dapat dilihat dengan menggunakan analisis spasial pada aplikasi GIS yang digunakan untuk mengetahui karakteristik fasilitas sanitasi dan geoprocessingnya. Proses analisis sistem informasi geografis yang digunakan adalah heatmap analysis atau titik kepadatan suatu variabel yang memperlihatkan titik hot spot pada fasilitas sanitasi yang berisiko melalui algoritma spasial. Pengambilan data spasial diambil secara agregat dari 31 kecamatan di Kabupaten Bandung. Secara geografis dapat dilihat peta persebaran sarana air minum yang berisiko relatif menyebar tidak terkonsentrasi di satu wilayah tertentu. Satu kecamatan dengan kecamatan lainnya yang memiliki risiko cukup tinggi yaitu Kecamatan Arjasari (titik oranye) dengan Kecamatan Nagreg (titik hijau) memiliki jarak yang relatif jauh. Begitupun Kecamatan Arjasari (titik oranye) dengan Kecamatan Cimaung (titik biru muda) terhalang oleh satu kecamatan. Sedangkan untuk jamban secara geografis dua kecamatan yang memiliki sarana yang berisiko terdapat pada wilayah yang saling berdekatan. Jika dibandingkan dengan sekelilingnya yang sudah memiliki cakupan 70%-85%. Kecamatan Solokanjeruk pun nampak secara geografis memiliki letak yang cukup jauh dengan kecamatan yang memiliki cakupan sarana jamban yang memenuhi syarat kurang baik (Kecamatan Soreang dan Kecamatan Katapang).
HUBUNGAN ANTARA USIA, JENIS KELAMIN, DAN TINGKAT PENDIDIKAN PEKERJA BUKAN PENERIMA UPAH (PBPU) DENGAN KESEDIAAN MEMBAYAR IURAN BPJS KESEHATAN DI KABUPATEN KUDUS Anom Dwi Prakoso; Fuad Hilmi Sudasman
Jurnal Inovasi Kesehatan Masyarakat Vol 1 No 1 (2020): Journal of Public Health Innovation (JPHI)
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan Garawangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jphi.v1i1.203

Abstract

Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) menjadi sektor angkatan kerja yang paling dominan belum terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan. Hal ini mengakibatkan susah tercapainya Cakupan Semesta yang ditargetkan oleh Pemerintah. Diresmikannya kenaikan tarif iuran BPJS Kesehatan sebesar dua kali lipat dapat menambah keengganan PBPU untuk membayar iuran BPJS Kesehatan. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis hubungan usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan terhadap kesediaan membayar iuran BPJS kesehatan. Penelitian case control dilakukan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah pada bulan Januari-Februari 2020. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah 100 PBPU bukan peserta BPJS Kesehatan sebagai kelompok kasus dan 100 PBPU peserta BPJS Kesehatan sebagai kelompok kontrol. Variabel independen yaitu usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Variabel dependen adalah kesediaan membayar. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis data dengan regresi logistik. Kesediaan membayar iuran BPJS Kesehatan pada PBPU meningkat pada usia ≥43 tahun (b=5.03; CI 95%= 2.90-6.61; <0.001), jenis kelamin laki-laki (b=6.18; CI 95%= 3.12-7.19; p<0.001), tingkat pendidikan ≥SMA (b=3.10; CI 95%= 0.96-4.31; p=0.002). Usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan memiliki hubungan signifikan terhadap kesediaan membayar iuran BPJS Kesehatan pada PBPU.
PENGARUH PENGALAMAN MASA LALU, KEBUTUHAN PSIKOLOGIS, DAN EMOSI TERHADAP PERSEPSI TENTANG PELAKSANAAN KEBIJAKAN LARANGAN MUDIK LEBARAN 2021 Anom Dwi Prakoso; Angga Saeful Rahmat; Triseu Setianingsih; Ice Marini; Edwina Rudyarti
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 13 No. 02 (2022): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jikbh.v13i02.559

Abstract

Pandemi Covid-19 (Coronavirus Disease 2019) yang melanda seluruh dunia menuntut Pemerintah menerapkan berbagai macam aturan dan kebijakan dalam rangka pengendalian penyebaran Covid-19 di Indonesia. Salah satu kebijakan yang diambil diantaranya adalah peniadaan mudik lebaran yang diterapkan dua kali pada periode tahun 2020 dan 2021. Namun dalam pelaksanaan aturan tersebut ditemukan banyak sekali permasalahan dan pelanggaran di lapangan. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis pengaruh pengalaman masa lalu, kebutuhan psikologis dan emosi terhadap persepsi masyarakat tentang pelaksanaan kebijakan larangan mudik lebaran 2021. Penelitian bersifat kuantitatif menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel dalam penelitian meliputi variabel bebas (pengalaman masa lalu, kebutuhan psikologis dan emosi) dan variabel terikat (persepsi masyarakat). Populasi meliputi seluruh masyarakat yang berdomisili di Kabupaten Bekasi. Total sampel yang diteliti sejumlah 210 subjek. Penentuan sampel menggunakan metode rule of thumb menggunakan teknik purposive sampling. Hasil analisis data menggunakan uji regresi logistik menunjukkan persepsi masyarakat tentang pelaksanaan kebijakan larangan mudik lebaran 2021 dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu (OR=4.43; CI 95%= 2.22-8.83; p=0.000), kebutuhan psikologis (OR=3.63; CI 95%= 1.82-7.22; p=0.000), dan emosi (OR=3.14; CI 95%= 1.54-6.42; p=0.002). Pengalaman masa lalu, kebutuhan psikologi dan emosi secara agregat berpengaruh positif terhadap persepsi masyarakat tentang pelaksanaan kebijakan larangan mudik lebaran 2021.
Pengaruh Pendapatan, Pengetahuan Dan Kerentanan Penyakit Terhadap Willingness To Pay (WTP) Premi Jaminan Kesehatan Pada Pekerja Sektor Informal Anom Dwi Prakoso
KESMAS UWIGAMA: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 7 No 1 (2021): June
Publisher : Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24903/kujkm.v7i1.1166

Abstract

Background: The Indonesian Government's target of Universal Coverage or 100% Health Insurance participation by 2019 failed to be achieved, even until the end of October 2020. The failure of universal coverage resulted in BPJS Health's finances getting worse after experiencing a deficit. Informal sector workers are the most dominant sector that has not participated in the Health Insurance scheme, totaling 30,487,891 workers. Low income, uncertain each month and the increase in contributions resulted in a decrease in Willingness to pay Health Insurance contributions. Research purposes: The purpose of this study is to analyze the effect of income, knowledge and disease susceptibility to the willingness to pay (WTP) of health insurance contributions to informal sector workers. Method: This cross-sectional research was conducted in Kudus Regency, Central Java in January-February 2020. Sampling used purposive sampling with a total of 200 informal sector workers who had not yet participated in BPJS Kesehatan. The dependent variable is willingness to pay. The independent variables are income, knowledge and disease susceptibility. Data collection using a questionnaire and data analysis with logistic regression. Result: Willingness To Pay health insurance contributions for informal sector workers increased in income ≥Rp 2,218,451 (b = 2.02; 95% CI = 1.01-3.55; p = 0.044), high knowledge (b = 4.64; 95% CI = 2.36-8.31; p <0.001), high disease susceptibility (b = 3.01; 95% CI = 0.26-5.75; p = 0.031). Conclusion: Income, knowledge and disease vulnerability have a significant effect on the willingness to pay of health insurance contributions for informal sector workers.
Peningkatan Peran Kader Posyandu Desa Cipancur dalam Upaya Adaptasi Penyuluhan Kesehatan di Era Pandemi Anom Dwi Prakoso; Fuad Hilmi Sudasman; Hamdan Hamdan; Fitri Kurnia Rahim; Ahmad Ropii
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 13, No 3 (2022): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v13i3.11438

Abstract

Pandemi Covid-19 menyebabkan berbagai macam upaya kesehatan yang melibatkan orang banyak seperti penyuluhan kesehatan tidak dapat dilaksanakan. Kader posyandu sebagai agen perubahan perlu melakukan adaptasi dan inovasi agar program kesehatan tetap berjalan. Tujuan pemberdayaan ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keaktifan dan kemandirian kader posyandu dalam mengedukasi masyarakat di era pandemi. Sasaran pengabdian yaitu 20 kader posyandu Desa Cipancur, Kecamatan Kalimanggis, Kabupaten Kuningan. Metode pelaksanaan yang digunakan dalam pengabdian ini yaitu penyuluhan, pelatihan dan pendampingan. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa penyuluhan, pelatihan dan pendampingan terbukti dapat meningkatkan pengetahuan kader tentang kesehatan reproduksi sebesar 38,40%, meningkatkan kemampuan kader dalam membuat informasi kesehatan menggunakan metode 5W+1H,  serta meningkatkan peran kader posyandu sebagai peer educator melalui media sosial. Pengabdian ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif promosi kesehatan reproduksi di era pandemi Covid-19.
Relationship Between Age, Education, And Income With Contribution Compliance Of The National Health Insurance Program (JKN) In Bekasi Regency Anom Dwi Prakoso; Ice Marini; Lyliana Endang Setianingsih; Afif Wahyudi Hidayat; Emmelia Kristina Hutagaol; Triseu Setianingsih
Jurnal EduHealth Vol. 14 No. 01 (2023): Jurnal eduHealth, Periode Januari-Maret, 2023
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.298 KB)

Abstract

The National Health Insurance (JKN) is a government program that aims to ensure that all people can be healthy, productive, and prosperous. Compliance with paying contributions on time every month is the obligation of every JKN participant. The more participants who are in arrears of contributions can result in a large burden of health costs borne by BPJS for operations and the return of benefits to beneficiary participants. This can result in a deficit in the BPJS budget and the cross-subsidy scheme or the cooperation principle of the JKN program not working. The purpose of this study was to analyze the relationship between age, education and income with adherence to paying JKN contributions for independent participants in Bekasi Regency. This type of quantitative research uses an analytic observational design with a cross-sectional approach. The variables in the study include the independent variables (age, education, income) and the dependent variable (compliance with paying JKN contributions). The population includes all people who live in Bekasi Regency. The total sample studied was 210 subjects. Determination of the sample using the rule of thumb method with purposive sampling technique. The results of data analysis using the Spearman rank test showed that compliance with paying JKN contributions had a significant relationship with age (r=0.212; p=0.002), education (r=0.214; p=0.003), and income (r=0.156; p=0.023). Age, education, and income have been shown to have a statistically significant positive correlation with compliance with paying JKN contributions for  independent  participants  in  Bekasi  Regency.  The population includes all people who live in Bekasi Regency.
KAJALI-JKN: PEMBENTUKAN KADER REMAJA PEDULI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEPATUHAN IURAN PADA PESERTA JKN Anom Dwi Prakoso; Arasya Zahra Mawaddah; Della Agnes Tasya; Erina Kiky Istyaningrum
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (947.564 KB) | DOI: 10.31949/jb.v4i2.4460

Abstract

Pandemi Covid-19 menyebabkan tingginya angka pengangguran akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada pekerja sektor formal dan penurunan bahkan kehilangan pendapatan pada pekerja sektor informal. Hal tersebut mengakibatkan banyaknya peserta JKN yang menunggak iuran JKN sehingga status kepesertaannya tidak aktif. Banyaknya peserta JKN yang menunggak iuran mengakibatkan besarnya beban biaya kesehatan yang ditanggung oleh BPJS yang berimbas pada defisitnya anggaran operasional BPJS. Hal ini juga mengakibatkan tidak berjalannya skema subsidi silang atau prinsip gotong royong dari JKN. Tujuan pemberdayaan ini yaitu pemberdayaan siswa SMAN 1 Cikarang Utara melalui peningkatan pengetahuan tentang JKN, keterampilan komunikasi persuasif, pendampingan dan pembentukan Kader khusus JKN. Sasaran pengabdian yaitu 27 siswa SMAN 1 Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi. Metode pelaksanaan yang digunakan yaitu penyuluhan dengan metode ceramah, pelatihan dengan demonstrasi, pendampingan dengan whatsapp group, dan pembentukan strutur organisasi melalui zoom. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa penyuluhan, pelatihan, pendampingan, dan pembentukan kader terbukti dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang JKN sebesar 36,7%, meningkatkan kemampuan kader berkomunikasi persuasif,  terbentuknya kesadaran sosial dan struktur organisasi KAJALI-JKN. Pengabdian ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif peningkatan kepesertaan JKN serta kepatuhan masyarakat dalam membayar iuran JKN di Kabupaten Bekasi pasca pandemi Covid-19.