Abstrak Pada tahun 2022 terdapat enam kasus dan 2024 terdapat satu kasus penyakit DBD di Kawasan Rumah Pangan Lestari RT. 24, Desa Loa Janan Ulu, Kab. Kutai Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Dilihat dari segi perilaku masyarakat setempat masih 40 % dari 82 rumah masih menimbun barang-barang yang sudah tidak terpakai yang dapat menampung air, 25% rumah berada di struktur tanah berawah, dengan jenis rumah panggung, dan 11 % rumah ditemukan jentik nyamuk pada tempat penampungan air. Salah satu langkah pencegahan Demam Berdarah adalah menghindari gigitan nyamuk. Partisipasi masyarakat sangat menentukan hasil dari pemberantasan DBD. Upaya ini melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait melalui pembentukan kader (Jumantik) yang dihadiri oleh 21 orang. Tujuan dari PKM ini adalah meningkatkan pengetahuan, dan kesadaran terhadap pentingnya menjaga lingkungan sekitar rumah, dan melakukan PSN 3M Plus dalam upaya pencegahan demam berdarah. Metode kegiatan menerapakan model Participatory Rural Appraisal (PRA) yang melibatkan masyarakat desa dalam setiap tahapan kegiatan. Adapun kegiatan yang dilaksanakan yaitu edukasi kepada masayarakat tentang DBD sehingga terjadi peningkatan pengetahuan, membentuk kader jumantik agar melakukan melakukan pemantauan jentik nyamuk. Adapun hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu terbentuknya kader jumantik, yakni satu rumah satu jumantik, peningkatan pengetahuan baik sebelum diberikan edukasi sebesar 52,38% dan seseudah diberikan edukasi pengetahuan baik meningkat menjadi 90,47 % tentang demam berdarah dan PSN 3M-Plus, dan meningkatnya angka bebas jentik nyamuk. Diharapkan terbentuknya komitmen dengan desa dan kader jumantik tetap bertanggung jawab dalam keberlanjutan dari kegiatan pengabdian masayarakat ini. Kata kunci: demam berdarah; jumantik; kader. Abstract In 2022 there were six cases and in 2024 there was one case of Dengue Fever in the Sustainable Food House Area RT. 24, Loa Janan Ulu Village, Kutai Regency, Kutai Kartanegara, East Kalimantan Province. Judging from the behavior of the local community, 40% of the 82 houses still hoard unused items that can hold water, 25% of houses are on swampy land structures, with the type of stilt houses, and 11% of houses were found to have mosquito larvae in water reservoirs. One of the steps to prevent Dengue Fever is to avoid mosquito bites. Community participation is very important in determining the results of Dengue Fever eradication. This effort involves cross-programs and related sectors through the formation of cadres (Jumantik) attended by 21 people. The purpose of this PKM is to increase knowledge and awareness of the importance of maintaining the environment around the house, and implementing PSN 3M Plus in an effort to prevent dengue fever. The activity method applies the Participatory Rural Appraisal (PRA) model that involves the village community in every stage of the activity. The activities carried out are educating the community about dengue fever so that there is an increase in knowledge, forming jumantik cadres to monitor mosquito larvae. The results of this community service activity are the formation of jumantik cadres, namely one house one jumantik, an increase in knowledge both before being given education by 52.38% and after being given education good knowledge increased to 90.47% about dengue fever and PSN 3M-Plus, and an increase in the number of mosquito larvae free. It is hoped that a commitment will be formed with the village and the jumantik cadres will remain responsible for the sustainability of this community service activity. Keywords: dengue fever; jumantik; cadres.