Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Supervisi Penerapan Metode Ummi dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menghafal Al-Qurân Ruqoyyah, Ruqoyyah; Wasik, Wasik
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Ilmiah Vol 8 No 2 (2023): Juli-Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Ibnu Sina Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55187/tarjpi.v8i2.5427

Abstract

Implementing a learning method requires guidance and supervision. In many cases, teachers are often required to implement a new method without any guidance and supervision. There is one application of learning methods that provides guidance and supervision, namely the application of the Ummi learning method in improving the ability to read and memorize the Al-Qur'an. This is worth studying. For this reason, this research is aimed at revealing how to implement supervision activities by focusing on three things, namely: steps, techniques and factors inhibiting and supporting these supervision activities. The research was carried out in two locations: SMPN 1 Sampang and SDN 1 Dalpenang Sampang. This research uses a qualitative approach with data collection techniques: non-participant observation, in-depth interviews, and documentation of related sources. The research results obtained are first, the stages of implementing supervision in both institutions include daily, weekly and monthly supervision. Second, the technique for implementing Ummi method supervision in both institutions is in the form of individual and group techniques. Individual supervision techniques include class visits, individual meetings and document observation, while group techniques include school visits, evaluation meetings and teaching demonstrations. Third, the supporting factors for implementing the Ummi method of supervision in both institutions are support from school principals and parents who encourage supervisors to continue to supervise, supervisors' activeness and teacher welfare as well as adequate facilities. The inhibiting factors are the lack of supervision time and the lack of supervisors which is not commensurate with the number of existing groups. The results of the research have implications for supervisors being able to emphasize the objectives of supervision, so that supervision activities are not understood as a form of supervision but as mentoring and guidance activities.
FITRAH MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM usman, mohammad usman; Wasik, Wasik; Zainuddin, A; Karim, Abdul Malik
Ulumuna: Jurnal Studi Keilsman Vol 8 No 2 (2022)
Publisher : LP2M IAI Miftahul Ulum Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36420/ju.v8i2.5812

Abstract

Hal yang paling penting dalam konsep pendidikan agama islam adalah adanya sebuah konsep fitrah manusia. Fitrah manusia tidak selalu identik dengan teori kertas kosong atau tabularasa, sebab kata tabulrasa seperti yang di praktekkan oleh john locke yang hanya melihat manusia itu seperti kertas putih, ibarat kertas yang belum di coret, sehingga pengaruh lingkungan itu sangat berdampak dan adanya pendidikan menjadi hal yang sangat penting. Di dalam fitrah manusia terdapat potensi bawaan yang dibawa oleh manusia yakni potensi daya atau kekuatan untuk bisa menerima sebuah tauhid atau agama islam maka dari itu dalam adanya lingkungan dan keluarga sangat mempengaruhi dan strategis dalam mengembangkan fitrah manusia itu sendri, dengan artian kalau anak di arahkan kepada hal yang positif dan baik maka akan terarah dan menjadikan dirinya sebegai penerus bangsa regenerasi bangsa yang cinta damai, tentram, inklusif, dan terus mengembangkan. Hal tersebut Menunjukkan bahwa Manusia dengan segala potensinya, sanggup merealesasikan apa yang sudah menjadi keinginannya, proses mengembangkan kemampuan yang dimiliki melalui pendidikan tidak menjadi jaminan dalam membentuk krakter dan bakat menuju insan yang baik dan menjadi kebanggaan dan disenangi oleh semuanya terlebih di cintai penciptanya, maka dari hal itu adanya sebuah pendidikan agama Islam selalu memberikan hal yang baru dan selalu mewarnai hidup kita sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh manusia itu sendri.
DIFUSI DAN DISEMINASI INOVASI, PROSES KEPUTUSAN INOVASI, PROSES INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN PAI Wasik
SIRAJUDDIN : Jurnal Penelitian dan Kajian Pendidikan Islam Vol 2 No 1 (2022): Sirajuddin Desember 2022
Publisher : P3M STAI MIFTAHUL ULUM LUMAJANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55120/sirajuddin.v2i1.938

Abstract

Setiap melakukan perubahan selalu identik dengan inovasi secara konsisten dalammengharapkan perubahan yang sesuai dengan apa yang di harapkan dan bisaselaras dalam perkembangan zaman yang sedang di hadapai atau menyiapkansesuatu dalam menghadapi tantangan yang aka di alami. Gerakan inovasi akanmudah tercapai seiring dengan perkembangan manusia itu sendri jika bisamemahami arti dari inovasi itu sendri terlebih dalam dunia pendidikan maka akansama –sama memikirkan dan bersama-sama mencari solusi dengan melakukaninovasi untuk merespon apa yanga akan dihadapi, untuk bisamengimplementasikan inovasi sangat di perlukan difusi, diseminasi serta keputusaninovasi. Inovasi. Difusi berarti melakukan proses bersama dalam sama-samamemikirkan inovasi dari berbagai aspek dalam target yang di tentukan, kemudianmelakukan diseminasi yang merupakan sebuah proses meng aplikasikan inovasiyang telah di rencanakan bersama, mengarahkan, dan dikelola sedangkanselanjutnya proses inovasi yaitu penialain personal yang dikelola, kemudian di putuskan secara kolektif. Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalahpendekatan kualitatif dengan jenis diskriptip informan yang memiliki peran pentingdalam lembaga pendidikan dalam keterlibatan sebuah pendidikan dalam rangkameng implemntasikan sebuah inovasi pendidikan yang selaras dengan tantanganzaman dan sesuai dengan era yang di hadapi dan yang akan di hadapi dalammenguatkan pendidikan terhadap peserta didik dan jugak pendidik.
KAJIAN ONTOLOGIS DAN EPISTEMOLOGIS TENTANG FUNDAMENTALISME DAN RADIKALISME BERAGAMA PERSPEKTIF TEKS SUCI KEAGAMAAN DAN SOSIAL wasik
Eduthink: Jurnal Pemikiran Pendidikan Islam Vol. 4 No. 01 (2023)
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAI Miftahul Ulum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fundamentalism and radicalism towards contemporary religion are rooted in the Western modernization agenda which failed to reflect the manifestations of modernity. The majority of mutifs originate from perceptions that think that the role of God in fundamentalism and radicalism is threatened and is being replaced by technical progress guidebooks that lead humans to radical socio-cultural-economical changes. Another factor driving the massive development of Islamic society is the failure of modernization, the bad implications of the project of globalization (westernization) of western hegemony and imperialism, and limited industrialization. In this study, a qualitative approach was used in the form of a research library by collecting several books and journal articles in the form of variations.
Analysis Hilmi Ali Yafie's Opinion on Gender Equality in Islamic Education and Its Relevance to Madurese Society: (Literature Review of the Book The Rahima Story) Siti Farida; Wasik Wasik
Syaikhuna: Jurnal Pendidikan dan Pranata Islam Vol. 15 No. 02 (2024): October
Publisher : STAI Syaichona Moh. Cholil Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62730/syaikhuna.v15i02.7484

Abstract

Gender equality is the equal rights between men and women. Rahima is an organization that fights for this equality through various activities. This study examines the book "The Rahima Story" with two focuses: The concept of gender equality in Islamic education according to Hilmi Ali Yafie. The relevance of the concept to education in Indonesia. The researcher used a qualitative and hermeneutic approach, with content analysis from library sources. The results show that Rahima aims to improve the welfare of women, especially in education equal to men's, through workshops and training. The approach used is andragogy. Rahima believes that men and women have the same rights, creating justice for women through the Human Rights Law and the elimination of domestic violence in Indonesia.
Landasan Teologis, Filosofis, dan Historis PAI di Perguruan Tinggi dan Pondok Pesantren Wasik
Jurnal Studi Islam Indonesia (JSII) Vol. 1 No. 2 (2023): Jurnal Studi Islam Indonesia (JSII)
Publisher : Publication and Inovasi Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61930/jsii.v1i2.348

Abstract

Hadiranyan pondok pesantren di Indonesi menjadi etalase wajah beragama Islam yang khas, dengan tatatan sosial, budaya, agama dan politik masyarakat madani. Pesantren mejadi lembaga pendidikan sekaligus rumah kearifan, dimana santri dan masyarakat pesantren belajar menjadi pribadi yang baik. Kekuatan prinsip pendidikan, etika dan sosial-religius pesantren perlu diwacanan lebih dalam, guna menggali kekayan khazanah inklusifitas di pondok pesantren. Inklusifitas merupakan sebuah hasil dari pendidikan kultur pesantren, dan sikap inklusif merupakan hasil dari pendidikan kurikulum pesantren. Prinsip inklusif di pondok pesantren dapat dilihat dalam ranah interaksi sosial, bukan pada dataran ide. Pendidikan yang dilaksanakan di pesantren adalah pendidikan yang digabungkan (integrated) dalam tiga kecerdasan sekaligus; intelektual, spiritual dan emosional. Kultural edukatif pesantren ini menjadi khas. Dimana nilai kendidikan membentuk nilai dalam diri seorang santri dari bentukan kajian kitab klasik yang bercorakan tasawwuf atau sufistik. Pendidikan di pondok pesantren mengendepankan tujuan teologis-filosofis pendidikan Islam. Selain mencari ilmu (li thalab al-ilm) juga mencari keberkahan (li thalab al-barakah). Tasamuh, sikap lembut, teduh, menghargai, menghormai orang lain, berfikir tebuka (inklusif), merupakan etika sosial otentik produk pondok pesantren. Tasamuh, pondok pesantren tidak hanya teoritis, melainkan menjadi sebuah laku hidup (al-‘amal al-hayah). Etika sosial pendidikan Islam pondok pesantren terletak pada kemampuan dalam mengoptimalkan Pendidikan tarbiyah ¬-spritual- , ta’lim -intelektual-, ta’dib -emosional- yang menjadi ruh pendidikan Islam. Pesantren memiliki sikap eksklusif serta inklusif yang diharmonisasikan dengan baik.
STRATEGI BARU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN PESANTREN DI ERA SOCEITY 5.0 wasik; Moh. Mujibur Rohman
BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN Vol. 14, No. 2, ( Desember 2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh Aceh Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47498/bidayah.v14i2.2229

Abstract

Pondok pesantren hadir di tengah-tengah masyarakat mampu memberikan jawaban terhadap persoalan dan menjadi pusat peradaban di indonesia dalam memberikan gagasan untuk mendukung kebijakan, landasan kebangkitan dengan merumuskan kembali tujuan pesantren melalui sistem pesantren, meningkatkan kualitas pendidikan dan selalu konsisten meningktkan peran pesantren. Strategi baru yang harus di lakukan oleh pesantren adalah mampu memproyeksikan jiwa creativiti, critical thinking, comunication, colaboration sehingga nanti mampu bersikap dinamis dan lebih produktif. Penelitian ini masuk dalam penelitian kualitif dengan bentuk kepustakaan (library reseach) dengan metode anlisis isi ( content analisis) dengan sumber literatur manuskrip dari buku, artike jurnal serta media lainnya yang berkaitan dengan strategi baru dalam meningkatkan kualitas pendidikan pesantren di era soceity 5.0 yang di lakukan secara interaktif utuh dan menyeluruh. Hasil dari karya penulisan ini membuktikan bahwa hadirnya pondok pesantren di tengah-tengah masyarakat membuktikan bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan islam yang memiliki peran yang sangat produktif dan tujuan yang jelas dalam memberikan fungsi yang cukup banyak terhadap problem masyarakat dalam menghadapi berbagi perubahan dan dinamika kehidupan di era soceity 5.0. hal ini pesantren hadir dari berbagai aspek yang sangat penting dengan tetap membangun dan mempertahankan ketahanan umat islam sejalan dengan teologis, filosofis serta historis dari pondok pesantren agar tetap mempertahankan jati dirinya sebagai manusia yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai religius dan nilai-nilai keislaman.
Pendampingan Tahsinul Qur’an di Pondok Pesantren Darur- Rohman Blu’uran Sampang Wasik, Wasik; Muqoffi, Muqoffi; Zainuddin, Zainuddin
Al-Khidmah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2025): Februari
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Nazhatut Thullab Sampang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research explores the Tahsinul Qur'an Mentoring program implemented at the Darur-Rohman Islamic Boarding School, an activity that is generally used to facilitate students in understanding and reading the Al-Qur'an. This research aims to evaluate Tahsinul Qur'an assistance in improving students' competence in reading the Qur'an. This research uses a qualitative approach which includes interviews, observations and document analysis to collect data from students at the Miftahul Ulum Darur-Rohman Islamic Boarding School. The research results revealed that Tahsinul Qur'an assistance had a positive impact in strengthening students' skills in reading the Koran. Santri involved in this program experienced significant improvements in understanding and pronunciation of reading the Al-Qur'an. In addition, this research identified key factors that contributed to the success of Tahsinul Qur'an assistance including the role of experienced teachers, and a learning environment that support. Recommendations are given to expand Tahsinul Qur'an assistance in Islamic boarding schools as an effort to enrich students' understanding and skills in reading the Qur'an
Historical Approach and Philological Approach as Methodological Reasoning in the Study of the al-Quran (A Conceptual Study): Historical Approach dan Philological Approach sebagai Nalar Metodologis dalam Kajian Studi al-Quran (Sebuah Telaah Konseptual) Rohman, Moh. Mujibur; Wasik, Wasik; Hidayat, Muhammad Syaiful Bahri; Yaqin, Moh. Ainul; Fadoli, Ach.; Azhari, Mohammad Nadzir
Al-Maktabah: Jurnal Studi Islam Interdisiplin Vol. 1 No. 2 (2024): August
Publisher : Syamilah Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

As a source of Islamic law, the study of the al-Quran is an interesting study. Reactualization of understanding of the content of the al-Quran needs to be done so that the al-Quran remains pious li kulli zaman wa makan. The al-Quran as a revelation and source of law handed down from the Almighty (Allah azza wa jalla) cannot possibly be understood from a scientific aspect. Two approaches, namely the historical approach and the philological approach. It is important in understanding "the texts" or the Quran as a guide (hudan li al-muttaqin) so that many maziyah are revealed in it. This article is conceptual research with a descriptive qualitative type. Data collection is carried out by means of documentation or library research. The author attempts to conduct a review of the study of the al-Quran with a focus on historical approaches and philological approaches. Both are part of the study of Islamic studies. Data collected from several literature or sources is then analyzed by displaying, reducing and drawing conclusions. The research results show that the historical approach is closely related to the study of the Quran, especially since the text of the al-Quran was revealed gradually in accordance with the legal conditions of society at that time, shalih kulli zaman wa makan. A historical approach is very necessary to understand the meaning of a verse, sabab al-nuzul. Philological approach is an important thing in studying the al-Quran which has been passed down for centuries (14 centuries). Its application in the study of the al-Quran is such as knowing interpretation methods, be it tahlīlī, ijmalī, muqaran and mawdzu'ī (thematic).
Membentuk Generasi Taat Ibadah Melalui Program Ubudiyah di Sb Ampang Selangor Kuala Lumpur Malaysia Megawati Fajrin; Muqoffi; Moh. Khorofi; Wasik; Ali Wafa; Umar Faruq; Vina Eliana
Jurnal Keislaman Vol. 8 No. 2 (2025): Jurnal Keislaman
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Taruna Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54298/jk.v8i2.630

Abstract

This research aims to determine the effectiveness of the ubudiyah program in shaping a generation of obedient worshippers at SB Ampang, Selangor, Kuala Lumpur. The background of this study is based on the reality that parents' busy work schedules lead to a lack of attention towards nurturing their children's worship practices. The ubudiyah program is introduced as an effort by the school to build the religious character of students through structured worship habituation. The research method used is a descriptive qualitative approach, with data collection techniques through observation, interviews, and documentation involving students, mentoring teachers, and parents. The research results indicate that the ubudiyah program runs effectively and has a significant impact on the worship quality of students, such as regularity in obligatory and Sunnah prayers, recitation of the Qur'an, as well as the formation of discipline and consistency in conducting worship. In addition to spiritual enhancement, this program also contributes to the intellectual development of students in understanding religious values. This success is supported by the role of guiding teachers, parental involvement, and a conducive school environment. However, challenges in program implementation were also found, such as the negative influence of gadgets and a busy academic schedule. The school responded to these challenges with intensive coaching strategies and adjustments to activity schedules. Overall, the ubudiyah program at SB Ampang has proven effective in shaping a generation that is devout in worship and possesses good character, and it can serve as a model for character education based on spirituality in the education environment Islam.