Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Implementasi Zakat Harta Kebun Kelapa Menurut Hukum Islam dan Uu No. 38 Tahun 1999: (Studi Kasus Desa Simpang Empat Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan) Qamarani, Rasyiqah; Nurwandri, Andri; Syahrul, Syahrul
Mediation : Journal of Law Volume 3, Nomor 4, Desember 2024
Publisher : Pusdikra Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/mjol.v3i4.2458

Abstract

Zakat merupakan kewajiban syar’i yang memiliki dimensi spiritual dan sosial dalam Islam. Salah satu bentuk zakat yang wajib ditunaikan adalah zakat harta (zakat mal), termasuk hasil pertanian seperti kebun kelapa apabila memenuhi syarat nisab dan haul. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji implementasi pengeluaran zakat harta hasil kebun kelapa di Desa Simpang Empat Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan, dengan pendekatan normatif-empiris yang berlandaskan pada Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Fokus utama terletak pada pemahaman dan praktik masyarakat terkait pengeluaran zakat kebun kelapa serta keterlibatan lembaga amil zakat dalam proses pengelolaan dan pendistribusiannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat di Desa Simpang Empat Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan belum secara optimal menunaikan zakat harta dari hasil kebun kelapa, baik karena minimnya pemahaman fiqh zakat hasil pertanian maupun kurangnya sosialisasi dari tokoh agama dan lembaga zakat. Selain itu, mekanisme pengumpulan zakat melalui lembaga resmi masih belum berjalan efektif, yang berdampak pada tidak tercapainya tujuan pengelolaan zakat secara nasional. Penelitian ini merekomendasikan penguatan peran lembaga zakat di tingkat desa, peningkatan literasi zakat berbasis fikih pertanian, serta harmonisasi antara aturan agama dan peraturan perundang-undangan. Dengan sinergi antara aspek normatif (hukum Islam) dan struktural (UU No. 38 Tahun 1999), implementasi zakat dapat berjalan lebih baik dan merata di tingkat masyarakat desa.
Perlindungan Hak-Hak Pemilik dalam Proses Penyitaan Barang Kredit di Tinjau dari Maqashid Asy Syariah Marpaung, Rani Nirmala; Siagian, Nilasari; Nurwandri, Andri
Mediation : Journal of Law Volume 4, Nomor 2, Juni 2025
Publisher : Pusdikra Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/mjol.v4i2.2651

Abstract

Perlindungan terhadap hak-hak pemilik dalam proses penyitaan barang kredit merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem hukum, termasuk dalam perspektif hukum Islam. Dalam praktik kredit, barang jaminan sering kali disita apabila debitur tidak mampu memenuhi kewajibannya. Namun, penyitaan ini tidak boleh dilakukan secara sewenang-wenang dan harus tetap mempertimbangkan hak-hak dasar pemilik barang, baik secara hukum positif maupun dalam kerangka maqasid al-syariah. Rumusan masalah yang ada didalam adalah bagaimana perlindungan hak-hal pemilik dalam proses penyitaan barang kredit dan tinjauan maqashid asy-syariah terhadap perlindungan hak-hak dalam proses penyitaan barang kredit. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif yang menggunakan data berupa angka-angka, pengukuran, serta analisis statistik. Penelitian ini bersifat objektif, sistematis, dan terstruktur, dengan tujuan untuk menguji teori atau hipotesis tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlindungan hak-hak pemilik dalam proses penyitaan barang kredit merupakan hal yang sangat penting baik dalam perspektif hukum positif maupun hukum Islam. Dalam hukum nasional, penyitaan harus mengikuti prosedur sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Jaminan Fidusia, yang menekankan adanya kepastian hukum dan perlindungan terhadap pihak debitur. Kesimpulan penelitian berdasarkan prinsip maqashid, maka setiap proses penyitaan harus mempertimbangkan nilai-nilai keadilan, kasih sayang, dan kemaslahatan, serta menghindari kerusakan (mafsadah) yang lebih besar. Dengan demikian, maqashid dapat menjadi landasan korektif terhadap praktik hukum positif yang belum sepenuhnya melindungi hak pemilik.
INFLUENCE OF GENDER ON ETHICAL DECISION MAKING IN THE LEGAL PROFESSION: A CASE STUDY IN INDONESIA Ananda, Putri; Nurwandri, Andri; utama, Herly; Aniza, Siti
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 2 No. 2 (2025): Vol. 2 No. 2 Edisi April 2025
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v2i2.504

Abstract

The study examines the influence of gender on moral judgment in the legal profession in Indonesia. In this study, gender gaps in the ethical decision-making process and the factors that influence them are identified through a qualitative approach and a survey of relevant literature. The findings of the study indicate that, despite significant barriers related to gender stereotypes, women in the legal field usually prioritize ethical principles when making decisions. To create more impartial and fair justice, this study disseminates information about the importance of gender equality in the legal system. Additionally, this study found that while there were no pronounced gender differences, women tended to be more vulnerable to the impact of emotions and social norms on moral judgment. This implies that even while gender has no direct bearing on moral judgments, social and emotional background must still be taken into account. With a focus on the necessity of a more inclusive and sensitive approach to the social elements that influence decision-making, these findings offer significant insights for the establishment of ethical rules and training in the Indonesian legal profession.
THE INFLUENCE OF GENDER DIFFERENCES ON REPORTING AND HANDLING VIOLATIONS OF PROFESSIONAL ETHICS AMONG LAWYERS Tahara, Aisyah; Nurwandri, Andri; Ni’mah , Siti; Harahap, Walijah Fitriyah
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 2 No. 2 (2025): Vol. 2 No. 2 Edisi April 2025
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v2i2.521

Abstract

This research aims to analyze the influence of gender differences on reporting and handling professional ethics violations among lawyers. Gender differences are believed to influence how individuals interact with the rules and norms in the legal profession, including when it comes to reporting ethical violations. This research examines how male and female lawyers respond to ethical violations that occur in their environment as well as the factors that influence their decisions to report or address these violations. The research results show significant differences in the way male and female lawyers handle violations of professional ethics. Factors such as perception of authority, influence of organizational culture, and professional experience also influence their behavior. This research also found that female lawyers tend to be more sensitive to issues of ethical violations and report cases that occur more often than male lawyers. These findings provide new insights regarding gender dynamics in the legal profession and the importance of creating a more inclusive environment in dealing with violations of professional ethics.
ROLE OF PROFESSIONAL ETHICS IN MAINTAINING NOTARY INTEGRITY IN INDONESIA: A PERSPECTIVE OF THEORY AND PRACTICE Sapriana, Bela; Nurwandri, Andri; Arofi, Joe; Diana, Triwi
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 2 No. 2 (2025): Vol. 2 No. 2 Edisi April 2025
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v2i2.540

Abstract

This study aims to examine the role of professional ethics in maintaining the integrity of notaries in Indonesia, by adopting a theoretical and practical perspective. Notaries as public officials who have the authority to make authentic deeds play an important role in the legal system in Indonesia. This research method is qualitative descriptive. This study analyzes how professional ethics can function as a moral and legal guideline for notaries, and how the application of ethical principles can reduce the potential for violations that are detrimental to society and the state. The results of the study provide insight into the importance of ethics education for notaries, supervision from authorized institutions, and enforcement of codes of ethics in maintaining the integrity of the notary profession in Indonesia. The results of the study indicate that strengthening professional ethics can improve the quality of notary services, while strengthening public trust in this profession.
ANALYSIS OF PROFESSIONAL ETHICS VIOLATIONS IN NOTARY PRACTICE CASE STUDY IN KISARAN CITY Nurwandri, Andri; Nurasiah; Halizah, Shelly; Halizah, Rizki
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 2 No. 2 (2025): Vol. 2 No. 2 Edisi April 2025
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v2i2.542

Abstract

Violation. Ethics. Profession. Notary Public. can occur. In. Various forms, ranging from non-compliance with obligations to maintain confidentiality, permission from authorities, to making deeds that do not comply with legal procedures. Many factors can trigger this violation, such as a lack of understanding of the code of ethics, economic pressure, and conflicts of interest. The impact of these violations not only harms the image of the notary profession, but also has the potential to reduce public trust in legal institutions as a whole.This research adopts a normative-juridical method, which involves literature study and analysis of secondary data. Data that includes secondary sources such as statutory regulations, scientific journals, research results, and so on is an important reference in understanding the authority of Article 67 paragraph (1) of the Law on the Position of Notaries (UUJN) which states that supervision of notaries is carried out by the Minister. In carrying out this supervision, the Minister formed a Notary Supervisory Council which is tasked with ensuring notary compliance with applicable regulations. Supervising notaries is a Supervisory Council created by the Ministry of Law and Human Rights. This institution consists of the Regional Supervisory Council (MPD), Regional Supervisory Council (MPW), and Central Supervisory Council (MPP).According to I Gede A.B. Wiranata, there are eight factors that can influence the decline in morality in the legal profession. These factors include profession, business orientation in carrying out the profession, lack of social awareness and care, stagnation in the justice system, influence of position, consumer lifestyle, weak faith, and the influence of family characteristics. If a notary is involved in violations such as falsifying client data, making deeds that favor one party, or providing false information to clients, this can threaten his career. The client has the right to report the action to the Honorary Council to provide sanctions to the notary in accordance with the applicable code of ethics. Apart from that, clients can also report these actions to the police, which could potentially result in criminal legal consequences for the notary concerned. Therefore, notaries are obliged to carry out their duties based on a professional code of ethics.In general, the position of a notary is regulated in Law Number 30 of 2004 concerning the Position of Notaries, which has been updated through Law Number 2 of 2014, and based on the guidelines contained in the Notary Code of Ethics prepared by the Indonesian Notary Association (INI) in 2005 and updated in 2015.  
Analisis Fiqih Muamalah Terhadap Sewa Lahan Pertanian Tanpa Akad Tertulis : (Studi Empiris pada Komunitas Petani di Kecamatan Rawang Panca Arga) Indriani, Uci Nur Khomsyah; Taufik, Taufik; Nurwandri, Andri
Khazanah : Journal of Islamic Studies Vol. 4 No. 3 (2024): Volume 4 Nomor 3 Agustus (2025) | IN PRESS
Publisher : Pusdikra Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/khazanah.v4i3.2711

Abstract

Penelitian ini membahas praktik sewa menyewa lahan pertanian yang dilakukan tanpa akad tertulis oleh petani di Kecamatan Rawang Panca Arga, Kabupaten Asahan. Praktik ini telah menjadi tradisi yang mengakar, didasarkan pada hubungan sosial dan kepercayaan antarpetani. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji praktik tersebut dari perspektif fiqih muamalah, mengidentifikasi penyebab tidak digunakannya akad tertulis, serta menilai dampaknya terhadap perlindungan hak para pihak yang terlibat. Dalam hukum Islam, akad ijarah secara lisan tetap sah jika memenuhi syarat seperti kejelasan manfaat, jangka waktu, dan nilai sewa, namun Islam juga sangat menganjurkan pencatatan tertulis sebagaimana tercantum dalam Al-Baqarah ayat 282 untuk mencegah konflik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidaktahuan petani terhadap hukum Islam dan hukum positif, anggapan bahwa pencatatan itu sulit dan mahal, serta dominasi budaya lisan menjadi faktor utama tidak digunakannya akad tertulis. Akibatnya, sering terjadi sengketa seperti pengusiran sepihak, ketidakjelasan masa sewa, dan konflik dengan ahli waris. Menurut fiqih muamalah, ketiadaan dokumen dapat mengancam prinsip perlindungan harta (hifz al-mal) dalam maqashid syariah. Oleh karena itu, edukasi hukum dan peran aktif tokoh agama serta aparat desa sangat diperlukan untuk mendorong praktik akad yang tertib dan sesuai dengan syariat. Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat kesadaran hukum dalam praktik muamalah petani.
Studi Komparatif Pandangan Ormas Keagamaan Islam Di Kabupaten Asahan Terhadap Himbauan Boikot Produk Yang Terafiliasi Dengan Israel: (Fatwa Mui No. 83 Tahun 2023 Tentang Hukum Dukungan Terhadap Perjuangan Palestina) Syaputri, Syaputri; Syahrul, Syahrul; Nurwandri, Andri
Mediation : Journal of Law Volume 4, Nomor 2, Juni 2025
Publisher : Pusdikra Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/mjol.v4i2.2745

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi komparatif terhadap pandangan ormas keagamaan Islam di kabupaten Asahan terhadap himbauan untuk memboikot produk yang terafiliasi dengan Israel yang merujuk pada fatwa MUI No. 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan Terhadap Perjuangan Palestina. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode empiris dengan pendekatan kualitatif, yaitu melakukan wawancara ke tempat yang terkait dengan ormas keagamaan Islam di Kabupaten Asahan, melakukan studi komparatif terhadap pandangan dari ormas besar keagamaan Islam di Kabupaten Asahan, diantaranya ormas NU, Muhammadiyah dan Al-Washliyah Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dalam fatwa MUI No. 83 Tahun 2023, dijelaskan bahwa boikot produk yang terafiliasi dengan Israel merupakan salah satu anjuran yang dikeluarkan oleh MUI terkait dukungan terhadap perjuangan dalam kemerdekaan Palestina. Jika kita sebagai umat Islam tidak melakukan kegiatan boikot terhadap produk yang terafiliasi Israel tersebut maka secara tidak langsung berarti kita berkontribusi terhadap penguatan ekonomi pihak yang mendukung pendudukan Israel dan hal ini dapat melemahkan upaya global upaya global untuk mengakhiri penjajahan terhadap rakyat Palestina Selain itu, sikap ini dapat menimbulkan dampak moral dan spiritual, mengingat umat Islam memiliki kewajiban untuk memperjuangkan keadilan dan mendukung saudara seiman yang tertindas. Boikot terhadap produk-produk pro-Israel juga diharapkan dapat mendorong penguatan ekonomi Islam yaitu dengan mengalihkan konsumsi kepada produk-produk lokal atau produk umat Islam lainnya. Dimana ketika umat Islam bersatu dalam tindakan ekonomi strategis ini, maka akan berdampak signifikan dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang berbasis keadilan dan sesuai dengan syariah. Mengabaikan himbauan boikot dapat dinilai sebagai kelalaian terhadap prinsip solidaritas Islam. Dalam hal ini, umat Islam diingatkan bahwa keputusan ekonomi mereka harus mencerminkan nilai-nilai syariat, termasuk mendukung pihak yang memperjuangkan keadilan dan menolak pendukung kezaliman.
Analisis Fiqih Muamalah Terhadap Sewa Lahan Pertanian Tanpa Akad Tertulis : (Studi Empiris pada Komunitas Petani di Kecamatan Rawang Panca Arga) Indriani, Uci Nur Khomsyah; Taufik, Taufik; Nurwandri, Andri
Khazanah : Journal of Islamic Studies Vol. 4 No. 3 (2025): Volume 4 Nomor 3 Agustus (2025) | IN PRESS
Publisher : Pusdikra Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/khazanah.v4i3.2711

Abstract

Penelitian ini membahas praktik sewa menyewa lahan pertanian yang dilakukan tanpa akad tertulis oleh petani di Kecamatan Rawang Panca Arga, Kabupaten Asahan. Praktik ini telah menjadi tradisi yang mengakar, didasarkan pada hubungan sosial dan kepercayaan antarpetani. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji praktik tersebut dari perspektif fiqih muamalah, mengidentifikasi penyebab tidak digunakannya akad tertulis, serta menilai dampaknya terhadap perlindungan hak para pihak yang terlibat. Dalam hukum Islam, akad ijarah secara lisan tetap sah jika memenuhi syarat seperti kejelasan manfaat, jangka waktu, dan nilai sewa, namun Islam juga sangat menganjurkan pencatatan tertulis sebagaimana tercantum dalam Al-Baqarah ayat 282 untuk mencegah konflik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidaktahuan petani terhadap hukum Islam dan hukum positif, anggapan bahwa pencatatan itu sulit dan mahal, serta dominasi budaya lisan menjadi faktor utama tidak digunakannya akad tertulis. Akibatnya, sering terjadi sengketa seperti pengusiran sepihak, ketidakjelasan masa sewa, dan konflik dengan ahli waris. Menurut fiqih muamalah, ketiadaan dokumen dapat mengancam prinsip perlindungan harta (hifz al-mal) dalam maqashid syariah. Oleh karena itu, edukasi hukum dan peran aktif tokoh agama serta aparat desa sangat diperlukan untuk mendorong praktik akad yang tertib dan sesuai dengan syariat. Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat kesadaran hukum dalam praktik muamalah petani.
Evaluasi Etika Profesi Polisi Dalam Pelayanan Masyarakat Dan Penegakan Hukum : Studi Kasus : Pol Sub Sektor Meranti, Desa Meranti, Kec. Meranti, Kab. Asahan Nurwandri, Andri; Ilham, Ade; Syuhada, Fikri Ibnu; Lestari, Inda; Sari, Sri Nila
Jurnal Pusat Studi Pendidikan Rakyat Volume 4 Nomor 1 Februari 2024
Publisher : CV. PUSDIKRA MITRA JAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/jpspr.v4i1.1697

Abstract

Community service and law enforcement are among the professions required by the police. In evaluating services and law enforcement for the community, the police have a very important role in this field. One of them is that in serving the community, the police must be friendly, caring, polite and polite, and can provide solutions to the community so that the community can experience optimal service. Meanwhile, in law enforcement, apart from serving public complaints, the police also enforce the law. In enforcing this law, the police are required to act fairly, firmly, with authority, and with integrity towards the profession that is their duty. Therefore, in carrying out all these duties, the police also need ethics so that their main goals duties, and functions run well. This research aims to ensure that the professional ethics of the Republic of Indonesia police, in carrying out community service and law enforcement, will become a benchmark for becoming a police officer who can be trusted by all people in Indonesia. Thus creating a safer, fairer, and more dignified society.