ABSTRAK Hipertensi merupakan salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang menjadi penyebab kematian utama di dunia, termasuk di Indonesia. Peningkatan prevalensi hipertensi pada usia muda menuntut perhatian terhadap upaya promotif dan preventif sejak usia remaja. Remaja sebagai kelompok usia transisi memiliki karakteristik perilaku yang dipengaruhi oleh faktor psikologis dan lingkungan. Berdasarkan Health Belief Model (HBM), perilaku pencegahan hipertensi dipengaruhi oleh beberapa konstruk, yaitu persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, persepsi manfaat, persepsi hambatan, efikasi diri (self-efficacy), dan isyarat untuk bertindak (cues to action). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan hipertensi pada remaja di RW 06 Kelurahan Cipete Utara, Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara non-probability sampling dan melibatkan 107 remaja sebagai responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang telah divalidasi dan dianalisis menggunakan uji Spearman rho dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari enam konstruk dalam HBM, hanya cues to action yang memiliki hubungan signifikan dengan perilaku pencegahan hipertensi (p = 0,031; rho = 0,208). Temuan ini mengindikasikan bahwa adanya dorongan atau pengingat dari luar, seperti edukasi kesehatan, pesan dari tenaga kesehatan, maupun pengaruh keluarga, dapat memotivasi remaja untuk menerapkan perilaku pencegahan hipertensi. Kesimpulannya, cues to action merupakan faktor kunci yang perlu diperkuat dalam intervensi kesehatan remaja. Strategi komunikasi dan edukasi yang efektif sangat penting untuk membentuk kesadaran dan tindakan pencegahan hipertensi sejak usia muda. Kata kunci: Penyakit Tidak Menular, Pencegahan Hipertensi, Perilaku Remaja, Health Belief Model, Cipete Utara