Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Analisis Pengetahuan Warga Desa Cikuya terhadap Getah Daun Yodium (Jatropha multifida L.) untuk Menyembuhkan Luka Wijaya, Angga Agustia; Arianti, Varda
PharmaCine : Journal of Pharmacy, Medical and Health Science Vol 4 No 1 (2023): PharmaCine: Journal of Pharmacy, Medical and Health Science
Publisher : Bachelor of Pharmacy Study Program, Faculty of Health Sciences, Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/pc.v4i1.9717

Abstract

Latar Belakang: Luka merupakan keadaan jaringan yang rusak oleh benda tajam, benda tumpul, kimiawi, listrik, radiasi, dan gigitan hewan. Proses penyembuhan luka bisa dipercepat dengan menggunakan obat tradisional salah satunya adalah tanaman daun yodium (Jatropha multifida L). Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan masyarakat di wilayah Desa Cikuya terhadap khasiat tanaman daun yodium (Jatropha multifida L) sebagai  luka. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif. Untuk memperoleh data, peneliti melakukan studi lapangan dengan mengguanakan teknik Dokumentasi dan Angket (Kuesioner). Hasil Penelitian: Hasil dari penelitian ini menggunakan nilai data berbentuk persentase dengan metode uji validasi dan uji reliabilitas, data persoal berbentuk persentase dan dihitung menggunakan skoring guttman akan terjadi hasil seberapa pengetahuan masyarakat Desa Cikuya. Kesimpulan: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan warga Desa Cikuya RT 02 dan RT 03 terhadap getah daun yodium (Jatropha multifida L) untuk menyembuhkan luka sebesar 73,06% dan masuk kedalam kategori cukup dalam memahami tanaman tersebut.
Analisis Pengetahuan Mahasiswa Politeknik Kesehatan Hermina terhadap Efektivitas Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) sebagai Antibakteri Staphylococcus aureus Jayadi, Rernaldi Sebastian; Arianti, Varda
PharmaCine : Journal of Pharmacy, Medical and Health Science Vol 4 No 1 (2023): PharmaCine: Journal of Pharmacy, Medical and Health Science
Publisher : Bachelor of Pharmacy Study Program, Faculty of Health Sciences, Universitas Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/pc.v4i1.9721

Abstract

Latar Belakang: Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus pada manusia diantaranya keracunan makanan, toxic shock syndrome, tuberculosis, dan thypoid fever. Pengobatan antibakteri pada umumnya dengan menggunakan antibiotik. Namun, pemakaian antibiotik yang menyebabkan kejadian resistensi pada manusia. Mahasiswa masih banyak yang belum mengetahui cara pemanfaatan daun sirih hijau sebagai antibakteri. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengetahuan tanaman daun sirih hijau sebagai antibakteri staphylococcus aureus. Salah satu tanaman herbal yang dapat dimanfaatkan dan memiliki bahan aktif yang bekerja sebagai antibakteri yaitu daun sirih hijau. Tujuan Penelitain: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan tanaman daun sirih sebagai antibakteri Staphylococcus aerus kepada mahasiswa politeknik kesehatan hermina. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Untuk memperoleh data, peneliti melakukan teknik dokumentasi dan angket berupa google form (Kuesioner). Hasil Penelitian: Hasil dari penelitian berbentuk persentase dengan metode uji validasi dan reliabilitas, hasil kuesioner dihitung menggunakan skoring guttman. Kesimpulan: Sehingga didapat tingkat pengetahuan prodi D-III farmasi dan D-IV teknologi laboratorium medik politeknik kesehatan hermina terhadap efektivitas daun sirih hijau sebagai antibakteri Staphylococcus aureus menunjukan hasil rata-rata persentase lebih tinggi D-III farmasi dengan hasil 76,95% dengan kategori baik sedangkan D-IV teknologi laboratorium medik dengan hasil 71,71% dengan kategori cukup.
Analisis Kadar Mirisetin Pada Ekstrak Daun Myrica Javanica Reinw. Ex Bl. Dengan Metode HPLC: Quantitative Analysis Of Myricetin In Extract Leaf Myrica Javanica Reinw. Ex Bl. Using HPLC Arianti, Varda; Arianto, Steven; Maulina, Devi; Adiana, Sylvi
Binawan Student Journal Vol. 5 No. 3 (2023)
Publisher : Direktorat Penelitian, Pengabdian Masyarakat, Dan Kerjasama Universitas Binawan (DPPMK Universitas Binawan)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54771/bsj.v5i3.1355

Abstract

Tanaman Myrica javanica mengandung senyawa mirisetin yang berkhasiat sebagai: antiinflamasi, analgesik, antitumor, hepatoprotektor, antidiabetes dan antibakteri. Metode yang digunakan pada penelitian ini High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Pengujian ini dilengkapi dengan validasi metode pengujian, yaitu Linearitas, Akurasi, Presisi, LOD dan LOQ. Hasil penelitian ini didapatkan pengujian linearitas adalah nilai r2 yaitu 0.9981 (r = 0.999). Persen (%) akurasi adalah 100,53%. Nilai presisi yaitu 0,98%. Nilai LOD diperoleh sebesar 1,93 dan nilai LOQ sebesar 6,43. Hasil uji kadar mirisetin pada yang diperoleh pada konsentrasi ekstrak 5000 ppm adalah sebesar 6,104.
Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Bambu Tali (Gigantochloa apus) Sebagai Penyembuhan Luka Secara In Vivo Adrianto, Dimas; Rianty Lakoan, Milda; Arianti, Varda
Indonesian Journal of Health Science Vol 4 No 1 (2024)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v4i1.680

Abstract

Luka adalah gangguan normal hilangnya integritas epitel kulit. Diikuti dengan gangguan anatomi dan fungsinya. Penyembuhan luka dapat dibagi menjadi tiga tahap; hemostasis atau peradangan, proliferasi, remodeling atau terminasi. Namun proses ini dapat dihambat oleh infeksi bakteri. Ekstrak tanaman bambu tali diduga mengandung senyawa golongan triterpenoid yang berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa yang terkandung pada ekstrak etanol daun bambu tali dan mengetahui efektivitas ekstrak tanaman bambu tali sebagai penyembuh luka. Pengujian ini menggunakan 28 mencit yang dibagi menjadi 4 kelompok. Luka sayatan pada mencit dibuat pada bagian punggung mencit dengan panjang 1,5 cm dan kedalaman 2 mm, setelah itu diberikan perlakuan sesuai dengan masing-masing kelompok. Hasil identifikasi skrining fitokimia menunjukan adanya kandungan pada ekstrak daun bambu tali seperti flavonoid (positif) dan triterpenoid (positif). Hasil dari penyembuhan luka memiliki efektivitas terhadap luka sayat pada mencit ditunjukkan oleh ekstraksi daun bambu tali.
Uji Efektivitas Ekstrak Daun Kumis Kucing (Orthosiphon Aristatus (Blume) Miq.) Sebagai Antibakteri Terhadap Propionibacterium Acnes Dengan Menggunakan Dua Pelarut Arianti, Varda; Fikriyan, Fatikhah; Lakoan, Milda Rianty; Krismayadi, Krismayadi
Indonesian Journal of Health Science Vol 4 No 4 (2024)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v4i4.941

Abstract

Jerawat ialah masalah kesehatan kulit yang kerap dialami oleh masyarakat, dapat diakibatkan dari adanya infeksi Propionibacterium acnes. Penelitian pendukung terdahulu membuktikan bahwa ekstrak etanol daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus (Blume) Miq.) mengandung zat metabolit sekunder yang memiliki peran sebagai antibakteri seperti alkaloid, saponin, terpenoid, flavonoid, dan tanin. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan antibakteri ekstrak daun kumis kucing terhadap Propionibacterium acnes menggunakan etanol 96% dan n-heksana. Metode ekstraksi yang dipakai yaitu maserasi, serta menggunakan metode difusi cakram yang dilakukan 3 kali pengulangan untuk pengujian aktivitas antibakteri dengan berbagai konsentrasi yaitu 10%, 20%, 40%, 60%, 80%, kontrol positif klindamisin 0,1%, dan kontrol negatif n-heksana dan etanol 96%. Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% daun kumis kucing pada konsentrasi 10%, 20%, 40%, 60%, 80% terhadap Propionibacterium acnes memperoleh rata-rata sebesar 3,76 mm, 5,88 mm, 10,71 mm, 12.08 mm, 17,36 mm dan ekstrak n-heksana dengan rata-rata sebesar 3,68 mm, 5,30 mm, 7,75 mm, 12.03 mm, 17,21 mm. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa ekstrak etanol 96% dan n-heksana daun kumis kucing memiliki kemampuan antibakteri dalam menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes dengan konsentrasi terbaik yaitu 80%.
Skrining fitokimia dan stadarisasi berbagai ekstrak daun bayam hijau (Amaranthus hybridus L.) di pasar serdang dengan beberapa parameter spesifik Tidar, Fijar Rivaldo; Arianti, Varda; Adrianto, Dimas; Krismayadi, Krismayadi
Indonesian Journal of Health Science Vol 4 No 5 (2024)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v4i5.959

Abstract

Bayam hijau atau Amaranthus hybridus L merupakan tanaman herbal yang digunakan sebagai bahan makanan atau obat-obatan karena banyak mengandung serat dan mineral. Penelitian dilakukan untuk mengetahui karakteristik ekstrak daun bayam hijau dengan membandingkan tiga pelarut, yaitu aquadest, etanol, dan nheksana melalui parameter standar spesifik dan skrining fitokimia. Hasil identitas ekstrak aquadest daun bayam hijau memiliki bentuk kental, bau tajam, warna hitam, dan rasa yang pahit dengan hasil rendemen 6,06%. Sementara identitas ekstrak etanol daun bayam hijau didapati hasil rendemen 7,18% dengan bentuk ekstrak kental, bau khas, warna hitam kehijauan, dan rasa yang pahit. Identitas ekstrak nheksana daun bayam hijau didapati bentuk sedikit keras, bau khas, warna hitam, dan bau pahit dengan hasil rendemen 4,58%. Pada kadar sari larut air, persentase ekstrak aquadest (19,5%), ekstrak etanol (25,5%), dan ekstrak n-heksana (13%). Pada kadar sari larut etanol, persentase ekstrak aquadest (38,5%), ekstrak etanol (39,5 %), dan ekstrak n-heksana (39%). Hasil skrining fitokimia dari ketiga ekstrak, ekstrak aquadest dan ekstrak etanol daun bayam hijau mengandung flavonoid, saponin, tanin, steroid, dan alkaloid. Sementara pada ekstrak n-heksana hanya dapat menarik senyawa flavonoid, steroid, dan alkaloid. Etanol merupakan pelarut paling efektif dikarenakan etanol merupakan pelarut polar yang dapat menarik senyawa polar maupun non polar.
Viroinformatic Study of Star Anise (Illicium verum) as Mpro Inhibitor in SARS-CoV-2 Infection Arianto, Steven; Lakoan, Milda Rianty; Arianti, Varda
Nusantara Science and Technology Proceedings The 1st International Conference of Health Institut Kesehatan Mitra Bunda 2024
Publisher : Future Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/nstp.2024.4304

Abstract

The spread and infection of SARS-CoV-2 towards the end of 2019 started the COVID-19 outbreak. Additionally, the antiviral medications that are still missing. Spices were among the many traditional medicines used in Indonesia. This research aims to find possible bioactive compounds in star anise with antiviral qualities to treat COVID-19 against SARS-CoV-2 proteases through the in-silico approach. Samples were obtained from the Protein Data Bank (PDB) and PubChem (NCBI, USA). Then, drug-likeness analysis was performed on the SCFBIO web server using the Lipinski rule of five. Additionally, the binding activity and molecular interaction by PoseView web server and PyMol software v2.4.1 (Schrödinger, Inc., USA) were determined by the blind docking approach using PyRx 0.8 software. Using Lipinski's rule of five, the eighty-one bioactive chemicals in star anise were examined to see how similar they were to therapeutic compounds. The molecular docking procedure was then executed using PyMOL and PyRx 0.8 (Virtual Screening Tool) and its interaction with Mpro protein. Methylphenyl has been revealed to have the lowest binding energy for Mpro SARS-CoV-2 and great potential as an inhibitor of SARS-CoV-2 viral replication based on the comprehensive research conducted on these bioactive compounds. However, since the results are only computational, a wet lab study is required for validation. Of 38 drug-like bioactive chemicals of star anise, only methylphenyl has the lowest binding affinity, which can bind and function as inhibitor of the Mpro protease enzyme. A can obstruct the SARS-CoV-2 virus's reproduction. As a result, the SARS-CoV-2 virus cannot assemble its genetic material, capsids, and other body components. Viral replication can be stopped to lower the amount of genetic material copied from the virus.
Manajemen komprehensif insomnia terkait smartphone pada mahasiswa: Perspektif keperawatan, farmasi, dan fisioterapi Maulina, Devi; Anugrahwati, Ria; Adiana, Sylvi; Syafitri, Putri Karina; Arianti, Varda; Rochjana, Anna Uswatun Hasanah; Retnani, Ajeng Dwi
Indonesian Journal of Health Science Vol 5 No 4 (2025)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v5i4.1619

Abstract

Penggunaan smartphone secara berlebihan telah menjadi faktor pemicu meningkatnya kasus insomnia di kalangan mahasiswa. Paparan cahaya biru, stimulasi kognitif yang terus-menerus, dan gangguan ritme sirkadian berdampak negatif terhadap kualitas tidur. Mengingat kompleksitas masalah ini, diperlukan pendekatan komprehensif dan kolaboratif lintas profesi untuk penanganannya. Artikel ini disusun sebagai tinjauan naratif berbasis literatur yang relevan dari berbagai sumber primer dan sekunder (2013–2024), dengan fokus pada peran keperawatan, farmasi, dan fisioterapi dalam manajemen insomnia terkait penggunaan smartphone. Penelusuran dilakukan melalui database PubMed, ScienceDirect, dan Google Scholar menggunakan kata kunci: insomnia, smartphone use, nursing intervention, pharmaceutical care, physiotherapy, dan interprofessional collaboration. Tinjauan menunjukkan bahwa perawat berperan dalam edukasi sleep hygiene dan teknik perilaku seperti CBT-I; farmasis berkontribusi melalui edukasi rasional penggunaan suplemen atau obat tidur; sedangkan fisioterapis mendukung melalui intervensi fisik seperti latihan relaksasi otot dan teknik pernapasan. Sinergi ketiga profesi ini membentuk pola layanan integratif yang responsif terhadap kebutuhan mahasiswa. Pendekatan multidisipliner dalam manajemen insomnia terbukti lebih efektif dibandingkan pendekatan tunggal. Kolaborasi antara keperawatan, farmasi, dan fisioterapi memungkinkan intervensi yang lebih personal, holistik, dan berkelanjutan. Implikasi dari temuan ini menegaskan pentingnya integrasi pendidikan interprofesional dalam kurikulum serta penerapan praktik kolaboratif dalam pelayanan kesehatan kampus.
Tingkat pengetahuan mahasiswa farmasi Institut Kesehatan Hermina tentang air rebusan daun salam sebagai obat hipertensi Saputra, Tegar Bagus; Arianti, Varda; Adrianto, Dimas; Maulina, Devi
Indonesian Journal of Health Science Vol 5 No 4 (2025)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v5i4.1631

Abstract

Pengetahuan merupakan pemahaman atau keterampilan yang diperoleh melalui pengalaman, pendidikan, atau pembelajaran. Pengetahuan tentang bahan alam mencakup informasi mengenai senyawa yang dihasilkan oleh organisme hidup seperti tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Mahasiswa farmasi sebagai calon tenaga kesehatan dituntut memiliki pemahaman yang komprehensif terhadap obat modern maupun obat tradisional untuk mendukung praktik kefarmasian yang aman dan berbasis bukti. Daun salam (Syzygium polyanthum) adalah salah satu tanaman herbal yang umum digunakan, kaya akan metabolit sekunder, dan memiliki efek farmakologis sebagai obat tradisional, termasuk terapi hipertensi. pentingnya pemahaman mahasiswa farmasi terhadap pemanfaatan tanaman herbal serta belum adanya penelitian yang secara khusus mengkaji pengetahuan mahasiswa farmasi mengenai air rebusan daun salam, dilakukan penelitian berjudul Pengetahuan Mahasiswa Farmasi Institut Kesehatan Hermina tentang Air Rebusan Daun Salam sebagai Obat Hipertensi. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan instrumen berupa kuisioner yang terdiri dari 10 pernyataan. Data dianalisis menggunakan SPSS melalui uji validitas(r table =0,235) dan reliabilitas(α =0,530). Hasil dari 67 responden menunjukkan tingkat pengetahuan terbagi menjadi tiga kategori: Baik (66%), Cukup (22%), dan Kurang (12%).
Pola penggunaan obat analgetik pada pasien BPJS di poli saraf rumah sakit x Fadillah, Muhammad Noval; Adiana, Sylvi; Arianti, Varda
Indonesian Journal of Health Science Vol 5 No 5 (2025)
Publisher : PT WIM Solusi Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54957/ijhs.v5i5.1635

Abstract

Penggunaan obat analgetik menjadi salah satu intervensi utama dalam pengelolaan nyeri. Nyeri adalah salah satu gejala yang paling sering dikeluhkan oleh masyarakat. Penggunaan obat analgetik pada pasien dengan gangguan syaraf memegang peranan penting dalam pengelolaan nyeri. Analgetik terdiri dari beberapa golongan obat, seperti Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDs), opioid, dan adjuvant analgesics. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat analgetik pada pasien peserta BPJS di poli saraf sebuah rumah sakit dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan retrospektif. Hasil penelitian ini untuk memastikan penggunaan obat yang rasional dalam pengobatan pasien saraf demi meningkatkan kualitas hidup pasien dan mencegah efek samping jangka panjang dari penggunaan analgetik yang tidak tepat. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik pasien yaitu jenis kelamin perempuan sebanyak 267 pasien (76,29%), berdasarkan usia yaitu usia lansia akhir sebanyak 109 pasien (31,14%), berdasarkan jenis pekerjaan yaitu pekerjaan Ibu rumah tangga sebanyak 277 pasien (79,15%). Selanjutnya hasil penelitian pola penggunaan obat didapatkan hasil berdasarkan diagnosa terbanyak adalah diagnosa neuropatik sebanyak 192 pasien (54,86%), berdasarkan jenis obat terbanyak  adalah paracetamol tablet sebanyak 158 pasien (45,14%), berdasarkan golongan obat analgetik terbanyak adalah golongan analgetik non opioid sebanyak 168 pasien (48%).