Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Peningkatan Kesadaran Masyarakat Terhadap Risiko Hiperglikemia Melalui Edukasi dan Skrining Gula Darah di Negeri Rutong Tamalsir, Dylan; De Lima, Filda V. I.; Triasta, Boy A.; Wakanno, Janet W. S.; Makupiola, Selvya M.
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan Vol 5, No 3 (2025): JPM: Pemberdayaan, Inovasi dan Perubahan
Publisher : Penerbit Widina, Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jpm.v5i3.1550

Abstract

Hyperglycemia is a condition characterized by elevated blood glucose levels that can progress to diabetes mellitus if not addressed early. Detection and education at the community level are essential strategies for prevention. This community service activity was conducted in Negeri Rutong, Ambon City, involving 84 participants, the majority of whom were woman (63%) and elderly (70%). The method employed was interactive health education combined with random blood glucose screening using a glucometer. Evaluation was conducted observationally through participant involvement in discussions and screening activities. The results showed that 35% of participants had blood glucose levels ?200 mg/dL, and 85% expressed a commitment to adopting a healthier lifestyle. The high level of enthusiasm and participation indicates that a participatory educational approach is effective in increasing public awareness of hyperglycemia risk. Education accompanied by direct screening can serve as a replicable model for the prevention of non-communicable diseases in communities with limited acces to health services.ABSTRAKHiperglikemia adalah kondisi meningkatnya kadar glukosa darah yang dapat berkembang menjadi diabetes melitus jika tidak ditangani secara dini. Deteksi dan edukasi di tingkat komunitas menjadi strategi penting dalam pencegahan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Negeri Rutong, Kota Ambon, dengan melibatkan 84 peserta, mayoritas perempuan (63%) dan lansia (70%). Metode yang digunakan adalah edukasi kesehatan interaktif yang dikombinasikan dengan skrining gula darah sewaktu menggunakan glucometer. Evaluasi dilakukan secara observasional melalui partisipasi dalam diskusi dan keterlibatan peserta dalam proses pemeriksaan. Hasil menunjukan 35% peserta memiliki kadar gula darah ?200 mg/dL, dan 85% menyatakan komitmen untuk menerapkan pola hidup sehat. Tingginya antusiasme dan partisipasi menunjukan bahwa pendekatan edukatif-partisipatif efektif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap resiko hiperglikemia. Edukasi yang disertai pemeriksaan langsung dapat menjadi model replikatif untuk pencegahan penyakit tidak menular di masyarakat dengan akses terbatas terhadap layanan kesehatan.
Proporsi dan Karakteristik Pasien Glaukoma di Klinik Mata Utama Maluku Wakanno, Jenet Welna Sabatini; Tamtelahitu, Carmila; Tamalsir, Dylan
Oftalmologi : Jurnal Kesehatan Mata Indonesia Vol 7 No 2 (2025): Oftalmologi: Jurnal Kesehatan Mata Indonesia
Publisher : Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/ojkmi.v7i2.88

Abstract

Pendahuluan: Glaukoma merupakan gangguan pada mata yang ditandai oleh dua aspek utama, yaitu kerusakan saraf optik disertai atrofi pada papila optik serta adanya gangguan pada lapang pandang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi dan karakteristik pasien glaukoma yang berobat di Klinik Mata Utama Maluku pada tahun 2024. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan desain potong lintang berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari rekam medis pasien, kemudian akan dilakukan analisis data secara univariat. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 76 pasien yang terdiagnosis glaukoma pada tahun 2024, dimana 55 rekam medis pasien memenuhi kriteria inklusi. Proporsi glaukoma di Klinik Mata Utama Maluku tahun 2024 adalah sebesar 0,55%. Kelompok usia terbanyak adalah 55–64 tahun (38,2%), dengan mayoritas pasien laki-laki sebanyak 30 orang (54,5%). Keluhan yang paling umum ditemukan adalah nyeri pada mata, dialami oleh 24 pasien (43,6%). Mayoritas pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik (69,2%), meskipun hipertensi tercatat pada 29,1% pasien. Sebagian besar pasien, yaitu 92,7%, juga tidak memiliki riwayat keluarga dengan glaukoma. Sebanyak 46 pasien (83,6%) tercatat memiliki tekanan intraokular (TIO) yang tinggi (>21 mmHg), dan jenis glaukoma yang paling sering dijumpai adalah glaukoma fakomorfik, yang dialami oleh 17 pasien (30,9%). Kesimpulan: Proporsi kasus glaukoma di Klinik Mata Utama Maluku pada tahun 2024 tercatat sebesar 0,55%, dengan karakteristik pasien yang didominasi oleh kelompok usia 55–64 tahun, berjenis kelamin laki-laki, menunjukkan gejala nyeri mata, memiliki tekanan intraokular yang tinggi, serta jenis glaukoma yang paling sering dijumpai adalah glaukoma fakomorfik.
GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN TERGLIKASI (HBA1C) PADA PASIEN DM TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI PJK DAN DM TIPE 2 NON-PJK DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK III DAN RUMAH SAKIT TNI AD TINGKAT II PROF. DR. J. A. LATUMETEN TAHUN 2022 Solissa, Fatricia Fausta Federika; Tamalsir, Dylan; Kusadhiani, Indrawanti; de Lima, Filda V.I.; Pentury, Jansye Chyntia; Haq, Is Asma’ul
Molucca Medica Vol 16 No 2 (2023): VOLUME 16, NOMOR 2, OKTOBER 2023
Publisher : Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/10.30598/molmed.2023.v16.i2.109

Abstract

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang sampai saat ini masih menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat di Indonesia. DM terjadi karena adanya gangguan metabolisme pada tubuh yang ditandai dengan hiperglikemia yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Penyebab kematian terbesar di dunia adalah penyakit kardiovaskular, dimana lebih dari 50% berhubungan langsung dengan DM. Angka kematian pasien PJK dengan DM tipe 2 meningkat 2-4 kali dibandingkan dengan non-DM. Salah satu pemeriksaan yang digunakan untuk melihat keberhasilan pengobatan dan pengendalian gula darah adalah pemeriksaan HbA1c. HbA1c digambarkan sebagai kadar glukosa darah dalam 1-3 bulan, karena 120 hari merupakan umur sel darah merah, sehingga HbA1c digunakan sebagai parameter utama dalam pengobatan penyakit DM. Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran kadar hemoglobin (HbA1c) pada pasien DM tipe 2 yang disertai komplikasi PJK dan DM tipe 2 Non-PJK. Penelitian dilakukan di kota Ambon khususnya di Rumah Sakit Bhayangkara TK III dan Rumah Sakit TNI AD Tingkat II Prof. Dr. JA Latumeten dengan menggunakan teknik total sampling didapatkan 93 responden. Hasil penelitian ini yaitu pasien DM tipe 2 dengan komplikasi PJK kadar HbA1c 6.5% sebanyak 4 orang (12.1%), 6.6 – 8.5% sebanyak 5 orang (15.2%), 8.5% sebanyak 24 orang (72.7%), pada pasien DM tipe 2 Non-PJK kadar HbA1c 6.5% sebanyak 12 orang (20.0%), 6.6 – 8.5% sebanyak 14 orang (23.2%), 8.5% sebanyak 34 orang (56.7%). DM tipe 2 lebih banyak terjadi pada usia ≥45 tahun baik dengan komplikasi PJK sebanyak 28 orang dengan rata-rata nilai HbA1c 10.25%, dan Non-PJK 52 orang dengan rata-rata nilai HbA1c 8.40%. DM tipe 2 lebih banyak terjadi pada jenis kelamin perempuan baik dengan komplikasi PJK sebanyak 21 orang dengan rata-rata nilai HbA1c 10.33% dan Non-PJK 35 orang dengan rata-rata nilai HbA1c 8.83%.
Skrining Variasi Tekanan Darah dalam Penentuan Klasifikasi Derajat Hipertensi di Kelurahan Antang Kota Makassar Abbas, Mutmainnah; Mus, Rosdiana; Tamalsir, Dylan; Thaslifa, Thaslifa; Sunaidi, Yanti; Fitriana, Fitriana
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 11 (2024): Volume 7 No 11 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i11.16773

Abstract

ABSTRAK Hipertensi atau dengan kata lain penyakit darah tinggi adalah terjadinya peningkatan tekanan darah diatas ambang batas normal yaitu 120/80 mmHg. Menurut WHO, batas tekanan darah yang dianggap normal adalah <130/85 mmHg. Skrining variasi tekanan darah ini untuk memantau dan mengetahui variasi tekanan darah sebagai usaha pencegahan peningkatan tekanan darah lebih lanjut sehingga memungkinkan dalam penangan yang tepat pada penderita hipertensi. Pengabdian Masyarakat ini dilakukan pada bulan Desember 2023 dengan melakukan pendekatan secara langsung kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Antang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan sebanyak 50 orang. Dari hasil pemeriksaan, terdapat 25 orang yang masuk dalam kategori Hipertensi Derajat 1 dan 25 orang yang berada dalam kategori Hipertensi Derajat 2. Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diketahui bahwa seluruh subjek mengalami hipertensi dengan variasi tekanan darah dan derajat hipertensi yang berbeda. Kata Kunci: Tekanan Darah, Hipertensi, Skrining  ABSTRACT Hypertension, or, in other words, hypertension is the occurrence of an increase in blood pressure above the normal threshold of 120/80 mmHg. According to the WHO, the normal limit of blood pressure is <130/85 mmHg. Screening blood pressure variations to monitor and identify blood pressure fluctuations as an attempt to prevent further blood pressure increases so as to enable proper treatment in hypertensive patients. This community dedication is carried out in December 2023 by making direct approach to the community in the Puskesmas Antang work area consisting of 50 men and women. From the results of the examination, there are 25 people who fall into the category of High Blood Pressure Grade 1 and 25 people in the category Hypertension Grade 2. Conclusion: Based on the outcomes of dedication to this community, it is known that the whole subject suffers from hypertension with varying blood pressure and different degrees of hypertension. Keywords: Blood Pressure, Hypertension, Screening