Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Perbedaan Percepatan Pertumbuhan Anak Stunting Berdasarkan Kelompok Umur Yang Mendapat Intervensi MP-ASI Berbasis Ikan Tuna Setha, Beni; Loppies, Cindy R M; Savitri, Imelda K E; Pagaya, Joseph; Lapu, Petrus; Tahitu, Ritha; Kusadhiani, Indrawanti
AGRITEKNO: Jurnal Teknologi Pertanian Vol 13 No 2 (2024): AGRITEKNO: Jurnal Teknologi Pertanian
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jagritekno.2024.13.1.146

Abstract

Tuna (Thunnus sp.) is a rich source of animal protein, containing high levels of protein and omega-3 fatty acids, particularly EPA and DHA, and has fine meat fiber. Therefore, tuna fish is an excellent source of animal protein for producing complementary foods to meet the protein needs of breastfed infants and children under five. This study aims to assess the differences in average height and weight of children according to age before and after receiving fish-based and processed complementary foods. The research involved 25 stunted children aged 6-36 months, who were given. Fish-based complementary food and processed fish complementary food (meatballs and nuggets) twice a day for 36 days. Data on children's height and weight were collected before and after the intervention. A paired t-test with a significance level of 95% (alpha 0.05) was used to analyze the data. The results showed a significant difference in children's average height and weight before and after the intervention of fish-based and processed complementary foods. On average, the children's height increased by 3.22 cm, and their weight increased by 1.12 kg after receiving the fish-based complementary foods.
The Effect of Galoba (Hornstedtia sp.) Fruit Extract on Malondialdehyde (MDA) Serum Level of Hyperglycemic Mice (Mus musculus) Streptozotocin-Induced Rumengan, Yuan Ivani; Kusadhiani, Indrawanti; Agustin, Rachmawati Dwi
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 13, No 2 (2024): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/dmj.v13i2.42144

Abstract

  Background: Hyperglycemia or increased blood sugar levels is a sign of diabetes mellitus. In hyperglycemia, there will be an increase in Reactive Oxygen Species (ROS) in the body so that it will lead to a state of oxidative stress characterized by an increase in malondialdehyde (MDA) levels. Galoba fruit is an endemic fruit in Maluku Province that contains antioxidants. Antioxidants contained in galoba fruit can help endogenous antioxidants to overcome oxidative stress. Objective: This study aims to determine the effect of galoba fruit extract on serum MDA levels of hyperglycemia mice induced by streptozotocin. Methods: This study is an experimental study with post-test only control group design and random sampling. The sample consisted of 24 mice divided into 6 groups, namely normal control (KN), negative control (K-), positive control (K+), treatment 1 (P1), treatment 2 (P2), and treatment 3 (P3). The KN group was only given a standard diet, the K- group was only induced streptozotocin, the K+ group was induced streptozotocin and treated with metformin for 21 days, and the P1, P2, and P3 groups were induced streptozotocin and given galoba fruit extract concentrations of 100%, 75%, and 50% for 21 days. After treatment, the mice were dissected to collect blood serum from the heart of the mice to measure MDA levels. Serum MDA levels were measured by the TBARS method. Results: The average serum MDA levels of the KN, K-, K+, P1, P2, and P3 groups were 358.75 nmol/mg, 1278.75 nmol/mg, 522.08 nmol/mg, 526.16 nmol/mg, 442.66 nmol/mg, and 432.41 nmol/mg. MDA data obtained was then tested with one way ANOVA and obtained a value of p=0.00 (<0.05). Conclusion: Based on the Tukey test, both P1, P2, and P3 have the same effect on reducing serum MDA levels of mice after being induced by streptozotocin with P3 providing the greatest decrease.
HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RIJALI NEGERI BATU MERAH AMBON TAHUN 2022 N Rante Allo, Owein Crystal; Kusadhiani, Indrawanti; R Hehanusa, Ronald; Cynthia Pentury, Jansye; B.S Huwae, Laura; Haq Hataul, Is Asma'ul
PAMERI Vol 6 No 2 (2024): PAMERI: Pattimura Medical Review
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/pamerivol6issue2page93-103

Abstract

Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah penduduk lansia terbanyak ke 8 di dunia. Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2021, Provinsi Maluku mempunyai persentase jumlah lansia sebanyak 16,97%. Dinas Sosial Kota Ambon mengatakan bahwa pada tahun 2018-2021 jumlah lansia menurut kecamatan di Kota Ambon sebanyak 107.593 orang. Seiring dengan bertambahnya usia mengakibatkan gaya hidup mereka terganggu, salah satunya ialah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Kualitas Tidur Dengan Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rijali Negeri Batu Merah Ambon Tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling, dengan besar sampel sebanyak 45 orang. Responden diminta mengisi kuisioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) untuk mengukur kualitas tidur. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden paling banyak mengalami hipertensi pada kelompok umur 60-69 tahun yaitu sebesar 28 responden (85%). Berdasarkan jenis kelamin, responden yang paling banyak mengalami hipertensi adalah perempuan sebesar 27 responden (82%). Berdasarkan pekerjaan, responden yang paling banyak mengalami hipertensi adalah responden yang yang memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebesar 27 responden (82%). Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rijali Batu Merah Ambon sebagian besar memiliki kualitas tidur buruk, yaitu sebesar 26 responden (57,7%). Hasil analisis uji chi square didapatkan ada hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Rijali Negeri Batu Merah Ambon dengan nilai signifikan (p = 0,045).
Hubungan Kejadian Hipertensi dengan Kualitas Hidup Penduduk Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Rijali Desa Batu Merah Kota Ambon Maluku Zawawi, Wa Ode Meyutya; Kusadhiani, Indrawanti; Siahaya, Presli Glovrig
Jurnal Kesehatan Andalas Vol. 11 No. 3 (2022): Online November 2022
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v11i3.2069

Abstract

Hypertension is a degenerative disease that is often encountered in older people. Health status, such as hypertension, can interfere with the quality of life of the elderly. Objective: To determined the relationship between the incidence of hypertension and the quality of life of the elderly in the working area of the Puskesmas Rijali, Batu Merah Village, Ambon City, in 2022. Methods: This study was an observational analytic study with a cross-sectional design and used a consecutive sampling technique in sampling. Results: This study showed that from 76 samples, as many as 40 people (52.6%) suffered from hypertension and 36 people (47.4%) did not. Eight people (10.5%) had poor quality of life and 68 people (89.5%) had a good quality of life. The bivariate analysis results using Chi-square showed a p-value = 0.715 (p > 0,05). Conclusion: It can be said that there is no significant relationship between the incidence of hypertension and the quality of life of the elderly. Further research is needed regarding other factors that affect the quality of life of the elderly such as subject characteristics, medication adherence, and other chronic diseases, which according to several studies, have significance in determining the quality of life.Keywords: elderly,  hypertension, quality of life
HUBUNGAN RASIO NEUTROFIL LIMFOSIT DENGAN DERAJAT KEPARAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA PASIEN DEWASA DI RS TK. II PROF. DR. J.A. LATUMETEN DAN RS BHAYANGKARA TK. III AMBON 2023 - 2024 Umma, Khaerah; Latuconsina, Vina Zakiah; Kusadhiani, Indrawanti; Latif, Rahmi; Hataul, Is Asma’ul Haq; Hutagalung, Ingrid; Soumena, Rif’ah Zafarani; Kailola, Nathalie
Molucca Medica Vol 18 No 1 (2025): VOLUME 18, NOMOR 1, APRIL 2025
Publisher : Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/molmed.2025.v18.i1.26

Abstract

Latar belakang: Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia. DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus demam berdarah, genus Flavivirus, yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes. Identifikasi diniperlu dilakukan untuk pemberian tindakan yang tepat dan cepat pada pasien DBD yang berisiko buruk menjadi lebih parah. Tes klinis sederhana seperti mengukur Rasio Neutrofil Limfosit (RNL) dapat menjadi biomarker dalam memprediksi keparahan pasien DBD. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Rasio Neutrofil Limfosit dengan derajat keparahan DBD di RS Tk. II Prof. Dr. J.A. Latumeten dan RS Bhayangkara Tk. III Ambon Tahun 2023-2024. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode analitik, menggunakan desain cross-sectional yang disertai dengan data rekam medik pasien. Nilai RNL dihitung dengan cara membandingkan antara neutrofil absolut dengan limfosit absolut. Jumlah sempel pada penelitian ini yaitu 32 sampel.Pengambilan sampel dilakukan dengan cara teknik total sampling. Hasil: hasil penelitian ini ditemukan, umur yang mendominasi adalah pasien dewasa (59,1%), jenis kelamin yang mendominasi adalah laki-laki (53,1%), derajat keparahan yang mendominasi adalah DBD tanpa warning sign (43,8%) dan hasil RNL ditemukan menurun pada 19 pasien (59,4%). Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman mendapatkan hasil (p=0,003) dan koefisien korelasi (r= -0,506) sehingga menyatakan adanya korelasi terbalik antara RNL dengan keparahan derajat DBD yaitu semakin rendah nilai RNL maka semakin tinggi derajat keparahan DBD.Kesimpulan: Adanya korelasi/hubungan Rasio Neutrofil Limfosit (RNL) dengan derajat keparahan Demam Berdarah Dengue.
GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN TERGLIKASI (HBA1C) PADA PASIEN DM TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI PJK DAN DM TIPE 2 NON-PJK DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK III DAN RUMAH SAKIT TNI AD TINGKAT II PROF. DR. J. A. LATUMETEN TAHUN 2022 Solissa, Fatricia Fausta Federika; Tamalsir, Dylan; Kusadhiani, Indrawanti; de Lima, Filda V.I.; Pentury, Jansye Chyntia; Haq, Is Asma’ul
Molucca Medica Vol 16 No 2 (2023): VOLUME 16, NOMOR 2, OKTOBER 2023
Publisher : Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/10.30598/molmed.2023.v16.i2.109

Abstract

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang sampai saat ini masih menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat di Indonesia. DM terjadi karena adanya gangguan metabolisme pada tubuh yang ditandai dengan hiperglikemia yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Penyebab kematian terbesar di dunia adalah penyakit kardiovaskular, dimana lebih dari 50% berhubungan langsung dengan DM. Angka kematian pasien PJK dengan DM tipe 2 meningkat 2-4 kali dibandingkan dengan non-DM. Salah satu pemeriksaan yang digunakan untuk melihat keberhasilan pengobatan dan pengendalian gula darah adalah pemeriksaan HbA1c. HbA1c digambarkan sebagai kadar glukosa darah dalam 1-3 bulan, karena 120 hari merupakan umur sel darah merah, sehingga HbA1c digunakan sebagai parameter utama dalam pengobatan penyakit DM. Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran kadar hemoglobin (HbA1c) pada pasien DM tipe 2 yang disertai komplikasi PJK dan DM tipe 2 Non-PJK. Penelitian dilakukan di kota Ambon khususnya di Rumah Sakit Bhayangkara TK III dan Rumah Sakit TNI AD Tingkat II Prof. Dr. JA Latumeten dengan menggunakan teknik total sampling didapatkan 93 responden. Hasil penelitian ini yaitu pasien DM tipe 2 dengan komplikasi PJK kadar HbA1c 6.5% sebanyak 4 orang (12.1%), 6.6 – 8.5% sebanyak 5 orang (15.2%), 8.5% sebanyak 24 orang (72.7%), pada pasien DM tipe 2 Non-PJK kadar HbA1c 6.5% sebanyak 12 orang (20.0%), 6.6 – 8.5% sebanyak 14 orang (23.2%), 8.5% sebanyak 34 orang (56.7%). DM tipe 2 lebih banyak terjadi pada usia ≥45 tahun baik dengan komplikasi PJK sebanyak 28 orang dengan rata-rata nilai HbA1c 10.25%, dan Non-PJK 52 orang dengan rata-rata nilai HbA1c 8.40%. DM tipe 2 lebih banyak terjadi pada jenis kelamin perempuan baik dengan komplikasi PJK sebanyak 21 orang dengan rata-rata nilai HbA1c 10.33% dan Non-PJK 35 orang dengan rata-rata nilai HbA1c 8.83%.
GEMAR MAKAN IKAN SEBAGAI ALTERNATIF PENCEGAHAN STUNTING Pagaya, Joseph; Setha, Beni; Lapu, Petrus; Loppies, Cindy RM,; Tahitu, Ritha; Kusadhiani, Indrawanti
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 5 (2024): Vol. 5 No. 5 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i5.34403

Abstract

Desa Tulehu merupakan salah satu sentra produksi ikan segar dan olahan ikan asap di kota Ambon. Pada tahun 2022, jumlah balita terdampak stunting di desa Tulehu cukup banyak, yaitu 80 anak (e-PPGBM, 2022). Salah satu cara pencegahan stunting dengan mencukupi kebutuhan protein hewani bagi ibu hamil maupun bayi usia 1000 hari pertama kehidupan. Metode yang digunakan adalah penyuluhan (ceramah) dan pelatihan (pemutaran video). Evaluasi kegiatan penyuluhan diberikan dalam bentuk pre-test dan post-test, sedangkan evaluasi mutu produk olahan surimi dengan uji kesukaan. Data pre-tes dan post-test dianalisa dengan uji T sampel berpasangan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan peserta sebesar 14,06% setelah mereka mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan. Hasil uji kesukaan nilai rasa nugget, bakso dan otak-otak ikan berturut-turut : 23 peserta menyatakan sangat suka, 17 peserta menyatakan suka; 22 peserta menyatakan sangat suka, 18 peserta menyatakan suka; 20 peserta menyatakan sangat suka, 18 peserta menyatakan suka dan 2 peserta menyatakan netral.
PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR DAN RESUSITASI JANTUNG PARU, SERTA BAKTI SOSIAL KESEHATAN BERSAMA PAPDI MALUKU DI DESA WAHAI, SERAM UTARA Kusadhiani, Indrawanti; Rahawarin, Halidah; Irwan, Irwan; Hataul, Is Asmaul Haq; Qisthi, Dian; Pattinasarany, Joane Christy Agavera; Ridy, Rizal Kurniawan; Marahena, Dhea Ananda; Akas, Ignasius Dede Setyo
BAKIRA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6 No 2 (2025): BAKIRA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/bakira.2025.6.2.175-185

Abstract

This community engagement program was designed to strengthen the knowledge and skills of residents in Wahai Village, North Seram, in responding to medical emergencies such as sudden cardiac arrest, choking, and loss of consciousness. The primary focus was on Basic Life Support (BLS) and Cardiopulmonary Resuscitation (CPR), as timely intervention is widely recognized to improve survival outcomes before professional medical assistance becomes available. The program was implemented through structured health education, demonstrations, guided hands-on practice, and case-based simulations to ensure comprehensibility and applicability for the general community. In addition to the training, a social service initiative was conducted, providing free medical care including general health examinations, specialist consultations, and distribution of essential medications. The activity was delivered by a multidisciplinary health team comprising general practitioners, specialists, and medical students, in collaboration with the Indonesian Society of Internal Medicine (PAPDI) Maluku. The outcomes demonstrated strong community participation, enhanced first aid competence, and improved communication between healthcare providers and the community. This program is expected to foster greater community preparedness in emergencies and reinforce their role in preventive and promotive health efforts.