Perkembangan internet dan penggunaan media sosial yang semakin meningkat menjadi alasan terjadinya perundungan siber, yang merupakan tindakan agresif terus menerus dan seringkali tanpa tujuan yang jelas. Korban perundungan siber cenderung mengalami dampak negatif terhadap penerimaan diri, yang merupakan landasan penting dalam menerima dan memahami kemampuan diri, pengalaman pribadi, dan pengalaman orang lain. Pengalaman negatif korban, dapat dihadapi dengan strategi koping efektif, yakni koping religius sebagai upaya memahami dan menghadapi stresor dengan cara yang dianggap sakral. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu hubungan koping religius dengan penerimaan diri. Penelitian ini menggunakan The Brief Religious Coping (BRCOPE) dan Berger’s Self Acceptance Scale yang keduanya telah diadaptasi. Jumlah subjek sebanyak 206 orang berusia 18-25 tahun. Teknik analisis menggunakan spearman correlation yang menunjukkan hubungan positif antara koping religius positif dengan penerimaan diri (r = 0,160, p = 0,021, p < 0,05) dan hubungan negatif antara koping religius negatif dengan penerimaan diri (r = 0,516, p = 0,000, p < 0,01). Artinya, penelitian ini menemukan bahwa koping religius positif berhubungan dengan peningkatan penerimaan diri pada dewasa awal korban perundungan siber, sementara koping religius negatif berhubungan dengan penurunan penerimaan diri. The development of the internet and the increasing use of social media are the reasons for cyberbullying, which is a continuous aggressive action and often without a clear purpose. Victims of cyberbullying tend to experience a negative impact on self-acceptance, which is an important foundation in accepting and understanding one's abilities, personal experiences, and the experiences of others. Victims' negative experiences can be faced with effective coping strategies, namely religious coping as an effort to understand and deal with stressors in a way that is considered sacred. Therefore, this study aims to find out the relationship between religious coping and self-acceptance. This study used The Brief Religious Coping (BRCOPE) and Berger's Self Acceptance Scale, both of which have been adapted. The number of subjects was 206 people aged 18-25 years. The analysis technique used Spearman correlation which showed a positive relationship between positive religious coping and self-acceptance (r = 0.160, p = 0.021, p < 0.05) and a negative relationship between negative religious coping and self-acceptance (r = 0.516, p = 0.000, p < 0.01). That is, this study found that positive religious coping is associated with increased self-acceptance in early adult victims of cyberbullying, while negative religious coping is associated with decreased self-acceptance.