Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Makna Kerja sebagai Moderator Hubungan antara Keseimbangan Kehidupan Kerja dan Intensi Turnover Tsabitah, Anisa Hasna; Widiasih, Puti Archianti
Antroposen: Journal of Social Studies and Humaniora Vol. 3 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/antroposen.v3i1.6994

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan keseimbangan kehidupan-kerja dengan intensi turnover dan mengetahui efek moderasi dari makna kerja terhadap hubungan keseimbangan kehidupan-kerja dan intensi turnover. Fenomena quiet quitting adalah kondisi dimana karyawan hanya mengerjakan pekerjaannya sesuai jobdesc utamanya tanpa adanya usaha ekstra melakukan pekerjaan tambahan untuk perusahaan. Quiet quitting ini dilakukan untuk mencapai keseimbangan kehidupan-kerja karyawan. Karyawan dengan keseimbangan kehidupan-kerja yang baik akan bertahan dan fokus pada setiap tugas dan tanggungjawab yang diberikan dalam pekerjaannya. Ketidakmampuan seorang karyawan dalam mencapai keseimbangan kehidupan-kerjanya ini akan berpengaruh pada keinginan dan pemikiran untuk keluar dari pekerjaannya, yang mana hal ini juga berkaitan dengan cara individu memaknai pekerjaannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengambilan sample non-probability sampling dan insidental sampling melalui kuesioner. Responden penelitian ini berjumlah 165 orang karyawan corporate head office di PT XYZ. Pengambilan data menggunakan skala Work as Meaning Inventory (WAMI), skala work–family balance, dan skala intensi turnover (TIS). Data dianalisis menggunakan uji moderated regression analysis (MRA) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara keseimbangan kehidupan-kerja dengan intensi turnover. Namun variabel makna kerja tidak dapat menjadi variabel moderator yang menguatkan ataupun melemahkan hubungan keseimbangan kehidupan-kerja dengan intensi turnover.
The Influence of Perceived Organizational Support and Self-Resilience on Work Engagement among Teachers of Indonesia Nurfadhilah, Arum; Widiasih, Puti Archianti
JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan) Vol. 9 No. 1 (2024): JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan)
Publisher : Graduate Program Magister Manajemen Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jmksp.v9i1.14773

Abstract

The study aims to measure how perceived organizational support and self-resilience affect teacher work engagement in Indonesia. A multiple regression research design using a quantitative approach was used in this study. A total of 400 teachers participated in this study spread across several province in Indonesia. Purposive sampling was the form of sampling used in this study, and was conducted using non-probability techniques based on criteria set by the researcher. The significance value of 0.000 indicates that the research findings show significant results between perceived organizational support and self-resilience with work engagement. Perceived organizational support and self-resilience accounted for 42.8% of the effective contribution of these variables to work engagement, other factors influenced the remaining percentage. This research produces new findings, that the variables of perceived organizational support and resilience when tested together with the variable of work engagement with a sample of teachers have significant results. Therefore, to ensure that teachers have high engagement at work and their efforts positively influence the learning process, it is crucial for schools to be able to maintain a good level of organizational support and it is important for teachers to have good psychological resilience.
Komitmen afektif sebagai moderator antara keseimbangan kehidupan-kerja dan intensi turnover karyawan perusahaan sektor pembiayaan PT. XYZ Tsabitah, Anisa Hasna; Widiasih, Puti Archianti
Jurnal Psikologi Terapan dan Pendidikan Vol. 6 No. 1 (2024): Mei
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/jptp.v6i1.28223

Abstract

Fenomena turnover karyawan merupakan masalah yang masih sering dihadapi perusahaan, hal ini tentunya mempengaruhi kelancaran dan keberlangsungan perusahaan, bahkan dapat mengalami kerugian. Keputusan untuk melakukan turnover muncul karena dipicu oleh pemikiran untuk berhenti bekerja, yang mengarah pada keinginan mencari pekerjaan baru, dan keinginan untuk berhenti dari pekerjaan saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran komitmen afektif sebagai moderator antara hubungan keseimbangan kehidupan-kerja dan intensi turnover karyawan PT. XYZ. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan insidental sampling. Responden berjumlah 165 orang karyawan perusahaan sektor pembiayaan di PT. XYZ. Pengambilan data menggunakan affective commitment scale, skala work–family balance, dan Turnover Intention Scale (TIS). Data dianalisis menggunakan uji Moderated Regression Analysis (MRA). Hasil uji analisis MRA variabel keseimbangan kehidupan kerja terhadap intensi turnover yang dimoderatori komitmen afektif menunjukkan perolehan sebesar 0,025 (p<0,05). Penelitian ini menyimpulkan bahwa komitmen afektif dapat menjadi variabel moderator yang menguatkan hubungan keseimbangan kehidupan-kerja dengan intensi turnover. Semakin tinggi karyawan memiliki komitmen afektif maka akan semakin tinggi pula keseimbangan kehidupan-kerja yang dimiliki sehingga karyawan akan lebih bertahan pada pekerjaannya dan memiliki intensi turnover yang rendah.
Bertahan di Dunia Digital: Koping Religius dengan Penerimaan Diri Korban Perundungan Siber Arifi, Indirahma; Widiasih, Puti Archianti
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Vol. 8 No. 2 (2024): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/satwika.v8i2.33590

Abstract

Perkembangan internet dan penggunaan media sosial yang semakin meningkat menjadi alasan terjadinya perundungan siber, yang merupakan tindakan agresif terus menerus dan seringkali tanpa tujuan yang jelas. Korban perundungan siber cenderung mengalami dampak negatif terhadap penerimaan diri, yang merupakan landasan penting dalam menerima dan memahami kemampuan diri, pengalaman pribadi, dan pengalaman orang lain. Pengalaman negatif korban, dapat dihadapi dengan strategi koping efektif, yakni koping religius sebagai upaya memahami dan menghadapi stresor dengan cara yang dianggap sakral. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu hubungan koping religius dengan penerimaan diri. Penelitian ini menggunakan The Brief Religious Coping (BRCOPE) dan Berger’s Self Acceptance Scale yang keduanya telah diadaptasi. Jumlah subjek sebanyak 206 orang berusia 18-25 tahun. Teknik analisis menggunakan spearman correlation yang menunjukkan hubungan positif antara koping religius positif dengan penerimaan diri (r = 0,160, p = 0,021, p < 0,05) dan hubungan negatif antara koping religius negatif dengan penerimaan diri (r = 0,516, p = 0,000, p < 0,01). Artinya, penelitian ini menemukan bahwa koping religius positif berhubungan dengan peningkatan penerimaan diri pada dewasa awal korban perundungan siber, sementara koping religius negatif berhubungan dengan penurunan penerimaan diri.   The development of the internet and the increasing use of social media are the reasons for cyberbullying, which is a continuous aggressive action and often without a clear purpose. Victims of cyberbullying tend to experience a negative impact on self-acceptance, which is an important foundation in accepting and understanding one's abilities, personal experiences, and the experiences of others. Victims' negative experiences can be faced with effective coping strategies, namely religious coping as an effort to understand and deal with stressors in a way that is considered sacred. Therefore, this study aims to find out the relationship between religious coping and self-acceptance. This study used The Brief Religious Coping (BRCOPE) and Berger's Self Acceptance Scale, both of which have been adapted. The number of subjects was 206 people aged 18-25 years. The analysis technique used Spearman correlation which showed a positive relationship between positive religious coping and self-acceptance (r = 0.160, p = 0.021, p < 0.05) and a negative relationship between negative religious coping and self-acceptance (r = 0.516, p = 0.000, p < 0.01). That is, this study found that positive religious coping is associated with increased self-acceptance in early adult victims of cyberbullying, while negative religious coping is associated with decreased self-acceptance.
Entrepreneurial Challenges and Opportunities for Generation Z: A Qualitative Analysis Susanto, Mashita Firdaus; Widiasih, Puti Archianti
Journal of Psychological Perspective Vol 6, No 2: December 2024
Publisher : Utan Kayu Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/jopp.629652024

Abstract

Entrepreneurial activities are one of the important pillars of economic development efforts. the characteristics of Generation Z in Indonesia require a life balance between the work environment and their social or personal life. This research aims to find out the dynamics of entrepreneurial interest in Generation Z which will be reviewed in depth by researchers. The research method used is qualitative. The subjects of this research are entrepreneurs from Generation Z. The data were collected online using the online data collection technique. Data collection was conducted online using online data collection techniques. Data collection was conducted online using in-depth interview techniques. The data analysis process in this study went through four stages, data collection, data reduction, data display, and data verification. The results of this study show that the dynamics of entrepreneurship that occur in Generation Z are found in educational background, experience, desire to have an impact on others, self-confidence, utilization of technology, and support from the surrounding environment to develop an interest in entrepreneurship until finally deciding to carry out entrepreneurial activities. This research is expected to provide new knowledge about the dynamics of entrepreneurial interest in Generation Z and is expected to increase entrepreneurial interest in Generation Z today.
Fraud pada Mahasiswa : Melihat Perkembangan Penelitian dengan Analisis Bibliometrik Menggunakan Vosviewers Hamidah, Empi Wanda; Hamra, Naila El; Nuryani, Amelia Irma; Widiasih, Puti Archianti
Elsia: Jurnal Psikologi Manusia Vol 3, No 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : program studi psikologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati perkembangan penelitian mengenai fraud pada mahasiswa serta melihat peluang penelitian di masa mendatang. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pendekatan analisis bibliometrik, analisis data dalam peneliian ini memanfaatkan aplikasi VosViewer sedangkan sumber data yang digunakan adalah Google Scholar. Hasil penelitian menunjukkan pada tahun 2023 terdapat 18 publikasi artikel dan merupakan tahun dengan publikasi terbanyak. Penelitian terpublikasi mengenai kecurangan (fraud) yang sudah banyak dilakukan sebelumnya ada pada topik akademik serta gambaran faktor pemicu munculnya kecurangan (fraud)seperti rasionalisasi, kesempatan dan tekanan. Area yang menjadi peluang untuk diteliti lebih lanjut terkait fraud pada mahasiswa adalah laporan keuangan dan religiosity. Kata Kunci : Analisis Bibliometrik, Fraud, Kecurangan, Mahasiswa
Overseas Student Experience of Homesickness Faridha, Erina Nur; Widiasih, Puti Archianti
Psikoislamika : Jurnal Psikologi dan Psikologi Islam Vol 21, No 2 (2024)
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: The pursuit of higher education in an alien environment can give rise to a number of novel experiences and opportunities, which may require additional adjustment efforts. Homesickness is a phenomenon commonly experienced by overseas students as they transition from a familiar environment to one that is foreign. Being separated from a familiar environment, which has constituted a part of one's life for an extended period, can give rise to a range of emotions, including sadness, anxiety, and homesickness. To meet the needs of international students, it is important to consider their psychological well-being, particularly in terms of social adjustment and self-acceptance. Identifying and addressing factors that contribute to homesickness is crucial. In this study, a qualitative approach with a phenomenological perspective was employed, and a purposive sampling technique was utilized. The data collection techniques employed in this study involved observation and interviews at Prof. Dr. HAMKA Muhammadiyah University over a period of approximately one month. Three overseas students from Java were interviewed, representing the regions of East Java, Central Java, and West Java. The results of this study provide an overview of the influence of psychological well-being and coping strategies applied by overseas students on homesickness experienced during overseas studies.
Keseimbangan Kehidupan-kerja Karyawan: Apakah Terus Bertahan pada Pekerjaannya atau Keluar? Tsabitah, Anisa Hasna; Widiasih, Puti Archianti
Jurnal Psikologi Terapan Vol 7 No 1 (2024)
Publisher : Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jpt.v7i1.14541

Abstract

This study aims to analyze the relationship between work-life balance and turnover intention, with affective commitment as a moderating variable. An imbalance in work-life balance can increase employees' desire to leave their jobs, whereas affective commitment has the potential to weaken this effect. The research employs a quantitative approach with a causal-comparative design. Data were collected through an online questionnaire involving 250 employees from the industrial and service sectors in Indonesia, selected using the purposive sampling technique. Data analysis was conducted using the Moderated Regression Analysis (MRA) technique to examine the relationships among variables. The results indicate that work-life balance has a negative effect on turnover intention, meaning that the better an individuals work-life balance, the lower their likelihood of leaving their job. Furthermore, affective commitment was found to be a moderating variable that weakens the relationship between work-life balance and turnover intention. The findings highlight the importance of organizations in fostering work-life balance while strengthening employees' affective commitment through organizational strategies that promote well-being and emotional engagement. Future research is recommended to expand the sector coverage and use longitudinal methods to better understand the long-term effects of work-life balance on turnover intention.
Rasa Iri di Tempat Kerja dan Perilaku Proaktif: Peran Kepemimpinan yang Memberdayakan sebagai Moderator Oktavia, Isra Mega; Widiasih, Puti Archianti
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 10, No 1 (2025): Jurnal Psikologi Perseptual
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v10i1.14432

Abstract

This study aims to explore the influence of envy on employee proactive behavior, as well as examine the moderating role of empowering leadership in the relationship. Envy is a common emotion in the workplace that can have both positive and negative impacts on employee behavior. Envy can be divided into benign envy (constructive envy) and malicious envy (destructive envy) which have different impacts on proactive behavior, namely employees' initiative actions in creating new job opportunities. The study used a quantitative approach with an explanatory research design, involving 205 respondents from the hospitality sector, and analyzed using Moderated Regression Analysis (MRA). The results show that benign envy has a significant positive effect on proactive behavior, while malicious envy shows no significant effect. Empowering leadership was shown to strengthen the positive relationship between benign envy and proactive behavior, and decrease the negative impact of malicious envy. Overall, envy and empowering leadership accounted for 71.8% of the variance in proactive behavior. This study recommends the importance of implementing an empowering leadership style to create a work environment that encourages positive motivation and employee initiative. Scientifically, these findings contribute to the organizational psychology literature by confirming the differential role of envy and leadership style in shaping proactive behavior. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh envy terhadap perilaku proaktif karyawan, serta menguji peran moderasi dari kepemimpinan yang memberdayakan dalam hubungan tersebut. Rasa iri merupakan emosi umum di tempat kerja yang dapat berdampak positif maupun negatif terhadap perilaku karyawan. Envy dibedakan menjadi benign envy (iri konstruktif) dan malicious envy (iri destruktif) yang memiliki dampak berbeda terhadap perilaku proaktif, yaitu tindakan inisiatif karyawan dalam menciptakan peluang kerja baru. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain explanatory research, melibatkan 205 responden dari sektor perhotelan, dan dianalisis menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA). Hasil menunjukkan bahwa benign envy berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku proaktif, sedangkan malicious envy tidak menunjukkan pengaruh signifikan. Kepemimpinan yang memberdayakan terbukti memperkuat hubungan positif antara benign envy dan perilaku proaktif, serta menurunkan dampak negatif dari malicious envy. Secara keseluruhan, rasa iri dan kepemimpinan yang memberdayakan menyumbang 71,8% variansi perilaku proaktif. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya penerapan gaya kepemimpinan pemberdayaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendorong motivasi positif dan inisiatif karyawan. Secara ilmiah, temuan ini memberikan kontribusi terhadap literatur psikologi organisasi dengan menegaskan peran diferensial rasa iri dan gaya kepemimpinan dalam membentuk perilaku kerja yang proaktif.
Pengaruh Etos Kerja Islami terhadap Organizational Citizenship Behavior Pada Karyawan UMKM Bidang Fashion di Pasar Tanah Abang Jakarta Widiasih, Puti Archianti; Andriani, Resty
Jurnal Psikologi Terapan Vol 5 No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jpt.v5i1.8656

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh etos kerja islami terhadap Organizational Citizenship Behavior pegawai UMKM bidang fashion di Pasar Tanah Abang Jakarta. Subyek penelitian ini adalah 203 responden karyawan UMKM dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan data menggunakan Skala Etika Kerja Islami dan Skala Perilaku Kewarganegaraan Organisasi. Analisis data menggunakan analisis regresi dengan hasil penelitian R square sebesar 0,367 dengan nilai probabilitas 0,000 (P < 0,05), artinya etos kerja Islami berpengaruh positif dan signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior sebesar 36,7%.