Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Kesehatan Tambusai

PENERAPAN FOOT MASSAGE TERHADAP STATUS HEMODINAMIK PADA PASIEN STROKE DI RUANG ICU RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI Prakoso, Adi Buyu; Sari, Anju Puspita; Widiastuti, Agung
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.48125

Abstract

Kondisi yang sering terjadi pada pasien yang dirawat di ruang ICU yaitu hemodinamik yang tidak stabil. Yang bisa dilihat dari peningkatan tekanan darah, MAP, nadi cepat, dan pernafasan yang tidak normal. Salah satu penyakit yang sering mengalami ketidakstabilan status hemodinamik yaitu penyakit stroke. Stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi penyebab kematian terbesar didunia. Penyakit stroke Stroke termasuk dalam cerebrovaskuler disease yaitu gangguan fungsi otak yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah ke otak. Penanganan stroke dapat dilakukan dengan terapi farmakologi yaitu pemberian obat anti hipertensi dan terapi untuk mendukung yaitu terapi non farmakologi salah satunya degan foot massage. Foot massage merupakan pijatan yang dilakukan dengan tehnik gosokan atau meremas dan urutan lembut pada kaki bagian bawah untuk memberikan dampak pada peningkatan sirkulasi, memperbaiki sifat otot dan memberikan efek relaksasi.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan foot massage terhadap status hemodinamik pasien stroke di ruang ICU RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan desain pre dan posttest. Desain penelitian adalah studi kasus dengan dua populasi pasien di Ruang ICU. Foot massage yang dilakukan selama 10 menit kemudian dilakukan pengukuran hemodinamik 5 menit kemudian. Hasil penelitian terjadi penurunan status hemodinamik pada parameter tekanan darah, MAP, HR, RR, dan peningkatan SpO2 pada klien 1 (Tn.W) dan teradi penurunan status hemodinamik pada parameter tekanan darah, MAP, HR, RR, dan SpO2 stabil pada klien 2 (Ny.L). Kesimpulan ada perubahan terhadap status hemodinamik pada pasien stroke di ICU RSUD dr.Soediran Mangun Sumarso Wonogiri setelah diberikan foot massage.
PENERAPAN TERAPI FISIK BRANDT DAROFF TERHADAP REHABILITASI PASIEN BENIGNA PAROXYSMAL VERTIGO POSITIONAL (BPPV) DENGAN RESIKO JATUH DI RUANG IGD RUMAH SAKIT INDRIATI SOLO BARU Putri, Adinda Laras Sri Karno; Irawan. AM, Ady; Prakoso, Adi Buyu; Kurniawan, Yanti Dwi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.48625

Abstract

Vertigo merupakan keluhan medis yang ditandai dengan sensasi berputar, baik terhadap diri sendiri (vertigo subjektif) maupun lingkungan sekitar (vertigo objektif). Jenis vertigo yang paling umum adalah Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV), yang sering disertai gejala pusing, mual, muntah, hingga gangguan keseimbangan yang meningkatkan risiko jatuh. Pengobatan vertigo dapat berupa terapi farmakologis dan non-farmakologis, salah satunya adalah terapi fisik Brandt-Daroff. Penelitian ini menggunakan  observasional dengan menggunakan rancangan studi kasus pada dua responden dengan kasus vertigo resiko jatuh dengan pendekatan proses asuhan keperawatan. Subjek berjumlah dua orang, pengambilan kasus dilakukan di IGD RS Indriati Solo Baru. Terapi brandt daroff dilakukan selama 10 menit dengan frekuensi pemberian terapi 1 set terdiri dari 5 kali penggulangan gerakan. Pengukuran skala vertigo dan penilaian resiko jatuh dilakukan sebelum dan sesudah melakukan terapi brandt daroff. Alat ukur skala vertigo dan penilaian resiko jatuh menggunakan VSS SF. Studi kasus ini menunjukan setelah dilakukan terapi brandt daroff pada kedua subjek studi kasus didapatkan hasil adanya penurunan skala VSS SF. Sebelum dilakukan intervensi terapi fisik Brandt Daroff kategori vertigo dengan resiko jatuh berat. Setelah dilakukan intervensi terapi fisik brandt daroff selama 2 sesi terjadi penurunan gejala resiko jatuh pada klien menjadi ringan. Hal ini menunjukan adanya penurunan gejala resiko jatuh pada klien yang mengalami vertigo. Setelah diberikan intervensi terapi fisik brandt daroff menunjukan adanya penurunan gejala resiko jatuh pada klien yang mengalami vertigo.
PENERAPAN INTERVENSI PADA KELUARGA DENGAN MASALAH UTAMA HIPERTENSI PADA LANSIA MENGGUNAKAN TEKNIK FOOT REFEXOLOGY Ardiansyah, Rakha Krisna; Ermawati U, Muzaroah; Prakoso, Adi Buyu; Kristanto, Budi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.49836

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang umum pada lansia dan biasa dikenal sebagai The Silent Killer karena sering tidak bergejala, sehingga berisiko tinggi menimbulkan komplikasi kardiovaskular. Penatalaksanaan nonfarmakologis seperti pijat refleksi kaki (foot reflexology) menjadi alternatif intervensi keperawatan komplementer untuk membantu mengontrol tekanan darah sekaligus meningkatkan relaksasi dan kualitas hidup lansia. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas terapi foot reflexology dalam menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gatak. Metode penelitian menggunakan desain quasi experiment dengan pendekatan pre-test dan post-test pada dua lansia penderita hipertensi. Intervensi dilakukan selama tiga hari berturut-turut sesuai SOP, dengan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah terapi menggunakan tensimeter aneroid. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan tekanan darah pada kedua responden, di mana responden pertama mengalami penurunan dari 180/110 mmHg menjadi 135/85 mmHg dan responden kedua dari 170/110 mmHg menjadi 145/90 mmHg, dengan rata-rata penurunan sistolik masing-masing sebesar 45 mmHg dan 25 mmHg, serta penurunan diastolik sebesar 25 mmHg dan 20 mmHg. Kesimpulan penelitian ini adalah terapi foot reflexology terbukti efektif menurunkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi, sehingga dapat direkomendasikan sebagai intervensi keperawatan komplementer di komunitas untuk meningkatkan kualitas hidup lansia dan mengurangi ketergantungan pada obat antihipertensi.
HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT IBU TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA BALITA Safitri, Ayu Emillia; Prakoso, Adi Buyu; Ulkhasanah, Muza Ermawati
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i3.30985

Abstract

Balita adalah individu atau kelompok orang yang termasuk dalam kelompok umur tertentu. Anak usia dini dibedakan menjadi bayi (0-1 tahun), balita (1-3 tahun), dan anak prasekolah >3-5 tahun ke atas. Stunting merupakan masalah gizi yang disebabkan oleh bermacam-macam faktor dan saling berinteraksi satu sama lain. Macam-macam penyebab stunting adalah pendidikan ibu yang rendah dan pengetahuan ibu yang kurang pemahaman megenai pemenuhan asupan nutrisi pada balita, tidak memberikan air susu ibu (ASI) ekslusif, Pemberian Makan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) yang tidak sesuai umur, Riwayat Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), Riwayat Penyakit Infeksi Seperti ISPA, dan diare berulang-ulang, sanitasi lingkungan yang buruk, dan status ekonomi keluarga yang rendah dalam memenuhan nutrisi pada anak. Kejadian stunting pada balita akan mempengaruhi sistem tubuh yang rendah sehingga rentan terkena serang infeksi kuman dan penyakit lainnya jika tidak bersih dan terawat dalam menjaga kesehatan. Hal tersebut erat kaitannya dengan penerapan PHBS yang dimana memiliki keterkaitan dengan perilaku ibu yang berperan dalam pola pengasuhan balita. Kontribusi ibu sangat berpengaruh dalam menentukan kualitas hidup balita di masa yang akan datang sehingga begitu penting perilaku ibu dalam mengetahui dan memahami cara untuk menerapkan PHBS dengan baik. Perilaku ibu yang baik tentang penerapan PHBS memiliki peluang yang baik bagi kualitas kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya kejadian stunting pada balita. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi yang menggunakan pendekatan cross-sectiona. Teknik pengambilan sampel yang digunakan Teknik sampling. Penelitian ini sebanyak 92 responden.Hasil penelitian diperoleh Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang kurang pada balita sebanyak 52 (56,5%). Hasil uji Chi Square didapatkan nilai p value = 0,00 (<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan perilaku hidup bersih dan sehat ibu dengan kejadian stunting pada balita.