Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Hubungan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Dengan Kejadian Kelahiran Prematur Yulinar; Tarigan, Eka Falentina; Sembiring, Mediana; Aruan, Lasria Yolivia
Indonesian Health Issue Vol. 3 No. 2 (2024): AGUSTUS
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/inhis.v3i2.68

Abstract

Latar Belakang: Kelahiran prematur merupakan kelahiran bayi pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Prematuritas merupakan masalah multifaktor. WHO juga mencatat bahwa angka kejadian kelahiran prematur di Indonesia pada tahun 2010 adalah15,5 per 100 kelahiran hidup dan menempatkan Indonesia diposisi ke-9 tertinggi dari 184 negara. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan kunjungan pemeriksaan kehamilan dengan kejadian kelahiran prematur di Klinik Pratama Lina di Kabupaten Langkat Tahun 2024. Metode: Jenis penelitian menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Klinik Pratama Lina Kabupaten Langkat  pada bulan Januari-Juni 2024  sebanyak  64 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu total sampling dimana seluruh populasi dijadikan sampel penelitian berjumlah 64 orang. Hasil: Berdasarkan hasil uji tabulasi silang antara kunjungan pemeriksaan kehamilan dengan kejadian kelahiran prematur, dari hasil uji chi-square didapatkan nilai p value 0,002 atau kurang dari 0,05 artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan: Terdapat Hubungan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan dengan Kejadian Kelahiran Prematur di Klinik Pratama Lina. Diharapkan agar orang tua senantiasa meningkatkan pengetahuan, melaksanakan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan mengembangkan wawasan sehingga tindakan Preventif lebih ditingkatkan daripada tindakan kuratif. ABSTRACTBackground: Premature birth is the birth of a baby at a gestational age of less than 37 weeks. Prematurity is a multifactorial problem. WHO also noted that the incidence of premature birth in Indonesia in 2010 was 15.5 per 100 live births and placed Indonesia in the 9th highest position out of 184 countries. Objective: To determine the relationship between pregnancy check-up visits and the incidence of premature birth at the Lina Pratama Clinic in Langkat Regency in 2024. Method: This type of research uses a cross-sectional design. The population in this study were all pregnant women at the Lina Pratama Clinic, Langkat Regency in January-June 2024, totaling 64 people. The sampling technique was total sampling where the entire population was used as a research sample totaling 64 people. Results: Based on the results of the cross-tabulation test between pregnancy check-up visits and the incidence of premature birth, the results of the chi-square test obtained a p value of 0.002 or less than 0.05, meaning Ho was rejected and Ha was accepted. Conclusion: There is a Relationship between Pregnancy Check-up Visits and the Incidence of Premature Birth at the Lina Pratama Clinic. It is hoped that parents will continue to increase their knowledge, carry out routine pregnancy check-ups and develop insight so that preventive measures are more effective than curative measures. 
Kolaborasi Bidan dan Kader Posyandu dalam Pencegahan Stunting pada Balita Manullang, Rasmi; Aruan, Lasria Yolivia; Sari, Dessy Ratna; Yun, Deby Cyntia; Cahyati, Nur
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 7 No 1 (2025): Jurnal Peduli Masyarakat: Januari 2025
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v7i1.5626

Abstract

Stunting pada balita merupakan masalah kesehatan yang membutuhkan penanganan serius, terutama melalui pendekatan kolaboratif antara bidan dan kader Posyandu. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas bidan dan kader Posyandu serta edukasi kepada orang tua dalam pencegahan stunting. Metode kegiatan meliputi pelatihan kader Posyandu, edukasi kepada orang tua balita, pendampingan praktik pemberian MP-ASI, serta monitoring dan evaluasi. Kegiatan dilakukan di wilayah kerja UPT Puskesmas Terjun Kota Medan dengan melibatkan 32 orang tua balita dan 9 kader Posyandu. Kegiatan pengabdian ini melibatkan persiapan berupa identifikasi lokasi dan koordinasi, pelatihan bidan serta kader Posyandu, edukasi orang tua, hingga pemeriksaan rutin tumbuh kembang balita dengan pendampingan bidan. Hasil menunjukkan peningkatan kapasitas kader, di mana 88,8% dari kader yang dilatih mengalami peningkatan pengetahuan berdasarkan pre-test dan post-test. Sebanyak 93,8% orang tua memahami pentingnya gizi seimbang, dan praktik pemberian MP-ASI sesuai panduan gizi seimbang meningkat sebesar 50%. Sinergi antara bidan sebagai pemberi layanan kesehatan dan kader Posyandu sebagai penggerak masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini. Kolaborasi ini terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan praktik pencegahan stunting di tingkat komunitas. Dengan pendekatan berkelanjutan, program ini berpotensi menurunkan prevalensi stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan anak di masyarakat.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL Aruan, Lasria Yolivia; Manullang, Rasmi; Sinaga, Plora Novita; ZA, Cut Meliyanti
Getsempena Health Science Journal Vol. 4 No. 1 (2025): Januari
Publisher : Universitas Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46244/ghsj.v4i1.3201

Abstract

Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang berdampak serius terhadap ibu dan janin. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, persalinan, bahkan kematian ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kuala Baru tahun 2024. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan case control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang tercatat sebanyak 506 orang, dengan sampel sebanyak 172 orang yang terdiri dari 86 kasus dan 86 kontrol, yang dipilih menggunakan teknik purposive random sampling. Data dianalisis menggunakan uji chi-square untuk analisis bivariat dan uji regresi logistik untuk analisis multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara umur kehamilan (p = 0,009; OR = 2,728), umur ibu (p = 0,035; OR = 2,489), paritas (p = 0,009; OR = 5,930), dan status KEK (p = 0,002; OR = 3,575) dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Sementara itu, tingkat pendidikan tidak menunjukkan hubungan yang signifikan (p = 0,256). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa umur kehamilan, umur ibu, paritas, dan status KEK merupakan faktor dominan yang berkontribusi terhadap kejadian anemia. Diperlukan intervensi kesehatan yang menyasar kelompok ibu hamil dengan karakteristik berisiko tinggi untuk mencegah dan menurunkan prevalensi anemia.AbstractAnemia in pregnant women is a public health problem that has a serious impact on the mother and fetus. This condition can increase the risk of complications in pregnancy, childbirth, and even maternal death. This study aims to determine the factors that influence the incidence of anemia in pregnant women in the Kuala Baru Health Center work area in 2024. The type of research used is observational analytic with a case-control approach. The population in this study were all pregnant women recorded as many as 506 people, with a sample of 172 people consisting of 86 cases and 86 controls, selected using purposive random sampling techniques. Data were analyzed using the chi-square test for bivariate analysis and the logistic regression test for multivariate analysis. The results showed that there was a significant relationship between gestational age (p = 0.009; OR = 2.728), maternal age (p = 0.035; OR = 2.489), parity (p = 0.009; OR = 5.930), and CED status (p = 0.002; OR = 3.575) with the incidence of anemia in pregnant women. Meanwhile, the level of education did not show a significant relationship (p = 0.256). The conclusion of this study is that gestational age, maternal age, parity, and CED status are dominant factors contributing to the incidence of anemia. Health interventions are needed that target groups of pregnant women with high-risk characteristics to prevent and reduce the prevalence of anemia.
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA BAYI UMUR 3-6 BULAN Manullang, Rasmi; Nadeak, Yasrida; Aruan, Lasria Yolivia; Zulzirah, Lisa Zulzirah
Getsempena Health Science Journal Vol. 4 No. 1 (2025): Januari
Publisher : Universitas Bina Bangsa Getsempena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46244/ghsj.v4i1.3206

Abstract

Tidur merupakan kebutuhan penting bagi tumbuh kembang bayi, terutama pada usia 3–6 bulan yang merupakan masa emas perkembangan. Gangguan tidur pada bayi dapat berdampak negatif terhadap perkembangan fisik dan kognitif. Pijat bayi merupakan salah satu intervensi non-farmakologis yang dapat membantu meningkatkan kualitas tidur bayi melalui stimulasi sentuhan yang menenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi usia 3–6 bulan. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain non-equivalent control group. Sampel sebanyak 32 bayi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang diberikan pijat bayi dan kelompok kontrol tanpa perlakuan. Data dianalisis menggunakan uji Paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan rata-rata durasi tidur pada kelompok eksperimen dari 7,2 ± 0,8 jam menjadi 9,1 ± 0,6 jam (p = 0,000), sementara kelompok kontrol tidak mengalami perubahan signifikan (p = 0,413). Kesimpulannya, pijat bayi berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan kualitas tidur bayi.AbstractSleep is an important need for infant growth and development, especially at the age of 3–6 months which is the golden period of development. Sleep disorders in infants can have a negative impact on physical and cognitive development. Infant massage is one of the non-pharmacological interventions that can help improve infant sleep quality through soothing touch stimulation. This study aims to determine the effect of infant massage on the sleep quality of infants aged 3–6 months. The method used is a quasi-experimental method with a non-equivalent control group design. A sample of 32 infants was divided into two groups, namely the experimental group given infant massage and the control group without treatment. Data were analyzed using the Paired t-test. The results showed a significant increase in the average sleep duration in the experimental group from 7.2 ± 0.8 hours to 9.1 ± 0.6 hours (p = 0.000), while the control group did not experience any significant changes (p = 0.413). In conclusion, infant massage has a significant effect on improving infant sleep quality.
FAKTOR KARAKTERISTIK IBU BERSALIN YANG MENGALAMI PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RS PERMATA MADINA KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA Ariska; Permata Sari, Diah; Br Napitupulu, Nova Isabella Mariance; Aruan, Lasria Yolivia
Midwifery And Complementary Care Vol 4 No 1 (2025): Midwifery and Complementary Care
Publisher : LPPM Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/mcc.v4i1.851

Abstract

Background: Postpartum hemorrhage (PPH) is the leading contributor to maternal mortality worldwide, accounting for 50–75% of all emergency cases that occur during childbirth. Objective: Postpartum hemorrhage (PPH) is the leading contributor to maternal mortality worldwide, accounting for 50–75% of all emergency cases that occur during childbirth. Method: This study used a quantitative research method with a case-control study design. The sampling technique was purposive sampling, with a total of 68 samples. Data analysis was conducted using the chi-square test. Results: The results showed that the majority of primiparous mothers did not experience hemorrhage, with 60 individuals (88.2%). Most mothers with a birth interval of more than 5 years did not experience hemorrhage, totaling 60 individuals (88.2%). Additionally, most non-anemic mothers did not experience hemorrhage, with 40 individuals (58.8%). At a 95% confidence level, the p-values were 0.002, 0.001, and 0.001, respectively. Therefore, there is a significant relationship between these three variables and the incidence of primary postpartum hemorrhage. Conclusion: Midwives are encouraged to frequently provide education to women of childbearing age (WCA) to manage birth spacing and to undergo regular antenatal care check-ups. Keywords: Postpartum hemorrhage, birth interval, parity, anemia, pregnant women
Effectiveness of Mind–Body–Based Psychoeducation in Strengthening Midwives’ Role and Enhancing Breastfeeding Self-Efficacy Among Postpartum Mothers: A Quasi-Experimental Study Manullang, Rasmi; Tarigan, Imarina; Nainggolan, Anna Waris; Aruan, Lasria Yolivia; Sianipar, Yesica Geovany; Damanik, Lira Agnes Monica; Siahaan, Sastra Amelia
Journal of Applied Nursing and Health Vol. 7 No. 3 (2025): Journal of Applied Nursing and Health
Publisher : Chakra Brahmanda Lentera Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55018/janh.v7i3.423

Abstract

Background: Breast milk is the best nutrition for babies and has long-term benefits for both mother and child health. A critical factor in successful breastfeeding is breastfeeding self-efficacy (BSE), a mother's confidence in her ability to breastfeed. Methods: This quasi-experimental study employed a pre-test and post-test design with a control group and purposive sampling. The sample comprised 60 postpartum mothers: 30 in the intervention group and 30 in the control group. The intervention involved using the PIANA application for four weeks. Statistical tests were performed using SPSS 26 for univariate and bivariate data analysis. Outcomes were measured using the Wilcoxon and Mann-Whitney U tests to assess whether psychoeducation could increase postpartum mothers' confidence in breastfeeding. Results: Bivariate analyses of the variables were conducted using statistical tests after the application, namely the Midwife's Role variable (p = 0.023), the Psychoeducation variable (p = 0.032), and the BSE variable (p = 0.012). The results of the bivariate analysis of the three variables showed that the Midwife's Role with BSE psychoeducation positively affected postpartum mothers' confidence in breastfeeding. Conclusion: Psychoeducational applications using a mind-body approach have been shown to improve breastfeeding self-efficacy in postpartum mothers. Optimizing the role of midwives through this medium can serve as an effective, flexible educational tool to support postpartum mothers in achieving breastfeeding success.