Meningkatnya resistensi bakteri patogen terhadap antibiotik menjadi salah satu kendala utama dalam pengobatan infeksi, khususnya terhadap bakteri seperti Salmonella typhi, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus epidermidis. Salah satu alternatif yang dikembangkan adalah penggunaan ekstrak alami, seperti dari cacing tanah (Lumbricus rubellus), yang diketahui mengandung senyawa antibakteri seperti lumbrokinase, peptida, dan enzim proteolitik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol Lumbricus rubellus terhadap lima bakteri patogen menggunakan metode difusi cakram pada media Nutrient Agar (NA). Uji dilakukan dalam tiga konsentrasi (F1, F2, dan F3). Hasil menunjukkan zona hambat terbesar pada Staphylococcus aureus (16,07 mm, F2) dan Staphylococcus epidermidis (16,72 mm, F3), dikategorikan sebagai respon “kuat” dan “sedang”. Zona hambat pada Salmonella typhi berkisar antara 11,89–13,05 mm (kuat), sedangkan Pseudomonas aeruginosa dan Escherichia coli masing-masing menunjukkan respon “sedang”. Kontrol positif cefixime terhadap Salmonella typhi menunjukkan aktivitas sangat kuat (22,80 mm). Hasil ekstrak Lumbricus rubellus memiliki potensi sebagai agen antibakteri alami terhadap bakteri Gram-positif dan Gram-negatif, meskipun aktivitasnya bervariasi. Kesimpulan F3 merupakan sediaan paling potensial, dengan aktivitas sedang hingga kuat terhadap hampir semua bakteri uji, khususnya Pseudomonas aeruginosa dan S. epidermidis. Ekstrak cacing tanah memperlihatkan aktivitas kuat terhadap bakteri Gram-positif, dan aktivitas sedang terhadap Gram-negatif.