Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

E UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI KRIM EKTRAK DAUN PUCUK MERAH (Syzygium oleana) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO HARYATI, ETI; PITALOKA, EUIS DIAH
Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 3 No 1 (2019): Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Tanaman Pucuk Merah (Syzygium oleana) mengandung zat aktif flavonoid yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas krim ekstrak daun pucuk merah (Syzygium oleana) terhadap bakteri Staphylococcus aureus serta mengetahui konsentrasi krim ekstrak daun pucuk merah (syzygium oleana) yang paling besar aktivitas sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Formulasi krim ekstrak daun pucuk merah (Syzygium oleana) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Konsentrasi 0,5 %, konsentrasi 1%, dan konsentrasi 2%. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan metode difusi sumuran untuk uji aktivitas antibakteri krim ekstrak daun pucuk merah (Syzygium oleana). Pengamatan dilakukan dengan mengukur zona bening disekitar sumuran dengan menggunakan penggaris. Hasil penelitian menunjukan bahwa krim ekstrak daun pucuk merah (syzygium oleana) memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan Konsentrasi 0,5 % zona bening yang dihasilkan 0,49 cm, konsentrasi 1% zona bening yang dihasilkan 0,82 cm, konsentrasi 2% zona bening yang dihasilkan 1,05 cm. Krim ekstrak daun pucuk merah (Syzygium oleana) dengan konsentrasi 2% yang paling besar aktivitas sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus yaitu sebesar 1,05 cm. ABSTRACT Red Shoot (Syzygium oleana) contains an active flavonoid content that can be used as an antibacterial. This study aimed to know the activity of red shoot (Syzygium oleana) leaves extract cream toward Staphylococcus aureus bacteria and to know the biggest concentration of red shoot (Syzygium oleana) leaves extract cream as an antibacterial toward Staphylococcus aureus bacteria. The formulations of red shoot (Syzygium oleana) leaves extract cream used in this study were consentration of 0.5%, 1% and 2%. The method used in this study was the experimental method with a well diffusion method to test the antibacterial activity of red shoot(Syzygium oleana leaves extract cream. The observation was done by measuring the clear zone around the well with a ruler. The results of the study showed that red shoot(Syzygium oleana) leaves extract creamhad an antibacterial activity toward Staphylococcus aureus bacteria with 0.5% concentration, the clear zone resulted was 0.49 cm; with 1% concentration, the clear zone resulted was 0.82cm; and with 2% concentration, the clear zone resulted was 1.05cm. The cream of red shoot(Syzygium oleana) leaves extract with 2% concentration had the biggest activity as an antibacterial toward Staphylococcus aureus namely amounted to 1.05cm.
PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI MENGGUNAKAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk) UNTUK PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus haryati, eti; Pandanwangi TW, Siti; Nabila, Esra Reinanda; Nurpatmawati, Nurpatmawati
Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 7 No 1 (2023): Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58365/ojs.v7i1.215

Abstract

Protein dan karbohidrat merupakan komponen penting dalam media pertumbuhan bakteri. Tepung biji nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk) memiliki kandungan protein dan karbohidrat yang diperlukan oleh bakteri Staphylococcus aureus untuk tumbuh dan berkembang biak. Tujuan penelitian ini untuk menentukan berat tepung biji nangka yang paling baik sebagai media pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental menggunakan media tepung biji nangka berat 2 gram, 2,5 gram dan 3 gram ditambah aquadest dan agar rose serta nutrient agar sebagai kontrol positif, dengan bakteri pengenceran 10-4 , 10-5 dan 10-6 . Data statistik menggunakan analisis varians satu arah (ANOVA) dan uji post hoc-LSD. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan koloni bakteri Staphylococcus aureus dengan media tepung biji nangka pada berat 2 gram dengan pengenceran 10-4 , 10-5 dan 10- 6 adalah 260 koloni, 190 koloni, dan 130 koloni. Pada berat 2,5 gram dengan pengenceran 10-4 , 10-5 dan 10-6 adalah 290 koloni, 109 koloni, 169 koloni. Pada berat 3 gram dengan pengenceran 10-4 , 10-5 dan 10-6 adalah 315 koloni, 268 koloni, 183 koloni. Pada pertumbuhan koloni bakteri staphylococcus aureus pada nutrient agar dengan pengenceran 10-4 , 10-5 , dan 10-6 adalah 635 koloni, 536 koloni, dan 332 koloni, Kesimpulan diperoleh bahwa media tepung biji nangka dapat digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Media tepung biji nangka berat 3 gram yang paling baik sebagai media pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus tetapi tidak setara dengan kontrol positif.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FORMULA SABUN PADAT EKSTRAK BIJI ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli haryati, eti; Nurpatmawati, Nurpatmawati; Lapekoli, Elfarida
Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 7 No 2 (2024): Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58365/ojs.v7i2.262

Abstract

Biji alpukat (Persea americana Mill.) memiliki senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, saponin, dan tannin yang merupakan komponen aktif sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri sabun padat ekstrak biji alpukat terhadap bakteri Escherichia coli, dan berapa konsentrasi yang paling efektif memiliki aktivitas antibakteri yang paling besar terhadap bakteri Escherichia coli. Uji aktivitas antibakteri dalam penelitian ini menggunakan metode difusi sumuran dengan variasi konsentrasi sabun padat ekstrak biji alpukat berupa variabel X1 yaitu 10%, variabel X2 yaitu 15%, variabel X3 yaitu 20% dan kontrol positif yaitu sabun padat Dettol. Data aktivitas antibakteri dianalisis secara statistik menggunakan analisis varian satu arah (ANOVA). Hasil penelitian uji aktivitas antibakteri formula sabun padat ekstrak biji alpukat (Persea americana Mill.) diperoleh pada X1 (10%) dengan zona bening sebesar 2,55 mm, pada X2 (15%) dengan zona bening sebesar 4,33 mm, pada X3 (20%) dengan zona bening sebesar 7,09 mm, pada kontrol positif dengan zona bening sebesar 9,05 mm dan kontrol negatif dengan zona bening 0 mm. Kesimpulan diperoleh bahwa sediaan sabun padat ekstrak biji alpukat memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli dengan nilai sig F hitung (134,344) > F tabel (2,95). Sabun padat ekstrak biji alpukat konsentrasi 20% memiliki aktivitas antibakteri paling besar terhadap Escherichia coli dengan nilai sig 0,000 < 0,05.
Uji Aktivitas Antibakteri Pasta Gigi Ekstrak Biji Jintan Hitam (Nigella sativa L) Terhadap Bakteri Lactobacillus achidophilus Haryati, Eti; Pratiwi, Ria Wahyu
Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains Vol 4 No 1 (2020): Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains
Publisher : Praeparandi : Jurnal Farmasi dan Sains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karies gigi adalah penyakit gigi dan mulut yang masih banyak diderita baik dewasa maupun anak-anak. Lactobacillus acidophilus merupakan penyebab dominan karies gigi. Biji Jintan Hitam (Nigella sativa L) mempunyai senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, dan tanin yang bekerja sebagai antibakteri.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas pasta gigi ekstrak biji jintan hitam(Nigella sativa L) terhadap Lactobacillus acidophilus. Metode penelitian ini adalah eksperimental laboratoris. Penyarian biji jintan hitam (Nigella sativa L) menggunakan pelarut etanol 96% dengan metode merasi kemudian dibuat sediaan pasta gigi dengan konsentrasi 6%, 12%, dan 15%. Pasta gigi sasha “herbal” digunakan sebagai kontrol positif dan pasta gigi plasebo “basis” sebagai kontrol negatif. Aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi sumuran dengan mengukur zona bening media agar padat. Hasil zona bening dianalisis menggunakan One Way ANOVA dan Tukey HSD. Evaluasi sediaan pasta gigi yang dilakukan meliputi organoleptis, homogenitas, pH, tinggi busa, dan daya sebar serta uji stabilitas sediaan pasta gigi dengan metode cycling test. Hasil penelitian terhadap bakteri Lactobacillus acidophilus menunjukan bahwa pasta gigi ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa L) memilki aktivitas antibakteri di tandai dengan terbentuknya zona bening. Diameter zona bening dari pasta gigi ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa L) dari konsentrasi 6%, 12%, dan 15% adalah 3,99 mm, 5,67 mm, dan 8,22 mm . Kesimpulan penelitian ini berdasarkan uji Tukey adalah pasta gigi jintam hitam ( Nigella sativa) konsentrasi 15% adalah yang paling baik daya aktivitasnya setara dengan kontrol positif , serta pasta gigi ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa L) telah memenuhi persyaratan evaluasi dan uji stabilitas sediaan.
Antibacterial Activity of Katang-Katang Leaf Extract Gel against Staphyloccus Aureus Haryati, Eti; Sugiarto, Anto; Zuniarto, Ahmad Azrul; Hakkin, Atini Sabila
Journal La Medihealtico Vol. 6 No. 3 (2025): Journal La Medihealtico
Publisher : Newinera Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37899/journallamedihealtico.v6i3.1737

Abstract

Infectious diseases are one of the health problems faced by developing countries such as Indonesia. Various methods are used to treat skin infections caused by Staphylococcus aureus bacteria, one of which is traditionally using plants, namely katang-katang leaves which have active compounds of flavonoids, alkaloids, saponins and tannins as antibacterials. This study aims to determine the antibacterial activity of the gel preparation of katang-katang leaf extract (Ipomea pes-caprae) to determine the concentration that has the greatest antibacterial activity and to determine the physical properties. Gel preparations were made with concentrations of 15%, 20%, and 25%. The test method was carried out using the in vitro disc diffusion method and physical properties tests were carried out which included organoleptic tests, homogeneity tests, pH tests, spreadability tests, adhesion tests and viscosity tests. Data analysis was carried out using normality tests, homogeneity tests, anova and post hoc test. The results of research testing the antibacterial activity of katang-katang leaf extract gel at a concentration of 15% was 3.27 mm, 20% was 4.97%, 25% was 5.97 mm, K+ was 10.97 mm and K- was 0 mm. Katang-katang leaf extract gel has antbacterial activity that is not equivalent to the positive control, katang-katang leaf extract gel does not meet the preparation evaluation requirements and is unstable during storage. From these results it can be concluded that the katang-katang leaf extract gel has antibacterial activity against Staphylococcus aureus and the katang-katang leaf extract gel does meet the preparation evaluation requirements and is unstable during storage.
The Role of the Indonesian Advocates' Code of Ethics in Ensuring Professional Integrity and Legal Justice Kurniati, Yeti; Suryawin, Paulana Christian; Putra, Erid Gauri; Firdaus, Muhammad Raihan; Haryati, Eti; Gunawan, Ricky; Gunawan, Ryan
Global Education Journal Vol. 3 No. 1 (2025): Global Education Journal (GEJ)
Publisher : Civiliza Publishing, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59525/gej.v3i1.212

Abstract

The legal profession in Indonesia plays a crucial role in maintaining justice and upholding the law. Advocates are required to uphold integrity, honesty, and responsibility through adherence to a professional code of ethics. This study aims to analyze the role of the advocate code of ethics in maintaining professional integrity and ensuring legal justice. The research method used is a normative juridical approach, with a literature analysis of various regulations, codes of ethics, and previous research findings. The results indicate that the code of ethics serves as a guideline for behavior, a supervisory instrument, and a means of maintaining public trust in the legal profession. The discussion confirms the positive impact of implementing the code of ethics on public trust, although its implementation still faces obstacles such as a weak Honorary Council, limited enforcement, and fragmentation of advocate organizations. Strengthening efforts are carried out through ethics-based legal education, ongoing development, institutional reform, and public involvement.
Uji Efektivitas Anti Jamur Sabun Cair Kewanitaan Ekstrak Rimpang Kunyit Pratiwi, Nina; Nafi’ah, Rahmah; Haryati, Eti; Khairunnisa, Aniar Fardah
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i12.55157

Abstract

Kunyit (Curcuma Domestica VAL) mengandung kurkumin dan minyak atsiri yang memiliki khasiat sebagai antioksidan, anti kanker bahkan anti jamur. Secara tradisional kunyit (Curcuma Domestica VAL) digunakan untuk mengatasi penyakit mikroba, gangguan pencernaan, sakit perut dan gangguan hati. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas anti jamur sediaan sabun cair kewanitaan ekstrak rimpang kunyit (Curcuma Domestica VAL) terhadap Candida albicans. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan metode cakram untuk mengukur zona bening pada efektivitas anti jamur sabun cair kewanitaan ekstrak rimpang kunyit terhadap Candida albicans dengan menggunakan sampel ekstrak rimpang kunyit (Curcuma Domestica VAL) pada konsentrasi 5%, 10%, dan 15% yang dibuat sabun cair daerah khusus kewanitaan dengan melakukan pengujian parameter persyaratan evaluasi sediaan sabun cair kewanitaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengujian anti jamur menghasilkan zona bening dengan rata-rata yaitu pada konsentrasi 5% sebesar 15.29 mm, konsentrasi 10% sebesar 15.29 mm, dan konsentrasi 15% sebesar 15.09 mm. Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan one-way ANOVA dapat disimpulkan bahwa sediaan sabun cair kewanitaan ekstrak rimpang kunyit (Curcuma Domestica VAL) memiliki aktivitas anti jamur pada konsentrasi mulai dari 5 %, dan memiliki efektivitas dengan nilai (sig) 0,027 < 0,05 yang artinya sabun cair ekstrak rimpang kunyit (Curcuma Domestica VAL) mempunyai efektivitas anti jamur terhadap Candida albicans dan Hasil uji evaluasi fisik sediaan sabun cair kewanitaan meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji tinggi dan stabilitas busa memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh SNI 06-4085-1996.
The Role of the Indonesian Advocates' Code of Ethics in Ensuring Professional Integrity and Legal Justice Kurniati, Yeti; Suryawin, Paulana Christian; Putra, Erid Gauri; Firdaus, Muhammad Raihan; Haryati, Eti; Gunawan, Ricky; Gunawan, Ryan
Global Education Journal Vol. 3 No. 1 (2025): Global Education Journal (GEJ)
Publisher : Civiliza Publishing, Indonesia.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59525/gej.v3i1.212

Abstract

The legal profession in Indonesia plays a crucial role in maintaining justice and upholding the law. Advocates are required to uphold integrity, honesty, and responsibility through adherence to a professional code of ethics. This study aims to analyze the role of the advocate code of ethics in maintaining professional integrity and ensuring legal justice. The research method used is a normative juridical approach, with a literature analysis of various regulations, codes of ethics, and previous research findings. The results indicate that the code of ethics serves as a guideline for behavior, a supervisory instrument, and a means of maintaining public trust in the legal profession. The discussion confirms the positive impact of implementing the code of ethics on public trust, although its implementation still faces obstacles such as a weak Honorary Council, limited enforcement, and fragmentation of advocate organizations. Strengthening efforts are carried out through ethics-based legal education, ongoing development, institutional reform, and public involvement.