Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal)

PENGGUNAAN KOMBINASI EKSTRAK KAYU SECANG DAN SERBUK GERGAJIAN KAYU MAHONI SEBAGAI PEWARNA RAMBUT PIRANG DALAM SEDIAAN GEL Endang Istriningsih; Oktariani Pramiastuti
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 5 No 2 (2014)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian penggunaan kombinasi ekstrak kayu secang dan serbuk gergajian kayu mahoni sebagai pewarna rambut pirang dalam sediaan gel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memformulasikan sediaan pewarna rambut pirang dari kombinasi ekstrak gergajian serbuk kayu mahoni dengan ekstrak kayu secang menggunakan tiga formula yang berbeda. Metode ekstraksi untuk mengambil zat warna pada kedua kayu menggunakan metode maserasi. Zat warna hasil maserasi serbuk kayu secang berwarna coklat merah dan untuk serbuk kayu mahoni berwarna jingga kecoklatan, kombinasi keduanya menghasilkan variasi beberapa warna yang dihasilkan. Formulasi gel ekstrak kayu secang dan ekstrak gergajian kayu mahoni dengan perbandingan 3:5 (F1) menghasilkan warna coklat muda, perbandingan 4:4 (F2) menghasilkan warna pirang dan perbandingan 5:3 (F3) menghasilkan warna coklat tua. Hasil uji stabilitas fisik untuk ketiga formula yang dihasilkan menunjukkan ketiganya memenuhi persyaratan fisik untuk gel pewarna rambut, pada uji pH ketiganya berada pada kisaran pH 5-6, uji stabilitas warna menunjukkan dengan perendaman 2 jam menghasilkan warna pada rambut, coklat muda (F1), pirang (F2) dan coklat tua (F3). Uji stabilitas warna terhadap pencucian, warna yang dihasilkan pada rambut dapat bertahan sampai dengan 5 kali pencucian dengan shampo, uji stabilitas warna terhadap paparan sinar matahari menunjukkan warna yang dihasilkan pada rambut tidak berubah dengan paparan 5 jam sinar matahari.
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK DAUN TEH (Camellia sinensis L) TERHADAP SIFAT FISIK DEODORANT STICK Agung Nur Cahyanta; Endang Istriningsih; Dinar Anggia Zen; Tomy Sugiarto Gautama
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 10 No 1 (2019)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v10i1.128

Abstract

Rasa percaya diri seseorang akan meningkat bila badannya berbau harum dan segar. Kebersihan dan bau badan merupakan hal penting dalam higienitas dan penampilan seseorang. Bau badan sangat berhubungan dengan sekresi keringat seseorang dan adanya pertumbuhan mikroorganisme. Deodorant stick merupakan kosmetika yang diformulasikan khusus untuk mengatasi bau badan, yang berfungsi untuk mengurangi keringat karena mengandung zat astringen dan antimikroba yang berguna mencegah pertumbuhan mikroba pada keringat. Salah satu tanaman yang berkhasiat obat dikenal dan digunakan oleh masyarakat ialah tanaman Teh (Camellia sinensis L) yang mengandung Tanin. Menurut Hara (1993) mengemukakan bahwa tanin dapat dipakai sebagai antimikroba, juga berkhasiat sebagai astringen. Ekstrak adalah suatu produk hasil pengambilan zat aktif dari tanaman menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian pelarutnya diuapkan kembali sehingga zat aktif ekstrak menjadi pekat. Sifat fisik dan karekteristik deodorant stick sangat dipengaruhi oleh komposisi penyusunnya, faktor formulasi sangat berpengaruh terhadap kualitas deodorant yang dihasilkan, salah satu penyusun dalam formulasi deodoran stick adalah ekstrak daun Teh sebagai zat aktif. Variasi konsentrasi ekstrak daun Teh 5% (formula X1), 10% (formula X2) dan 15% (formula X3) berpengaruh terhadap sifat fisik deodorant stick yang dihasilkan, pada uji organoleptis diperoleh warna dan kepadatan yang berbeda untuk tiap formula. Analisis data uji waktu leleh menggunakan One Way ANOVA diperoleh nilai signifikan 0,019 < 0,05, dapat disimpulkan bahwa pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan ada pengaruh yang nyata perbedaan konsentasi ekstrak daun Teh terhadap waktu leleh deodorant stick, dengan waktu leleh tercepat pada formula X1 sebesar 64,66 menit. Pada analisis data uji titik lebur menggunakan One Way ANOVA diperoleh nilai signifikan 0,019 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa pada taraf kepercayaan 95%, ada pengaruh yang nyata perbedaan konsentrasi ekstrak daun Teh terhadap titik lebur deodorant stick, dengan titik leleh terendah adalah pada formula X1 dengan suhu 44oC. Pengujian keamanan deodorant stick dengan uji iritasi akut dermal diperoleh bahwa pada ketiga formula nilai indeks iritasi menunjukkan kriteria iritan sangat ringan (rentang 0,0–0,4).
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KERSEN KOMBINASI DAUN TEH HIJAU TERHADAP BAKTERI Streptococcus mutans Fitria, Nisa Sifa; Istriningsih, Endang; Pramiastuti, Oktariani
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 15 No 1 (2024)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v15i1.605

Abstract

Daun kersen (Muntigia calabura L.) dan daun teh hijau (Camellia sinensis L.) mempunyai senyawa metabolit sekunder yang berperan sebagai antibakteri. Senyawa yang berperan sebagai antibakteri pada daun teh adalah flavonoid, tanin, saponin dan alkaloid. Sedangkan senyawa yang berperan sebagai zat antibakteri pada daun kersen adalah flavonoid, saponin, triterpenoid, steroid dan tanin. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah kombinasi ekstrak daun teh hijau dan ekstrak daun kersen mempunyai efek antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans dan pada konsentrasi berapa kombinasi ekstrak lebih besar mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen laboratorium. Uji aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak dilakukan dengan metode sumuran. Hasil penelitian yaitu pengujian aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak daun teh hijau dan daun kersen terhadap bakteri Streptococcus mutans menunjukkan bahwa konsentrasi kombinasi 3 (2:1) dengan perbandingan 25% daun teh hijau dan 12,5% daun kersen dinyatakan paling besar dengan diameter daya hambat 15,50 mm. Berdasarkan hasil uji homogenitas (>0,05), hasil uji zona hambat bakteri menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,348, data dinyatakan homogen, kemudian dilanjutkan dengan uji ANOVA (>0,05), hasilnya adalah nilai signifikansi sebesar 0,024. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan nyata menurut data uji aktivitas antibakteri.