Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Tari Kreasi Genitri: Sebuah Tarian Bernuansa Pendidikan Gunadi Putra, I Gede; Haryati, Ni Made
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Seni Indonesia Denpasar Vol 7 No 1 (2019): Maret
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1012.21 KB) | DOI: 10.31091/sw.v7i1.677

Abstract

Tari kreasi Genitri merupakan sebuah tari kreasi baru yang mempresentasikan makna filosofi dari genitri (salah satu atribut yang dibawa oleh Dewi Saraswati), sebagai lambang konsentrasi, fokus dan juga sifat ilmu pengetahuan yang tetap berkesinambungan (tidak terputus) serta dinamis (berkembang). Tema dari tarian ini adalah kependidikan. Tarian ini disajikan dengan diiringi instrumen gamelan Gong Kebyar dan dibawakan oleh 5 orang penari wanita sebagai representasi dari panca indera manusia yang harus dikendalikan agar dapat mencapai fokus itu sendiri. Keberadaan tarian ini masih tergolong baru dan diciptakan melalui proses eksplorasi, improvisasi hingga pembentukan baru dimulai pada bulan Juni sampai Agustus 2018. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan bertujuan untuk mengetahui elemen estetis dan makna tari kreasi Genitri
Tari Kreasi Genitri: Sebuah Tarian Bernuansa Pendidikan I Gede Gunadi Putra; Ni Made Haryati
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2019): Maret
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1012.21 KB) | DOI: 10.31091/sw.v7i1.677

Abstract

Tari kreasi Genitri merupakan sebuah tari kreasi baru yang mempresentasikan makna filosofi dari genitri (salah satu atribut yang dibawa oleh Dewi Saraswati), sebagai lambang konsentrasi, fokus dan juga sifat ilmu pengetahuan yang tetap berkesinambungan (tidak terputus) serta dinamis (berkembang). Tema dari tarian ini adalah kependidikan. Tarian ini disajikan dengan diiringi instrumen gamelan Gong Kebyar dan dibawakan oleh 5 orang penari wanita sebagai representasi dari panca indera manusia yang harus dikendalikan agar dapat mencapai fokus itu sendiri. Keberadaan tarian ini masih tergolong baru dan diciptakan melalui proses eksplorasi, improvisasi hingga pembentukan baru dimulai pada bulan Juni sampai Agustus 2018. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan bertujuan untuk mengetahui elemen estetis dan makna tari kreasi Genitri
PEMBINAAN SENI TARI, TABUH, DAN MUSIK DI DESA BUWIT, KECAMATAN KEDIRI, KABUPATEN TABANAN Ni Made Dian Widiastuti; Ni Wayan Iriani; A.A. Trisna Ardanari Adipurwa; Ni Made Haryati; I Gede Gunadi Putra; Ni Putu Sandra Devindriati Kusuma; Ni Putu Hartini
Abdi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 2 (2022): Abdi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.82 KB)

Abstract

Tujuan kegiatan ini untuk mengajak generasi muda melestarikan seni tradisi di kalangan generasi muda, sekaligus sebagai terapi dalam menghindari pengaruh gawai digital yang menghambat kemampuan berkomunikasi generasi dini. Kegiatan dilakukan dalam jangka waktu enam minggu, dengan pertemuan tatap muka langsung. Teknik pengajaran dilakukan dengan pemberian contoh gerak dari pengajar yang kemudian ditirukan oleh peserta. Hasilnya generasi muda di Desa Buwit, menguasai tari Pendet, tari Rejang Dewa, tari Wirayuda, dan gamelan pengiring tari Pendet. Kemudian untuk anak-anak usia dini, telah berani untuk berkomunikasi dan mengungkapkan emosinya melalui kegiatan musik dan bernyanyi bersama. Kegiatan ini memberi semangat positif bagi masyarakat di Desa Buwit. Bagi orang tua, mereka sangat senang anak-anak mereka dapat melakukan kegiatan positif dan jauh dari gawai. Lalu yang terpenting adalah seni tradisi Bali dapat terus berlanjut.
PEMBELAJARAN TARI REJANG DEDARI DAN BUDAYA LITERASI DI BANJAR KAJENG, DESA PEMOGAN, DENPASAR SELATAN I Gede Gunadi Putra; Ni Made Haryati; Ni Made Liza Anggara Dewi; A. A. Trisna Ardanari Adipurwa
Abdi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 1 (2023): Abdi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi keinginan mitra yaitu Banjar Kajeng dalam pendidikan tari bagi anak-anak untuk dapat dimanfaatkan dalam kegiatan upacara. Selain itu, program ini bertujuan sebagai pendidikan seni dan budaya yang menguatkan karakter budaya lokal dan khasanah budaya nasional. Kemudian ada pula kegiatan pengenalan budaya literasi untuk mengantisipasi kecanduan gawai digital bagi anak-anak di Banjar Kajeng. Melalui kegiatan pengenalan budaya literasi ini, anak-anak diajak menikmati membaca buku dan menulis, sehingga kemampuan kognitifnya makin berkembang. Metode yang digunakan yaitu tatap muka dengan empat tahapan yaitu persiapan, penyampaian, pelatihan, dan penampilah hasil. Seluruh kegiatan dilaksanakan dalam empat minggu, dengan pelaksanaan dua program sekaligus yang terbagi menjadi dua sesi. Hasilnya para peserta didik mengetahui dan mampu menirukan gerak tari rejang dedari, hingga pada tahap evaluasi akhirnya mampu secara kompak menarikan rangkaian gerak tari rejang dewa yang senada dengan musik pengiringnya. Dampak dari kegiatan pengabdian ini yaitu keberlanjutan dalam pewarisan pengetahuan lokal dan pengembangan kemampuan kognitif bagi generasi muda.
TARI KREASI BARIS NADEWA I Gede Gunadi Putra; I Gede Mawan; I Bagus Wijna Bratanatyam
Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Vol. 2 (2022): Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasionar Republik Seni Nusantara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tari kreasi Baris Nadewa merupakan tarian kreasi baru yang dalam penyajiannya dibawakan oleh dua orang penari pria membawa properti tombak yang kedua ujungnya berbentuk pedang dan diiringi instrumen gamelan Gong Kebyar. Tarian ini merepresentasikan kegagahan dan jiwa patriotisme Nakula dan Sahadewa bertempur di medan laga. Terciptanya tarian ini terinspirasi dari tokoh Nakula dan Sahadewa dalam cerita Mahabharata dan ide gerakannya berasal dari pengembangan gerak tari bebarisan yang sudah ada sebelumnya. Terciptanya tarian ini tiada lain karena merespon adanya paham-paham radikalisme yang mulai meracuni nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme para generasi muda pada khususnya, karena dapat memecah persatuan bangsa. Dengan disajikan melalui gerak yang dinamis dan tegas, secara tidak langsung penciptaan karya tarian ini ingin menyampaikan pesan pentingnya menumbuhkan sikap patriotisme, seperti pemberani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif guna mengetahui elemen estetis dan makna dari bentuk penyajian tari kreasi Baris Nadewa.
PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI TOPENG DALEM ARSA WIJAYA VERSI I WAYAN SUMANAYA DI SMA DHARMA PRAJA DENPASAR I Kadek Novi Ardana; I Gusti Ngurah Seramasara; I Gede Gunadi Putra
PENSI : Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni Vol 3 No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/pensi.v3i2.1255

Abstract

Topeng Dalem Arsa Wijaya adalah salah satu jenis tari putra halus yang dijadikan materi pelajaran di SMA Dharma Praja Denpasar, tari Topeng Dalem Arsa Wijaya adalah transformasi dari cerita panji dalam panggambuhan. Sampai saat ini tari Topeng Dalem Arsa Wijaya diminati siswa karena sebagai bahan materi pembelajaran di kelas X yaitu mengenal tari tradisi. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti disekolah SMA Dharma Praja Denpasar yaitu menggunakan metode ceramah tanpa dilengkapi video pembelajaran dan guru yang mengajarkan seorang perempuan kurang begitu mahir untuk menari putra. Tujuan penelitian pengembangan ini (1) Mendeskripsikan proses pembuatan video pembelajaran  tari Topeng Dalem Arsa Wijaya Versi I Wayan Sumanaya; (2) Mendeskripsikan  hasil validasi ahli seni tari, media, dan guru seni tari terhadap video pembelajaran tari Topeng Dalem Arsa Wijaya Versi I Wayan Sumanaya; (3) Mendeskripsikan validasi siswa dalam uji coba perorangan terhadap video pembelajaran tari Topeng Dalem Arsa Wijaya Versi I Wayan Sumanaya pada siswa SMA Dharma Praja Denpasar; (4) Mendeskripsikan validasi siswa dalam uji coba kelompok kecil terhadap video pembelajaran tari Topeng Dalem Arsa Wijaya Versi I Wayan Sumanaya pada siswa SMA Dharma Praja Denpasar. Penelitian ini menggunakan metode research and development (R&D) dan proses penelitiannya melalui (1) tahap pra pengembangan, (2) tahap pengembangan, (3) tahap pasca pengembangan. Instrumen pengumpulan data menggunakan angket (kuesioner) yang dilengkapi dengan komentar dan saran dari subyek uji coba. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian uji ahli tari, ahli media dan guru seni tari terhadap video pembelajaran tari Topeng Dalem Arsa Wijaya ada dalam kategori sangat layak dan tidak perlu direvis. Hasil uji coba perorangan dan kelompok kecil terhadap pembelajaran tari Topeng Dalem Arsa Wjaya pada siswa  SMA Dharma Praja Denpasar menunjukan bahwa video pembelajaran tari Topeng Dalem Arsa Wijaya sangat layak dan tidak perlu direvisi.
Motivation for Creating the Baris Nadewa Creation Dance in the New Normal Era I Gede Gunadi Putra; I Gede Mawan; I Bagus Wijna Bratanatyam
Lekesan: Interdisciplinary Journal of Asia Pacific Arts Vol. 5 No. 2 (2022): October
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/lekesan.v5i2.2156

Abstract

Baris Nadewa creation dance is one of the male dance creations whose existence is still relatively new in Bali. The duration of this dance is approximately 10 minutes and in each performance, this dance is accompanied by the Gong Kebyar gamelan instrument. Baris Nadewa dance is a duet dance because it is performed by two male dancers and each carries the property of a spear that looks like a bow. This dance represents the bravery and patriotism of Nakula and Sahadewa fighting on the battlefield. The creation of this dance was inspired by the characters Nakula and Sahadewa who are part of the Five Pandavas in the Mahabharata story. The idea of the movement comes from the development of the bebarisan dance movement (a traditional dance genre in Bali) that already existed before. The form of presentation of this dance represents the spirit of patriotism, courage, and skill of Nakula and Sahadewa in martial arts while on the battlefield. The motivation for creating this dance is none other than responding to the existence of radicalism that has begun to poison the younger generation in particular which  can break up national unity. Presented through dynamic and firm movements, indirectly the creation of this dance work wants to convey the message of the importance of cultivating patriotism, such as being brave, never giving up, and being willing to sacrifice for the nation and state. This study uses a qualitative descriptive research method to determine the function and motivation for the creation of the Baris Nadewa dance.
PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI BARIS TUNGGAL GAYA I NYOMAN CERITA DI SANGGAR SENI TEDUNG AGUNG, DESA UBUD, KABUPATEN GIANYAR Bisma, I Dewa Gede Oka; Budiarsa, I Wayan; Putra, I Gede Gunadi
PENSI : Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni Vol 2 No 1 (2022): Pensi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni - Juni 2022
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/pensi.v2i1.1710

Abstract

Proses penelitian ini diawali dengan need assessmet yaitu menidentifikasi persoalan-persoalan terkait dengan pembelajaran tari Baris Tunggal gaya I Nyoman Cerita di Sanggar Seni Tedung Agung, Desa Ubud, Kabupaten Gianyar. Hasil need assessment menunjukkan bahwa guru belum menggunakan media pembelajaran berupa video pembelajaran dalam penyampaian materi. Tari Baris Tuggal ini merupakan salah satu tari klasik yang perlu diperhatikan dan dilestarikan. Tari Baris Tunggal gaya I Nyoman Cerita sangat unik dan menarik karena memiliki beberapa ciri khas gerakan, seperti: (tayog sengkok, angsel nyerere, angsel nyogroh, angsel keled, angsel nyaup lamak, angsel ngijig, angsel ngejer gelungan dan angsel tayung), dan merupakan tari dasar yang sangat sesuai diajarkan sebagai dasar awal belajar tari Bali putra bagi anak-anak yang masih pemula. Maka dari itu peneliti tertarik untuk mengembangkan produk berupa materi tari Baris Tunggal gaya I Nyoman Cerita dilengkapi dengan Video Pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development) melalui beberapa tahapan yaitu: penentuan model pengembangan, prosedur pengembangan dan uji coba produk. Data yang dihasilkan berupa data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan penyekoran, sedangkan data kualitatif diperoleh berupa komentar dan saran. Hasil penelitian adalah (1) proses pembuatan video pembelajaran tari Baris Tunggal gaya I Nyoman Cerita dilakukan dengan menganalisis tari Baris Tunggal gaya I Nyoman Cerita pada aspek sejarah tari, ragam gerak, struktur dan pola lantai, tata rias dan busana serta bentuk tari secara keseluruhan yang dikemas dalam DVD. (2) Uji ahli isi, uji ahli media pembelajaran, dan uji guru tari terhadap video pembelajaran tari Baris Tunggal gaya I Nyoman Cerita. Hasil validasi dari uji ahli isi diperoleh total skor 24 dengan persentase 100%. Dari uji media pembelajaran diperoleh total skor 19 dengan persentase 95%. Sedangkan hasil dari uji guru tari diperoleh total skor 31 dengan persentase 96,87%, ini berarti produk yang dikembangkan masuk kedalam kategori sangat layak dan tidak perlu direvisi. (3) Validasi uji coba perorangan dan uji coba kelompok kecil dilakukan pada peserta didik dari Sanggar Seni Tedung Agung, Desa Ubud, Kabupaten Gianyar, menunjukkan bahwa video pembelajaran tari Baris Tunggal gaya I Nyoman Cerita dalam kategori sangat layak dan tidak perlu direvisi.
PEMBELAJARAN KOREOGRAFI DASAR DENGAN METODE TEAM BASED PROJECT PADA KELAS XII MIPA 1 DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 MARGA, KABUPATEN TABANAN Arini, Si Ayu Rai Celuk; Dewi, Ni Made Liza Anggara; Putra, I Gede Gunadi
PENSI : Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni Vol 4 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/pensi.v4i1.3074

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai pembelajaran Koreografi Dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya dengan menerapkan metode pembelajaran Team Based Project pada kelas XII MIPA 1 di SMA Negeri 1 Marga, Kabupaten Tabanan. Adapun yang melatarbelakangi penelitian ini ialah, berdasarkan data empiris yang ada di lapangan peserta didik dituntut agar mampu menciptakan suatu karya tari, sedangkan pada realitanya tidak semua peserta didik memiliki kemampuan dalam mencipta dan menata gerak tari. Adapun permasalahan yang dirumuskan pada penelitian ini ada empat, yaitu: bagaimana konsep pembelajaran, tahapan pembelajaran, capaian pembelajaran, dan kontribusi pembelajaran Koreografi Dasar dalam mata pelajaran Seni Budaya yang diberikan kepada SMA Negeri 1 Marga, Kabupaten Tabanan. Hasil penelitian yang dilaksanakan dalam 16 kali pertemuan menunjukkan bahwa konsep pembelajaran yang diterapkan dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dengan sistem penilaian berupa penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan, serta out put dari pembelajaran ini yaitu peserta didik mampu berperan aktif dalam menyusun koreografi sederhana secara berkelompok. Pembelajaran dilaksanakan dalam empat tahapan. Pertama tahap persiapan komponen pembelajaran, kedua tahap penyampaian materi Koreografi Dasar, ketiga tahap latihan menyusun gerak koreografi, dan keempat tahap penampilan sekaligus dilakukan penilaian. Adapun hasil dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan ialah sebagian besar peserta didik mendapatkan skala nilai baik dan amat baik. Hal ini menunjukkan bahwa capaian pembelajaran telah tercapai. Pembelajaran Koreografi Dasar dengan Metode Team Based Project mampu memberikan rangsangan positif bagi pengalaman berkreativitas siswa dalam menata gerak tari secara berkelompok.
PEMBELAJARAN SENI RUPA MENDESAIN POSTER GLOBAL WARMING DENGAN MEMANFAATKAN SAMPAH PLASTIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 5 MENGWI Dewi, Gusti Ayu Padma; Yulinis, Yulinis; Putra, I Gede Gunadi
PENSI : Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni Vol 5 No 1 (2025): Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/pensi.v5i1.5724

Abstract

Program asistensi mengajar ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan penumpukan sampah plastik sekaligus meningkatkan kreativitas siswa dalam berkarya seni rupa. Melalui pembelajaran mendesain poster bertema global warming, siswa diajak memanfaatkan sampah plastik sebagai media kolase. Metode pelaksanaan kegiatan ini mengadaptasi model pembelajaran Project Based Learning, di mana siswa kelas VIII F SMP Negeri 5 Mengwi diberikan kebebasan berkreasi dengan memanfaatkan konsep 3R (reduce, reuse, recycle) pada sampah plastik. Proses pembelajaran juga diimbangi dengan metode lain seperti ceramah, tanya jawab, diskusi, dan demonstrasi. Kegiatan pembuatan poster dilakukan secara berkelompok untuk menumbuhkan kerja sama antar siswa. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa karya poster yang dipajang di mading sekolah tidak hanya mencerminkan peningkatan nilai pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa, tetapi juga membuktikan bahwa pembelajaran mendesain poster dengan memanfaatkan sampah plastik berjalan efektif dan efisien. Dampak positif dari kegiatan ini adalah meningkatnya kesadaran siswa akan isu lingkungan melalui pemanfaatan limbah dan pengembangan kreativitas mereka dalam seni rupa.