Indratno, Yohanes Twintarto Agus
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN KRISTEN BERBASIS MENTORING: MEMBANGUN KOMUNITAS ROHANI YANG KUAT MELALUI PEMBINAAN PEMIMPIN Kambuan, Lexie Adrin; Indratno, Yohanes Twintarto Agus
Sesawi Vol 5, No 2 (2024): Juli
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sabda Agung, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53687/sjtpk.v5i2.247

Abstract

Kepemimpinan Kristen mempunyai arti penting dalam perkembangan gereja, menentukan arah dan menetapkan langkah yang akan dijalani agar gereja mengalami pertumbuhan. Kepemimpinan Kristen sejatinya adalah kepemimpinan yang dipimpin Roh Kudus, seorang yang setia pada pengajaran murni Alkitab. Kepemimpinan yang kokoh dibutuhkan di era modern dan postmodern ini, agar kuat menghadapi pengaruh dan tekanan sehingga tidak terjadi pergeseran. Mentoring suatu keharusan dan merupakan tanggung jawab seorang pemimpin. Dalam  kajian tulisan ini penulis menggunakan metode kualitatif yaitu kajian literatur tentang kepemimpinan Kristen melalui kajian pustaka dan sumber lain yang menunjang kualitas penulisan. Tulisan ini akan membahas mengenai kepemimpinan Kristen berbasis mentoring. Seiring dengan perkembangan jaman yang terus berlangsung, kepemimpinan kini dapat dilihat dari berbagai perspektif, salah satunya lewat peranan mentoring yang dijalankan seorang pemimpin. Mentoring mampu menghadirkan dampak positif berupa bimbingan yang terfokus pada peranan perbaikan dan pengembangan diri. Pemimpin Kristen haruslah memikirkan keberlanjutan dari kepemimpinannya, siap berjuang lewat mentoring memperkuat dan mempersiapakan kepemimpinan selanjutnya. Regenerasi kepemimpinan untuk menjaga keberlanjutan pekerjaan Tuhan dan momentum pertumbuhan gereja.
Peranan Gembala Sidang bagi Pertumbuhan Jemaat di Gereja Lokal Indratno, Yohanes Twintarto Agus; Dully, Stefanus; Harianto, Yusup Heri
Jurnal Salvation Vol. 3 No. 1 (2022): Juli 2022
Publisher : STT Bala Keselamatan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56175/1t6e0a87

Abstract

Abstract: The shepherd is the one who guides the congregation in pastoralism, certainly too short to teach how broad and deep the knowledge of God is. One of the most important things is that God Himself has laid down the task of caring for, nurturing, and educating the congregation into His power and calling. Shepherds who must prepare the congregation to live in favor of God. The purpose of this study is to explain the duties and roles of shepherds in faith-building or the so-called discipleship. Discipleship is a command of God called the great commission in Matthew 28:19 it says "Make all nations my disciples." in discipleship lessons is to "know God and become disciples of Christ. Therefore, a person who has received Jesus Christ must be immediately discipled, so that his character is immediately formed towards a better direction and a skill in serving so as to have a knowledge of the truths of God's Word. The method used in the research is a qualitative description (case study) of the role of the shepherd in leading the congregation to be more effective. The shepherd's job in serving the congregation is to "nurture believers and unbelievers to grow up in the faith and become disciples of the Lord Jesus. Being a disciple of the Lord Jesus is a command that the Shepherd must work on, therefore the shepherd must have a knowledge of God's Word, an understanding of the basics of the Christian faith, character building, and the gift of serving. Abstrak: Gembala adalah orang yang membimbing jemaat dalam penggembalaan, adalah tugas yang cukup berat karena membimbin, merawat, mengasuh, dan mendidik jemaat adalah tugas gembala yang mulai dan agung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan tugas dan peran gembala dalam pembinaan iman atau yang disebut pemuridan. Pemuridan adalah perintah Allah yang disebut amanat agung dalam Matius 28:19 dikatakan “Jadikanlah semua bangsa muridKu.” dalam pelajaran pemuridan adalah “mengenal Allah dan menjadi murid Kristus. Oleh sebab itu, seorang yang telah menerima Yesus Kristus harus segera dimuridkan, agar karakternya segera dibentuk menuju ke arah yang lebih baik serta kecakapan dalam melayani sehingga memiliki pengetahuan tentang kebenaran-kebenaran Firman Tuhan. Metode yang digunakna dalam peneltian adalah kualitatif deskripsi (studi kasus) tentang peran gembala dalam memimpin jemaat supaya lebih efektif. Tugas gembala dalam melayani jemaat adalah“membina orang percaya maupun orang yang belum percaya supaya semakin bertumbuh dewasa dalam iman dan menjadi murid Tuhan Yesus. Menjadi murid Tuhan Yesus adalah perintah yang harus dikerjakan oleh Gembala, oleh karena itu gembala harus memiliki pengetahuan tentang Firman Tuhan, pengertian tentang dasar-dasar iman Kristen, pembentukkan karakter, dan karunia untuk melayani.
Studi Eksposisi Kejadian 12:1-3 dari Perspektif Hukum Perjanjian sebagai Pembuktian Tuhan tidak Wanprestasi Christiaan, John Abraham; Simon, Simon; Sudjoko, Sudjoko; Indratno, Yohanes Twintarto Agus
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 5, No 2 (2024): JUNI 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v5i2.195

Abstract

According to Christian faith, the Bible is the Word of God; however, Christians are required to believe that it must be based on logic and common sense. Based on this statement, the researcher examines the Book of Genesis 12:1-3 from the perspective of contract law to prove whether the various promises between God and Abraham were promises that were realized or whether one of the parties was in default. If a default arises, then the Christian Bible is a purely fictional story, and the Christian faith is a faith without common sense. Based on the articles in contract law, the main agreement is exposed in Genesis 12:1-3 and the continuation of the agreement in articles 15 and 17. Researchers use qualitative methods by relying on data collection through a literature study. The data obtained is managed and analyzed so as to obtain the results as intended. In this research, it was proven that all agreements between God and Abraham had been implemented perfectly, and it was found that all the contents of the main agreement and the continuation of the agreement had been fulfilled. Abraham and his descendants, as recipients of the promise, have received the achievements promised by God. Abraham and his descendants became the source of curses and blessings for all people on earth. AbstrakAlkitab menurut iman umat Kristen adalah Firman Tuhan, namun demikian umat Kristen dituntut untuk beriman harus didasari dengan logikan dan akal sehat. Berdasarkan pernyataan ini, peneliti mengeksposisi Kitab Kejadian 12:1-3 dari perspektif hukum perjanjian untuk membuktikan apakah berbagai janji antara Tuhan dan Abraham tersebut adalah janji yang direalisasikan ataukah salah satu pihak timbul wanprestasi. Jika timbul wanpretasi, maka Alkitab Kristen adalah suatu cerita firktif belaka, dan iman Kristen adalah iman yang tanpa akal sehat. Berdasarkan pasal-pasal dalam hukum perjanjian, dieksposisi dari  perjanjian induk pada Kejadian 12 : 1-3 dan kelanjutan perjanjian pada pasal 15 dan 17.  Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan mengandalkan pengumpulan data melalui studi kepustakaan, data yang diperoleh dikelola dianalisa sehingga mendapatkan hasil sebagaimana maksud peneltian ini dan terbukti semua perjanjian antara Tuhan dan Abraham telah dilaksanakan secara sempurna, dimana ditemukan bahwa seluruh isi perjanjian induk dan kelanjutan perjanjian telah terpenuhi. Abraham dan keturunannya sebagai penerima janji telah menerima prestasi yang dijanjikan Tuhan dimana Abraham dan Keturunannya menjadi sumber kutuk dan berkat bagi semua kaum di muka bumi. Kata Kunci: Abraham, perjanjian Tuhan, Hukum, Kitab Kejadia 
Perspektif Alkitab Tentang Ibadah Online Indratno, Yohanes Twintarto Agus; Yohana, Yenny Herawati
CHARISTHEO: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 4 No. 2 (2025): MARET
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Anugrah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54592/4hgvm303

Abstract

This research explores the biblical perspective on the growing phenomenon of online religion in the digital age, where religious practices such as worship, Bible study, and fellowship are conducted virtually. Using qualitative methods and a biblical theology approach, this study analyses biblical texts and secondary literature to understand the compatibility of online religion with biblical principles. The results show that although online religion is not explicitly addressed in the Bible, the importance of physical fellowship in worship poses a theological challenge to the practice. However, online  religion can remain useful as an enabler of Christian community, especially in certain conditions where physical gathering is not possible.
Menjawab Tuduhan Comma Johanneum 1 Yohanes 5:7-8 Sebagai Ayat Palsu Melalui Tulisan Bapa-Bapa Gereja Adi, Didit Yuliantono; Indratno, Yohanes Twintarto Agus
Philoxenia: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 2, No 2 (2024): Teologi dan Pendidikan Kristen (Mei 2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvary - Maluku Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59376/philo.v2i2.33

Abstract

The idea for writing this scientific work came from the author's ministry experience, which often encountered questions about the inerrancy of the Bible, especially regarding the authenticity of 1 John 5:7-8 or the Comma Johanneum. The purpose of writing this scientific work is to find evidence that 1 John 5:7-8 is the Word of God revealed to the apostle John. The method used in this writing is a qualitative method with a literature study approach. From this research, evidence was found that, although the Comma Johanneum is not found in ancient Greek texts, this verse can be traced to an ancient Latin document called the Vetus Latina and from the writings of the church fathers, namely Tertullian, Ciprian, Athanasius, Origen, Augustine , Pricilian, Jerome, Gregory Nazianus and Johanes Chrisostomos whose writings still exist and have been preserved to this day. Thus the accusation that this verse is fake or a hoax has been successfully refuted.AbstrakIde penulisan karya ilmiah ini berasal dari pengalaman pelayanan penulis yang sering kali menemukan pertanyaan tentang inerrancy Alkitab, terlebih khusus mengenai keaslian 1 Yohanes 5:7-8 atau Comma Johanneum. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menemukan bukti-bukti bahwa 1 Yohanes 5:7-8 adalah Firman Allah yang diwahyukan kepada rasul Yohanes. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Dari penelitian ini ditemukan bukti bahwa, meskipun Comma Johanneum tidak ditemukan dalam teks kuno berbahasa Yunani, ayat ini bisa dilacak keberadaannya dari dokumen kuno berbahasa Latin yang disebut dengan Vetus Latina dan dari tulisan bapa-bapa gereja yaitu Tertulianus, Ciprianus, Athanasius, Origenes, Augustinus, Pricilian, Hieronimus, Gregorius Nazianus dan Yohanes Chrisostomos yang tulisan mereka masih ada dan dilestarikan hingga saat ini. Dengan demikian tuduhan bahwa ayat ini palsu atau susupan berhasil dipatahkan.
Analisis Konteks Sosial Dalam Narasi Injil: Studi Kasus Perempuan Dalam Alkitab Darmaka, Benediktus Widya; Sjahthi, Herman; Indratno, Yohanes Twintarto Agus
Ritornera - Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia Vol 5, No 2 (2025): Ritornera: Jurnal Teologi Pentakosta Indonesia - Agustus 2025
Publisher : Pusat Studi Pentakosta Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54403/rjtpi.v5i2.140

Abstract

This study stems from the reality that women in the Gospel narratives are often perceived as marginalized figures, yet deeper analysis reveals their significant roles within the social and religious context of their time. The purpose of this research is to examine how the representation of women in the Gospels reflects or challenges prevailing gender norms and to highlight their contribution to dynamics of religious power. The methodology employed combines textual analysis through a hermeneutical approach with historical study and academic literature review, providing a comprehensive interpretation. The findings indicate that women’s roles in the Gospels are multifaceted, functioning not merely as supporters but also as agents of transformation who challenge patriarchal structures, as exemplified by Mary Magdalene and the Samaritan woman. The novelty of this study lies in its emphasis that Gospel narratives provide a space for resistance and social transformation for women, which remains relevant for fostering a more egalitarian understanding of gender in contemporary Christianity.AbstrakPenelitian ini berangkat dari kenyataan bahwa perempuan dalam narasi Injil sering kali dipandang sebagai figur terpinggirkan, padahal analisis mendalam menunjukkan bahwa mereka memiliki peran signifikan dalam konteks sosial dan religius pada zamannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana representasi perempuan dalam Injil mencerminkan atau menantang norma gender yang berlaku serta mengungkap kontribusi mereka dalam dinamika kekuasaan religius. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis teks dengan pendekatan hermeneutik, didukung studi sejarah dan kajian literatur akademis, sehingga menghasilkan interpretasi yang komprehensif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran perempuan dalam Injil bersifat multifaset, tidak hanya sebagai pendukung tetapi juga sebagai agen perubahan yang berani melawan struktur patriarkal, seperti terlihat pada tokoh Maria Magdalena dan perempuan Samaria. Kebaruan (novelty) penelitian ini terletak pada penekanan bahwa narasi Injil menghadirkan ruang resistensi dan transformasi sosial bagi perempuan, yang relevan untuk membangun pemahaman gender yang lebih egaliter dalam konteks kekristenan masa kini.