Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Ideological Contestation of Islamic Organisations in Indonesia: A Case Study of Muhammadyah and Nahdlatul Ulama Rohman, Alif Nur; Assaiq, Muhammad Royhan; Ulfah, Mailani; Sudi, Ahmad; Siswanto, Siswanto; Wijaya, Roma
RUSYDIAH: Jurnal Pemikiran Islam Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/rsd.v5i2.1695

Abstract

This article discusses the ideological contestation between Muhammadiyah and Nahdlatul Ulama (NU), where Muhammadiyah was established in the early 20th century. The birth of the two mass organisations is inseparable from the influence of thought that developed in the Islamic world at that time, which has implications for the ideological differences between the two. Therefore, this research specifically examines the characteristics of ideological contestation between Muhammadiyah and NU. This research is a qualitative literature study that collects data from various documents, such as books, journal articles, and other sources. The ideology that becomes the material object in this research is then analysed using the theory of ideological contestation. This theory will reveal four characteristics of contestation, namely: variations in different norms, two modes of contestation, three stages of norm implementation, and four cycles of validation. This research shows that differences in basic norms, modes of contestation, and norm implementation are the main drivers of the dynamics between Muhammadiyah and NU. The ideological contestation between Muhammadiyah and Nahdlatul Ulama (NU) is reflected in their different approaches to religious norms, where Muhammadiyah emphasises purification of Islamic teachings through the establishment of modern institutions such as schools and hospitals, while NU adapts local traditions through pesantren that integrate traditional religious values. Their validation also differs, with Muhammadiyah gaining formal recognition from the colonial government, while NU gains strong cultural legitimacy in rural communities through deep-rooted religious ritual traditions. This contestation not only shaped the socio-political identity of Muslims in Indonesia, but also contributed to the formation of a national identity rich in religious and cultural values.
Maṣlaḥah Mursalah Sebagai Metode Pendekatan Dalam Studi Hukum Islam Assaiq, Muhammad Royhan
Educatia : Jurnal Pendidikan dan Agama Islam Vol. 15 No. 1 (2025): Juni
Publisher : STAI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69879/ey1ts359

Abstract

Penelitian ini mengkaji maṣlaḥah mursalah sebagai metode dan pendekatan komprehensif dalam studi Islam, berangkat dari nash Al-Qur'an dan Hadis tidak selalu menyediakan jawaban eksplisit untuk problematika kontemporer yang terus berkembang. Dalam permasalahan di bidang studi hukum Islam, pendekatan diperlukan untuk mencakup perspektif, paradigma, dan disiplin ilmu untuk untuk memecahkan masalah secara kompleks. Keterbatasan studi ini mengidentifikasi adanya kekosongan dalam literatur ilmiah yang belum secara komprehensif menelaah maṣlaḥah mursalah sebagai sebuah pendekatan, melampaui perannya sebagai metode penetapan hukum semata. Untuk mengisi kekosongan tersebut, penelitian ini mengadopsi metodologi kualitatif dengan jenis  studi pustaka. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik dokumentasi dari berbagai sumber primer dan sekunder yang relevan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis isi dengan orientasi deskriptif-analitis, meliputi reduksi, penyajian, verifikasi, dan interpretasi data secara sistematis. Temuan penelitian ini menegaskan bahwa maṣlaḥah mursalah memiliki validitas yang kuat sebagai metode penetapan hukum dan sekaligus sebagai pendekatan dalam studi Islam. Sebagai pendekatan, maṣlaḥah mursalah memiliki ruang lingkup yang terbatas pada bidang muamalah dan karakteristik yang jelas, memungkinkan analisis isu-isu kontemporer secara fleksibel namun tetap berpegang pada maqāṣid al-syari'ah. Ini menjadikan maṣlaḥah mursalah instrumen krusial bagi para cendekiawan untuk memastikan relevansi hukum Islam dalam menjawab tantangan zaman demi kemaslahatan umat.
Dinamika Regulasi dan Peran Hakim Perempuan Terhadap Perkara Nusyuz Dalam Praktik Peradilan Agama di Indonesia Mumtazah, Nabila; Assaiq, Muhammad Royhan; Furqon, Kinanti Ruhamma
Staatsrecht: Jurnal Hukum Kenegaraan dan Politik Islam Vol. 5 No. 1 (2025): Staatsrecht Jurnal Hukum Kenegaraan dan Politik Islam
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ap7n0r61

Abstract

Abstract: This article examines how female judges in Indonesia’s religious courts handle nusyuz (disobedience) cases by employing the Ethic of Care approach and legal political theory. Based on an analysis of several court decisions and interviews with female judges, the study finds that judicial interpretations of nusyuz vary significantly. While some judges continue to apply textual-normative approaches based on the Compilation of Islamic Law (KHI), others adopt more relational methods that consider social context, emotional dynamics, and gender power imbalances in marriage. The Ethic of Care critique highlights the limitations of a purely formalistic legal approach, advocating instead for a justice model that is empathetic, contextual, and substantively fair—especially in cases involving women. From a political legal perspective, the implementation of Islamic family law in Indonesia remains influenced by patriarchal legal structures, yet there is an increasing space for progressive reinterpretation. This study underscores the urgent need for reconstructing family law politics in Indonesia to better promote gender justice and the protection of women's rights within the judicial process.       Abstrak Artikel ini membahas penanganan perkara nusyuz oleh hakim perempuan di lingkungan peradilan agama di Indonesia dengan menggunakan pendekatan Ethic of Care dan teori politik hukum. Berdasarkan analisis terhadap sejumlah putusan pengadilan agama serta wawancara dengan hakim perempuan, ditemukan bahwa terdapat variasi pendekatan dalam memaknai dan memutus perkara nusyuz. Sebagian hakim masih menerapkan pendekatan normatif-tekstual berdasarkan pasal-pasal dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI), sementara sebagian lainnya mulai mengedepankan pendekatan relasional yang mempertimbangkan kondisi sosial, emosional, dan ketimpangan relasi suami-istri. Pendekatan Ethic of Care mengkritisi praktik peradilan yang hanya fokus pada pembuktian formal, dan menawarkan paradigma alternatif yang lebih empatik, kontekstual, dan berpihak pada keadilan substantif, khususnya dalam perkara-perkara yang menyangkut perempuan. Di sisi lain, analisis politik hukum menunjukkan bahwa implementasi hukum keluarga Islam di Indonesia masih terikat pada konstruksi patriarkal, namun memiliki ruang untuk diubah melalui pembacaan progresif oleh aktor yudisial, khususnya hakim perempuan. Temuan ini menegaskan pentingnya rekonstruksi politik hukum keluarga Islam yang lebih responsif terhadap prinsip keadilan sosial, perlindungan perempuan, dan keseimbangan gender dalam rumah tangga.    
PELATIHAN DESAIN PERKULIAHAN PERGURUAN TINGGI BERBASIS KOMPETENSI DOSEN DI STAI YOGYAKARTA Assaiq, Muhammad Royhan; Agustini; Agus Suprianto; Khaerul Anwar; Hudan Mudaris
DEVELOPMENT: Journal of Community Engagement Vol. 4 No. 3 (2025): September
Publisher : LPPM STAI Muhammadiyah Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46773/djce.v4i3.2540

Abstract

This study analyzes the effectiveness of a training program on lecture design in enhancing the pedagogical competence of lecturers at STAI Yogyakarta. Adopting a qualitative approach with a case study design, the research explores how the program successfully transforms the teaching paradigm from a conventional, teacher-centered model to an active, student-centered learning philosophy. Primary data were collected through in-depth observations and documentation involving 25 participating lecturers from STAI Yogyakarta. The data analysis utilizes content analysis and is validated through data triangulation to ensure the credibility of the findings. The results show that the training effectively shifted the lecturers' roles from being sole knowledge providers to being facilitators and mentors. A key finding is the adoption of innovative instruments like Concept Maps, which help lecturers logically organize complex subjects and integrate Islamic values into their curriculum. Furthermore, the implementation of authentic assessment ensures that learning outcomes are measured not only by memorization but also by analytical and practical skills, aligning with national educational standards. This training successfully fosters holistic competencies—covering cognitive, affective, and psychomotor domains—and provides a valuable model for other Islamic higher education institutions.
Aktualisasi Maqāṣid al-Syarī’ah dalam Peran Ganda Istri di Dusun Ngrancang, Yogyakarta Assaiq, Muhammad Royhan; Ricy Fatkhurrokhman; Hanin Yumna
The Indonesian Journal of Islamic Law and Civil Law Vol 6 No 2 (2025): Oktober
Publisher : Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51675/ijil and cil.v6i2.1111

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong istri menjalankan peran ganda dalam membantu pemenuhan nafkah keluarga di Dusun Ngrancang serta menganalisis keputusan mereka dalam bingkai maqāṣid al-syarī’ah. Dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif dan metode studi lapangan, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap sembilan narasumber yang dipilih secara purposif, terdiri dari lima istri pekerja, dua suami, satu kepala dusun dan satu pengusaha lokal yang kemudian diolah secara deskriptif-analitik-eksplanatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dorongan utama para istri untuk terlibat dalam pekerjaan publik berasal dari ketidakstabilan ekonomi rumah tangga, tingginya kebutuhan hidup, fleksibilitas pekerjaan informal serta adanya dukungan dari suami. Meskipun mereka menjalani beban ganda, para istri tetap menjaga peran domestiknya dengan strategi manajemen waktu dan kerja sama dalam keluarga. Dalam perspektif maqāṣid al-syarī’ah, keterlibatan mereka dipahami sebagai bentuk perlindungan terhadap jiwa (ḥifẓ al-nafs), harta (ḥifẓ al-māl) dan keturunan (ḥifẓ al-nasl) serta sebagai wujud tanggung jawab moral terhadap kemaslahatan keluarga. Hasil temuan penelitian ini memiliki kontribusi ilmiah yang terletak pada penggabungan antara analisis sosial dan pendekatan normatif Islam yang kontekstual, menunjukkan bahwa praktik peran ganda tidak selalu bertentangan dengan norma agama melainkan justru dapat dimaknai sebagai bentuk aktualisasi maqāṣid dalam kehidupan keluarga modern, khususnya di wilayah pedesaan.
Dinamika Usia Perkawinan Dan Dispensasi Kawin Di Indonesia Perspektif Hukum Positif Dan Maqashid Syari’ah Ulya, Najihatul; Assaiq, Muhammad Royhan; Fatkhurrokhman, Ricy
Maqasid: Jurnal Studi Hukum Islam Vol. 14 No. 3 (2025): Maqasid Jurnal Studi Hukum Islam
Publisher : Muhammadiyah University of Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/mqsd.v14i3.28313

Abstract

Isu pernikahan dini di Indonesia semakin kompleks, diperparah dengan tingginya praktik dispensasi perkawinan di pengadilan agama. Meskipun regulasi telah menaikkanbatas usia minimum, data menunjukkan adanya lonjakan signifikan permohonan yang sebagian besar dikabulkan, menciptakan celah hukum yang melegitimasi pernikahan anak. Studi ini bertujuan menganalisis praktik dispensasi perkawinan dari perspektif hukum dan tujuan luhur hukum Islam (maqashid syariah). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode kepustakaan, penelitian ini menganalisis sumber-sumber hukum serta literatur akademik relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dispensasi yang longgar berpotensi mengabaikan perlindungan anak. Praktik ini menimbulkan dampak negatif, seperti peningkatan risiko perceraian, masalah kesehatan reproduksi, dan gangguan psikologis bagi pasangan muda. Dari sisi tujuan hukum Islam, kebijakan yang terlalu permisif ini bertentangan dengan prinsip perlindungan jiwa (hifz al-nafs), akal (hifz al-aql), dan keturunan (hifz al-nasl). Oleh karena itu, dispensasi seharusnya diposisikan sebagailangkah darurat yang sangat selektif, bukan sebagai solusi struktural atas persoalan sosial. Solusi yang lebih fundamental adalah penguatan regulasi, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi untuk mencegah pernikahan dini. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan kebijakan hukum keluarga Islam yang lebih berorientasi pada perlindungan anak dan pencapaian tujuan syariah dalam konteks sosial modern Indonesia. Kata kunci: Pernikahan Dini; Dispensasi Kawin; Maqashid Syari’ah.
Integrasi Nilai Islam dan Realitas Sosial: Studi Peran Ganda Istri Perspektif Kitab Budurussa’adah Assaiq, Muhammad Royhan
ABHATS: Jurnal Islam Ulil Albab Vol. 6 No. 2 (2025): September 2025
Publisher : Direktorat Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/abhats.vol6.iss2.art9

Abstract

The phenomenon of the dual role of wives in rural households is increasingly prominent as economic needs and educational awareness increase. This condition raises questions about the extent to which the practice of dual roles is in line with Islamic norms, especially in the perspective of the book Budurussa'adah by Sayyid Muhammad Amin, which emphasizes the rights and obligations of husband and wife. This study aims to analyze the factors behind the dual role of wives in Bleberan Village, Gunungkidul, the form of practice carried out, and its relevance to the teachings of the Budurussa'adah book. The research used a descriptive-analytic qualitative approach through in-depth interviews with four purposively selected married couples. Data were analyzed using the Miles & Huberman model and validated through source triangulation, member check, and peer debriefing. The results showed that economic factors were the main driver of dual roles, while education served as an additional legitimization. All practices were carried out with the husband's permission, thus in line with the norms of Budurussa'adah. This finding confirms that the dual role is not a deviation, but rather a form of adaptation of rural Muslim families to socio-economic dynamics, while showing the flexibility of reading turats in a modern context. [Fenomena peran ganda istri dalam rumah tangga pedesaan semakin menonjol seiring meningkatnya kebutuhan ekonomi dan kesadaran pendidikan. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan mengenai sejauh mana praktik peran ganda sejalan dengan norma Islam, khususnya dalam perspektif kitab Budurussa’adah karya Sayyid Muhammad Amin yang menekankan hak dan kewajiban suami-istri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang melatarbelakangi peran ganda istri di Desa Bleberan, Gunungkidul, bentuk praktik yang dijalankan, serta relevansinya dengan ajaran kitab Budurussa’adah. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif-analitik melalui wawancara mendalam terhadap empat pasangan suami-istri yang dipilih secara purposive. Data dianalisis dengan model Miles & Huberman dan divalidasi melalui triangulasi sumber, member check, serta peer debriefing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor ekonomi menjadi pendorong utama peran ganda, sementara pendidikan berfungsi sebagai legitimasi tambahan. Seluruh praktik dilakukan dengan izin suami, sehingga selaras dengan norma Budurussa’adah. Temuan ini menegaskan bahwa peran ganda bukanlah penyimpangan, melainkan bentuk adaptasi keluarga Muslim pedesaan terhadap dinamika sosial-ekonomi, sekaligus menunjukkan fleksibilitas pembacaan turats dalam konteks modern.]
Covering Shame, Sacrificing Rights: A Maqāṣid al-Shari’ah Perspective on Child Protection in Incestuous Marriage Practices Fatkhurrokhman, Ricy; Assaiq, Muhammad Royhan; Wastuti, Tri
International Journal of Social Science and Religion (IJSSR) 2025: Volume 6 Issue 3
Publisher : Indonesian Academy of Social and Religious Research (IASRR)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53639/ijssr.v6i3.380

Abstract

This study examines the practice of marriage after incest to cover up family shame in Sendang 1, Gunungkidul, through the perspective of maqāṣid alsyarī‘ah and child protection. This study aims to highlight how these practices, which are intended to maintain family dignity, violate the main principles of maqāṣid al-syarī‘ah, particularly ḥifẓ al-nafs (protection of life), ḥifẓ alnasl (protection of offspring), and ḥifẓ al-’ird (protection of honour). Using a qualitative approach with descriptive-analytical methods, this study analyses the case of a 16-year-old girl who was forced to marry after becoming pregnant by her brother, highlighting the detrimental impact on her psychological and physical well-being. The results of the study show that such practices not only contradict Islamic teachings but also violate national and international child protection laws, including the principle of the best interests of the child. This study presents a new conceptual framework that integrates maqāṣid al-sharī’ah with child protection laws, advocating for reforms in Islamic family law to prioritise the protection and rights of children.