Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Pengembangan Model Desa Binaan Educulturetainment Berbasis Kolaborasi Pentahelix untuk Memperkuat Civic Empowerment di Ciwidey Aljamaliah, Syifa Nailul Muna; Nanggala, Agil; Yuniarti, Yeni; Dewi, Dinie Anggraeni; Rachmania, Setyaningsih; Mulyati, Tita; Rahmadiyani, Alya; Rahmawati, Ayu; Adriansyah, Muhammad Irfan; Mulyani, Tresna Sri; Wahyuningsih, Yona
Jurnal SOLMA Vol. 13 No. 3 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v13i3.16183

Abstract

Pendahuluan: Spirit gotong royong harus menjadi basis moral dalam memberdayakan masyarakat secara kolaboratif. Studi ini bertujuan untuk mengintegrasikan konsep edukasi, culture, dan entertainment lalu melibatkan lintas sektor secara pentahelix. Metode: Model desa binaan educulturetainment berbasis kolaborasi pentahelix. Hasil: implementasi model desa binaan educulturetainment berhasil menciptakan dampak positif yang berkelanjutan, termasuk peningkatan kualitas hidup dan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan komunitas. Kesimpulan: Kegiatan ini mengintegrasikan edukasi, budaya, dan hiburan untuk memberdayakan masyarakat desa melalui pengembangan SDM, pemanfaatan kearifan lokal, dan teknologi digital. Kolaborasi pentahelix (pemerintah, akademisi, masyarakat, bisnis, media) mencerminkan gotong royong berbasis Pancasila, diterapkan melalui komunikasi persuasif, praktik, dan kampanye masif.
Lunturnya Nilai Moral dan Karakter Anak Bangsa Sebagai Dampak Dari Kemajuan Teknologi Febrianti, Sizka Amelia; Dewi, Dinie Anggraeni; Adriansyah, Muhammad Irfan
PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 1 (2024): PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Februari 2024
Publisher : LPPM Institut Teknologi Dan Kesehatan Aspirasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semakin tinggi pengetahuan manusia akan ilmu pengetahuan, maka akan semakin tinggi pula perkembangan kecanggihan teknologi yang akan diciptakan manusia. Kecanggihan teknologi secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kelangsungan moral. Melunturnya norma dan nilai sopan santun yang ada di masyarakat akibat pengaruh teknologi membuat generasi muda tidak lagi mengindahkan moral dan sopan santun yang ada. Pada dasarnya kemajuan teknologi memberikan banyak kemudahan bagi para pengguna sebagai cara untuk mempermudah aktivitas manusia. Namun tentu saja setiap hal dapat memberikan dampak positif dan negatif. Dampak dari adanya kemajuan teknologi ini dapat dirasakan oleh semua kalangan, tidak hanya bagi orang-orang yang ahli teknologi saja, melainkan bagi kalangan remaja, orang yang awalnya tidak mengerti teknologi, bahkan anak-anak yang masih dibawah umur juga dapat merasakan dampak dari kecanggihan teknologi ini. Maka dari itu dirasa perlu adanya suatu kajian mengenai topik tersebut, karena dianggap suatu hal yang penting bagi kemajuan bersama.
Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Membentuk Karakter Anak Sekolah Dasar Nasrudin, Muhammad Humam; Dewi, Dinie Anggraeni; Adriansyah, Muhammad Irfan
PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 1 (2024): PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Februari 2024
Publisher : LPPM Institut Teknologi Dan Kesehatan Aspirasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan nilai-nilai Pancasila terhadap penumbuhan karakter siswa sekolah dasar yang cerdas, kreatif, baik secara intelektual dan spiritual. Dengan adanya artikel ini bertujuan agar seorang guru mengetahui pentingnya pengimplementasian Pancasila dalam tingkatan sekolah dasar untuk menerapkan dan selalu mengedepankan nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman hidup. Penelitian ini dilakukan melalui metode kualitatif dengan teknis analisis untuk mereaktualisasi nilai Pancasila dan implementasinya sebagai upaya pembangunan karakter bangsa. Dasar pembahasannya di peroleh dari hasil studi kepustakaan berbagai sumber seperti buku, artikel dan jurnal yang kemudian disajikan dalam bentuk deskriptif. Pancasila sebagai ideologi memegang peranan penting dalam membangun karakter masyarakat Indonesia. Sehingga Pancasila harus bisa dipahami dan ditanamkan pada diri bangsa melalui nilai-nilai yang terkandung dalam setiap butir Pancasila. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan nilai Pancasila dapat membentuk karakter anak sekolah dasar melalui pengintegrasian dengan pembelajaran dan disertai dengan pembiasaan berdasarkan arahan guru. Pendidikan karakter yang bersumber dari Pancasila ini sudah sepatutnya terus diimplementasikan pada dunia pendidikan, khususnya bagi jenjang awal pendidikan yaitu sekolah dasar karena dengan hal tersebut kualitas bangsa Indonesia kedepannya akan lebih baik.
Mengungkap Kenakalan Remaja: Penyebab, Dampak, dan Solusi Mahesha, Abdi; Anggraeni, Dinie; Adriansyah, Muhammad Irfan
PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 1 (2024): PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Februari 2024
Publisher : LPPM Institut Teknologi Dan Kesehatan Aspirasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Remaja merupakan masa transisi anak-anak menuju dewasa. Umumnya remaja berusia 11 atau 12 tahun hingga 20 tahun. Remaja merupakan penerus bangsa yang diharapkan dapat membangun masa depan yang cerah. Namun, saat ini marak sekali fenomena kenakalan remaja, mulai dari bolos sekolah hingga narkoba dan pembunuhan. Hal ini disebabkan oleh faktor internal (krisis identitas dan kontrol diri yang lemah) dan faktor eksternal (lingkungan keluarga yang buruk, kurangnya pemahaman tentang agama, dan pengaruh lingkungan sekitar). Kenakalan remaja ini berdampak buruk pada kesehatan fisik maupun mental remaja, menyebabkan ketidakharmonisan keluarga, dan dipandang buruk oleh masyarakat. Kenakalan remaja dapat diminimalisasi dengan tindakan pencegahan (preventif), pembetulan atau penindakan (represif), pengentasan (kuratif), dan penjagaan atau pemeliharaan (rehabilitasi). Peran dari keluarga, sekolah dan masyarakat dapat meminimalisasi kenakalan remaja.
Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan di Era Globalisasi Pada Siswa Sekolah Dasar Firmansyah, R. Khayla Fadhilla Azahra; Dewi, Dinie Anggraeni; Adriansyah, Muhammad Irfan
PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 1 (2024): PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Februari 2024
Publisher : LPPM Institut Teknologi Dan Kesehatan Aspirasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mengembangkan pendidikan kewarganegaraan  berbasis karakter di Indonesia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menanamkan akhlak yang diharapkan dapat membentuk akhlak mulia dalam masyarakat. Pendidikan Kewarganegaraan bukan hanya tentang bagaimana masyarakat menyikapi masyarakat dan bagaimana bersikap kritis dan kreatif, namun tujuan akhirnya adalah mengajarkan akhlak yang diharapkan dapat membentuk akhlak mulia masyarakat. Pendidikan kewarganegaraan bukan sekedar hafalan saja, melainkan dipraktikkan dalam kehidupan siswa sehari-hari. Hal ini menunjukkan pentingnya pendidikan kewarganegaraan sebagai inisiatif pengembangan karakter. Pendidikan kewarganegaraan sendiri menyangkut pembelajaran nilai-nilai karakter yang dapat membentuk karakter siswa, khususnya dalam adaptasi.
Penyebab Aksi Separatisme OPM Masih Ada Hingga Saat Ini Febrian, Muhamad; Adriansyah, Muhammad Irfan; Dewi, Dinnie Anggraeni
PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 1 (2024): PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Februari 2024
Publisher : LPPM Institut Teknologi Dan Kesehatan Aspirasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aksi separatisme dalam suatu kenegaraan memang sangat sulit dihindari, bahkan Indonesia dalam sejarahnya kerap kali mengalami gerakan-gerakan separtisme dari berbagai kelompok, suku maupun wilayah. Gerakan separatisme yang terus ada sampai saat ini yaitu gerakan separatisme yang ada di Papua, kita seringkali menyebutnya atau nama kelompok separatis mereka yaitu OPM (Organisasi Papua Merdeka). Pemerintah Indonesia beberapa kali melakukan penanganan terhadap kelompok separatisme di Papua. Sayangnya, pemerintah melakukan upaya penanganan yang dianggap kurang tepat sehingga menimbulkan berbagai macam kasus HAM. Beberapa penyebab gerakan separatisme di Papua hingga saat ini terus ada diantaranya, seperti dari faktor ekonomi, pendidikan, kesehatan dan juga kesejahteraan sosial, yang mana wilayah Papua seperti di anak tirikan dari wilayah lain yang ada di Indonesia. Pemerintah Jokowi sudah memberikan beberapa upaya diantaranya seperti diadakannya agenda prioritas yang mana dalam agenda prioritas tersebut pemerintah membuat proyek pembangunan infrastruktur berupa jalan. Sehingga, masyarakat papua dapat terbantu dengan adanya akses distribusi barang yang dapat menggerakan roda aktivitas kemasyarakatan. Diharapkan dengan adanya program agenda prioritas ini dapat menjadikan masyarakat Papua dapat menaruh kembali kepercayaan mereka terhadapa pemerintah Republik Indonesia.
Analisa Penerapan Pancasila Dalam Paradigma Hukum dan Ketahanan Nasional di Indonesia Putri, Nadya Rudianti; Dewi, Dinie Anggraeni; Adriansyah, Muhammad Irfan
PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 1 (2024): PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Februari 2024
Publisher : LPPM Institut Teknologi Dan Kesehatan Aspirasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pancasila sebagai teladan kehidupan bernegara dan berbangsa. Pancasila harus menjadi landasan seluruh aktivitas bangsa Indonesia. Filsafat nasional Indonesia dikenal dengan Pancasila, didasarkan pada prinsip-prinsip agama dan ritual yang merupakan puncak dari standar moral yang tinggi. Masyarakat Indonesia mendasarkan dan mengarahkan perilakunya pada hal tersebut, yang mereka anggap nyata. Karena peraturan perundang-undangan yang berlandaskan nilai-nilai adat, nilai-nilai agama, dan hukum negara akan dapat ditegakkan dan efektif, maka Pancasila telah berkembang menjadi landasan konseptual bagi penciptaan hukum nasional. Lebih lanjut, Pancasila merupakan landasan filosofis yang sangat hakiki bagi eksistensi bangsa dan negara Indonesia, yang bertumpu pada supremasi hukum, karena merupakan sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Sebelum perubahan, Pasal 1 Ayat 3 UUD 1945 bernada demikian. Amandemen ketiga yang disahkan pada tanggal 10 November 2001 menyusul revisi Pasal 1 Ayat 2 yang menyatakan bahwa “Negara Indonesia adalah negara yang diatur berdasarkan hukum”. Selain pasal-pasal tersebut di atas, dikatakan: Peraturan perundang-undangan juga ada. Mereka juga muncul di artikel lain. dan menyoroti bahwa negara Indonesia itu ada. Indonesia sebagai negara menjamin hukum yaitu pemenuhan hak asasi manusia yang diatur dan diputuskan oleh undang-undang yang sah bagi masyarakat sejalan dengan cita-cita negara hukum yang demokratis.Peraturan hukum adalah peraturan tertulis yang pada umumnya memuat norma hukum yang mengikat  dan diterbitkan atau ditetapkan oleh lembaga  atau pejabat negara yang berwenang melalui tata cara yang ditetapkan dalam peraturan hukum tersebut.Oleh karena itu, hukum memegang peranan  penting dalam tegaknya hukum di Indonesia.
Berkurangnya Rasa Nasionalisme Dalam Pelaksanaan Upacara Bendera Pada Anak Usia Sekolah Dasar Annisa, Haifa; Dewi, Dini Anggraeni; Adriansyah, Muhammad Irfan
PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 1 (2024): PRIMER : Jurnal Ilmiah Multidisiplin, Februari 2024
Publisher : LPPM Institut Teknologi Dan Kesehatan Aspirasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2018 tentang Pedoman Upacara Bendera di Sekolah, upacara bendera di sekolah merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pendidikan yang mencakup nilai-nilai penanaman sikap disiplin, kerja sama, rasa percaya diri, dan tanggung jawab. Upacara pengibaran bendera tidak hanya menjadi ajang penghormatan terhadap bendera merah putih sebagai simbol negara. Siswa sekolah dasar diharapkan menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki jiwa kebangsaan yang kuat. Namun saat ini ada tanda-tanda semangat kebangsaan dalam menyelenggarakan upacara bendera di kalangan siswa Sekolah Dasar berangsur-angsur berkurang. Berdasarkan analisis dari hasil penelitian salah satu jurnal yang melakukan observasi di SD Negeri 10 Banda Aceh menjelaskan bahwa terdapat beberapa siswa yang masih kurang dalam penghayatan, tidak tertib dan tidak disiplin ketika melaksanakan upacara bendera. Siswa menyepelekan upacara bendera tersebut, bahkan sebagian dari mereka sampai bergurau ataupun bercanda ketika upacara bendera sudah dimulai dan sedang berlangsung. Menurunnya semangat kebangsaan pada saat upacara pengibaran bendera salah satu penyebabnya adalah karena belum dipahami secara jelas makna dan pentingnya upacara bendera tersebut. Menurunnya kesadaran kebangsaan di kalangan pelajar pada saat upacara pengibaran bendera merupakan permasalahan yang patut mendapat perhatian khusus. Faktor-faktor seperti program pendidikan, kebijakan sekolah, pengawasan guru dan orang tua, perubahan nilai-nilai sosial, dan kurangnya pemahaman tentang sejarah dan nilai-nilai kebangsaan dapat mempengaruhi rasa nasionalisme siswa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan upaya bersama antara pemerintah, sekolah, guru, dan orang tua untuk memperkuat pendidikan nasionalisme dan memastikan upacara bendera tetap memiliki nilai penting dalam membentuk karakter siswa sebagai generasi penerus bangsa.
Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan pada Generasi Alpha sebagai Bentuk Ketahanan Diri dalam Mengahadapi Arus Globalisasi Sumarni, Rindi; Dewi, Dinie Anggraeni; Adriansyah, Muhammad Irfan
MARAS : Jurnal Penelitian Multidisiplin Vol. 2 No. 1 (2024): MARAS : Jurnal Penelitian Multidisiplin, Maret 2024
Publisher : Lumbung Pare Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60126/maras.v2i1.111

Abstract

Semakin berkembangnya teknologi yang diiringi dengan semakin meluasnya arus globalisasi membuat peradaban manusia dari masa ke masa semakin canggih. Dengan lahirnya generasi alpha di tengah-tengah pesatnya perkembangan teknologi, membuat para generasi alpha sangat akrab dengan gadget sejak mereka dilahirkan. Maka, keberadaan tulisan ini dimaksudkan untuk memperingatkan kembali akan urgensi Pendidikan Kewarganegaraan sebagai sebuah alat yang mampu melindungi para generasi alpha dalam menghadapi penurunan rasa nasionalisme yang diakibatkan oleh mudahnya keterpengaruhan budaya asing yang diikuti dengan semakin meluasnya arus globalisasi. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif dengan studi literatur, yaitu dengan mengkaji dan meneliti berbagai rujukan dari artikel jurnal dan analisis terdahulu yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Terlihat sekarang ini ramai budaya luar yang sudah diterapkan di Indonesia, yang menunjukkan bahwa semangat nasionalisme di Indonesia semakin lama semakin memudar, terutama pada generasi alpha yang lahir dalam keadaan krisis budaya, dimana mereka sangat membutuhkan sikap positif yang dapat menumbuhkan rasa nasionalisme pada diri mereka melalui penerapan Pendidikan Kewarganegaraan sejak dini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada generasi alpha, Pendidikan Kewarganegaraan dapat menjadi sebuah cara yang paling dasar dalam menghadapi penurunan rasa nasionalisme dan permasalahan krisis budaya akibat dari mudahnya mengakses informasi budaya asing yang difasilitasi oleh perkembangan teknologi di era globalisasi.
Menumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air pada Generasi Muda dalam Menghadapi Era Masyarakat 5.0 melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Tarigan, Emia Rita Pitriani; Dewi, Dinie Anggraeni; Adriansyah, Muhammad Irfan
MARAS : Jurnal Penelitian Multidisiplin Vol. 2 No. 1 (2024): MARAS : Jurnal Penelitian Multidisiplin, Maret 2024
Publisher : Lumbung Pare Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60126/maras.v2i1.121

Abstract

Masyarakat 5.0 membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia, termasuk perspektif dan perasaan tentang negara atau tanah air. Generasi muda di era ini perlu memiliki rasa cinta tanah air yang kuat agar mampu berkontribusi dalam membangun bangsa dan mengatasi masalah dunia yang semakin rumit. Upaya terbaik untuk menerapkan prinsip kebangsaan pada generasi penerus adalah dengan mengajarkan mereka Pancasila dan kewarganegaraan. Tujuan dari penelitian ini ialah ingin mengidentifikasi strategi dan teknik terbaik untuk menanamkan patriotisme pada generasi muda pada era masyarakat 5.0 melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Metode yang digunakan adalah studi literatur, data dikumpulkan dari berbagai referensi kredibel untuk studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila dapat membantu generasi muda memahami nilai-nilai dasar negara, sejarah, budaya, dan jati diri bangsa. Pendidikan ini juga dapat meningkatkan kesadaran serta keterlibatan setiap warga negara Indonesia dalam kehidupan sosial dan politik.