Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Training on Innovation in Public Administration Management: Building Information Systems for Transparency and Accountability: Pelatihan Inovasi dalam Manajemen Administrasi Publik: Membangun Sistem Informasi untuk Transparansi dan Akuntabilitas Abiyasa Eka Saputra; Devi Rahmah Sope; Marnoto; Sopi; Said Hamzali
Jurnal Sipakatau: Inovasi Pengabdian Masyarakat Volume 2 Issue 1 December 2024: Jurnal Sipakatau
Publisher : PT. Lontara Digitech Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61220/jsipakatau.v1i6.2449

Abstract

Kemang Sub-district, Bogor Regency, aims to improve transparency, accountability, and efficiency in public services through the application of information technology. The main challenges faced by this village are limited utilization of technology, lack of transparency, and limited accountability in the management of village funds. To address these issues, a training was conducted that included needs identification, module development, face-to-face and online training, hands-on practice, and mentoring and evaluation. The results of the training showed an increase in the skills of village officials in using information systems, increased community participation in decision-making, and improved administrative efficiency. The developed village information system allows the community to access information related to village activities and budgets in a transparent manner, thus increasing community trust in the village government. Collaboration with NGOs and educational institutions also provided the necessary support in developing the village information system. Thus, this training not only increases the capacity of village officials, but also supports participatory and sustainable development in Pondok Udik Village. Abstrak Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, bertujuan untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi dalam pelayanan publik melalui penerapan teknologi informasi. Tantangan utama yang dihadapi desa ini adalah keterbatasan dalam pemanfaatan teknologi, kurangnya transparansi, dan keterbatasan akuntabilitas dalam pengelolaan dana desa. Untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukan pelatihan yang mencakup identifikasi kebutuhan, penyusunan modul, pelatihan tatap muka dan daring, praktik langsung, serta pendampingan dan evaluasi. Hasil pelatihan menunjukkan peningkatan keterampilan aparatur desa dalam menggunakan sistem informasi, peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, serta peningkatan efisiensi administrasi. Sistem informasi desa yang dikembangkan memungkinkan masyarakat mengakses informasi terkait kegiatan dan anggaran desa secara transparan, sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan desa. Kolaborasi dengan LSM dan institusi pendidikan juga memberikan dukungan yang diperlukan dalam mengembangkan sistem informasi desa. Dengan demikian, pelatihan ini tidak hanya meningkatkan kapasitas aparatur desa, tetapi juga mendukung pembangunan yang partisipatif dan berkelanjutan di Desa Pondok Udik.
Pemberdayaan Remaja Desa melalui Pelatihan Pembuatan Konten Digital dan Website Portofolio Pribadi: Pengabdian Devi Rahmah Sope; Rully Arifiansyah; Jatmiko Wahyu Nugroho ; Eka Bobby Febrianto; Ahmad Fauzi
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 1 (Juli 2025 -
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i1.1735

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan remaja desa melalui pelatihan pembuatan konten digital dan website portofolio pribadi sebagai upaya meningkatkan literasi digital, personal branding, dan kemandirian digital. Bertempat di PIK-R MAN 2 Makassar, pelatihan ini melibatkan 25 peserta remaja dan dilaksanakan dalam dua hari dengan pendekatan edukatif-partisipatif. Kegiatan mencakup materi literasi digital dasar, praktik pembuatan konten (video, infografis, storytelling), serta pelatihan pembuatan website portofolio menggunakan platform gratis.Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dari aspek pemahaman literasi digital peserta, yang ditunjukkan melalui perbandingan skor pre-test dan post-test. Selain itu, peserta berhasil membuat konten digital kreatif dan sebanyak 72% mampu menyusun serta mempublikasikan website portofolio pribadi secara mandiri. Tidak kalah penting, pelatihan ini juga mendorong peningkatan kepercayaan diri dan kemandirian digital peserta. Hal ini terlihat dari partisipasi aktif dalam diskusi, keberanian mempresentasikan karya, serta peningkatan keberanian untuk mengekspresikan diri melalui media daring.Pelatihan ini menunjukkan bahwa remaja desa memiliki potensi besar dalam pengembangan literasi digital apabila diberikan ruang, akses, dan bimbingan yang tepat. Kegiatan ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi juga memperkuat karakter peserta dalam menghadapi tantangan era digital. Oleh karena itu, pelatihan serupa sangat direkomendasikan untuk direplikasi di komunitas remaja lainnya sebagai bagian dari strategi pemberdayaan digital berbasis komunitas dan pendidikan.
Application of Artificial Intelligence in Medical Diagnostics: Applications and Implications in the Healthcare Sector Arnes Yuli Vandika; Dadang Muhammad Hasyim; Devi Rahmah Sope; Legito; Novycha Auliafendri
Jurnal Informasi dan Teknologi 2025, Vol. 7, No. 3
Publisher : SEULANGA SYSTEM PUBLISHER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60083/jidt.vi0.674

Abstract

Artificial Intelligence (AI) has emerged as a transformative innovation in the medical diagnostic sector. This study explores the application and implications of AI in healthcare services at RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, Bandar Lampung. Using a qualitative case study method, data were obtained through in-depth interviews and participatory observation. The results show that AI contributes significantly to improving diagnostic accuracy and speed, particularly in radiological imaging. However, limitations in technological infrastructure and system integration were found to hinder its optimal use. Furthermore, the readiness of human resources remains a critical factor. Although there is optimism among medical staff, a lack of technical training has led to gaps in understanding and utilization. Ethical and legal concerns also emerged, especially regarding responsibility in case of misdiagnosis and the protection of patient data. The absence of specific regulations and digital ethics protocols presents a major barrier to AI adoption. This research concludes that while the implementation of AI in medical diagnostics shows promising outcomes, it still faces institutional and regulatory challenges. Strengthening digital literacy among healthcare workers, developing standard operating procedures, and building a secure infrastructure are essential. Collaboration between hospitals, academic institutions, and government bodies is needed to create an inclusive and ethical AI-based healthcare ecosystem.