Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KADAR HbA1c PADA PASIEN PROLANIS DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS DEKET LAMONGAN Anggraeni, Febrin Trianita; Yaniari, Roethmia; Suhartati
Prosiding Seminar Nasional COSMIC Kedokteran Vol 3 (2025): Edisi 2025
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Jawa Timur, tepatnya pada Kabupaten Lamongan memiliki kasus diabetes mellitus (DM) tertinggi, dengan 23.226 penderita. Penting bagi masyarakat untuk memahami diabetes agar dapat berperan dalam menurunkan angka kasus. Pengetahuan dan tingkat pendidikan seseorang berpengaruh terhadap pemahaman Kesehatan. Masih banyak penderita DM yang belum menyadari pentingnya memonitor kadar HbA1c. Pemantauan kadar HbA1c ini dilakukan setiap 2-3 bulan untuk membantu dalam mengontrol gula darah, mencegah komplikasi, dan mengevaluasi terapi. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan 47 pasien PROLANIS di Puskesmas Deket Lamongan. Semua pasien terdaftar dijadikan sampel, dan analisis data dilakukan menggunakan uji statistik Spearman untuk mencari hubungan antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan nilai p sebesar 0,000 (p ≤ 0,05), yang menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dan kadar HbA1c. koefisien korelasi -0,663 mengindikasikan semakin rendah tingkat Pendidikan, maka semakin tinggi kadar HbA1c. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara tingkat pendidikan dan kadar HbA1c pada penderita DM tipe 2 di Puskesmas Deket Lamongan.
Clinical Features and Management of Community-Acquired Pneumonia (CAP) In The Elderly Arimbi, Muzaijadah Retno; Amori, Lakcandra Amar; Soetedjo, Farida Anggraini; Haryanti, Elizabeth; Yaniari, Roethmia
Jurnal Health Sains Vol. 6 No. 8 (2025): Journal Health Sains
Publisher : Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jhs.v6i8.2657

Abstract

Community-Acquired Pneumonia (CAP) or pneumonia acquired outside health facilities is one of the main causes of morbidity and mortality in the elderly age group. As we age, immune function decreases and is accompanied by comorbidities such as diabetes, heart disease, and chronic lung disease that worsen the course of the disease. This study aims to find out the clinical picture and management of Community-Acquired Pneumonia (CAP) in the elderly. This study uses qualitative research methods. The data collection technique in this study is by studying case report documents. The data that has been collected is then analyzed in three stages, namely data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results show that Community-Acquired Pneumonia (CAP) in the elderly is a complex condition with challenges in diagnosis and management, as the symptoms are often atypical and involve various risk factors. Clinical guidelines emphasize the importance of basic supporting examinations such as thoracic imaging and organ function evaluations, as well as prompt and appropriate administration of empirical antibiotics. Treatment should be adjusted to the severity of the patient's frailty, comorbidities, and frailty status. Supportive therapy plays an important role in recovery, while an individualized approach based on risk factors such as malnutrition, sarcopenia, and aspiration is needed to improve prognosis and lower mortality in the elderly with CAP.
Hubungan Antara Fungsi Keluarga Dengan Regulasi Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Lanjut Usia di Puskesmas Kwanyar Kabupaten Bangkalan Syafawi SP, Naufal; Suhartati; Yaniari, Roethmia; Njoto, Ibrahim; Idrus, Muhamad Firmansyah
Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Vol. 4 No. 10 (2025): : JURNAL LOCUS: Penelitian dan Pengabdian
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/locus.v4i10.4979

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama pada lanjut usia yang dapat menimbulkan komplikasi serius seperti stroke, gagal jantung, dan penyakit ginjal kronis. Selain terapi farmakologis, dukungan keluarga terbukti memengaruhi keberhasilan pengelolaan tekanan darah melalui peningkatan kepatuhan pengobatan dan pengurangan stres. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fungsi keluarga dan status regulasi tekanan darah pada pasien lanjut usia dengan hipertensi. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan jumlah sampel sebanyak 80 pasien lanjut usia (>64 tahun) yang dipilih menggunakan teknik convenience sampling. Fungsi keluarga diukur menggunakan instrumen Family APGAR, sedangkan status regulasi tekanan darah ditentukan melalui pengukuran tekanan darah oleh tenaga kesehatan. Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat signifikansi p < 0,05. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 82,5% responden dengan fungsi keluarga fungsional memiliki tekanan darah terkontrol, sedangkan hanya 20% dari responden dengan disfungsi keluarga berat yang mencapai tekanan darah terkontrol. Uji Chi-Square menunjukkan hubungan yang signifikan antara fungsi keluarga dan regulasi tekanan darah (p = 0,000). Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara fungsi keluarga dan regulasi tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Temuan ini menegaskan pentingnya dukungan keluarga dalam pengelolaan hipertensi dan mendukung integrasi pendekatan berbasis keluarga dalam pelayanan kesehatan primer.
Program Intervensi Kesehatan Pasien Diabetes Melitus dengan Edukasi Makanan Sehat Serta Pemeriksaan Kadar Glukosa dan HbA1c Indahsari, Noer Kumala; Yaniari, Roethmia; Masfufatun, Masfufatun; Herliani, Olivia; Tjandra, Lusiani; Purbowati, Rini
Prosiding Seminar Nasional Kusuma Vol 3 (2025): Prosiding Seminar Nasional Kusuma
Publisher : LPPM UWKS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular dengan prevalensi yang terus meningkat di Indonesia. Gaya hidup tidak sehat, khususnya pola makan tinggi gula, lemak, dan rendah serat, menjadi faktor risiko utama. Pengelolaan DM tidak hanya melalui pengobatan farmakologis, tetapi juga membutuhkan edukasi berkelanjutan terkait pola makan sehat dan pemantauan kadar glukosa darah serta HbA1c untuk menilai keberhasilan kontrol glikemik. Tujuan: Program intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasien DM terhadap pentingnya pengetahuan kesehatan serta mengevaluasi perubahan kadar glukosa darah dan HbA1c setelah diberikan edukasi kesehatan dan intervensi pemeriksaan laboratorium. Metode: Pengabdian Kepada Masyarakat ini menggunakan desain pre-test dan post-test one group design dengan pendekatan kuantitatif. Sebanyak 35 partisipan yang terdiri guru dan karyawan di SMA X dilibatkan dalam program intervensi. Intervensi dilakukan melalui penyuluhan gizi sehat berbasis pedoman Diet Diabetes Indonesia (PERSAGI), konseling individual, serta pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dan HbA1c. Data dianalisis menggunakan uji Spearmans-test untuk melihat perbedaan signifikan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pengetahuan peserta p-value=0,015(p < 0,05) dan hubungan signifikan antara kadar glukosa dan HbA1c dengan nilai p-value = 0,000 (p<0,05), namun tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kadar glukosa darah (p value = 0,1333) dan kadar HbA1c (p-value = 0,497)  Perubahan ini menunjukkan bahwa edukasi terarah dan pemantauan berpengaruh positif terhadap kontrol metabolik peserta. Kesimpulan:Program intervensi kesehatan berbasis edukasi makanan sehat  dan pemeriksaan glukosa serta HbA1c terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman peserta dan memperbaiki kendali glikemik.