Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Konsep Pendidikan Islam Dalam Mengembangkan Kepribadian Anak Usia Sekolah Anwar, Sholihul
JURNAL PEDAGOGY Vol. 16 No. 2 (2023): Volume 16 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammamdiyah Blora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63889/pedagogy.v16i2.173

Abstract

Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut menjadikan manusia makhluk yang unik. Dalam penelitian ini penulis mencoba menginvestigasikan konsep pendidikan Islam dalam pengembangan kepribadian anak usia sekolah di era 5.0. Penelitian ini merupakan penelitian kualittif dengan jenis penelitian kepustakaan. Peneliti mengkaji konsep Pendidikan Islam bagi anak dan kajian era 5.0 prespektif pendidikan Islam dari berbagai literatur. Hasil penelitian menemukan bahwa faktor yang mempengaruhi kepribadian meliputi bawaan (dalam) dan faktor lingungan (luar) dan kematangan jiwa. Islam memandang bahwa setiap orang memiliki potensi mental dan fisik yang dapat mengangkat derajat/ martabatnya sebagai khalifah di bumi. Manusia memiliki potensi jiwa yang terdiri dari hati, nafsu, akal dan ruh. Orang tua menjadi peran utama dan pertama di dalam keluarga dalam menumbuhkembangan potensi pribadi yang baik. Peran pendidikan sebagai media merealisasikan kepribadian yang baik agar anak mampu diarahkan menjadi pribadi muslim.
Development of Pluralist and Multicultural Approaches In PAI Learning: A Conceptual Model For Strengthening Students' Inclusivity Competencies Nurhartanto, Armin; Anwar, Sholihul; Sukisno, Sukisno
Multicultural Islamic Education Review Vol. 2 No. 2 (2024): October
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/mier.v2i2.7307

Abstract

In a culturally and religiously diverse society like Indonesia, Islamic Religious Education (PAI) must promote values of inclusivity, tolerance, and respect. This study aims to develop a conceptual model that integrates pluralist and multicultural approaches into PAI learning to enhance students’ inclusivity competencies. Using a qualitative methodology, the research adopts a systematic literature review analyzing primary and secondary sources, including academic books, journal articles, and policy documents. Content analysis was employed to extract key themes related to the implementation of pluralism and multiculturalism in Islamic education. The findings indicate that an effective integration requires the alignment of curriculum design, teaching methods, teacher roles, learning materials, and evaluation systems with inclusive values. It emphasizes that multicultural education focuses on cultural and ethnic diversity, while pluralist education addresses religious pluralism and interfaith understanding. Both approaches are complementary in creating an inclusive and peaceful educational environment. The study concludes that the conceptual model can serve as a foundation for reforming PAI by fostering tolerance, empathy, and cooperation among learners. It also suggests that further empirical research and implementation trials are needed to test the model in practice.
Sekulerisme dan Perkembangan Studi Islam (Analisis Model Pendekatan Timur Dan Barat) Anwar, Sholihul
JURNAL PEDAGOGY Vol. 12 No. 2 (2019): Volume 12 Nomor 2 Tahun 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammamdiyah Blora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63889/pedagogy.v12i2.7

Abstract

Dikalangan intelektual Islam berkali-kali menegaskan jika sekularisme adalah filsafat menyesatkan umat manusia. Aliran ini mulai berkembangan sejak abad 19 dengan munculnya Renaissance sebagai semangat Barat dalam pengembangan ilmu peengetahuan. Sekulerisme yang menjadi alat orientalis untuk mengaburkan pemahaman Islam. Oleh sebab itu perlu diketahui secara teoritik terkait bagaimana model pendekatan pemikiran Islam dengan pemikiran barat agar supaya generasi selanjutnya tidak terjebak dalam hegemoni pengkaburan pemahaman Islam. Perbedaan mendasar tradisi kajian Islam di dunia Timur (Islam) dan di Barat terletak pada pendekatan yang digunakan. Di Timur, pendekatan lebih berorientasi pada penguasaan substansi materi dan penguasaan atas khazanah keislaman klasik. Sementara I sl am ic st ud ies di Barat, kajiannya lebih berorientasi pada Islam sebagai realitas atau fenomena sosial, yakni Islam yang telah menyejarah, meruang dan mewaktu
Memotret Pola Keberagamaan Masyarakat Samin di Desa Klopoduwur Kecamatan Banjarejo Kab. Blora Anwar, Sholihul
JURNAL PEDAGOGY Vol. 11 No. 1 (2018): Volume 11 Nomor 1 Tahun 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammamdiyah Blora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63889/pedagogy.v11i1.11

Abstract

Pattern is a form whereas religiosity is an activity related to religion and also a comprehensive unit of unity, which makes a person called a religious person and not merely claiming to have a religion. Society of samin who is generally known to have unique character and teachings and become one of the academic spotlight in social, cultural and phenomena as a traditional community that needs to be understood together. The author is interested in studying in this article in the form of literature taken based on qualitative descriptive analytic approach. The focus of this article is how the portrait of religious patterns of the samin community in Klopoduwur Village, Banjarejo District Blora in understanding the teachings of religion in life according to the provisions of Islam as a religion that is adhered to the public samin in general now diera Based on the analysis of descriptive writer can be seen that the portrait of religious patterns of the claminic community Klopoduwur Village Banjarejo District Blora Regency, including: First, the Islamic historical perspective that is applied in the religious practice of the samin community is Islamic tradition / Islamic culture. Samin community as a traditional group are those who tend to understand the shari'ah as has been practiced by the previous scholars still hold the religious norms according to local thinking and culture and social conditions that exist. Secondly, the religion of the samin community with the term Islam is different from the syncretic practices that are common among Javanese society. inspired from his understanding that the first person inhabiting this universe was Adam, followed by Howo's mother. The birth of Adam and Howo's mother because of Yai's sole sabu as sole ruler. The existence of Yai because of Adam. Yai according to understanding the teachings of samin is God Almighty or Allah Almighty. for Muslims. Thirdly, the Samin community has different understanding and practice of worship, such as (1) the mortification of the corpses, the corpses are not always bathed and unmixed, although they are worshiped as the majority religion in their environment (Islam), (2) slaughter of self-patterned animals, especially in the case of slaughtering prayers , (3) traditionalize the suro fasting and fasting of the birth day. The semedi beliefs are believed in the community's acculturation samination from the Hindu teaching or the syncretism as a form of prayer and cultivating inner energy and honor to God Almighty. So the religious practice that became the religious pattern of the Samin community experienced the reduction and adaptation of the existing culture in the surrounding Javanese society
Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru Agama Islam di Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 1 Blora Tahun 2015 Anwar, Sholihul
JURNAL PEDAGOGY Vol. 10 No. 2 (2017): Volume 10 Nomor 2 Tahun 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammamdiyah Blora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63889/pedagogy.v10i2.17

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan strategi peningkatan profesionalisme guru Agama Islam, profesionalisme guru Agama Islam di SD Muhammadiyah 1 Blora dan faktor pendukung dan faktor penghambat peningkatan profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah 1 Blora. Jenis penelitian ini berupa penelitian lapangan dengan analisis deskriptif kualitatif, dan memakai jenis desain penelitian studi kasus. Metode pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, strategi peningkatan profesionalisme guru agama Islam di SD Muhammadiyah 1 Blora dilaksanakan dalam bentuk kebijakan dan program perbaikan produktivitas guru agama, peningkatan keterampilan mengajar melalui pelatihan, seminar, Kelompok Kerja Guru (KKG), peningkatan kesejahteraan, dan penambahan sarana prasarana pembelajaran agama Islam dengan penyediaan buku-buku keagamaan dan penambahan ruang kelas pembelajaran. Dalam pelaksanaan kebijakan program peningkatan profesionalisme guru agama Islam kepala sekolah SD Muhammadiyah 1 Blora belum secara maksimal melaksanakan peran sebagai educator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovatordan motivator(EMASLIM). Peran sebagai administrator, innovatordan peran tambahan sebagai enterpreneurship(jiwa kewirausaan) belum dilaksanakan secara maksimal dikarenakan terkendala dana, sarana prasarana dan fasilitas pengembangan di sekolah. Kedua, profesionalisme guru agama Islam di SD Muhammadiyah 1 Blora sudah memenuhi standart profesional, seperti kualifikasi pendidikan, kompetensi dan sertifikasi pendidik. Namun masih ada guru agama di SD Muhammadiyah 1 Blora yang secara administrasi memenuhi standar professional tetapi masih rendah kemampuan kompetensi, seperti kompetensi professional dan kepemimpinan guru agama Islam. Ketiga, faktor pendukung peningkatan profesionalisme guru agama Islam di SD Muhammadiyah I Blora yaitu l) ketersediaan guru agama Islam yang mencukupi, 2) dukungan dari sekolah, orangtua dan persyarikatan Muhammadiyah, 3) dukungan kerjasama dengan perguruan tinggi Muhammadiyah di Blora dan pemerintah daerah kabupaten Blora. sedangkan faktor penghambat peningkatan profesionalisme guru agama Islam di SD Muhammadiyah 1 Blora, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi dari guru agama Islam itu sendiri, seperti motivasi dan kebutuhan untuk meningkat profesi lebih berkualitas. Sedangkan faktor eksternalnya adalah dari sumber daya meliputi keuangan, sarana prasarana, kebijakan sekolah, yayasan, pemerintah daerah.
Dialektika Metode Studi Islam (Tela'ah Aliran Islamization of Knowledge and Scientification of Islam) Anwar, Sholihul
JURNAL PEDAGOGY Vol. 10 No. 3 (2017): Volume 10 Nomor 3 Tahun 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammamdiyah Blora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63889/pedagogy.v10i3.66

Abstract

Islam ketika hadir di mekah dimana peradaban Romawi-Yunani telah maju mampu menciptakan peradaban baru yang unggul dan dipercaya ilmuan barat. Jadi perlu menata kembali sains Islam dan mampu menciptakan kembali peradaban islam yang unggul. Wacana pengislaman sains berdasarkan kompromi/ dialektika aliran Islamization of Knowledge dan Scientification of Islam. Tokoh-tokoh yang dimaksudkan adalah Seyyed Hossein Nasr, seorang ahli falsafah yang berasal dari Iran, diikuti Ismail al-Faruqi, dan tokoh sarjana tempatan terawal di dalam wacana sains Islam iaitu Syed Muhammad Naquib al-Attas. Nasr merupakan tokoh falsafah dan sejarah sains yang amat berpengaruh. Pendekatan yang diambil oleh beliau terhadap sains adalah dari perspektif keagamaan dan tradisional kerana beliau merupakan sarjana yang mencoba mempertahankan sains. al-Faruqi mencoba membina pandangan alam yang menjadi asas dalam ilmu berdasarkan perspektif Islam. Al-Faruqi membincangkan hubungan yang harmoni terhadap sains, teknologi dan agama, sekaligus menyangkal pandangan lain yang melihat hubungan ini menafikan peranan Tuhan, dan beliau juga menekankan bahawa sains memerlukan agama untuk membantu ilmu ini menjadi lengkap. Naquib al-Attas mencoba mengkritisi tentang konsep sekulerisme yang dikembangkan barat terkait konsep perubahan alam fisik yang mutlak sesuai pengkajian aql dan menafikan alam metafizik sebagai dasar penemuan sains modern. Melalui pemikiran ke 3 tokoh pemikir Islam zaman kontemporer diatas, maka bisa dijadikan langkah kerja kongkrit dalam pengembangan sains Islam terutama wilayah epistimologinya. Langkah kongkritnya dengan menyadarkan para pemikir Islam melalui tarbiyatul Islamiyah baik secara formal dan non formal. Peran dari perguruan tinggi Islam menjadi pijakan awal menselaraskan sains Islam ke pada umat Islam. Keyword : Metode Studi Islam, Islamization of knowledge dan scaintifization of Islam.
Kewirausahaan Prespektif Islam (Kajian Normatif Dan Historis-Sosiologis) Anwar, Sholihul
JURNAL PEDAGOGY Vol. 13 No. 1 (2020): Volume 13 Nomor 1 Tahun 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammamdiyah Blora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63889/pedagogy.v13i1.82

Abstract

Secara normatif kewirausahaan dalam pandangan Islam merupakan aspek kehidupan yang dikelompokkan kedalam masalah mu'amalah, yaitu masalah yang berkenaan dengan hubungan yang bersifat horizontal antar manusia dan tetap akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat sebagaimana QS. An-Najm ayat 39-42. Walaupun secara eksplisit tidak ada istilah kewirausahaan/ enterpreseurship dalam disiplin ilmu Islam. Beberapa ayat Qur'an mendorong manusia untuk berikhtiar dengan memanfaatkan dan mengolah sumber daya alam yang tersedia, yang merupakan inti kewirausahaan. Teks-teks Qur'an ini juga diperkuat oleh beberapa hadits Nabi yang menganjurkan umatnya untuk berprofesi sebagai wirausaha. Bahkan Nabi sendiri, di samping tugas kerasulannya, merupakan seorang wirausaha yang terkenal ulung dalam mengembangkan usahanya dan berintegritas tinggi. Nabi menganggap wirausaha merupakan profesi yang lebih mulia dibandingkan profesi lain. Secara historis-sosiologis, adanya gap antara nilai-nilai normatif dengan kondisi empiris ini menimbulkan kemunduran ekonomi Islam dan perkembangan bisnis Islam sebagaimana perkembangan awal/ klasik Islam dan masa pertengahan. Ketika masa awal dan klasik Abbasiyah, pengusaha Muslim muncul sebagai pengusaha yang jujur, bersemangat Islam, dan secara sosial bertanggung jawab. Pada abad ke- 13, ia memperoleh reputasi sebagai pengusaha licik, pengekor, penuh tipu muslihat, senang berkelahi dan kasar. Sehingga perlu pengembalian secara teoritis dan aplikatif terkait praktek kewirausahaan Islam yang dikembangkan Rasulullah saw di masa Islam ada. Prinsip, etika dan karaktek praktek Bisnis Islam yang dikembangkan Rasulullah saw menjadi dasar etika wirausaha modern.
Integrasi Keilmuan Prespektif M. Amin Abdullah Dan Imam Suprayogo Anwar, Sholihul
JURNAL PEDAGOGY Vol. 14 No. 2 (2021): Volume 14 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammamdiyah Blora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63889/pedagogy.v14i2.91

Abstract

Artikel ini merupakan deskripsi-analitis terhadap pemikiran M. Amin Abdullah dan Imam Suprayogi tentang integrasi ilmu-ilmu Keislaman. Perkembangan kajian integrase keilmuan Islam selama ini menurut analisis penulis masih bersifat fragmentaris dan belum memiliki keterkaitan dengan isu-isu kekinian seiring dengan perkembangan teknologi modern. Dengan upaya menganalisis dan mengkaji lebih lanjut epistimologi keilmuan sains dan Islam dari kedua tokoh ini dengan latar belakang pemikiran yang berbeda memberikan warna dalam khazanah keilmuan pemikiran perkembangan Islam. Konsep epistemologikeilmuan teo-antropo-sentrik-integralistik Amin Abdullah dibangun dari pengelompokan keilmuan. Teorinya dimulai dari al-Qur'an dan Sunnah, kemudian "˜Ulí»m al-Dí®n, al-Fikr al-Islí¢my, dan Dirí¢sah al-Islí¢miyyah. Keempat kategori keilmuan Islam tersebut dipetakan oleh Amin Abdullah ke dalam empat lingkar lapis peta konsep spider web, dengan memadukan seluruh disiplin ilmu sosial dan keagamaan vis-í -vis isu- isu kontemporer. Konsep epistomologi keilmuan Imam Suprayogo terilhami dari pemikiran al Ghazali yang membagi wilayah keilmuan menjadi dua hokum yakni "˜ain dan kifayah. Konsep pendidikan yang diangkat berdasarkan metafora pohon keilmuan menyakini bahwa Alquran, Sunnah yang disertai dengan ilmu kebahasaan menjadi dua hal yang tidak dapat dipisahkan untuk dapat menurunkan dan mempelajari ranah wilayah keilmuan umum. Tujuan dari bangunan keilmuan tersebut adalah amal sholih yang menjadi buahnya, sehingga khazanah keilmuannya berdiri diatas dzikr, fikr dan amal yang dijadikan sebagai metode telaah keilmuan. Kedua pemikiran tersebut bukan saling menegasikan namun begitu memperkaya khazanah keilmuan dalam mengembangkan pendidikan Islam dalam lembaga pendidikan umum maupun pendidikan Islam secara khusus.
Pembelajaran Studi Islam Dalam Konsepsi Literasi Digital Di Era Disruptif Anwar, Sholihul
JURNAL PEDAGOGY Vol. 14 No. 1 (2021): Volume 14 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammamdiyah Blora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63889/pedagogy.v14i1.92

Abstract

Pentingnya pembelajaran literasi digital dalam pembelajaran studi Islam saat ini tidak terlepas dari pesatnya perkembangan teknologi dan informasi yang mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia saat ini. Artikel ini bertujuan untuk memberikan deskripsi tentang konsep literasi digital dalam pembelajaran studi Islam. Kondisi ini disebut juga dengan era disruptif yaitu era dimana kebiasaan lama ditinggalkan secara radikal akibat dari perkembangan digitalisasi masif. Sehingga untuk menjawab tantangan perubahan tersebut diperlukan sistem pembelajaran khususnya pembelajaran studi Islam harus mampu mempersiapkan para peserta didik memiliki kompetensi yang dibutuhkan dimasa yang akan datang dan memberikan pemahaman tentang Islam yang komprehensif dan universal. Salah satu upaya yang harus dilakukan saat ini adalah memaksimalkan literasi digital dalam pembelajaran studi Islam. Literasi saat ini tidak saja hanya sekedar kemampuan membaca dan menulis akan tetapi bagaimana seorang peserta didik bisa memahami informasi digital. Melalui literasi digital dalam pembelajaran studi Islam diharapkan siswa akan lebih mudah memahami Islam secara komprehensif baik sebagai disiplin ilmu, islam secara normatif dan historis. Pembelajaran studi Islam dengan literasi digital akan merangsang siswa untuk mampu belajar secara mandiri, dan mampu mengelola kegiatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan kompetensi dunia kerja saat ini telah bergulir dan menjadi acuan dalam pengembangan pendidikan di era modern 4.0.
Pendidikan Karakter Prespektif Islam (Pemikiran Al-Ghazali Dan Ibnu Maskawaih) Anwar, Sholihul
JURNAL PEDAGOGY Vol. 15 No. 2 (2022): Volume 15 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammamdiyah Blora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63889/pedagogy.v15i2.133

Abstract

Pengaruh globalisasi berdampak pada mulai kaburnya karakter di negeri ini. Masih banyak dan dijumpai praktek-praktek kekerasan, kejahatan meningkat,perceraian terus terjadi, korupsi semakin menggila dan lain sebagainya. Kondisi di atas, tidak menurup kemungkinan, apakah pendidikan karakter yang selama ini dilaksanakan merupakan pendidikan karakter yang tidak sesuai dengan fitrah manusia yang cenderung kepada nilai-nilai kebenaran dan kebajikan? ataukah pendidikan karakter yang dilakukan merupakan pendidikan karakter memakai teori dan praktek negara barat yang belum sesuai prespektif Islam?Pertanyaan-pertanyaan tersebut membutuhkan banyak jawaban, salah satunya tentang pendidikan karakter yang berlandasrkan Islam yang membutuhkan penjelasan yang nantinya dijadikan landasan pendidikan karakter. Pemikiran Al-Ghazali dan Ibnu Maskawaih menjadi salah satu solusi untuk dijadikan dasar dalam menggali dan menentukan konsep pendidikan karakter yang dirasa belum berhasil pelaksanaannya sampai sekarang. Pemikiran Al-Ghazali dengan latar belakang tawawuf-syariatnya memaknai karakter dengan istilah akhlak, adab. Al-Ghazali memandang manusia sebagai proses hidup yang bertugas dan bertujuan, yaitu: bekerja, beramal sholeh, mengabdikan dirinya dalam mengelola bumi untuk memperoleh kebahagian abadi baik dunia dan akhirat. Tujuan pendidikan karakter adalah mendekatkan diri kepada Allah swt dengan sasarannya menjadi manusia berakhlak mulia dengan tahapan melalui iyadatu As-Shibyan (Pendidikan Karakter Anak Usia Dini) dan Riyadatu wa Al-Mujahadah (perjalanan sufi). Pemikiran Ibnu Maskawaih berlandasrkan teologis-filosofis mengistilahkan karakter dengan etika, moral. Etika merupakan ajaran tentang baik, buruk, patut, tidak patut, tolak ukurnya adalah, akal, budaya setempat dan Al-Qur'an Hadits. Secara teologis, konsepsi etika Maskawaih dibangun berdasarkan nilai-nilai al Qur'an dan Hadits. Manusia terdiri dari dua subtansi, pertama subtansi yang berupa tubuh (al-jism) sebagai wawasan materi, dan yang kedua berupa jiwa (al-nafs) subtansi yang tidak berdimensi. Relevansi pemikiran pendidikan karakter menurut Al-Ghazali dan Ibnu Maskawaih di era modern ini bahwa agama menjadi salah satu dasar nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter. Islam memproriataskan pendidikan qolbu/ jiwa sebagai salah satu pendidikan dalam Islam bukan hanya rasio dan empirik belaka. Tujuan pendidikan karakter adalah mendekatkan diri kepada Allah swt dan menempatkan pendidikan mulai sejak dini sebagai pendidikan pertama dan utama dalam penanaman teologi dan akhlak anak. Keyword : Pendidikan karakter, Prepektif Islam