Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Waspada Risiko Diabaetes Melitus Tipe 2 Melalui Skrining Gula Darah Di Yayasan Baptis Cengkareng Tan, Sukmawati Tansil; Santoso, Alexander Halim; Destra, Edwin; Dewanto, Paulus Gegana Thery; Fajarivaldi, Kresna Bambang
Compromise Journal Community Proffesional Service Journal Vol. 3 No. 2 (2025): Compromise Journal : Community Proffesional Service Journal
Publisher : LPPM STIKES KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/compromisejournal.v3i2.750

Abstract

Fasting blood sugar screening is a crucial step in the early detection of metabolic risks, including prediabetes and type 2 diabetes mellitus. This examination is useful for identifying at-risk individuals before clinical symptoms appear. Screening activities are carried out using the Plan–Do–Check–Act (PDCA) approach and the Point-of-Care Testing (POCT) tool. The examination was carried out on adult participants, followed by education using leaflets containing information about blood glucose control and the importance of physical activity. A total of 62 participants underwent the examination aged 23–76 years. Most participants were women (74.2%). Fasting blood sugar values ranged from 67.0 to 333.0 mg/dL with a median of 90.0 mg/dL. A total of 75.8% were in the normal category, 16.1% were pre-diabetic, and 8.1% were diabetic. Fasting blood sugar screening revealed a proportion of participants with impaired glucose regulation. These results emphasize the importance of early detection and health education, especially about physical activity which plays a role in increasing insulin sensitivity and lowering blood glucose levels. The combination of screening and education can be a preventive strategy to reduce the risk of diabetes.
Profil Enzim Hati (SGOT/SGPT) Sebagai Indikator Kesehatan Hepatik Pada Populasi Geriatri di Panti Werdha Hana Hawari, Irawaty; Santoso, Alexander Halim; Gunaidi, Farell Christian; Dewanto, Paulus Gegana Thery; Rafif, Akhtar Nawfal
Perigel: Jurnal Penyuluhan Masyarakat Indonesia Vol. 4 No. 2 (2025): Juni: Perigel : Jurnal Penyuluhan Masyarakat Indonesia
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/z2gkky97

Abstract

Liver dysfunction is a common health issue among the elderly and can significantly impact quality of life, particularly due to its progressive nature and frequently asymptomatic presentation in the early stages. Many older adults are unaware of liver problems, as mild symptoms such as fatigue, abdominal discomfort, or reduced appetite are often perceived as normal signs of aging. The Community Service Program (PKM) conducted at Panti Werdha Hana aimed to raise awareness among the elderly regarding the importance of early detection of liver dysfunction through SGOT and SGPT enzyme screening. This activity employed the Plan-Do-Check-Act (PDCA) approach, including laboratory examinations and interactive counseling on risk factors, healthy lifestyle practices, and the significance of regular health monitoring. Among the 76 participants, 10 individuals (13.16%) were found to have elevated SGOT levels, and 8 individuals (7.89%) had SGPT levels above the normal range. These findings underscore the importance of early detection in preventing the progression of chronic liver diseases, enhancing the quality of life of the elderly, and supporting more effective and sustainable healthcare interventions.
DETEKSI DINI KESEHATAN KULIT MELALUI PENGUKURAN KADAR AIR DAN MINYAK PADA POPULASI USIA PRODUKTIF DI KELURAHAN GROGOL Tan, Sukmawati Tansil; Santoso, Alexander Halim; Gunaidi, Farell Christian; Lucius, Steven Hizkia; Dewanto, Paulus Gegana Thery
AlMurtado Journal of Social Innovation and Community Service Vol 2 No 2 (2025): sinergi berdaya untuk masyarakat
Publisher : BAMALA Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hydrated skin is a key indicator of overall skin health, as water content in the stratum corneum plays a vital role in maintaining skin barrier function. Insufficient hydration can lead to dry skin, increase susceptibility to infections, and negatively impact quality of life. This community activity aimed to assess skin water and oil levels among the productive-age population in Grogol as a preventive measure against skin dryness. The activity utilized the Plan–Do–Check–Act (PDCA) approach, which involved planning the screening, measuring skin water and oil levels, evaluating the results, and providing skin care education to participants with abnormal findings. A total of 67 participants from Grogol Village, West Jakarta, took part in this initiative. The results indicated that 11 participants (16.42%) had low oil levels and 14 participants (20.9%) had low water levels. These findings highlight the importance of maintaining proper skin hydration through adequate water intake, regular use of moisturizers, and healthy lifestyle habits. Early detection and education regarding skin hydration proved to be effective strategies in preventing dry skin and enhancing overall quality of life. Keywords: Hydration, Water Content, Oil Content, Early Detection, Dry Skin
Deteksi Dini dan Edukasi Obesitas Sarkopenik pada Usia Lanjut: Early Detection and Education of Sarcopenic Obesity in the Elderly Frisca; Santoso, Alexander Halim; Gunaidi, Farell Christian; Edbert, Juan; Dewanto, Paulus Gegana Thery
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bunda Delima Vol 4 No 2 (2025): EDISI AGUSTUS
Publisher : Akademi Keperawatan Bunda Delima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59030/jpmbd.v4i2.90

Abstract

Perubahan komposisi tubuh pada lansia, seperti penurunan massa otot dan peningkatan lemak tubuh, berdampak signifikan terhadap kesehatan dan kualitas hidup mereka. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk melakukan deteksi dini obesitas sarkopenik pada lansia melalui pemeriksaan komposisi tubuh menggunakan metode Analisis Bioimpedansi (BIA) serta memberikan edukasi terkait pencegahan dan pengelolaan kondisi tersebut. Kegiatan dilaksanakan di Panti Werdha Hana, Babakan, Tangerang Selatan, dengan melibatkan 36 peserta yang terdiri atas 7 laki-laki dan 29 perempuan dengan rerata usia 76,52 tahun. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sebanyak 28 orang (77,78%) memiliki total lemak tubuh sangat tinggi dan 8 orang (22,22%) tergolong tinggi, sementara 5 orang (13,89%) dan 8 orang (22,22%) memiliki lemak viseral sangat tinggi dan tinggi. Selain itu, sebanyak 34 orang (94,44%) tercatat memiliki massa otot yang rendah. Edukasi mengenai pola makan sehat dan aktivitas fisik diberikan setelah skrining, bertujuan untuk mencegah komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup peserta. Kegiatan ini menegaskan pentingnya skrining komposisi tubuh secara rutin sebagai upaya promotif dan preventif dalam menjaga kesehatan lansia secara optimal.
Skrining Gizi pada Remaja Sekolah Menengah Atas: Nutrition Screening in High School Adolescents Limas, Peter Ian; Santoso, Alexander Halim; Gunaidi, Farell Christian; Dewanto, Paulus Gegana Thery; Amertha, Anak Agung Ngurah Putrayoga
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bunda Delima Vol 4 No 2 (2025): EDISI AGUSTUS
Publisher : Akademi Keperawatan Bunda Delima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59030/jpmbd.v4i2.97

Abstract

Masalah gizi pada remaja menjadi perhatian penting dalam kesehatan masyarakat, mengingat fase ini merupakan masa pertumbuhan pesat yang memerlukan asupan gizi optimal. Di sisi lain, perubahan pola makan, gaya hidup sedentari, serta kurangnya kesadaran akan kesehatan menyebabkan meningkatnya risiko gizi kurang, obesitas, dan penyakit tidak menular (PTM). Pengukuran antropometri sederhana seperti lingkar lengan atas (LILA), lingkar perut, lingkar panggul, dan rasio pinggang-pinggul (waist-to-hip ratio/WHR) menjadi metode efektif untuk deteksi dini status gizi dan risiko metabolik. Kegiatan dilaksanakan di SMA Tarakanita, Citra Raya, dengan melibatkan 144 siswa sebagai responden. Pengukuran dilakukan secara langsung oleh tim dengan alat pita pengukur. LILA diukur pada lengan nondominan, sedangkan lingkar perut dan panggul diukur sesuai standar WHO. WHR dihitung menggunakan rumus: lingkar pinggang dibagi lingkar panggul. Data dianalisis secara agregat tanpa mencantumkan identitas individu. Sebagian besar responden berusia 16 tahun (55,6%), diikuti usia 15 tahun (42,4%), dan 17 tahun (2,1%) dengan rerata 15,6 tahun. Sebanyak 54,2% adalah perempuan dan 45,8% laki-laki. Rerata LILA adalah 26,58 cm, dengan 4,9% responden memiliki LILA <22 cm. Rerata lingkar perut laki-laki lebih tinggi (83,08 cm) dibanding perempuan (69,52 cm), begitu pula WHR (0,88 vs 0,78), mendekati ambang risiko obesitas sentral. Skrining ini menunjukkan adanya risiko status gizi tidak seimbang pada sebagian remaja. Intervensi lanjutan berupa edukasi gizi, promosi gaya hidup aktif, dan pemantauan rutin sangat disarankan sebagai upaya preventif berbasis sekolah.
PEMERIKSAAN GULA DARAH PUASA SEBAGAI UPAYA IDENTIFIKASI DIABETES MELITUS TIPE II PADA POPULASI DEWASA DI TANJUNG DUREN SELATAN Santoso, Alexander Halim; Destra, Edwin; Pratama, Aditya; Amertha, Anak Agung Ngurah Putrayoga; Dewanto, Paulus Gegana Thery
Jurnal Widya Laksmi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2025): Jurnal WIDYA LAKSMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat)
Publisher : Yayasan Lavandaia Dharma Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59458/jwl.v5i2.173

Abstract

Diabetes mellitus tipe II merupakan gangguan metabolik progresif yang dapat dicegah melalui deteksi dini dan edukasi nutrisi. Pemeriksaan gula darah puasa menjadi alat skrining yang efektif untuk mengenali individu dengan risiko pra-diabetes dan diabetes tanpa gejala. Kegiatan dilakukan menggunakan pendekatan Plan-Do-Check-Act (PDCA). Pemeriksaan gula darah puasa dilakukan melalui pengambilan darah kapiler menggunakan alat POCT. Setelah pemeriksaan, peserta menerima edukasi berbasis leaflet yang memuat informasi tentang konsumsi makanan rendah indeks glikemik dan pengendalian asupan gula. Hasil diklasifikasikan ke dalam tiga kategori berdasarkan nilai normal, pra-diabetes, dan diabetes. Sebanyak 104 peserta mengikuti pemeriksaan. Sebagian besar tergolong normoglikemik, namun sebagian peserta dalam kategori pra-diabetes dan diabetes. Deteksi dini kadar glukosa darah puasa disertai edukasi pola makan menjadi langkah preventif yang efektif dalam menghambat progresi menuju diabetes mellitus tipe II. Pemilihan makanan dengan beban glikemik rendah, peningkatan konsumsi serat, serta pembatasan gula tambahan berkontribusi terhadap stabilitas glukosa darah dan pengendalian risiko metabolik jangka panjang.