Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analysis of Heat Transfer on the Effect from Mineral Crust in Evaporator Semi-Kestner Quintuple Effect Rahadianto Wahyu Triaji; Eka Sri Yusmartini Yusmartini; Mardwita Mardwita
AJARCDE (Asian Journal of Applied Research for Community Development and Empowerment) Vol. 6 No. 3 (2022)
Publisher : Asia Pacific Network for Sustainable Agriculture, Food and Energy (SAFE-Network)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.381 KB) | DOI: 10.29165/ajarcde.v6i3.125

Abstract

Indonesia as a large population country has the potential to become one of the largest consumers of sugar in the world. Indonesia's national sugar needs amounted to 3.2 million tons per year while domestic production was around 2 million tons. In the sugar industry, the benefits of evaporator tools are to thicken clear juice whose dissolved solid number is 7 - 11 oBrix into a thickened syrup with a dissolved solid of 55 - 60 oBrix, this process occurs through the process of evaporation of water content contained in the material. In one sugar factory, the type of evaporator used is a Semi-Kestner Evaporator with the quintuple effect principle. One of the biggest challenges of evaporators is the decrease in heat value of the evaporator due to the onset of mineral crust that inhibits heat transfer. On September 7th, 2021 Q evaporator 1 is at 135874.8 Kw and on October 26th, 2021 Q evaporator 1 is at 121399.2 Kw. Based on the results of data observations on the evaporator carried out in September 2021 and October 2021, it can be concluded that the decreased heat transfer will cause the evaporator's performance in evaporating water from the sap material (clean juice) so that the material flow rate is getting bigger. Efforts that can be made to overcome this are to carry out mechanical cleaning or chemical cleaning per 28 days of the grinding process, to remove crusts on the tube calandria evaporator.
Sosialisasi Masyarakat di Desa Babatan Saudagar Ogan Ilir Tentang Pentingnya Kualitas Air untuk Kesehatan dan Lingkungan Sari, Debi Anggun; Rahadianto, Wahyu Triaji; Lestari, Dwi Indah; Maranggi, Isma Uly; Putri, Rara Eka Dyla
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bhinneka Vol. 3 No. 4 (2025): Bulan Juli
Publisher : Bhinneka Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58266/jpmb.v3i4.186

Abstract

Kegiatan sosialisasi mengenai pentingnya kualitas air bagi kesehatan dan kelestarian lingkungan telah dilaksanakan di Desa Babatan Saudagar, Kabupaten Ogan Ilir, sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penggunaan air bersih dalam kehidupan sehari-hari serta upaya pelestariannya. Materi yang disampaikan mencakup dampak buruk air tercemar terhadap kesehatan, pentingnya sanitasi lingkungan, dan teknik sederhana pengelolaan air bersih, termasuk penggunaan filter air. Metode pelaksanaan menggunakan pendekatan partisipatif, di mana masyarakat dilibatkan secara aktif dalam sesi diskusi, praktik lapangan, dan tanya jawab interaktif. Evaluasi dilakukan melalui pengamatan dan diskusi terarah, yang menunjukkan peningkatan pemahaman peserta terhadap karakteristik air bersih, bahaya air yang tercemar, serta praktik pemeliharaan kualitas air. Kegiatan ini melibatkan 20 orang peserta yang terdiri atas perangkat desa, kepala dusun, dan pengurus posyandu sebagai mitra pelaksana kegiatan. Hasil kegiatan ini diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku masyarakat.
PENGARUH VARIASI MASSA BENTONIT DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENJERNIHAN MINYAK JELANTAH SECARA FISIKA DAN KIMIA Maranggi, Isma Uly; Rahadianto, Wahyu Triaji; Chandra, Yogi; Sugesti, Heni
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol. 14 No. 1 (2025): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - May 2025
Publisher : Chemical Engineering Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v14i1.21731

Abstract

Minyak jelantah merupakan limbah rumah tangga dan industri yang berpotensi mencemari lingkungan serta membahayakan kesehatan apabila digunakan kembali tanpa proses pemurnian. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas pemurnian minyak jelantah menggunakan adsorben bentonit melalui metode penjernihan fisika dan kimia, dengan memvariasikan massa bentonit dan suhu pemanasan. Proses fisika dilakukan dengan adsorpsi menggunakan bentonit dalam variasi 1-7% b/v dan suhu 30-80°C, sedangkan proses kimia menggunakan reaksi esterifikasi dengan etanol dan asam sulfat pada suhu yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemurnian fisika paling efektif pada suhu 80°C dan konsentrasi bentonit 5%, menghasilkan penurunan kadar asam lemak bebas (ALB) hingga 0,08%. Sementara itu, pemurnian kimia efektif menurunkan ALB hingga 0,18% pada suhu 80°C. Kedua metode mampu memperbaiki kejernihan dan menurunkan kadar ALB secara signifikan, namun belum sepenuhnya menghilangkan aroma bau tidak sedap. Penelitian ini menunjukkan bahwa bentonit merupakan adsorben yang efektif untuk pemurnian minyak jelantah, dan pemilihan kondisi operasi yang optimal sangat berpengaruh terhadap hasil akhir.
LITERATURE REVIEW: THE POTENTIAL OF NON-EDIBLE OILS AS RAW MATERIALS FOR BIODIESEL PRODUCTION: TINJAUAN PUSTAKA: POTENSI MINYAK NON-NON-MAKAN SEBAGAI BAHAN BAKU PRODUKSI BIODIESEL Heni Sugesti; Yogi Chandra; Isma Uly Maranggi; Wahyu Triaji Rahadianto; Eka Putri
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol. 5 No. 3 (2025): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)-June 2025
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v5i3.23092

Abstract

The global energy crisis and limited fossil fuel resources have prompted the search for sustainable alternative fuels. Biodiesel is one of the environmentally friendly renewable energy solutions that can be produced from various sources, including non-edible oils. Non-edible oils, such as karanja, jatropha, mahua, castor, neem, linseed, jojoba, and rapeseed, offer several advantages, including not competing with food crops, high lipid content, and the ability to be cultivated on marginal land. Biodiesel production from non-edible oils is carried out through a transesterification process using short-chain alcohol with the aid of catalysts, both homogeneous and heterogeneous. The study results indicate that homogeneous base catalysts achieve high conversion efficiencies under specific reaction conditions. Meanwhile, heterogeneous catalysts also provide high yields (>90%). The use of heterogeneous catalysts offers advantages in separation and recycling processes. Based on these findings, non-edible oils have proven to be a viable and strategic feedstock for the production of second-generation biodiesel. This approach supports the development of sustainable energy and the reduction of carbon emissions in the future.
Pemanfaatan Sampah Organik Rumah Tangga Menjadi Cairan Serba Guna dengan Proses Fermentasi di Panti Asuhan Humairoh Palembang Yusmartini, Eka Sri; Kharismadewi, Dian; Atikah; Rahadianto, Wahyu Triaji
Jurnal Abdimas Mandiri Vol. 9 No. 2
Publisher : UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36982/jam.v9i2.5820

Abstract

Sampah masih menjadi masalah utama di lingkungan, karena jumlah timbunan sampah yang dihasilkan sehari hari dari aktivitas masyarakat. Timbunan sampah pada TPA semakin hari semakin meningkat, kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk membangun kesadaran tentang pentingnya mengolah sampah organik menjadi cairan serba guna yang dapat digunakan sehari hari dengan memanfaatkan sampah organik. Kegiatan dilakukan di Panti Asuhan Aisyiyah Humairoh, kota Palembang yang diikuti oleh 27 peserta. Eco enzym adalah produk pemanfaatan sampah organik rumah tangga (kulit buah, sisa sayuran) yang masih segar yang difermentasi dengan gula merah atau bisa juga menggunakan molase, dalam wadah kedap udara selama 3 bulan, sampai menjadi larutan aktif. Bahan bahan nya terdiri dari air, gula merah atau molase, dan sampah dari kulit buah serta sayuran. Metode Sosialisasi dan Pelatihan dilakukan dengan dimulai dari persiapan, pretest, pelaksanaan pelatihan dan posttest. Peserta kegiatan berperan aktif dalam kegiatan baik dalam sosialisasi maupun pelatihan.  Evaluasi dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan untuk mengetahui tingkat wawasan peserta terkait sosialisasi dan pelatihan yang dipaparkan.  Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pemahaman peserta meningkat sebesar 100 % dari semula tidak paham dan kurang paham.   Hasil dari eco enzyme dapat dipanen setelah 3 bulan proses fermentasi. Setelah kegiatan peserta dibagikan produk eco enzyme yang dapat dipakai untuk kebutuhan sehari hari seperti mengepel dan menyiram tanaman. Hal ini dimaksudkan agar peserta dapat merasakan manfaat dari eco enzyme yang diolah menggunakan sampah organik. Pengetahuan masyarakat akan nilai tambah sampah dengan mengolahnya menjadi eco enzyme bertambah, dan diharapkan selanjutnya bisa mandiri membuatnya, baik dilingkungan panti asuhan maupun diluar panti asuhan.
Analysis of Heat Transfer on the Effect from Mineral Crust in Evaporator Semi-Kestner Quintuple Effect Triaji, Rahadianto Wahyu; Yusmartini, Eka Sri Yusmartini; Mardwita, Mardwita
AJARCDE (Asian Journal of Applied Research for Community Development and Empowerment) Vol. 6 No. 3 (2022)
Publisher : Asia Pacific Network for Sustainable Agriculture, Food and Energy (SAFE-Network)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29165/ajarcde.v6i3.125

Abstract

Indonesia as a large population country has the potential to become one of the largest consumers of sugar in the world. Indonesia's national sugar needs amounted to 3.2 million tons per year while domestic production was around 2 million tons. In the sugar industry, the benefits of evaporator tools are to thicken clear juice whose dissolved solid number is 7 - 11 oBrix into a thickened syrup with a dissolved solid of 55 - 60 oBrix, this process occurs through the process of evaporation of water content contained in the material. In one sugar factory, the type of evaporator used is a Semi-Kestner Evaporator with the quintuple effect principle. One of the biggest challenges of evaporators is the decrease in heat value of the evaporator due to the onset of mineral crust that inhibits heat transfer. On September 7th, 2021 Q evaporator 1 is at 135874.8 Kw and on October 26th, 2021 Q evaporator 1 is at 121399.2 Kw. Based on the results of data observations on the evaporator carried out in September 2021 and October 2021, it can be concluded that the decreased heat transfer will cause the evaporator's performance in evaporating water from the sap material (clean juice) so that the material flow rate is getting bigger. Efforts that can be made to overcome this are to carry out mechanical cleaning or chemical cleaning per 28 days of the grinding process, to remove crusts on the tube calandria evaporator.