Desa Kemuning Muda di Kecamatan Bunga Raya, Kabupaten Siak, Riau, merupakan daerah dengan produksi padi yang melimpah. Dalam proses penggilingan, dedak padi dihasilkan sebagai limbah, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. Selain itu, beberapa warga desa melakukan budidaya ikan, termasuk ikan lele, yang terkendala oleh tingginya biaya pakan yang mencapai 60-70% dari biaya produksi. Pemanfaatan dedak padi sebagai pakan lele menawarkan solusi untuk mengurangi biaya produksi sekaligus mengelola limbah pertanian. Pembuatan pakan melibatkan alat sederhana, seperti panci dan kompor, serta bahan-bahan seperti dedak halus, pelet, ikan asin halus, garam, minyak, dan air. Prosesnya dimulai dengan mencampur pelet yang telah dilelehkan dalam air panas dengan dedak halus, minyak, garam, dan ikan asin. Adonan kemudian dibentuk menjadi pelet kecil dan dikeringkan di bawah sinar matahari agar awet. Pakan lele juga dapat dibuat menggunakan metode fermentasi dengan menambahkan pupuk organik cair mikroorganisme (EM4). Bahan kering dicampurkan terlebih dahulu, kemudian larutan EM4 ditambahkan dan diaduk hingga merata. Proses fermentasi dilakukan selama 3-5 hari. Pakan alternatif ini siap digunakan dan menawarkan manfaat bagi pembudidaya lele dalam mengurangi biaya serta meningkatkan keberlanjutan lingkungan.