Claim Missing Document
Check
Articles

TESTING OF HUMIC LAYER NPK FERTILIZER TO PRODUCTION OF CHILI RAWIT (Capsicum frutescens L.) Widiwurjani Widiwurjana; Makhziah Makhziah; Dyah Pramesti Kusumaningtyas
Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia Vol 6 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia
Publisher : Universitas Islam Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32503/hijau.v6i2.1986

Abstract

Cayenne pepper (Capsicum frutescens L.) is a superior commodity with high economic value. Based on data from the ministry of agriculture (2019), the productivity of cayenne pepper in East Java Province in 2018 decreased from the previous year, namely 339,000 tons to 10,147 tons. One of the reasons is the continuous use of inorganic fertilizers with increasing doses so that the soil is hard and poisonous. Increasing the efficiency of fertilization can be done by adding humic acid in the fertilization process. Humic acid is a type of organic material that has been decomposed and has stable properties, thus improving the soil fertility status, both chemical, biological, and physical properties of the soil. This condition can increase the ability of the soil to absorb and provide plant nutrients. The research was carried out at the Faculty of Agriculture UPN East Java, December 2019 to May 2020. The materials used were Maruti's cayenne pepper, planting media, manure and NPK fertilizer (16:16:16) without humic layers and NPK humic layers. The doses tested were 10, 20, 30 and 40 grams of planting both NPK and NPK humate layers, given in stages 4 times. The observation parameters were the number of productive branches, the number of periodic fruits and the total and the weight of periodic and total fruits. Using analysis of variance (ANOVA) and continued with the Least Significant Difference test with a level of 5% (BNT0.05). The results obtained were that increasing the NPK dose without humic coating would increase the production parameters to a dose of 30 grams then decreased at a dose of 40 grams. The use of humate-coated NPK showed an increase in production up to a dose of 40 g. Giving humic layer at a dose of 40 gr gave an increase in the number of fruit by 10% and fruit weight by 25% compared to without a humic layer at a dose of 30 gr. The application of humic coating on NPK fertilizer at doses of 10 and 20 gr was not significantly different from that without humate.
PENAMPILAN FENOTIPE BAYAM MERAH AKIBAT DARI PEMBERIAN PUPUK UREA DAN URINE SAPI Djarwatiningsih Djarwatiningsih; Widiwurjani Widiwurjani; Decky Zulkarnaen
AGRITROP Vol 14, No 1 (2016): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agr.v14i1.413

Abstract

Fenotipe merupakan penampakan luar tanaman yang dibudidaya akibat dari faktor lingkungan dan sifat genetik yang dibawa oleh tanaman. Tanaman bayam merah (Amaranthus gangeticus L) merupakan tanaman sayuran yang sangat digemari semua orang dan mempunyai nilai jual tinggi.Usaha untuk mendapatkan penampakan tanaman yang baik, dapat melalui pemupukan dengan urea dan urine kelinci. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 2 faktor yang disusun secara faktorial dan diulang tiga kali. Faktor pertama adalah dosis pupuk urea dengan 4 perlakuan, faktor kedua adalah dosis urine kelinci dengan 4 perlakuan. Hasil yang didapat adalah terjadi interaksi pada rata-rata jumlah daun akibat perlakuan pemberian urea dan urine kelinci pada pengamatan ke-5, pemberian urea dengan dosis 100 kg/Ha berpengaruh pada lebar daun pada umur pengamatan ke-5 dan ke-6 dan berat basah tanaman, tetapi pemberian urine kelinci tidak menunjukkan adanya pengaruh pada berbagai parameter pengamatan.
Effect of IAA Addition and Some Organic Supplements on Growth and Rooting of Cavendish Banana (Musa Acuminata, AAA) In-Vitro Riza Intikhatus Sholikhah; Makhziah Makhziah; Widiwurjani Widiwurjani
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol 11, No 2 (2022): June
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtep-l.v11i2.266-278

Abstract

In vitro propagation of Cavendish banana is an alternative to produce healthy, uniform and sufficient plant materials of high qualities. Appropriate culture media formulation is needed for shoot growth and rooting stage. This experiment aimed to study effects of IAA and organic supplements on in vitro shoot growth and rooting. Explants were subjected to MS medium with IAA and various organic supplements, in a factorial arrangement of a completely randomized design. The first factor was IAA concentrations (0; 0.5; 1 and 1.5 mg.L-1), and the second factor was types of organic supplement (control, coconut water, potato extract and banana extract). At 8 weeks after planting, shoot growth and root performance of plantlets were recorded. The results showed that addition of IAA did not affect shoot height. Addition of potato extract and banana homogenate resulted in the highest plantlets. Medium with IAA at 1 mg.L-1 resulted in the highest number of roots. The highest number of shoots was produced on media with IAA 1 mg.L-1 + coconut water and IAA 1.5 mg.L-1 + potato extract. The highest number of roots was produced in medium with potato extract. The longest roots were produced in media with 0.5 mg.L-1 IAA + banana homogenate. Keywords: Banana extract, Cavendish, Coconut water, IAA, Potato extract
RESPON LIMA VARIETAS TANAMAN TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) AKIBAT CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE GENERATIF Ardianti Pramesti Istiqomah; Juli Santoso Pikir; Widi Wurjani
Jurnal AGROHITA: Jurnal Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Vol 7, No 2 (2022): JURNAL AGROHITA
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jap.v7i2.6266

Abstract

Terung (Solanum melongena L.) ialah tanaman sayuran kaya akan nutrisi yang menyehatkan. Bertambahnya kesejahteraan warga untuk hidup sehat berdampak pada kenaikan konsumsi sayuran salah satunya adalah terung oleh sebab itu, produksi tanaman terung di Indonesia perlu ditingkatkan. Kekeringan ialah faktor lingkungan yang berpengaruh besar kepada penurunan produksi terung. Pemilihan varietas unggul menjadi komponen penting untuk menciptakan produktivitas tinggi. Penelitian ini bertujuan menganalisis respon ke lima varietas terung ungu akibat cekaman kekeringan sehingga didapatkan varietas terung ungu yang tahan kepada cekaman kekeringan. Penelitian ini disusun secara faktorial menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama ialah perlakuan cekaman kekeringan dengan 2 taraf yakni tidak diberi perlakuan cekaman atau kontrol dan diberi perlakuan cekaman, faktor kedua ialah macam varietas dengan 5 taraf yaitu Antaboga-1, Lezata F1, Mustang F1, Ratih Ungu, serta Panjalu F1. Varietas Antaboga (V1) mempunyai hasil yang lebih baik dibandingkan dengan keempat varietas terung ungu lainnya dan perlakuan cekaman kekeringan (C1) mampu menurunkan hasil produksi dibandingkan dengan perlakuan kontrol (C0). 
PENGARUH MACAM PUPUK NPK DAN CARA PEMBERIAN PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) Damayanti Prasetyaningsih; Widi Wurjani; Nova Triani
Jurnal AGROHITA: Jurnal Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Vol 7, No 2 (2022): JURNAL AGROHITA
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jap.v7i2.6329

Abstract

Permasalahan yang muncul akhir-akhir ini yaitu beralihnya minat petani dalam memilih pupuk NPK 15-15-15 biasa  menjadi pupuk NPK (15-15-15) plus dalam meningkatan hasil tanaman tomat. Petani dalam meningkatkan kualitas tanaman tomat sering kali tidak memikirkan seberapa banyak biaya yang dikeluarkan dan sebarapa besar manfaat produk yang digunakan dalam kegiatan budidaya seperti dalam pemilihan pupuk, cara pemberian pupuk pun berpengaruh dalam penyerapan hara oleh tanaman. Penelitian ini bertjuan untuk mengetahui pengaruh macam pupuk NPK dan cara pemberian pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Penelitian di laksanakkan di Dusun. Klinter, Desa. Pelem, Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2020. Penelitian disusun menggunakan (RAK) yang terdiri dari 2 faktor yaitu Macam pupuk NPK (M) terdiri atas 3 level M1 = Pupuk NPK Phonska, M2 = Pupuk NPK Phonska plus, M3 = Pupuk NPK Mutiara dan Cara pemberian pupuk (P) terdiri 2 level P1 = Cara tugal , P2 = Cara kocor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi antara macam pupuk NPK dan cara pemberian pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman tomat. Perlakuan kocor berpengaruh nyata pada hasil panen minggu ke 3 dan panen ke 4 tanaman tomat
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK SLOW RELEASE LAPIS HUMAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) Dewi Novita Rahma; Widiwurjani Widiwurjani; Sukendah Sukendah
Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia Vol 7 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Hijau Cendekia
Publisher : Universitas Islam Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32503/hijau.v7i2.2349

Abstract

Tomato (Lycopersicum esculentum Mill.) is a vegetable crop that is an alternative source of income for farmers. Fertilization efficiency with the addition of humic acid can reduce the use of anorganic fertilizers. Organic matter from humic acid can improve physical, chemical, biological properties and improve soil fertility status which can absorb and provide nutrients for plants. The humic layer NPK will be slow release, nutrients are released according to plant needs. The study aimed to determine the dose of humic layered slow release NPK fertilizer on the growth and yield of tomato plants was carried out in Klagen Gambiran Village, Maospati District, Magetan Regency from February to May 2020. The materials used were servo f1 varieties, NPK fertilizer (16:16:16) and NPK slow release humic layer. The study was arranged using a non-factorial Randomized Block Design (RAK) with 6 levels of treatment, 4 replications, namely: dose P0 = 300 kg/ha without humic (control), P1 = 100 kg/ha, P2 = 150 kg/ha, P3 = 200 kg/ha, P4 = 250kg/ha, and P5 = 300 kg/ha. The results showed that the application of slow release humic layer NPK fertilizer of 300 kg/ha (P5) had a very significant effect on plant height, number of leaves, number of fruit per plant per harvest, total fruit number of plants, fruit weight per plant per harvest and total fruit weight plant.
Pengaruh EMS dan Paklobutrazol Terhadap Pertumbuhan dan Pembungaan Krisan (Chrysanthemum morifolium) di Dataran Rendah Ryan Dwiky Atikabudi; Sukendah Sukendah; Widiwurjani Widiwurjani
AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian Vol 25, No 2 (2022)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/agrium.v25i2.11330

Abstract

Bunga krisan sangat diminati karena keindahannya dan memiliki harga jual yang tinggi, tetapi sangat disayangkan budidaya krisan masih mengandalkan tempat di dataran tinggi. Tanaman dapat dimodifikasi untuk mendapatkan bunga asli dataran tinggi yang dapat tumbuh dan mekar di dataran rendah. Modifikasi krisan asli dataran tinggi agar tumbuh dan berbunga di dataran rendah memerlukan bantuan mutagen Ethyl Methanesulfonate (EMS) dan konsentrasi paklobutrazol yang tepat. Penelitian dimulai dari bulan Desember 2021 hingga April 2022 di Screenhouse Fakultas Pertanian, UPN "Veteran" Jatim, Surabaya. Penelitian memakai Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang diurutkan secara Faktorial. Faktor tersebut adalah tanpa EMS dan perlakuan EMS (dosis 0,77% dan lama perendaman 90 menit) dan perlakuan konsentrasi paklobutrazol (0 ppm, 100 ppm, dan 200 ppm). Semua perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Hasil penelitian membuktikan adanya interaksi perlakuan EMS dan konsentrasi paklobutrazol terhadap waktu muncul kuncup dan waktu mekar sempurna. Perlakuan kombinasi EMS + konsentrasi paklobutrazol 200 ppm terbukti sebagai hasil interaksi terbaik pada waktu muncul kuncup bunga (75,55 HST) dan waktu mekar sempurna (46,23 HST). Perlakuan tunggal EMS berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun (umur 42, 56, dan 70 HST), jumlah ruas, waktu muncul kuncup, waktu mekar sempurna, dan diameter bunga, sedangkan perlakuan tunggal konsentrasi paklobutrazol berpengaruh nyata pada semua parameter pengamatan
PEMANFAATAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN DI KELURAHAN PRADAH KALIKENDAL SEBAGAI KAMPUNG SABU EDU-EKOWISATA Widiwurjani Widiwurjani; Siti Nur Azizah
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023): Volume 4 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i2.12553

Abstract

Pengembangan Kampung SABU dimulai dengan kegiatan penyuluhan pertanian dan memberikan kesadaran bagi para masyarakat pentingnya tumbuhan hijau dilingkungan mengingat keberadaanya semakin berkurang di lingkungan perkotaan sehingga meyakinkan para petani untuk yakin, tidak ragu, dan tidak takut untuk melakukan hal-hal baru. Kegiatan praktiknya melakukan penanaman tanaman hortikultura yaitu cabai, tomat, sawi, bayam merah, melon, selada, dan kangkung dengan beberapa teknik yang dapat diterapkan di perkotaan. Tujuannya para warga dapat bertukar informasi dan pengalaman mereka satu sama lain sehingga bisa menjadi pembelajaran bagi petani lainnya. Kegiatan pengabdian ini merupakan kegiatan edukasi bagi warga di kelurahan Pradah Kalikendal khususnya ibu ibu rumah tangga dan remaja yang putus sekolah. Sasaran dalam kegiatan Penyuluhan dan pelatihan urban farming dalam rangka mewujudkan kampung Sabu sebagai tempat edu ekowisata di daerah perbatasan kota Surabaya dan Kabupaten Gersik. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan ini dilaksanakan pada bulan April hingga Juni 2022 dan dilanjutkan dengan pemantauan serta pendampingan keberlanjutan dari kambung SABU sebagai sarana edu ekowisata. Sosialisasi program Kampung Sabu yang meliputi sosialisasi dan pelatihan pertanian seperti Instagram, facebook, dan whatApp dirasa dapat menjadi salah satu media pemberi informasi yang dapat mendukung terjadinya pertanian berkelanjutan. kampung sabu ini sebagai solusi keterbatasan lahan perkotaan dimana dapat dimanfaatkan untuk bercocok tanam dengan lahan terbatas melalui teknik vertikultur, tabulampot dan hidroponik. Waega melakukan penanaman tanaman hortikultura yaitu cabai, tomat, sawi, bayam merah, melon, selada, dan kangkung dengan beberapa teknik yang dapat diterapkan di perkotaan. Tingkat keberhasilan dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya yaitu kondisi ketersediaan sarpras budidaya tanaman, antusias warga dan peran penyuluh pertanian.
The Role of in Vitro Culture Producing Secondary Metabolites and Plant Conservation Techniques to Overcome the Environmental Crisis Sutini; Widiwurjani; Didik Utomo Pribadi; Nora Augustien
Nusantara Science and Technology Proceedings Seminar Nasional Agroteknologi 2022
Publisher : Future Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/nstp.2023.3108

Abstract

This paper aims to examine the role of in vitro culture as a technique to produce secondary metabolites that are needed in various fields. In addition to producing secondary metabolites, in vitro culture can also be used as a plant conservation technique that can produce plantlet asexually in large numbers. This large number of plantlets besides being commercialized, its growth and development of plants is useful for overcoming the decline in environmental quality. An example of a plant will be useful as the lungs of an area and its roots will reduce the erosion of land areas. The conceptual framework of this study is that in addition to producing secondary metabolites, in vitro culture also has a function for plant conservation which in the future can prevent environmental damage. The problem in this study is the instability in the secondary metabolite biomass production and the need for optimization in the domain of conservation techniques. The method of this paper writing was extracting data information from journals, books and online sources which being analysed descriptively and qualitatively to verify the data objectively. The result of this study showed the role of in vitro culture that can produce secondary metabolites and can be implemented in plant conservation that overcome environmental crises.
Modification of Tomato Planting Media to Improve the Quality of Farming Urban Vegetables Wanti Mindari; Widi Wurjani; Purnomo Edi Sasongko
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 2 No 3 (2020): Jurnal Peduli Masyarakat, September 2020
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v2i3.219

Abstract

The Women's Farmer Group, the PKK RT 03, RW 08 Rewwin, Waru, Sidoarjo group has carried out urban farming during the Covid 19 pandemic, but only some residents understand urban farming. The objectives of the activity are: 1) to increase the knowledge and skills of residents in farming turbans, (2) modification of media and irrigation arrangements, 3). Diversification of plant species cultivated to meet the needs of urban communities. Modification of planting media from various material sources as alternative planting. The method of implementation is through socialization and assistance in planting practices to harvest various kinds of vegetables and plant arrangements. The results of the activity show that the residents have been educated and the lifestyle in the agricultural turban has changed. Planting media from a mixture of soil and non-soil (compost, husk, cocopit, manure). The composition of the media mix that will support planting. The composition of the media for young and mature plants is different. The provision of water through drip irrigation is designed 2 times per day, namely in the morning and evening so that it is maintained and efficient. NPK fertilizer is given as basic fertilizer and a follow-up of 20 g / plant is given 4 times. The results of the demonstration plot for growing tomatoes at a pot capacity of 5 kg showed that the mixture of soil media + compost + husk + manure gave the highest and best yield of tomato fruit compared to the media mixture that was not as complete as the material.