Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

PARTISIPASI PRESSURE GROUP DALAM PROSES PENETAPAN KEBIJAKAN MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN ANAK KELAS III BANDUNG Muis, Ichwan
Pekerjaan Sosial Vol 17, No 2 (2018): Peksos
Publisher : Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1007.817 KB) | DOI: 10.31595/peksos.v17i2.148

Abstract

Abstrak  Penanggulangan bencana di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas III Bandung belum begitu banyak mendapat perhatian baik dari pemerintah maupun dari pihak terkait lainnya. Hal ini dapat dilihat dari belum adanya kebijakan manajemen penanggulangan bencana di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas III Bandung. Upaya advokasi perumusan kebijakan telah dilakukan untuk merespon isu permasalahan yang ada. Namun hasil perumusan kebijakan hanya sampai pada tahap konsultasi dimana hasilnya telah melahirkan draft kebijakan manajemen penanggulangan bencana. Hal tersebut tidaklah cukup dalam rangka menyelesaikan permasalahan kebencanaan yang ada. Sehingga selanjutnya peneliti melibatkan partisipasi pressure group dalam proses penetapan kebijakan manajemen penanggulangan bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengujicobakan ide kedalam proses penetapan kebijakan manajemen penanggulangan bencana. Pelibatan pressure group merupakan suatu upaya untuk melakukan pressure terhadap Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan yakni metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian action research. Sumber data yang diperoleh yakni dari pressure group dan pressure target. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, studi dokumentasi, observasi partisipatif, dan focus group discussion. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan melalui uji credibility, uji transferability, uji depenability, dan uji confirmability. Partisipasi pressure group dipilih, karena proses perumusan kebijakan dapat juga dikatakan sebagai suatu proses politik. Banyak aktor yang terlibat dalam proses kebijakan salah satunya yakni pressure group. Aktor-aktor tersebut di dalam proses perumusan kebijakan dapat mempengaruhi satu sama lain. Oleh karena itu pressure group diharapkan dapat memberikan pressure terhadap Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Jawa Barat melalui kegiatan kampanye penanggulangan bencana di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas III Bandung. Adapun teknik pressure group yang digunakan dalam melakukan pressure yakni teknik lobby dan demonstration. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan dapat dilihat dari lahirnya beberapa kebijakan terkait manajemen penanggulangan bencana di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas III Bandung. Adapun kebijakan tersebut yakni Surat Keputusan Nomor : W.11.PAS.PAS.26.UM.01.01.408 Tahun 2015 Tentang Tim Penanggulangan Bencana Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas III Bandung dan Surat Nomor : W11.PAS.PAS.26-PK.01.08.03387/2015 tentang Permohonan Kerja Sama (Memorandum of Understanding) dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat.  Kata kunci : kebijakan sosial, manajemen penanggulangan bencana, lembaga permasyarakatan anak, pressure group.
Community Preparedness Model in Landslide Disaster Risk Reduction in Tugumukti Village, Cisarua Subdistrict, West Bandung District, Indonesia Ichwan Muis; Khairil Anwar
Asian Social Work Journal Vol 3 No 4 (2018)
Publisher : Asian Social Work Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1529.609 KB) | DOI: 10.47405/aswj.v3i4.47

Abstract

This research is aimed to describe handling model toward disaster-prone and vulnerable condition in Tugumukti Village through community preparedness in the effort of Community-based disaster risk reduction. It is an approach to encourage local community in managing disaster risk. This approach is expected to create an independent community and have abilities in managing disaster risk. Preparedness is one important part in reducing disaster risk which demands ability and community participation especially people who live in the disaster-prone area. This research used qualitative action research where the researcher is the research instrument. The action research requires the researcher to do direct practice in the community as the subject being studied. In knowing preparedness in Tugumukti Village based on preparedness framework to disaster developed by LIPI in collaboration with Unesco/ISDR (2006) that is (1) attitude and knowledge system, (2) Policy and Manual, (3) Emergency Planning, (4) Alert System and (5) Resource Mobilization.The research about community preparedness initiated by tested the community preparedness model conducted in three-month practicum, such as (1) ground motion socialization, (2) the installation of banners about landslide (3) 1000 tree planting in landslide area, and (4) drainage channels improvement. Community preparedness model which have been tested in the research is the initial model. The result of the initial model through the interview, FGD and researcher analysis based on preparedness framework toward disaster, then generated that trialing the early models is only just at the stage of the first parameter that is the knowledge and attitudes, while for the other parameters are still said to be less. Based on that, it is necessary to improve the model. In improving the model, participatory action plan formulated by the implementation of the activities through (1) The formation of disaster management community (KMPB), (2) construction and installation evacuation route and meeting point (3) Beras perelek activation, (4) KMPB account making, (5) KMPB post construction, (6) early warning manufacture, (7) disaster equipment procurement, and (8) Training for landslide emergency response simulation.
PARTISIPASI PRESSURE GROUP DALAM PROSES PENETAPAN KEBIJAKAN MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN ANAK KELAS III BANDUNG Ichwan Muis
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 17 No 2 (2018): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v17i2.148

Abstract

Abstrak  Penanggulangan bencana di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas III Bandung belum begitu banyak mendapat perhatian baik dari pemerintah maupun dari pihak terkait lainnya. Hal ini dapat dilihat dari belum adanya kebijakan manajemen penanggulangan bencana di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas III Bandung. Upaya advokasi perumusan kebijakan telah dilakukan untuk merespon isu permasalahan yang ada. Namun hasil perumusan kebijakan hanya sampai pada tahap konsultasi dimana hasilnya telah melahirkan draft kebijakan manajemen penanggulangan bencana. Hal tersebut tidaklah cukup dalam rangka menyelesaikan permasalahan kebencanaan yang ada. Sehingga selanjutnya peneliti melibatkan partisipasi pressure group dalam proses penetapan kebijakan manajemen penanggulangan bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengujicobakan ide kedalam proses penetapan kebijakan manajemen penanggulangan bencana. Pelibatan pressure group merupakan suatu upaya untuk melakukan pressure terhadap Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan yakni metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian action research. Sumber data yang diperoleh yakni dari pressure group dan pressure target. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, studi dokumentasi, observasi partisipatif, dan focus group discussion. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan melalui uji credibility, uji transferability, uji depenability, dan uji confirmability. Partisipasi pressure group dipilih, karena proses perumusan kebijakan dapat juga dikatakan sebagai suatu proses politik. Banyak aktor yang terlibat dalam proses kebijakan salah satunya yakni pressure group. Aktor-aktor tersebut di dalam proses perumusan kebijakan dapat mempengaruhi satu sama lain. Oleh karena itu pressure group diharapkan dapat memberikan pressure terhadap Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Jawa Barat melalui kegiatan kampanye penanggulangan bencana di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas III Bandung. Adapun teknik pressure group yang digunakan dalam melakukan pressure yakni teknik lobby dan demonstration. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan dapat dilihat dari lahirnya beberapa kebijakan terkait manajemen penanggulangan bencana di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas III Bandung. Adapun kebijakan tersebut yakni Surat Keputusan Nomor : W.11.PAS.PAS.26.UM.01.01.408 Tahun 2015 Tentang Tim Penanggulangan Bencana Lembaga Pemasyarakatan Anak Kelas III Bandung dan Surat Nomor : W11.PAS.PAS.26-PK.01.08.03387/2015 tentang Permohonan Kerja Sama (Memorandum of Understanding) dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat.  Kata kunci : kebijakan sosial, manajemen penanggulangan bencana, lembaga permasyarakatan anak, pressure group.
Identifikasi Bidang Gelincir Longsor di Desa Tanjong Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger Umar Umar; Ichwan Muis; Aryadi Nurfalaq; Fitri Jusmi
Applied Physics of Cokroaminoto Palopo Vol. 4 No. 2 (2023): APCP Journal
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bidang gelincir yang ada di Desa Tanjong. Jenis penelitian yang digunakan adalah lapangan dengan pendekatan deskriptif kuantitatif, yakni melakukan pengukuran menggunakan metode geolistrik konfigurasi wenner-schlumburger. Dengan menggunakan dua lintasan dengan panjang lintasan masing-masing 100 meter dengan spasi terkecil 10 meter. Hasil penelitan menunjukkan bahwa pengidentifikasian bidang gelincir berdasarkan nilai resistivitas dilakukan dengan melihat nilai resistivitas lapisan batuannya. Kedalaman bidang gelincir pada lintasan 1 di kategorikan kedalam bidang gelincir dangkal dengan kedalaman 2,5 meter serta nilai resistivitasnya 70,1 Ωm. Pada lintasan 2 dikategorikan kedalam bidang gelincir dalam dengan kedalaman 2,50 meter serta nilai resistivitasnya 26,5-43,9 Ωm.
Pemanfaatan Citra Satelit Landsat untuk Identifikasi Tutupan Lahan Sebagai Mitigasi Awal Bencana Longsor Di Kecamatan Walenrang Barat Kabupaten Luwu Andika Madung; Ichwan Muis; Fitri Jusmi; Aryadi Nurfalaq
Applied Physics of Cokroaminoto Palopo Vol. 4 No. 2 (2023): APCP Journal
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi daerah rawan longsor dengan memanfaatkan citra satelit landsat untuk mendapatkan peta tutupan lahan. Citra satelit Landsat diproses menggunakan teknik klasifikasi tak terbimbing. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tutupan lahan di Kecamatan Walenrang Barat hutan sekunder, hutan primer dan lahan terbuka. Penelitian ini menunjukkan bahwa wilayah Kecamatan Walenrang Barat didominasi oleh Hutan Primer dengan luasan 118.76 atau setara dengan 44.16%, yang mendominasi di bagian barat dan selatan daerah penelitian.
Analisis Kemiringan Lereng DAS Suso Menggunakan Data Digital Elevation Model Aryadi Nurfalaq; Rahma Hi. Manrulu; Ichwan Muis; Andi Jumardi; Iriansa Iriansa; Iin Karmila Putri
Applied Physics of Cokroaminoto Palopo Vol. 5 No. 1 (2024): APCP Journal
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemiringan lereng DAS Suso dengan memanfaatkan data DEM. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder tersebut adalah data vektor wilayah DAS Suso format shapefile (shp) dan data DEMNAS. Kemudian data-data tersebut diolah dengan bantuan aplikasi pengolah data Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk memperoleh klasifikasi kemiringan lereng. kemiringan lereng DAS Suso Agak Curam persentase 35,1% dengan luas 13.010,27 Ha, Landai persentase sebesar 29,2% dengan luas 10.849,11 Ha, Datar persentase sebesar 23,8% dengan luas 8.841,51 Ha, Curam dan Sangat Curam memiliki persentase 11,2% dan 0,7% dengan luas masing-masing 4153,66 Ha dan 255,65 Ha.
Pengembangan Kebun Wisata Anggur Berkelanjutan di Desa Padang Kamburi Masluki, Masluki; Jumardi, Andi; Firdamayanti, Erni; Mutmainnah, Mutmainnah; Muis, Ichwan; Naim, Muhammad; Iriansa, Iriansa
Abdimas Toddopuli: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/atjpm.v5i2.4124

Abstract

Kebun wisata anggur desa Padang Kamburi merupakan salah satu destinasi wisata yang memadukan konsep perkebuanan dengan wisata petik. Tujuan penelitian untuk menganalisis potensi pengembangan kebun wisata menjadi kawasan wisata anggur yang sebagai basis ekonomi desa. Metode yang digunakan meliputi wawancara, observasi, studi dokumentasi. Data dan informasi dianalisis dengan menggunakan SWOT yang dilanjutkan dengan penyusunan rekomendasi. Kelompok masyarakat yang terlibat dalam kegiatan yaitu terdiri atas 2 kelompok tani masing berjumlah 20 orang sehingga terdapat 40 orang peserta dan pemerintah Desa Padang Kamburi terdiri dari 4 orang. Manfaat yang diperoleh yaitu peningkatan kapasitas masyarakat dalam memahami pengembangan agrowisata berbasis anggur beserta produk turunan lainnya. Pengembangan kebun wisata anggur Desa Padang Kamburi memiliki potensi untuk menjadi kawasan agrowisata dengan mempertimbangkan hasil analisis SWOT. Skala perkebunan yang tergolong kecil membutuhkan upaya serius untuk menambah areal perkebunan dengan segala aspek pendukung seperti ketersedian pembibitan, sarana produksi, sarana edukasi, pengolahan dan pemasaran produk.
Pemanfaatan Drone untuk Pemetaan Daerah Longsor dan Banjir Bandang DAS Suso Kabupaten Luwu Muis, Ichwan; Masluki, Masluki; Rasyid, Miswar; Ali, Baso; Iriansa, Iriansa; Jumardi, Andi; Nurfalaq, Aryadi; Rusdi, Muhammad Idham; Hi. Manrulu, Rahma
Applied Physics of Cokroaminoto Palopo Vol. 5 No. 2 (2024): APCP Journal
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan titik-titik longsor di Kawasan Latimojong menggunakan drone dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai penyebab, dampak, dan langkah-langkah mitigasi bencana diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kesiapsiagaan dan penanganan bencana di Kabupaten Luwu. Langkah-langkah yang telah dilakukan dalam kegiatan pemetaan drone di Kawasan Latimojong Kabupaten Luwu yakni pengurusan izin penerbangan drone, observasi lapangan, pembentukan tim, pembuatan misi terbang drone, akuisisi data, analisis foto udara, Orthomosaic + DEM (Result), pembuatan virtual tour 360°, pembuatan WebGIS. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa bencana longsor yang terjadi di Kawasan Latimojong umumnya berada di area perkebunan Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan odengan titik longsor sebanyak 510 titik longsor yang tersebar di Kecamatan Latimojong, Bajo Barat dan Bua Ponrang dimana titik longsor terbanyak berada di Desa Tibussan.
Pemetaan Daerah Rawan Longsor Daerah Hulu DAS Suso di Desa Ulusalu Kecamatan Latimojong Berbasis Sistem Informasi Geografis Nurfalaq, Aryadi; Muis, Ichwan; Iriansa, Iriansa; Jumardi, Andi; Hi. Manrulu, Rahma
Applied Physics of Cokroaminoto Palopo Vol. 5 No. 2 (2024): APCP Journal
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan daerah rawan longsor menggunakan pendekatan Sistem Informasi geografis (SIG). Melalui pemetaan ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat Desa Ulusalu dalam menghadapi bencana longsor dan menyusun rencana mitigasi bencananya. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa citra Landsat 8, data curah hujan tahunan wilayah Kecamatan Latimojong dan sekitarnya dan data DEMNas Desa Ulusalu resolusi 5 m. Metode yang digunakan dalam penentuan zonasi daerah rawan longsor yaitu adalah Spatial Multi Criteria Evaluation (SMCE) dimana pada proses ini dapat dilakukan dengan memberikan kombinasi kriteria spasial dan diberi bobot pada setiap parameter longsor. Kerawanan longsor Desa Ulusalu sebagian besar berada pada tingkat Tinggi dengan luas 7,77 km2 (39,7%). Sedangkan kerawanan rendah mempunyai luas 1,62 km2 (8,3%), kerawanan sedang mempunyai luas 3,85 km2 (19,7%) dan kerawanan sangat tinggi seluas 6,33 km2 (32,3%). Terdapat dua titik kumpul yang ditetapkan yaitu di Dusun Gamaru dan Dusun Madangla.
Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Virtual Reality untuk Membentuk Karakter Peduli Lingkungan Siswa Tingkat Sekolah Dasar Haspidawati Nur; Jusrianto; Ichwan Muis; Aswar Anas
Didaktika: Jurnal Kependidikan Vol. 13 No. 4 Nopember (2024): Didaktika Jurnal Kependidikan
Publisher : South Sulawesi Education Development (SSED)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58230/27454312.1238

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan multimedia pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi Virtual Reality untuk membentuk karakter peduli lingkungan siswa tingkat sekolah dasar. Pengembangangan multimedia ini telah direlevansikan dengan capaian pembelajaran untuk siswa tingkat sekolah dasar Fase B. Metode pengembangan multimedia melalui tahapan Analisis, Desain, Pengembangan, Implementasi dan Evaluasi. Teknik pengumpulan data penilitian dilakukan dengan observasi, Dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian menujukkan bahwa produk multimedia berbasis Virtual Reality yang dikembangkan telah tervalidasi oleh ahli multimedia dengan kesimpulan mulitimedia yang dikembangkan mendapatkan rata-rata skor 4,7 dari skala 5. Hasil uji coba kelompok kecil dalam pengaplikasian multimedia pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi Virtual Reality menunjukkan bahwa 90% siswa memiliki ketertarikan dan rasa antusias dalam pembelajaran berbasis virtual reality dan 87% siswa memahami konsep lingkungan setelah penggunaan VR. Dalam pengukuran karakter peduli lingkungan 90% siswa memiliki ketertarikan untuk lebih penduli terhadap lingkungan dan membiasakan diri membawa kotak bekal dan botol minuman ke sekolah.