Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Perubahan Pemanfaatan Lahan Pada Kawasan Kota Baru Kabupaten Gowa Shadrah Nur; Rudi Latief; Syafri Syafri
Urban and Regional Studies Journal Vol. 5 No. 2 (2023): Urban and Regional Studies Journal, Juni 2023
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v5i2.2709

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hal-hal apa yang dapat berpengaruh terhadap perubahan pemanfaatan lahan permukiman di Kota Baru Gowa, dan merumuskan konsep arahan pemanfaatan lahan pemukiman di Kota Baru Gowa. Metode analisis yang digunakan adalan analisis korelasi dan analisis deskriptif kuantitatif ini akan menganalisis bagaimana hubungan ketidaksesuaian perubahan lahan dengan rencana perubahan lahan dari pedoman rencana Kecamatan Pattallassang yang ada. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh jumlah penduduk terhadap perubahan pemanfatan lahan pemukiman sangat kuat dimana nilai korelasi adalah 0,94. Pengaruh mata pencaharian terhadap perubahan pemanfaatan lahan pemukiman (jumlah pemukiman) sangat kuat dimana nilai korelasinya 0,95. Pengaruh harga lahan terhadap perubahan pemanfaatan lahan pemukiman (jumlah pemukiman) sangat kuat yaitu dilihat dari uji statistik, harga lahan di Kota Baru Gowa sangat memberatkan seperti kepemilikan maupun pembeliannya karena adanya tingkatan-tingkatan harga. Arahan pemanfaatan lahan pemukiman berdasarkan dari hasil survey lapangan maka, perlu dilakukan arahan pemanfaatan fasilitas pendidikan, arahan perubahan kawasan perdagangan dan kegiatan ekonomi, arahan penataan fasilitas perkantoran, arahan perubahan pemanfaatan lahan pemukiman, arahan pengembangan sistem transportasi dan arahan penggunaan lahan konservasi. Mekanisme arahan pemanfaatan lahan bertujuan untuk merealisasikan atau memberikan tanggungjawab kepada pihak-pihak yang terkait dalam hal pelaksanaan kegiatan pemanfaatan lahan sesuai dengan arahan yang telah ditetapkan. The research aim to know the factors affected of change in the use of residential land in the new city Gowa, and formulation the direction concept of use residential land in the new city Gowa. Analysis method were correlation analysis and descriptive quantitative analysis of the correlation the change of land suitable with the guiding of Pattallassang District Plan. The result of research showed that the effect of total population toward the change of residential land use is more strong where the correlation value as amount 0,93. The effect of livelihood toward the change use of residential land (total residential) more strongwhere the value of correlation 0,95. the effect of land price toward the change use of residential land (total residential) more strong to see from the statistic test or result of interview through questioner, the land price of new city Gowa is very burdensome such as the land own or purchase it because the rate of price. The direction of residential land use based on field survey so required of direction to useful of educational facility, the direction of trading and economiy area change, office facility ordering, residential land useful, and development of transportation system and consercation land. The mechanism of land useful direction to propose of realization or responsibility to related parties in applied of land use activity suitable with the direction it.
Implikasi Pembangunan Perumahan Formal Perkotaan: Study Kasus: Pemenuhan Prasarana Perkotaan Disekitar Perumnas Balandai Kota Palopo Hudia Hudia; Murshal Manaf; Syafri Syafri
Urban and Regional Studies Journal Vol. 5 No. 2 (2023): Urban and Regional Studies Journal, Juni 2023
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v5i2.2725

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik parameter fisika, kimia dan biologi di Teluk Sarawandori, Kecamatan Kosiwo, Yapen-Papua; dan untuk mengetahui tingkat kesesuaian lokasi Teluk Sarawandori Kecamatan Kosiwo Yapen-Papua dalam mendukung pengelolaan budidaya Eucheuma cottonii. Bersifat eksperimental dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penentuan stasiun dilakukan secara acak yang dianggap mewakili lokasi, baik di lokasi yang ditemukan kegiatan budidaya rumput laut maupun yang belum dilakukan kegiatan budidaya. Setiap titik pengambilan sampel dicatat dalam posisi geografisnya atau koordinatnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perairan Teluk Sarawandori Kecamatan Kosiwo Kabupaten Yapen Papua memiliki parameter fisikokimia yang cukup layak sebagai daerah pengembangan budidaya Eucheuma cottonii. Pada tiga kategori kesesuaian lokasi, stasiun 2 dan 3 sebagai stasiun dengan kategori sesuai yaitu masing-masing 201 dan 205, sedangkan Stasiun 1 merupakan lokasi dengan kategori tidak sesuai. Dengan demikian, hasil penelitian ini menyatakan bahwa kondisi teluk Sarawandori di Kosiwo Kabupaten Yapen-Papua memenuhi syarat untuk budidaya rumput laut Eucheuma cottonii. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada musim hujan dan musim kemarau untuk melengkapi informasi kesesuaian perairan untuk lokasi budidaya rumput laut Eucheuma cottonii. The research was aimed to find out the characteristics of the parameters of physics, chemistry and biology in Sarawandori bay, Kosiwo district, Yapen-Papua; and to find out the level of location suitability of Sarawandori bay, Kosiwo district, Yapen-Papua in supporting the management of Eucheuma cottonii cultivation. It is experimental using quantitative and qualitative approaches. Determination of stations is done randomly which is considered to represent the location, both at locations found seaweed cultivation activities and those have not been conducted cultivation activities. Each sampling point is recorded in its geographical position or its coordinates. The results of research indicated that the waters of Sarawandori Bay, Kosiwo district of Yapen Papua had a physico-chemical parameter that was quite feasible as a development area for Eucheuma cottonii cultivation. On three categories of location suitability, station 2 and 3 as stations with appropriate categories i.e 201 and 205 respectively, while Station 1 is a location with an inappropriate category. Thus, the results of this study state that the condition of Sarawandori bay in Kosiwo District of Yapen-Papua meets the requirements for Eucheuma cottonii seaweed cultivation. It is recommended to conduct further research in the rainy and dry season to complete information on the suitability of the waters for the location of Eucheuma cottonii seaweed cultivation.
Optimalisasi Pengembangan Kawasan Obyek wisata Benteng Alla Desa Benteng Alla Utara, Kecamatan Baroko, Kabupaten Enrekang Nur Reski; Syafri Syafri; Muhammad Arif Nasution
Urban and Regional Studies Journal Vol. 5 No. 2 (2023): Urban and Regional Studies Journal, Juni 2023
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v5i2.2726

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan kawasan obyek wisata Benteng Alla sesuai dengan historical kawasan dan untuk mengidentifikasi potensi dan daya tarik yang dapat dikembangkan dalam mengoptimalkan pengembangan kawasan obyek wisata Benteng Alla. metode analisis yang digunakan yaitu: Metode Analisis Deskriptif Kualitatif dan Metode Analisis Pembobotan menggunakan Indeks bobot Kualitatif dan Kuantitatif pengembangan kawasan wisata dengan melihat potensi kawasan wisata melalui variabel yang akan diteliti. seperti kondisi fisik, aksesibilitas, sosial budaya masyarakat, sarana dan prasarana obyek wisata, dan atraksi wisata. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa kawasan obyek wisata Benteng Alla dapat dkembangkan sebagai obyek wisata sejarah, dan obyek wisata penunjang lainnya yang dapat menunjang keberadaan obyek wisata untuk mengembangkan kawasan obyek wisata Benteng Alla dalam kaitannya dengan historikal kawasan maka perlu adanya pemeliharaan dan pelestarian lingkungan situs sejarah Benteng Alla. Dalam mengoptimalkan potensi dan daya yang dimiliki kawasan obyek wisata Benteng Alla maka Pengembangan obyek wisata dilakukan melalui penataan kawasan dengan membagi atas 2 zona yaitu zona 1 (zona konservasi) dan zona 2 (zona pemamfaatan). The purpose of this study is to determine the development of the Alla Fortress tourist area in accordance with the historical area and to identify the potential and attractiveness that can be developed in optimizing the development of the Alla Fortress tourist area. The analytical methods used are: Qualitative Descriptive Analysis Method and Weighting Analysis Method using Qualitative and Quantitative weight indexes for the development of tourist areas by looking at the potential of tourist areas through the variables to be studied. such as physical conditions, accessibility, social culture of the community, tourist facilities and infrastructure, and tourist attractions. Based on the results of the analysis and discussion, it can be concluded that the Alla Fortress tourist area can be developed as a historical tourism object, and other supporting tourism objects that can support the existence of tourism objects. the surroundings of the historical site of the Alla Fort. In optimizing the potential and power of the Fort Alla tourism object area, the development of tourism objects is carried out through structuring the area by dividing into 2 zones, namely zone 1 (conservation zone) and zone 2 (use zone).
Keberlanjutan Pembangunan Kawasan Perkotaan Berbasis Penyiapan Ruang Terbuka Hijau di Kota Parepare: Studi Kasus: Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare Andi Mirza Azilia; Mary Selintung; Syafri Syafri
Urban and Regional Studies Journal Vol. 6 No. 1 (2023): Urban and Regional Studies Journal, Desember 2023
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v6i1.3787

Abstract

Isu keberlanjutan menjadi populer, pemicunya adalah fenomena pemanasan global yang mengkawatirkan keberlangsungan kehidupan di Bumi. Gejalanya adalah meningkatnya suhu rata-rata di Bumi yang disebabkan oleh efek gas rumah kaca. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui capaian pemenuhan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan Parepare di Kecamatan Bacukiki. Metodologi penelitian yang digunakan didasarkan pada pendekatan kualitatif melalui interpertasi data sekunder yang tersedia dan dapat diakses oleh umum. Ruang terbuka hijau (RTH) menjadi salah satu fungsi penting dalam alokasi peruntukan setiap wilayah yang berfungsi menjaga keseimbangan ekosistem. Sesuai ketentuan peraturan perundangan, ditetapkan besaran 30% untuk fungsi RTH dengan proporsi 20% RTH publik dan 10% RTH privat. Dalam pelaksanaannya sebagian besar wilayah belum berhasil memenuhi capaian sesuai besaran yang ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran RTH dan mengidentifikasi strategi yang dilakukan dalam rangka memenuhi penyediaan RTH untuk mencapai target yang disyaratkan. Menggunakan pendekatan deskriptif, penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan dua jenis data mencakup data luas eksisting RTH publik dan data strategi penyediaan RTH. Data luas RTH diperoleh melalui interpretasi citra yang didigitasi dan divalidasi dengan ground survey, sementara data strategi penyediaan RTH diperoleh melalui sumber sekunder dari laporan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2021. Maka diperlukan strategi untuk meningkatkan RTH dengan mulai berpikir alternatif melalui peningkatan RTH privat dan pemenuhan RTH Publik. The issue of sustainability has become popular, the trigger is the phenomenon of global warming which is worrying about the continuity of life on Earth. The symptom is an increase in the average temperature on Earth caused by the effects of greenhouse gases. The aim of the study is to determine the achievement of fulfilling Green Open Space in the Parepare Urban Area in Bacukiki District. The research methodology used is based on a qualitative approach through interpretation of secondary data that is available and accessible to the public. Green open space is an important function in the allocation of land use for each area which functions to maintain ecosystem balance. In accordance with statutory provisions, the amount is set at 30% for green open space functions with a proportion of 20% public green open space and 10% private green open space. In its implementation, most regions have not succeeded in meeting the achievements according to the stipulated amounts. This research aims to determine the size of green open space and identify the strategies carried out to fulfill the provision of green open space to achieve the required targets. Using a descriptive approach, this research was carried out to obtain two types of data including data on the existing area of public green open space and data on strategies for providing green open space. Data on the area of green open space was obtained through digitized image interpretation and validated with a ground survey, while data on the strategy for providing green open space was obtained through secondary sources from the 2021 South Sulawesi Provincial Public Works and Spatial Planning Service report. Strategy to increase the area of public green open space through planting trees along roads, land acquisition for green areas in settlements, and clearance of river borders from buildings for re-function as green open spaces. The increase has been quite slow, and the area obtained has not been able to increase the green open spaces significantly. Another strategy is needed to increase green open space by starting to think about alternatives by increasing private green open space
Strategi Adaptasi Sosial Ekonomi Masyarakat Lokal Pada Sekitar Kawasan Pertambangan PT Indonesia Weda Bay Park: Studi Kasus: Kawasan Perkotaan Lelief Kabupaten Halmahera Tengah Asdan Asdan; Syafri Syafri; Baso Jaya
Urban and Regional Studies Journal Vol. 6 No. 1 (2023): Urban and Regional Studies Journal, Desember 2023
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v6i1.3859

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak aktivitas pertambangan PT IWIP terhadap perubahan sosial ekonomi masyarakat lokal di Kawasan Perkotaan Lelilef, Kec. Weda Tengah, Kab. Halmahera Tengah, serta merumuskan strategi adaptasi di masa depan. Metode kuantitatif dengan analisis korelasi dan Analisis SWOT digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas pertambangan PT IWIP signifikan memengaruhi perubahan sosial ekonomi Suku Sawai di Kawasan Perkotaan Lelilef, mencakup mata pencaharian, pendapatan, kondisi lingkungan, lapangan kerja, dan aspek sosial ekonomi lainnya. Strategi yang diusulkan melibatkan: memberikan hak prioritas kepada masyarakat lokal dalam rekrutmen tenaga kerja pertambangan; mendukung pengembangan ekonomi lokal berbasis pertanian, perkebunan, hortikultura, dan perikanan tangkap dengan teknologi modern; memberikan bantuan pembiayaan modal dan infrastruktur, khususnya jalan menuju lahan potensial di luar konsesi WIUP PT IWIP; serta mendiversifikasi mata pencaharian melalui pola nafkah ganda untuk anggota keluarga usia produktif. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menjawab tantangan sosial ekonomi di masa mendatang, dengan fokus pada pemberdayaan masyarakat dan pengembangan sumber daya manusia. This research aims to analyze the impact of PT IWIP mining activities on the socio-economic changes in the local community of Lelilef Urban Area, Weda Tengah Subdistrict, Central Halmahera Regency, and formulate future adaptation strategies. A quantitative approach with correlation analysis and SWOT analysis was employed. The findings indicate that PT IWIP's mining activities significantly influence the socio-economic changes of the Sawai Tribe in the Lelilef Urban Area, encompassing livelihoods, income, environmental conditions, employment, and other socio-economic aspects. Proposed strategies involve prioritizing local communities in mining workforce recruitment, supporting local economic development based on agriculture, plantations, horticulture, and modernized fishing, providing financial assistance, and infrastructure, particularly roads to potential areas outside PT IWIP's concession. Additionally, encouraging livelihood diversification for productive-age family members is suggested. These measures aim to address future socio-economic challenges, emphasizing community empowerment and human resource development
Studi Mitigasi Bencana Tanah Longsor Pada Kawasan TWA Malino Mohammad Akhsan; Ilham Alimuddin; Syafri Syafri
Urban and Regional Studies Journal Vol. 6 No. 1 (2023): Urban and Regional Studies Journal, Desember 2023
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v6i1.3950

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis menganalisis tingkat risiko bencana tanah longsor dan merumuskan arahan upaya mitigasi bencana berdasarkan tingkat risiko bencana tanah longsor pada kawasan Taman Wisata Alam Malino, Kabupaten Gowa. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis yang digunakan adalah analisis Overlay dengan metode skoring dan analisis deksriptif kuatatif. Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa terdapat tiga kelas tingkat risiko bencana yang terdapat di dalam Kawasan TWA Malino, yaitu (i) Kawasan dengan tingkat risiko bencana longsor rendah dengan luas sebesar 2.638,42 Ha dan tersebar di seluruh Kawasan TWA Malino dimana dominasi sebarannya terdapat di Kelurahan Pattapang dengan luas mencapai 1,139.18 Ha, (ii) Kawasan dengan tingkat risiko bencana longsor sedang dengan luas sebesar 2.079,46 Ha dan tersebar di seluruh Kawasan TWA Malino dimana dominasi sebaran terbesarnya terdapat di Kelurahan Pattapang dengan luas mencapai 999,37.18 Ha, (iii) Kawasan dengan tingkat risiko bencana longsor tinggi dengan luas sebesar 782,42 Ha  dan tersebar di empat wilayah Kelurahan/Desa, yaitu Kelurahan Bonto Leung dengan luas 13,88 Ha,  Kelurahan Buluttana dengan luas 2,54 Ha, Kelurahan Malino sebesar 670,40 Ha, dan Desa Pattapang sebesar 95,59 Ha. Adapun bentuk-bentuk upaya mitigasi yang dapat dilakukan mencakup tiga rangkaian upaya kegiatan, yakni pada saat pra-bencana, saat terjadi bencana dan pasca bencana yang dimana ketiga rangkaian upaya tersebut secara spesifik dapat digolongkan dalam dua bentuk upaya mitigasi, yakni mitigasi secara struktural dan mitigasi secara non struktural yang disesuaikan dengan karakteristik tingkat risiko bencanya. This study aims to analyze, analyze the risk level of landslide disasters and formulate directions for disaster mitigation efforts based on the risk level of landslides in the Malino Nature Park area, Gowa Regency. This research uses a quantitative descriptive approach with the analysis techniques used are Overlay analysis with scoring methods and quaternative descriptive analysis. From the research that has been conducted, it was found that there are three classes of disaster risk levels contained in the TWA Malino Area, namely (i) Areas with a low landslide risk level with an area of 2,638.42 Ha and spread throughout the TWA Malino Area where the dominance of distribution is in Pattapang Village with an area of 1,139.18 Ha, (ii) Areas with a medium landslide risk level with an area of 2,079.46 Ha and spread throughout the Region TWA Malino where the largest distribution dominance is in Pattapang Village with an area of 999.37.18 Ha, (iii) Areas with a high landslide risk level with an area of 782.42 Ha and spread across four Kelurahan/Village areas, namely Bonto Leung Village with an area of 13.88 Ha, Buluttana Village with an area of 2.54 Ha, Malino Village with an area of 670.40 Ha, and Pattapang Village of 95.59 Ha. The forms of mitigation efforts that can be carried out include three series of activities, namely during pre-disaster, during disaster and post-disaster where the three series of efforts can specifically be classified into two forms of mitigation efforts, namely structural mitigation and non-structural mitigation in accordance with the characteristics of the risk level
Determinasi Faktor Pertumbuhan Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Metro Tanjung Bunga, Kota Makassar Maulana Akbar; Andi Muhibuddin; Syafri Syafri
Urban and Regional Studies Journal Vol. 6 No. 2 (2024): Urban and Regional Studies Journal, Juni 2024
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v6i2.4489

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang memengaruhi tumbuh kembangnya pedagang kaki lima di Kawasan Metro Tanjung Bunga Kota Makassar. Lokasi penelitian tesis ini terletak di Kawasan Metro Tanjung Bunga Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif mulai dari pengolahan data hingga analisis yang melalui pengukuran dan perhitungan data numerik. Proses pengambilan sampel sebagai data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada pedagang kaki lima yang ada sebagai responden. Data kemudian diolah menggunakan analisis chi-kuadrat untuk mengetahui faktor yang paling memengaruhi tumbuh kembangnya pedagang kaki lima di Kawasan Metro Tanjung Bunga Kota Makassar. Berdasarkan hipotesis penulis, diduga faktor yang paling memengaruhi dalam tumbuh kembang pedagang kaki lima di Kawasan Metro Tanjung Bunga Kota Makassar adalah Kurangnya Lapangan Pekerjaan di Sektor Formal. This research was conducted to identify the factors that influence the growth and development of street vendors in the Metro Tanjung Bunga area of Makassar City. The location of this thesis research is in the Metro Tanjung Bunga area, Tamalate District, Makassar City. Using a quantitative approach from data processing to analysis through measurement and calculation of numerical data. The sampling process as data was carried out by distributing questionnaires to street vendors as respondents. The data was then processed using chi-square analysis to determine the factors that most influence the growth and development of street vendors in the Metro Tanjung Bunga area of Makassar City. Based on the author's hypothesis, it is suspected that the most influencing factor in the growth and development of street vendors in the Metro Tanjung Bunga area of Makassar City is the Lack of Employment Opportunities in the Formal Sector.
Evaluasi Ekonomi Dan Nilai Lapangan Nasional Sinjai Sebagai Ruang Terbuka Hijau Nujumunnisa Nujumunnisa; Haeruddin Haeruddin; Syafri Syafri
Urban and Regional Studies Journal Vol. 6 No. 2 (2024): Urban and Regional Studies Journal, Juni 2024
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v6i2.4493

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis nilai fungsi pelayanan lapangan Nasional Sinjai terbuka hijau, menganalisis nilai ekonomi RTH pada taman Nasional Sinjai dan menganalisis besarnya manfaat ekonomi bagi masyarakat dengan keberadaan taman Nasional Sinjai. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif dan juga motode kombinasi. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan model pendugaan nilai ekonomi. Dengan menghitung dugaan nilai rataan WTP setelah memperoleh nilai penawaran dan selanjutnya dilakukan pendugaan kurva WTP yang dibentuk menggunakan jumlah kumulatif dari jumlah individu yang bersedia memilih satu nilai WTP tertentu selanjutnya penjumlahan data WTP yang dilakukan setelah didapatkan dugaan nilai rataan WTP yang dikalikan dengan jumlah polulasi. Diperoleh hasil penelitian sarana rekreasi keluarga (52.9%) merupakan nilai tertinggi dalam fungsi ini. Fungsi ekologis didapatkan pada indikator 35.8% sebagai pelestarian taman lingkungan, dan fungsi ekologis sebesar 40.1% menunjukkan taman Nasional Sinjai dapat menjadi salah satu wadah dalam perbaikan kualitas udara di Kabupaten Sinjai. Nilai ekonomi Taman Nasional Sinjai berdasarkan konsep WTP mendapatkan nilai ekonomi dari keberadaan Taman Nasional Sinjai dan didapatkan yaitu sebesar Rp.183.633.890. Keberadaan Taman Nasional Sinjai memberikan pengaruh yang positif terhadap perubahan pendapatan sebagian masyarakat dan menurut pengunjung kebaradaan Taman Nasional Sinjai mampu menjadi salah satu pilihan sebagai tempat bersantai setelah bekerja. This research aims to analyze the service function value of the Sinjai National open green field, analyze the economic value of green open space in the Sinjai National Park and analyze the magnitude of the economic benefits for the community from the existence of the Sinjai National Park. The analytical methods used in this research are quantitative and qualitative approaches and combination methods. Testing in this research was carried out using an economic value estimation model. By calculating the estimated average WTP value after obtaining the bid value and then estimating the WTP curve which is formed using the cumulative number of individuals who are willing to choose a particular WTP value, then adding up the WTP data which is carried out after obtaining the estimated average WTP value which is multiplied by the total population. Research results showed that family recreation facilities (52.9%) had the highest value in this function. The ecological function was found to be an indicator of 35.8% as environmental park preservation, and the ecological function of 40.1% shows that the Sinjai National Park can be a forum for improving air quality in Sinjai Regency. The economic value of Sinjai National Park is based on the WTP concept to obtain economic value from the existence of Sinjai National Park and is obtained at IDR 183,633,890. The existence of Sinjai National Park has had a positive influence on changes in the income of some people and according to visitors, the existence of Sinjai National Park can be an option as a place to relax after work.
Perubahan Tata Guna Lahan Dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Pinggiran: Studi Kasus: Pengembangan Kawasan Kota Baru Moncongloe Metropolitan Mamminasata Wa Ode Hesty Eka Prawira; Batara Surya; Syafri Syafri
Urban and Regional Studies Journal Vol. 6 No. 2 (2024): Urban and Regional Studies Journal, Juni 2024
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v6i2.4498

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis alih fungsi guna lahan yang mempengaruhi perkembangan permukiman, menganalisis pengaruh alih fungsi guna lahan, sistem aktivitas, dan ketersediaan lahan terhadap kebutuhan pembangunan permukiman, serta menentukan strategi pengembangan kawasan permukiman di Desa Moncongloe Bulu. Variabel yang digunakan adalah alih fungsi guna lahan (X1), sistem aktivitas (X2), ketersediaan lahan (X3), dan perkembangan permukiman (Y). Metode analisis yang digunakan meliputi analisis deskriptif kuantitatif, analisis regresi linear berganda, dan analisis kualitatif SWOT untuk mengkaji dan menentukan strategi pengendalian pemanfaatan ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alih fungsi guna lahan (X1) dan ketersediaan lahan (X3) mempengaruhi pemenuhan kebutuhan pembangunan permukiman, sementara sistem aktivitas (X2) tidak. Strategi yang disarankan adalah memanfaatkan peluang untuk mempertahankan kekuatan, menghindari pembangunan di daerah rawan bencana, mengatur ruang secara proporsional, mempertahankan kawasan lindung, memenuhi kebutuhan RTH, mempertahankan lahan pertanian produktif, serta mengembangkan konsep urban farming untuk memanfaatkan lahan di kota baru Desa Moncongloe Bulu. This research aims to analyse land use change that affects settlement development, analyse the influence of land use change, activity system, and land availability on settlement development needs, and determine the strategy for developing residential areas in Moncongloe Bulu Village. The variables used are land use change (X1), activity system (X2), land availability (X3), and settlement development (Y). The analytical methods used include quantitative descriptive analysis, multiple linear regression analysis, and SWOT qualitative analysis to assess and determine spatial utilisation control strategies. The results show that land use change (X1) and land availability (X3) affect the fulfilment of settlement development needs, while the activity system (X2) does not. The suggested strategy is to utilise opportunities to maintain strengths, avoid development in disaster-prone areas, regulate space proportionally, maintain protected areas, meet green space needs, maintain productive agricultural land, and develop the concept of urban farming to utilise land in the new town of Moncongloe Bulu Village
Strategi Adaptasi Terhadap Banjir Perkotaan: Studi Kasus: Kecamatan Mamuju Kabupaten Mamuju Resky Ahmad Munarsyah; Syafri Syafri; Muh Arief Nasution
Urban and Regional Studies Journal Vol. 6 No. 2 (2024): Urban and Regional Studies Journal, Juni 2024
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v6i2.4521

Abstract

Salah satu bencana yang sering terjadi di Kabupaten Mamuju Khususnya Kecamatan Mamuju ialah bencana banjir hal ini dipengaruhi oleh kondisi tofografi yang relatif rendah di daerah permukiman dan sungai – sungai yang melintas di tengah perkotaan, persoalan banjir pada lokasi studi merupakan fenomena yang nyata dimana saat terjadi curah hujan tinggi menyebabkan banjir,Masyarakat yang terdampak banjir memiliki pengalaman langsung dalam kejadian bencana dan pemahaman terhadap bencana tersebut menjadi modal untuk pengurangan dampak bencana sehingga kemanpuan adaptasi menjadi upaya yang tepat untuk mengatasi banjir yang terjadi di Kecamatan Mamuju mengingat fenomena ini tidak dapat untuk dihindari dikarenakan akibat dari perubahan iklim dan lingkungan. Analsis yang digunakan dalam penelitian ini  yakni pertama, Analisis spasial dengan metode pembobotan menggunakan Software Arc Gis dengan melakukan  tumpang tindih (overlay) terhadap semua parameter bencana banjir untuk mengatahui kelas rawan banjir pada lokasi penelitian. Kedua Analisis spasial menggunakan analisis Swot untuk merumuskan strategi adaftasi terhadap bencana banjir . Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat kerawanan banjir tinggi 1411.07 Ha, tingkat kerawanan banjir sedang 7754.99 Ha dan tingkat kerawanan banjir rendah 15354.06 Ha. Adapun stretegi berdasarkan analisis ASWOT didapatkan matriks space berada di kuadran III (turn around) strategi W-O yaitu a). Pengembangan sumber daya manusia, peningkatan kualitas dan kapasitas masyarakat yang rentan, pembentukan dan pengembangan masyarakat yang peduli bencana, dan partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan tempat tinggalnya; b).Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan drainase dengan memperluas jaringan drainase; c).Menggunakan teknologi informasi berbasis smartphone untuk berkomunikasi tentang early warning system dan informasi bencana lainnya untuk memudahkan masyarakat untuk menerima informasi; d). Perlu adanya kebijakan pemerintah daerah untuk pembangunan permukiman yang berada pada daerah rawan bencana banjir dan pengawasan aturan tataruang yang berkaitan dengan sempadan sungai. One of the disasters that often occurs in the Mamuju Regency, especially Mamuju District, is flood disasters. This is influenced by relatively low topographic conditions in residential areas and rivers that pass through urban areas. The problem of flooding at the study location is a real phenomenon when heavy rainfall occurs. High rains cause flooding. Communities affected by floods have direct experience in disaster events. Understanding these disasters becomes capital for reducing the impact of disasters so that adaptability becomes the right effort to overcome floods that occur in Mamuju District considering that this phenomenon cannot be avoided because of the consequences. from climate and environmental change. The analysis used in this research is first, spatial analysis with a weighting method using Arc Gis software by overlaying all flood disaster parameters to determine the flood-prone class at the research location. Second, spatial analysis uses SWOT analysis to formulate adaptation strategies for flood disasters. The results of this research show a high level of flood vulnerability of 1411.07 Ha, a medium level of flood vulnerability of 7754.99 Ha and a low level of flood vulnerability of 15354.06 Ha. As for the strategy based on ASWOT analysis, it was found that the space matrix was in quadrant III (turn around) of the W-O strategy, namely a). Developing human resources, improving the quality and capacity of vulnerable communities, forming and developing communities that care about disasters, and community participation in protecting the environment where they live; b). Increasing the capacity and quality of the drainage network by expanding the drainage network; c). Using smartphone-based information technology to communicate about early warning systems and other disaster information to make it easier for the public to receive information; d). There needs to be a regional government policy for the development of settlements in areas prone to flood disasters and supervision of spatial regulations relating to river borders.