Claim Missing Document
Check
Articles

Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa Muhammad Akbar Yahya; Andi Muhibuddin; Syafri Syafri
Urban and Regional Studies Journal Vol. 4 No. 2 (2022): Urban and Regional Studies Journal, Juni 2022
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v4i2.1468

Abstract

Kecamatan Somba Opu secara umum dan Kelurahan Tompobalang secara khusus mengalami perkembangan yang cukup progresif setiap tahun akibat meningkatnya populasi penduduk. Perkembangan wilayah studi yang signifikan berdampak pada kuantitas produksi sampah yang juga makin meningkat. Peningkatan kuantitas sampah tidak dibarengi dengan kinerja pengelolaan sampah yang baik sehingga disisi lain memunculkan gejala-gejala penurunan kualitas lingkungan. Sehingga untuk mengetahui hal itu, perlu diketahui kinerja penelolaan sampah yang ada dan hubungannya terhadap penurunan kualitas lingkungan di wilayah studi. Tujuan pertama penelitan ini adalah mengetahui pengelolaan sampah yang dianalisis menggunakan metode tabulasi silang/crosstab dengan uji chi-kuadrat pearson, menggunakan variable teknik operasional (X1), kelembagaan (X2), pembiayaan (X3), peran serta masyarakat (X4), dan regulasi (X5). Tujuan kedua dan untuk mengetahui partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan persampahan dengan menggunankan metode skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah yang diukur dengan variable yang telah disebutkan masih berada pada kategori kurang baik. Selain itu, kinerja pengelolaan sampah yang masih kurang tersebut berpengaruh signifikan namun hubungannya lemah terhadap penurunan kualitas lingkungan yang terjadi di wilayah studi. Somba Opu district in general and Tompobalang sub-district in particular is experiencing a fairly progressive development every year due to the increasing population. The significant development of the study area has an impact on the quantity of waste production which is also increasing. The increase in the quantity of waste is not accompanied by good waste management performance so that on the other hand it raises symptoms of a decrease in environmental quality. As such, to know this, it is necessary to know the performance of existing waste management and its relationship to environmental quality degradation in the study area. The first objective of this research is to know the waste management which is analyzed using cross tabulation method with Pearson chi-square test, using operational technique variables (X1), institutional (X2), financing (X3), community participation (X4), and regulations (X5). The second objective is to determine community participation in solid waste management using the Likert scale method. The results showed that community participation in waste management as measured by the variables mentioned above was still in the poor category. In addition, the performance of waste management that is still lacking has a significant but weak relationship with the decline in environmental quality that occurs in the study area
Strategi Pengembangan Desa Wisata: Studi Kasus: Wisata Apparalang Desa Ara Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba Ikrimah Auliah; Mary Selintung; Syafri Syafri
Urban and Regional Studies Journal Vol. 5 No. 1 (2022): Urban and Regional Studies Journal, Desember 2022
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v5i1.1961

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi wisata Apparalang, mengkaji faktor yang mempengaruhi belum berkembangnya wisata Apparalang serta merumuskan strategi pengembangan wisata Apparalang. Variabel yang diteliti meliputi daya tarik, aksesibilitas, sarana, prasarana dan promosi. Teknik pengumpulan data menggunakan kusioner dengan skala likert yang masing-masing telah diuji coba dan memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, regresi linier berganda dan analisis SWOT. Hasil penelitian menjelaskan potensi wisata Apparalang ialah potensi fisik alam dan potensi fisik buatan, faktor yang mempengaruhi wisata Apparalang belum berkembang adalah variabel prasarana, namun secara bersama-sama kelima variabel yang diteliti berpengaruh secara signifikan terhadap belum berkembangnya wisata Apparalang, sehingga strategi yang dapat diberikan dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang dengan mempertimbangkan kelebihan dan keunikan pantai Apparalang. This study aims to determine the potential of Apparalang tourism, examine the factors that influence undeveloped Apparalang tourism and formulate a strategy for developing Apparalang tourism. The variables studied include attractiveness, accessibility, facilities, infrastructure, and promotion. The data collection technique used a questionnaire with a Likert scale, each of which had been tested and met the validity and reliability requirements. The methods used are descriptive analysis, multiple linear regression, and SWOT analysis. The results of the study explain that the tourism potential of Apparalang is natural physical potential and artificial physical potential. Factors that influence Apparalang tourism have not developed is the infrastructure variable. Still, the five variables studied have a significant effect on the undeveloped Apparalang tourism, so the strategy can be given by utilizing the strengths and opportunities by considering the advantages and uniqueness of the Apparalang beach.
Dampak Urban Sprawl Terhadap Dinamika Sosial Ekonomi : Studi Kasus: Koridor Jalan Tun Abdul Razak Muhammad Multazam Saleh; Batara Surya; Syafri Syafri
Urban and Regional Studies Journal Vol. 5 No. 1 (2022): Urban and Regional Studies Journal, Desember 2022
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v5i1.1962

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses polarisasi keruangan sebagai determinan urban sprawl pada koridor Jalan Tun Abdul Razak dan menganalisis dan mengkaji pengaruh urban sprawl terhadap dinamika sosial ekonomi pada koridor Jalan Tun Abdul Razak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, kuesioner, wawancara. Teknik analisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses polarisasi keruangan yang terjadi pada koridor Jalan Tun Abdul Razak dimulai dari adanya polarisasi yang terjadi pada CBD Panakkukang Kota Makassar yang menyebabkan terjadinya spread effect yaitu dampak penyebaran pusat pertumbuhan dari pusat menuju daerah pinggiran, kemudian diikuti oleh faktor aksesibilitas, tersedianya berbagai pelayanan umum baru (kesehatan, pendidikan, peribadatan, dan perdagangan makro), prakarsa pengembang dan karakteristik fisik wilayah. Selanjutnya hasil penelitian juga menunjukkan bahwa alih fungsi ruang dan suburbanisasi berpengaruh terhadap dinamika sosial ekonomi yang menimbulkan transformasi sosial yang terjadi pada masyarakat lokal di Koridor Jalan Tun Abdul Razak diantaranya dalam hal kegiatan ekonomi, stratifikasi sosial, interaksi sosial, keahlian/keterampilan, dan mobilitas penduduk. This study aims to examine the process of spatial polarization as a determinant of urban sprawl in Koridor Jalan Tun Abdul Razak and the effect of urban sprawl on socio-economic dynamics in Koridor Jalan Tun Abdul Razak. This study uses quantitative research methods with data collection techniques of observation, questionnaires, and interviews. The analysis technique uses descriptive quantitative analysis and multiple linear regression analysis. The results show that the spatial polarization process that occurs in the Koridor jalan Tun Abdul Razak starts from the polarization that occurs in the Panakkukang CBD of Makassar City which causes a spread effect, namely the impact of the spread of growth centers from the center to the outskirts, then followed by accessibility factors, the availability of various new public services (health, education, worship, and macro trade), developer initiatives and regional physical characteristics. Furthermore, the results of the study also show that space conversion and suburbanization affect socio-economic dynamics that lead to social transformations that occur in local communities in Koridor Jalan Tun Abdul Razak, including in terms of economic activities, social stratification, social interaction, expertise/skills, and population mobility.
Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Singki, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang Rivqa Musjhtahida Arsyad; Andi Muhibuddin; Syafri Syafri
Urban and Regional Studies Journal Vol. 5 No. 1 (2022): Urban and Regional Studies Journal, Desember 2022
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v5i1.1969

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola alih fungsi lahan pertanian, faktor yang mempengaruhi terjadinya alih fungsi lahan pertanian, serta merumuskan arahan pengendalian alih fungsi lahan pertanian di Desa Singki Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, yaitu Superimpose menggunakan proses overlay untuk menganalisis pola alih fungsi lahan, analisis jalur (path analysis) untuk mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian, serta analisis SWOT untuk merumuskan arahan pengendalian Alih  Fungsi Lahan di Desa Singki Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa pola perubahan penggunaan lahan di Desa Singki Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang Tahun 2011-2021 yang dominan terjadi adalah perubahan kawasan pertanian, hutan dan semak belukar menjadi kawasan terbangun. Variabel substruktur 1 yang signifikan terhadap alih fungsi lahan pertanian adalah perubahan penggunaan lahan, pendapatan masyarakat, dan sumber daya manusia. Adapun pada substruktur 2 yang signifikan yaitu pendapatan masyarakat, sumber daya manusia dan kelembagaan. Strategi yang diprioritaskan dalam pengendalian alih fungsi lahan pertanian di Desa Singki berada pada kuadran IV yaitu Strategi ST (mengindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal). This study aimed to analyze the pattern of agricultural land conversion. These factors influence agrarian land conversion, and to examine strategies for controlling rural land conversion in Singki Village, Anggeraja District, Enrekang Regency. This research was conducted using several methods, superimposing using an overlay process to analyze the pattern of land use change, path analysis to determine the factors that cause agricultural land conversion, and SWOT analysis to examine strategies for controlling land conversion in Singki Village. Based on the results, it found that the pattern of land use change in Singki Village, Anggeraja District, Enrekang Regency in 2011-2021, which was dominant, was the change in agricultural, forest, and shrub areas into built-up areas. Substructure variable 1, which is significant to the conversion of agricultural land, was land use change, community income, and human resources. Substructure 2 is substantial as community income, human resources, and institutions. The prioritized strategy in controlling the conversion of agricultural land in Singki Village is in quadrant IV, ST Strategy (avoiding or reducing the impact of external threats).
Partisipasi Masyarakat Terhadap Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh di Kabupaten Luwu: Studi Kasus: Permukiman Kumuh di Kawasan Cimpu, Kecamatan Suli Sofyan Thamrin; Rudi Latief; Syafri Syafri
Urban and Regional Studies Journal Vol. 5 No. 1 (2022): Urban and Regional Studies Journal, Desember 2022
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v5i1.1970

Abstract

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menganalisis tingkat kekumuhan, mengetahui faktor-faktor determinan dan merumuskan strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman di Kawasan Cimpu, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu. Jenis penelitian ini merupakan penelitian mix method. Untuk menganalisis tingkat kekumuhan di Kawasan Cimpu, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu menggunakan analisis skoring baseline, untuk mengetahui faktor determinan yang menyebabkan tingkat kekumuhan digunakan analisis Regresi Linear Berganda dan untuk mengetahui pengaruh tingkat kekumuhan. Kesimpulan utama dalam penelitian ini yaitu Berdasarkan hasil analisis skoring baseline menunjukkan bahwa tingkat kekumuhan di Kawasan Cimpu Kecamatan Suli Kabupaten Luwu masuk dalam kategori kumuh sedang. Untuk mengetahui faktor determinan yang menyebabkan tingkat kekumuhan di Kawasan Cimpu adalah kondisi bangunan gedung, kondisi penyediaan air minum, kondisi drainase lingkungan, kondisi pengolahan air limbah, kondisi pengolahan persampahan, proteksi kebakaran dan status kepemilikan lahan. Konsep makro penanganan kawasan kumuh di kawasan Cimpu adalah: pencegahan, pemugaran, dan peremajaan kawasan. This study aimed to analyze the level of slums, determine the determinant factors, and formulate strategies for preventing and improving the quality of settlements in the Cimpu area, Suli district, in Luwu. This type of research is mixed-method research. To analyze the level of slums in the Cimpu Area, Suli District, Luwu Regency using baseline scoring analysis to determine the determinant factors that cause the level of slums. Multiple Linear Regression analysis is used to determine the effect of the slum level. This study concludes that based on the results of the baseline scoring analysis, the level of slums in the Cimpu Area, Suli District, and Luwu Regency is in the medium slum category. Factors that cause the level of slums in the Cimpu area were the condition of buildings, conditions of drinking water supply, environmental drainage conditions, wastewater treatment conditions, waste management conditions, fire protection, and land ownership status. The macro concept of handling slum areas in the Cimpu area is prevention, restoration, and rejuvenation.
Evaluasi Lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Antang Perubahan Pemanfaatan Ruang Disekitarnya Rusman S. Rusman; Syafri Syafri; Ridwan Ridwan
Urban and Regional Studies Journal Vol. 5 No. 2 (2023): Urban and Regional Studies Journal, Juni 2023
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v5i2.2690

Abstract

Pengaruh keberadaan TPA Tamangapa Antang terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat dalam mengkaji dan menganalisis keberadaan TPA sebagai faktor penyebab perubahan pemanfaatan ruang di sekitarnya. Perubahan fungsi ruang kawasan sekitar TPA Tamangapa terus beralih fungsi dan salah satu fungsi ruang yang dominan berubah adalah kawasan pertanian beralih fungsi menjadi kawasan permukiman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keberadaan TPA Antang serta mengkaji tingkat kesesuaian penggunaan dan pemanfaatan lahan di sekitar lokasi TPA Antang ditinjau dari RTRW Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, kuesioner, wawancara. Teknik analisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan pendekatan tabulasi silang (Crosstabulation). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan Prasarana merupakan faktor yang berpengaruh kuat terhadap perubahan pemanfaatan ruang disekitar TPA Antang Kota Makassar. Tingkat kesesuaian lahan kawasan TPA Antang setelah dilakukan analisis overlay antara penggunaan lahan dengan rencana pola ruang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Makassar terdapat hasil ketidak sesuaian Kawasan TPA 6,17 Ha yang masuk rencana kawasan permukiman dan terdapat 3,66 Ha yang masuk pada rencana sawah sedangkan Kawasan TPA yang sesuai 13,45 Ha. dan penyimpangan yang terjadi disekitar lokasi TPA Antang seperti perubahan atau alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan rencana pola ruang RTRW Kota Makassar. The influence of the existence of FPS Tamangapa Antang on the socio-economic conditions of the community in studying and analyzing the presence of FPS as a factor causing changes in the use of the surrounding space. Changes in the spatial function of the area around the FPS Tamangapa continue to change functions and one of the dominant spatial functions is changing the function of the agricultural area to become a residential area. This study aims to determine the effect of the existence of the Antang TPA and to examine the suitability of land use and utilization around the Antang TPA site in terms of the Makassar City Spatial Planning. This study uses quantitative research methods with observational data collection techniques, questionnaires, interviews. The analysis technique uses a quantitative descriptive analysis with a cross tabulation approach (Crosstabulation). The results showed that the availability of infrastructure is a factor that has a strong influence on changes in space utilization around the Antang landfill, Makassar City. The land suitability level of the Antang FPS area after an overlay analysis was carried out between the land use and the spatial pattern plan of the Makassar City Spatial Plan (MCSP) resulted in an incompatibility of the 6.17 Ha landfill area which was included in the residential area plan and 3.66 Ha which was included in the paddy field plan while the appropriate landfill area is 13.45 Ha. and irregularities that occur around the Antang landfill site such as changes or conversion of land functions that are not in accordance with the Makassar City MCSP spatial pattern plan.
Pengaruh Pertambangan Batuan Tanpa Izin Terhadap Lingkungan Permukiman di Desa Wasuponda Kecamatan Wasuponda Kabupaten Luwu Timur Maharani Anggraeni; Andi Muhibuddin; Syafri Syafri
Urban and Regional Studies Journal Vol. 5 No. 2 (2023): Urban and Regional Studies Journal, Juni 2023
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v5i2.2699

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak penambangan batuan terhadap lingkungan permukiman di Desa Wasuponda dan memberikan arahan untuk mengendalikan aktivitas penambangan tanpa izin. Metode deskriptif kuantitatif digunakan dalam penelitian ini dengan mengkuantifikasi data dan menjelaskan kejadian secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kawasan pertambangan memiliki pengaruh yang bervariasi terhadap lingkungan permukiman, dengan kondisi jalan memiliki hubungan sangat kuat, kondisi air bersih memiliki hubungan lemah, dan kondisi kesehatan masyarakat memiliki hubungan sangat kuat. Pengelolaan penambangan liar di lingkungan permukiman Desa Wasuponda perlu dilengkapi dengan dokumen UKL-UPL untuk mengendalikan dampaknya terhadap lingkungan. This study aims to evaluate the impact of rock mining on residential environments in the village of Wasuponda and provide guidance on controlling unauthorized mining activities. A quantitative descriptive method was used in this research by quantifying data and describing events descriptively. The results showed that the mining area has varying effects on the residential environment, with road conditions having a very strong relationship, clean water conditions having a weak relationship, and community health conditions having a very strong relationship. Management of illegal mining in the residential environment of Wasuponda village needs to be supplemented with an Environmental Management Plan (UKL-UPL) document to control its impact on the environment.
Peranan Pemerintah dalam Pengelolaan Berkelanjutan Ruang Terbuka Hijau di Kota Makassar: Studi Kasus Taman Maccini Sombala Ary Kenan Paranoan; Murshal Manaf; Syafri Syafri
Urban and Regional Studies Journal Vol. 5 No. 2 (2023): Urban and Regional Studies Journal, Juni 2023
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v5i2.2701

Abstract

Taman Maccini Sombala yang terletak di wilayah kota Makassar diresmikan pada tahun 2014 pada awalnya merupakan taman yang indah dan banyak diakses oleh masyarakat untuk berbagai aktivitas. Dalam periode yang tidak terlalu lama kondisi taman ini berangsur-angsur tidak terawat dan terbengkalai, berbagai fasilitas dan bangunan tidak lagi berfungsi. Kondisi disebabkan salah satunya oleh peranan pemerintah yang belum optimal dalam mengelola Taman Maccini Sombala. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara dengan beberapa informan kunci dengan berfokus pada kesiapan dan komitmen pemerintah dengan melihat beberapa hal yaitu strategi dan kebijakan, kemitraan dan kerjasama, serta mobilisasi sumber daya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Taman Maccini Sombala belum memiliki strategi dan kebijakan pengelolaan yang baik, belum adanya kerjasama dengan pihak swasta maupun masyarakat serta mobilisasi sumberdaya manusia maupun finansial yang belum memadai. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor antara lain kepemilikan aset yang tumpang tindih, alokasi dana dan sumberdaya manusia yang kurang memadai dan kebijakan yang tidak berjalan kontinyu karena adanya pergantian pejabat. Maccini Sombala Park, which is located in the Makassar city area, was inaugurated in 2014. At first, it was a beautiful park that was widely accessed by the public for various activities. In short period of time the condition of this park gradually became unkempt and neglected, various facilities and buildings no longer functioned. This condition is caused by the role of the government that has not been optimal in managing Maccini Sombala Park. This study uses a qualitative approach through interviews with several key informants by focusing on the readiness and commitment of the government by looking at several things, namely strategy and policies, partnerships and cooperation, and resource mobilization. The results showed that Maccini Sombala Park did not yet have a good management strategy and policy, there was no collaboration with the private sector or the community, and the mobilization of labour and funding resources was inadequate. This is due to several factors, including overlapping asset ownership, inadequate allocation of funds and human resources and policies that do not work continuously due to changes in officials.
Pengendalian Pemanfaatan Ruang Lahan Pertanian Berbasis Berkelanjutan Ketahanan Pangan Di Kabupaten Soppeng Irfani Darma Haris; Muhammad Arif Nasution; Syafri Syafri
Urban and Regional Studies Journal Vol. 5 No. 2 (2023): Urban and Regional Studies Journal, Juni 2023
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v5i2.2704

Abstract

Untuk mengendalikan perubahan penggunaan lahan pertanian, melalui Undang Undang RI Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, diharapkan dapat mendorong ketersediaan lahan pertanian untuk menjaga kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan. Prinsipnya pada dasarnya adalah implementasi kebijakan yang merupakan suatu cara agar sebuah kebijakan dapat tercapai tujuannya. Dalam penerapannya, ada beberapa pilihan langkah, salahsatunya adalah langsung mengimplementasikan dalam bentuk program, dan melalui formulasi kebijakan turunan dari kebijakan publik tersebut (Nugroho, 2006). beberapa model implementasi kebijakan berdasarkan pandangan dari beberapa tokoh, dimana model-model tersebut dalam prosesnya mengacu pada dua perspektif yaitu pendekatan top down maupun bottom up. Tipe penelitian adalah deskriptif dengan metode gabungan (mixed methods). Menurut Sarwono (2011), yang dimaksud dengan mixed method adalah menggunakan dua atau lebih metode yang diambil dari dua pendekatan yang berbeda yaitu pendekatan kuantitatif atau kualitatif. Adapun Implementasi kebijakan perlindungan lahan pertanian berkelanjutan di Kabupaten Soppeng baru sampai pada proses identifikasi lahan, Sedangkan Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi adalah sosialisasi, petugas, dana, respon implementor, pemahaman terhadap kebijakan, peraturan pendukung, SOP, koordinasi antar instansi, tingkat pendidikan, usia, kepemilikan lahan, alasan konversi, dukungan publik dan komitmen pelaksana, menunjukkan hasil yang tidak signifikan, karena implementasi Undang-Undang No 41 Tahun 2009 berlaku secara nasional. To control the conversion of agricultural land, through Republic of Indonesia Law Number 41 of 2009 concerning Protection of Sustainable Food Agricultural Land, it is hoped that it can encourage the availability of agricultural land to maintain self-sufficiency, food security and sovereignty. In principle, policy implementation is a way for a policy to achieve its goals. In implementing a policy, there are two choices of steps, namely directly implementing it in the form of a program and through a derivative policy formulation of the public policy (Nugroho, 2006). several models of policy implementation based on the views of several figures, in which these models in the process refer to two perspectives, namely the top down and bottom up approaches. This type of research is descriptive with mixed methods. According to Sarwono (2011), what is meant by a mixed method is using two or more methods taken from two different approaches, namely a quantitative or qualitative approach.The implementation of sustainable agricultural land protection policies in Soppeng Regency has only reached the land identification process, while the factors that influence implementation are socialization, officers, funds, implementor responses, understanding of policies, supporting regulations, SOPs, coordination between agencies, level of education, age, land ownership, reasons for conversion, public support and implementing commitment, show insignificant results, because the implementation of Law No. 41 of 2009 applies nationally.
Pengembangan Pariwisata Bahari Berbasis Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Sula: Studi Kasus Pantai Tanjung Waka Desa Fatkauyon Tiara Andini Hasanuddin; Rudi Latief; Syafri Syafri
Urban and Regional Studies Journal Vol. 5 No. 2 (2023): Urban and Regional Studies Journal, Juni 2023
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v5i2.2708

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi yang dimiliki oleh Pantai Tanjung Waka Desa Fatkauyon yang berbasis pembangunan sebagai peningkatan perekonomian daerah dan merumuskan strategi pengembangan kawasan Pantai Tanjung Waka Desa Fatkauyon sebagai daya tarik wisata bahari berbasis pembangunan daerah di Kabupaten Kepulauan Sula. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara langsung, observasi, dan studi literatur sedangkan metode pengelolaan data menggunakan SWOT analisis EFAS dan IFAS. Informan dalam penelitian yaitu masyarakat, pejabat pemerintah, dan wisatawan. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat kunjungan wisatawan yaitu Keindahan taman bawah laut serta keberagaman flora dan fauna yang masih terbilang alami, Keindahan pantai serta pasir putih dan garis pantai yang membuat wisatawan berkunjung merasa menikmati, Keramah tamahan masyarakat setempat yang berada Desa Fatkauyon, Kearifan lokal yang masih terjaga dan alami yang sering dipentaskan setiap event. Hasil Analisis SWOT menunjukan strategi prioritas berada pada kuadran I yaitu strategi SO sebagai berikut, 1) Memanfaatkan keindahan taman bawah laut akan flora dan fauna dengan dikembangkannya titik selam dan snorkeling berkelas dunia serta destinasi perlintasan kapal layar/yacht di segitiga Kalimasol-Tanjungwaka-Falabisahaya. 2) Melibatkan masyarakat dalam mengelola dan mengembangkan Pantai Tanjung Waka seperti pembentukan kelompok sadar wisata (POKDARWIS) dengan adanya pelatihan peningkatan SDM terhadap pengembangan kegiatan industri kreatif dalam menunjang sektor pariwisata 3) Memanfaatkan potensi atraksi alam dan budaya yang masih terpelihara harus di lestarikan untuk meningkatkan minat kunjungan wisatawan dengan mengadakan daya tarik pendukung seperti festival 4) Memanfaatkan lahan yang masih luas disekitar kawasan pariwisata untuk membuka peluang dan bekerjasama dengan investor maupun pemerintah dalam menerapkan master plan perencanaan dan pembangunan sarana prasarana di sekitar Pantai Tanjung Waka. This study aims to identify the development-based potential of Tanjung Waka Beach, Fatkauyon Village, as an increase in the regional economy and formulate a development strategy for the Tanjung Waka Beach area, Fatkauyon Village, as a regional development-based marine tourism attraction in the Sula Islands District. The data collection method in this study was through direct interviews, observation, and literature studies while the data management method used the SWOT analysis of EFAS and IFAS. Informants in the study are the public, government officials, and tourists. The results showed that the factors that influence the interest in visiting tourists are the beauty of underwater parks and the diversity of flora and fauna that are still relatively natural, the beauty of the beaches and white sand and coastlines that make visiting tourists feel enjoyed, the hospitality of the local community in Fatkauyon Village, Local wisdom that is still maintained and natural which is often staged at every event. The results of the SWOT analysis show that the priority strategies are in quadrant I, namely the SO strategy as follows, 1) Utilizing the beauty of underwater parks of flora and fauna by developing world-class dive and snorkel spots and sailing/yacht crossing destinations in the Kalimasol-Tanjungwaka-Falabisahaya triangle. 2) Involving the community in managing and developing Tanjung Waka Beach such as forming a tourism awareness group (POKDARWIS) with training to increase human resources for the development of creative industry activities in supporting the tourism sector 3) Utilizing the potential of natural and cultural attractions that are still preserved must be preserved to increase interest tourist visits by holding supporting attractions such as festivals 4) Utilizing the large area of land around the tourism area to open up opportunities and cooperate with investors and the government in implementing the master plan for planning and building infrastructure facilities around Tanjung Waka Beach.