Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Media Sains

Studi Timbulan Sampah Dan Peran Serta Masyarakat Dalam Mendukung Konsep Banjar Pintar Berbasiskan Lingkungan (Studi Kasus : Desa Belatungan Kabupaten Tabanan Bali) Adisanjaya, Nyoman Ngurah; Lestari, Ni Kadek Dwipayani
Jurnal Media Sains Vol 2, No 2 (2018): JURNAL MEDIA SAINS
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36002/jms 3.v2i2.430

Abstract

ABSTRAKSampah merupakan produk sisa dari hasil kegiatan manusia yang sangat sulit untuk diatasi. Permasalahan sampah tidak pernah lepas dari jumlah sampah yang semakin banyak dan tidak diiringi dengan konsep pengolahan dan pengelolaan yang baik. Lokasi penelitian mengambil tempat di Desa Belatungan, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, Bali dikarenakan lokasi desa tersebut memerlukan studi, penanganan dan penciptaan konsep sistem pengelolaan sampah guna mendukung konsep banjar pintar berbasiskan masyarakat yang dicanangkan sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan Banjar Munduk Gawang terdiri atas 17 KK menghasilkan sampah seberat 2.53 kg/KK/hari atau ? 0.5 kg/orang/hari dan untuk volume sampah sebesar 8.36 liter/KK/hari atau 1.67 liter/orang/hari. Untuk Banjar Delod Ceking untuk total 33 KK menghasilkan sampah seberat 2.09 kg/KK atau ? 0.4 kg/orang/hari dan volume 4.28 liter/KK/hari atau ? 0,85 liter/orang/hari. Komposisi sampah di Banjar Munduk Gawang adalah sampah organik yang bersumber dari sampah dedaunan, sampah sayur-mayur dan sampah sisa hasil upacara keagamaan (canang) sedangkan di Banjar Delod Ceking didominasi oleh sampah organik, sisa canang, sisa sayuran dan buah yaitu sebesar 80 % dan yang terkecil adalah sampah tekstil sebesar 2%. Berdasarkan hasil analisis statistik variabel antara karakteristik internal individu dengan faktor eksternal dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga dalam penelitian diperoleh berpengaruh tidak nyata (p-value<0,05) atau tidak signifikan. Sedangkan, antara variabel karakteristik internal individu dengan variabel persepsi masyarakat desa berpengaruh nyata (p-value< 0,05) atau signifikan. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa keinginan peran serta masyarakat tinggi untuk mengelola sampah namun tidak didukung sarana dan prasarana serta tingkat pengetahuan yang memadai.Kata Kunci : Pengelolaan Sampah, Kompos, Pupuk Cair, Banjar PintarABSTRACT Garbage is a waste product from human activities which is very difficult to overcome. Waste problems are never separated from the increasing amount of waste and are not accompanied by the concept of good processing and management. The research location took place in Belatungan Village, Pupuan District, Tabanan Regency, Bali because the location of the village required study, handling and creation of the concept of a waste management system to support the concept of community-based smart banjar that was proclaimed earlier. The results of the study showed that the Munduk Gawang Banjar consisted of 17 families producing waste 2.53 kg / KK / day or ? 0.5 Kg / person / day and for the volume of waste of 8.36 Liters / KK / day or 1.67 liter / person / day. Banjar Delod Ceking consiste of 33 families, producingwaste 2.09 kg / KK or ? 0.4 kg / person / day and the volume was 4.28 Liter / KK / day or ? 0.85 liter / person / day. The composition of garbage in Banjar Munduk Gawang is organic waste sourced from leaf waste, vegetable waste and waste from the results of religious ceremonies (canang) while in Ceking Banjar Delod is dominated by organic waste, leftover canang, remaining vegetables and fruit by 80% and the smallest is textile waste by 2%. Based on the results of statistical analysis of variables between the internal characteristics of individuals with external factors and community participation in the management of household waste in the study obtained no significant effect (p-value <0.05) or insignificant. Meanwhile, between the variables of internal characteristics of individuals with perceptions of the village community have a significant effect (p-value 0.05) or significant. Based on the result can be concluded that the desire for high community participation for processing waste is not supported by facilities and infrastructure and an adequate level of knowledgeKeywords: Waste Management, Compost, Liquid Fertilizer, Smart Banjar
Pengaruh Kolkhisin dan Gliberilin pada Periode Pembungaan Anggrek Dendrobium sp Lestari, Ni Kadek Dwipayani; Deswiniyanti, Ni Wayan
Jurnal Media Sains Vol 3, No 1 (2019): JURNAL MEDIA SAINS
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.109 KB) | DOI: 10.36002/jms 3.v3i1.718

Abstract

ABSTRAKUpaya mendapatkan tanaman dan bunga yang bermutu tinggi diperlukan tehnik pengelolaan tanaman yang memadai. Kunci keberhasilan pembudidayaan dan membuat bunga tanaman anggrek dendrobium tetap indah dan cantik salah satunya ditentukan oleh teknik dan intensitas perawatan pada tahap fase pembungaan. Terdapat empat jalur regulasi pembungaan yaitu fotoperiode, otonom, vernalisasi, dan menggunakan zat pengatur tumbuh (GA/BA). Maka dari penelitian ini diharapkan mendapat konsentrasi hliberilin dan kolkhisin yang tepat untuk mempercepat periode pembungaan. Sampel diambil secara acak dengan membeli 30 bibit anggrek dendrobium dalam fase generative. Penyemprotan GA dan kolkhisin dilakukan pada saat sore hari pada pukul 15.00 Wita pada saat stomata daun terbuka. Hasil yang diperoleh Pemberian giberilin 0,1% efektif untuk mempercepat umur pembungaan, jumlah kuntum bunga, panjang tangkai bunga dan tinggi tanaman, namun tidak efektif untuk mempengaruhi ukuran luas daun anggrek Dendrobium sp. Pemberian kolkishin 0,1% efektif untuk mempengaruhi ukuran luas daun, namun tidak efektif untuk mempercepat umur pembungaan, jumlah kuntum bunga, panjang tangkai bunga dan tinggi tanaman anggrek Dendrobium sp.Kata kunci : Dendrobium sp., Gliberilin, Kolkhisin, PembungaanABSTRACTEfforts to obtain high-quality plants and flowers require adequate crop management techniques. The key of success of cultivation and to make beautiful dendrobium orchid flowers is one of them is determined by the technique and intensity of treatment at the flowering phase. There are four flowering regulatory pathways, photoperiod, autonomic, vernalization, and using growth regulators (GA / BA). Therefore, this study it is expected to get the right concentration of Giberellin (GA) and kolkhisin to accelerate the flowering period. Samples were taken randomly by 30 dendrobium orchids in the generative phase. Spraying GA and kolkhisin in the afternoon at 3:00 p.m. when the leaf stomata opens. The Result obtained by 0.1% giberelin were effective to accelerate flowering age, number of flowers, length of flower stalks and plant height, but were ineffective in influencing the size of Dendrobium Orchid leaves. It is not effective to speed up flowering age number of flowers, length of flower stalks and height of Dendrobium sp. orchid plants.Keywords: Dendrobium, Giberellin, Colchisin, flowering
KOMPATIBILITAS PERSILANGAN SELF DAN INTERSPESIFIK ANGGREK Phalaenopsis pulcherrima (Lindl.) J. J. Smith Lestari, Ni Kadek Dwipayani; Deswiniyanti, Ni Wayan
Jurnal Media Sains Vol 1, No 1 (2017): JURNAL MEDIA SAINS
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.804 KB) | DOI: 10.36002/jms 3.v1i1.193

Abstract

ABSTRAKKompatibilitas berbagai jenis anggrek terutama jenis-jenis anggrek asal Indonesia tidak banyak diketahui. Informasi tentang kompatibilitas suatu jenis anggrek sangat penting dikuasai untuk dapat memaksimalkan perolehan biji sebagai bahan perbanyakan. Phalaenopsis pulcherima merupakan anggrek asli Indonesia, maka dapat diperkirakan bahwa jenis ini tentu memiliki keunikan tersendiri dalam hal perilaku berbunga hingga berbuah juga. Pendekatan eksperimental sangat diperlukan untuk mengetahui kompatibilitas anggrek-anggrek endemik Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kompatibilitas persentase keberhasilan persilangan secara self dan interspesifik Phalaenopsis pulcherrima. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan menggunakan satu faktor yaitu metode persilangan dengan dua taraf yaitu persilangan self dan persilanagn interspesifik antara P.pulcherima dengan P. amabilis sebanyak 6 kali ulangan. Parameter yang diamati yaitu persentase keberhasilan silangan, umur terbentuk buah, dan panjang buah Hasil menunjukkan persilangan self P. pulcherima dengan persentase keberhasilangan silangan sebesar 0%, persilangan interspesifik sebesar 100% dengan rata- rata hari terbentuk buah 5,1 hari dan panjang buah sebesar 6,7 cm.Kata Kunci : Kompatibilitas, P. pulcherima, P. amabilis, self, interpsesifik, persilangan.ABSTRACTCompatibility of different types of orchids, especially the types of orchids from Indonesia are not widely known. Information about the compatibility of a very important species of orchids can be controlled to maximize the seed as propagation material. Phalaenopsis pulcherima is native to Indonesia, it can be estimated that this type of course is unique in terms of the behavior of flowering to fruit well. The experimental approach is needed to determine the compatibility of orchids endemic to Indonesia. The purpose of this study was to determine the compatibility of the percentage of successful interspecific crosses by self and Phalaenopsis pulcherrima. The method used in this study is completely randomized design (CRD) using a factor which is the method of crossing with two levels self and interspecific crosses between P.pulcherima and P. amabilis with as many as six repetitions. Parameters observed that the percentage of success of crosses, age formed fruit, and fruit length. Results showed self crosses P. pulcherima with cruciferous success percentage of 0%, interspecific crosses of 100% with an average of 5,1 days today formed fruit and fruit length by 6,7 cm.Key words : Compatibility, P. pulcherima, P. amabilis, self, interpsesifik, cross polination