cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Arsitektur DASENG
ISSN : 23018577     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Arsitektur DASENG adalah media informasi pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni khususnya Artikel Ilmiah bidang Arsitektur berupa Hasil Penelitian, Hasil Perancangan, Studi Kepustakaan maupun Tulisan Ilmiah.
Arjuna Subject : -
Articles 862 Documents
SEKOLAH TINGGI JURNALISTIK DAN MULTIMEDIA DI MANADO - Transparansi dalam Arsitektur Rumambi, Elisa; Kapugu, Herry
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 1, No 2 (2012): Edisi Khusus TA. Buku II EKSPERIMENTAL. Volume 1 No.2 November 2012
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

SEKOLAH TINGGI JURNALISTIK DAN MULTIMEDIA DI MANADO (TRANSPARANSI DALAM ARSITEKTUR) Elisa Rumambi[1] Ir. H. Kapugu[2]   ABSTRAK Manado merupakan ibukota provinsi Sulawesi Utara yang mengalami perkembangan pesat dalam bebagai bidang. Salah satunya dapat dilihat dari perkembangan fasilitas dalam bidang jurnalistik dan multimedia. Yang di tandai dengan hadirnya beberapa stasiun tv swasta lokal, surat kabar lokal dan berbagai media pendukung lainnya. Namun dari pengamatan yang ada, perkembangan tersebut kurang di sertai dengan suatu wadah jurnalistik dan multimedia yang bersifat edukatif. Dengan hadirnya Sekolah Tinggi Jurnalistik dan Multimedia di Manado, diharapkan dapat menjadi suatu wadah yang edukatif bagi dunia jurnalistik dan multimedia di kota Manado “Transparansi dalam Arsitektur” merupakan tema yang diangkat dalam perancangan Sekolah Tinggi Jurnalistik dan Multimedia, untuk menciptakan suatu bangunan yang memiliki karakter tersendiri. Penerapan strategi desain Transparansi dalam Arsitektur di implementasikan pada pengolahan bentuk, konfigurasi massa, orientasi masa, pengolahan tapak dan sirkulasi serta fasade bangunan. Desain objek yang dihasilkan harus memiliki hubungan timbal balik dengan keadaan lingkungan sekitar sehingga dapat mencerminkan fungsi dari jurnalistik dan multimedia Kata kunci: Jurnalistik dan Multimedia, Kota Manado,Transparansi dalam Arsitektur. [1] Mahasiswa PS 1 Arsitektur UNSRAT [2] Staf Dosen Pengajar Arsitektur UNSRAT
TERMINAL WISATA DI KAWASAN PELABUHAN MANADO. ‘ADAPTIVE REUSE’ Awaliyah Oktaviani; Fela Warouw; Judy O. Waani
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17078

Abstract

Kawasan Pelabuhan Manado merupakan kawasan besejarah di Kota Manado yang telah direncanakan untuk direvitalisasi. Permasalahan yang ada sekarang adalah belum optimalnya pengaturan kawasan tersebut misalnya terminal penyeberangan yang belum tertata dengan baik, padahal berpotensi menjadi terminal wisata ke sejumlah pulau di sekitar Kota Manado. Permasalahan lain yaitu vitalitas kawasan yang menurun, penataan parkir yang kurang optimal, dan lain-lain. Oleh karena itu perlu direncanakan kembali dengan penerapan tema adaptive reuse yang menghasilkan konsep baru marriage old and new design bangunan dan kawasan. Luas site yang dikembangkan 37.525,77 m2, yang dilakukan penambahan reklamasi pada area pelabuhan untuk memaksimalkan fungsi baru pada kawasan Pelabuhan Manado.  Fungsi bangunan meliputi : terminal wisata, museum, galeri, retail, restaurant, cafe, aula, perpustakaan, menara wisata, halte, traditional market. Fungsi wisata juga dikembangkan yaitu area berjemur, outdoor childplay, outdoor event space and park, open stage sebagai penyambut kedatangan dan keberangkatan penumpang dan hiburan menarik pengunjung lokal dan asing untuk datang berkunjung.Dalam memperkuat karakteristik dan mempertahankan keunggulan bangunan  lama terhadap bangunan baru diterapkan 5 konsep dasar yang terdapat  pada tema adaptive reuse, yaitu: wraps, juxtaposition, parasit, weaving and insertion, dengan penggunaan metode studi komparasi menghasilkan konsep bentuk dinamis yang menyesuaikan dengan eksisting site di pinggir laut, dengan memberikan koneksi terhadap 2 blok, menyediakan arahan pada setiap zona kawasan yang memberikan sense of place terhadap pengunjung. Kata kunci : terminal wisata, revitalisasi kawasan pelabuhan, adaptive reuse
REDESAIN BIARA SUSTER ORDO KARMEL SANTA THERESIA DI KAKASKASEN (TOMOHON) (IMPLEMENTASI TRADISI KATOLIK DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MEDITERANIA) Lumunon, Austensean S.; Rengkung, Joseph; Mononimbar, Windy M.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berbagai cara dari manusia untuk berupaya mengabdi kepada Tuhan dengan hidup sesuai ajaran kepercayaannya, berusaha hidup baik dengan berbuat kebajikan namun ada juga sebagian manusia memilih dengan mengabdikan dan menyerahkan diri dengan sepenuh dan seutuhnya kepada Tuhan, seperti dengan memilih hidup menjadi Biarawan atau Biarawati. Hal ini salah satu jalan dalam upaya manusia untuk meningkatkan kehidupan rohani mereka dengan mendedikasikan hidup mereka kepada Tuhan sebagai pencipta alam semesta, dan berusaha keluar dari semua kesibukan dan rutinitas kehidupan normal. Salah satu jalan untuk melayani Tuhan seutuhnya adalah dengan menjadi Biarawan-Biarawati dari Ordo Karmel Tak Berkasut dari Ordo Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel (Ordo Carmelitarum Discalceatorum atau O.C.D.) dengan kehidupan kontemplatif. Mereka telah berupaya menghadirkan Cahaya Kristus dalam kehidupan dan pelayanan di bidang rohani, sebagai pendoa untuk perlindungan dan permohonan akan belas kasihan dengan doa-doa kepada Allah untuk umat manusia. Biara Suster Karmel Santa Theresia ini telah menjadi tempat untuk jawaban akan panggilan Puteri-puteri Katolik dan umat yang haus akan kebutuhan spiritualitas dan rohani yang telah berdiri sejak tahun 1949 di Kakaskasen, Tomohon. Melihat akan perkembangan yang ada serta beberapa aspek dan pertimbangan lainnya, maka kawasan biara ini membutuhkan Redesain atau Perancangan Kembali dengan mengambil tema “Implementasi Tradisi Katolik dengan Pendekatan Arsitektur Mediterania”. Sangat diharapkan hasil pemugaran dan redesain ini dapat meningkatkan kualitas hidup membiara bagi penghuni biara dan serta kedepan dapat mendorong lebih banyak puteri-puteri katolik untuk menjawab panggilan dan juga umat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Penambahan fasilitas-fasilitas seperti Gereja/kapel yang memadai, Jalan Salib, Gua St. Maria dari Lourdes, diharapkan dapat meningkatkan iman dan spiritualitas khususnya umat di Keuskupan Manado dan sekitarnya. Kata Kunci : Biara, Suster Ordo Karmel, Tradisi Katolik dan Arsitektur Mediterania
PUSAT KEBUDAYAAN MINAHASA DI TONDANO. Arsitektur Organik Adrian T. Manoppo; Herry Kapugu; Amanda S. Sembel
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.23672

Abstract

Kebudayaan merupakan warisan dari cara hidup, pola pikir serta hasil pekerjaan tangan secara turun temurun dari masyarakat suatu daerah. Maka dari itu Kebudayaan adalah hal yang harus dijaga dan dilestarikan serta dijunjung tinggi daerahnya masing-masing. Pariwisata merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan nasional. Peranan pariwisata di Indonesia sangat dirasakan manfaatnya, karena pembangunan dalam sektor pariwisata serta pendayagunaan sumber potensi kepariwisataan menjadi kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan. Minahasa merupakan suatu suku yang terletak di Sulawesi Utara yang telah ada dari zaman purbakala. Tondano merupakan Ibukota dari Kab.Minahasa, Sulawesi Utara, Indonesia.. Pusat Kebudayaan adalah sebuah wadah khusus dengan memadukan fungsi komersil dan kebudayaan secara terintegrasi untuk wisatawan yang bertujuan untuk berwisata serta mengenal lebih dalam tentang kebudayaan. Arsitektur Organik merupakan sebuah konsep arsitektur yang diilhami dari alam. Arsitektur Organik adalah sebuah istilah yang diaplikasikan pada bangunan atau bagian dari bangunan yang terorganisir berdasarkan analogi biologi atau yang dapat mengingatkan pada bentuk natural, baik itu meniru bentukan suatu organisme ataupun suatu bentukan yang  menyatu dengan lingkungan sekitarnya. Kata Kunci :, Kebudayaan, , Pusat Kebudayaan, Minahasa, Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Organik Arsitektur.
PERANCANGAN RESORT HOTEL DI LIKUPANG. Floating Architecture Muhammad W. E. Sondakh; Herry Kapugu; Fela Warouw
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 2 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 2, November 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i2.21266

Abstract

Resort Hotel di Likupang adalah sebuah wadah arsitektural dalam bentuk hunian penginapan terapung yang dibangun untuk memfasilitasi para wisatawan mancanaegara atau wisatawan lokal yang datang berkunjung ke kecamatan Likupang Barat, lebih tepatnya pulau Lihaga.Keindahan alam pulau Lihaga, berupa pantai dan kondisi bawah lautnya adalah alasan mengapa pulau yang dijadikan tujuan liburan wisatawan ini perlu difasilitasi dengan bangunan penginapan. Yang dimana dengan kondisi alam, seperti keadaan laut, baik dari segi kedalaman dan ketinggian gelombang, serta angin dan curah hujan merupakan indikator perancangan sebuah Floating Resort di Lihaga yang akan menghasilkan desain baru di wilayah Sulawesi Utara, khususnya wilayah pariwisata pantai dalam menarik perhatian para wisatawan mancanegara agar deposit ekonomi negara dapat mengalami peningkatan dalam sektor pariwisata, terutama daerah Sulawesi Utara sendiri.Kata kunci : Floating Resort, Resort Hotel, Floating Architecture
GALERI SENI RUPA 3 DIMENSI DI MANADO (AMBIGUITAS DALAM STYLISTIKA ARSITEKTUR) Bujung, Lidya A.; Betteng, Luther; Erdiono, Deddy
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Indonesia memiliki banyak seniman dengan hasil seni yang menjanjikan, tetapi pada kenyataannya perhatian yang lebih besar hanya ditujukan pada seni kontemporer sementara seni klasik sepertinya dipinggirkan, harusnya lebih banyak memberikan perhatian bagi pengembangan seni itu sendiri. Pengetahuan masyarakat tentang perkembangan seni sangat minim. Bukan hanya pada teknologi yang mendukung seni itu sendiri tapi juga pengetahuan tentang seni dan cara mengekspresikannya atau mengomunikasikannya. Berdasarkan hal tersebut menurut sudut pandang penulis, hadirnya objek rancangan Galeri Seni Rupa 3 Dimensi di Manado, akan menjadi wadah pemenuhan akan kebutuhan perkembangan dan lestarinya seni itu sendiri. Dalam melaksanakan tahapan kerangka berpikir, metode-metode yang digunakan antara lain: Kajian Literatur, metode ini diterapkan pada tahap awal yang bersifat deduktif untuk menghasilkan output-output berupa informasi seputar tema dan objek rancangan. Survei, berupa pengamatan serta pendokumentasian berbagai karakteristik tapak yang berpotensi dijadikan site objek rancangan. Pelaksanaan pengkajian menggunakan siklus Image-Present-Test —versi aliran argumentatif terhadap proses anailisi-sintesis-evaluasi—yang berulang-ulang spiralistik menuju pada penajaman alternatif solusi. Pengkajian aspek-aspek tapak, fungsi, struktur, serta utilitas diterapkan dengan menggunakan metode konvergen yang langsung mengkaji konsep-konsep output yang utama berdasarkan data-data input yang masuk dalam Comprehensive knowledge perancang. Dalam konsep perancangan Galeri Seni Rupa  Dimensi di Manado berdasarkan tema yang diambil, terdapat 2 gaya/ lagam/ stylistika pada konsep bentuk rancangan. Tiap lagam mewakili 1 (satu) periode/masa. Yaitu zaman modern (Simplicity periode 1920-1960), dan postmodern (periode 1970-sekarang). Implementasi tema tersebut umumnya diimplementasikan pada elemen arsitektural yang dapat dilihat secara langsung, karena tema Ambiguitas dalam Stylistika Arsitektur mengandalkan teknik visualisasi untuk dapat dinikmati / dirasakan.     Kata kunci : Galeri, Seni, Seni Rupa, Seni 3 Dimensi, Ambiguitas, Eklektik, Manado
PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR POST MODERN PADA PENGEMBANGAN BANGUNAN UNIVERSITAS DUMOGA DI KOTAMOBAGU Mokoginta, Ferry; Sondakh, Julianus A.R.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 5, No 2 (2016): Volume 5 No.2 November 2016
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan pembangunan pendidikan di Kota Kotamobagu sangat pesat seiring dengan perkembangan ekonomi. Pengembangan Bangunan Universitas Dumoga Kotamobagu (UDK) menjadi sangat penting bagi penyediaan sarana pendidikan untuk masyarakat Kota Kotamobagu dan sekitarnya. Kondisi bangunan UDK saat ini sangat tidak layak untuk menampung jumlah mahasiswa yang kian tahun bertambah. Lokasi UDK yang berada di pusat kegiatan kota, juga menjadi penting untuk membentuk estetika kawasan pusat kota, sehingga sangat penting juga untuk mengembangkan bentuk bangunan UDK menjadi bentuk bangunan yang memiliki nilai estetika. Arsitektur Post Modern adalah Arsitektur yang berkembang setelah era Arsitektur modern dimana aliran Arsitektur yang baru ini mempunyai tujuan menolak menyempurnakan, dan mengkoreksi terhadap kesalahan yang telah terjadi pada arsitektur modern dimasa yang sebelumnya. Kata kunci: Universitas, Kota Kotamobagu,  Post Modern
HOTEL RESORT di TAHUNA. Arsitektur Metafora Juneyver Lemeng; Esli D. Takumansang; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.24616

Abstract

Tahuna Baraat merupakan salah satu kecamatan yang terletak di wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe Propinsi Sulawesi Utara. Pariwisata di Tahuna Barat mempunyai prospek yang baik dan masih dapat dikembangkan secara lebih optimal. Objek wisata yang beragam menjadi salah satu potensi dalam sektor pariwisata di Tahuna Barat sehingga tergolong primadona dalam menghasilkan devisa Negara. Keindahan yang menakjubkan dari pulaupulau dan pantai-pantai yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Sangihe diprediksi akan semakin diminati wisatawan domestik maupun mancanegara. Penekanan desain pada hotel resort ini adalah arsitektur metafora yang mengambil ide-ide bentukan dari makhluk hidup di alam yang kemudian diterapkan pada denah, ornament, bentuk jendela atau pintu, bentuk atap, material dan warna. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian dan hal-hal mendasar mengenai Hotel Resort, tipe dan syarat hotel, sejarah dan perkembangan hotel, pedoman perencanaan hotel resort dan tinjauan arsitektur metaforaa. Akhirnya, seluruh hasil kajian dituangkan dalam bentuk program ruang dan konsep-konsep perancangan yang diaplikasikan ke dalam desain yang dipresentasikan ke dalam bentuk gambar-gambar arsitektur.Kata Kunci : Metafora , Hotel, Tahuna, Resort.
TRANSIT HOUSE DENGAN PENDEKATAN SUSTAINABLE ARCHITECTURE Runtuwene, Maria; Kindangen, Jefrey I.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Manado adalah salah satu kota yang sedang berkembang dalam berbagai bidang. Sejalan dengan hal itu, suatu kota berkembang tidak akan pernah lepas dari anak jalanan dan juga gelandangan atau tunawisma. Manado yang dewasa ini mengusung suatu program untuk menjadikan pariwisata sebagai sebuah ikon kota, haruslah memiliki suatu tatanan kota yang minim akan objek-objek yang dapat mengganggu keindahan kota tersebut. Oleh sebab itu, dalam rangka menyukseskan program pariwisata sebagai ikon kota, maka keberadaan transit house sangatlah penting. Transit house (rumah persinggahan) dapat memperbaiki citra kawasan menjadi lebih baik secara visual, yang dapat mengangkat penilaian tata kota dari masyarakat luar akan kota itu sendiri, selain itu juga dapat membantu memberikan tempat peristirahatan yang lebih layak bagi para tunawisma. Transit house yang akan dibangun dirancang berdasarkan konsep Arsitektur Berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk membangun suatu bangunan yang mampu mempertahankan dan meningkatkan kualitas arsitektural secara fisik, yaitu dapat bertahan secara fungsi, formasi, dan teknologi, dan non fisik yaitu mampu menjaga lingkungan alam sekitar dan interaksi sosial yang terjalin antar manusia   Kata kunci : Manado, Transit House, Sustainable Arsitektur.
YOUTH CENTER DI MANADO. Arsitektur Regionalisme Gabriel Mawu; Frits O. P. Siregar; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17628

Abstract

Perkembangan Teknologi Informasi mempermudah para masyarakat untuk mengakses informasi yang dinginkan baik itu informasi dari dalam daerah kota  Manado ,dari luar daerah ataupun luar negeri. Secara tak langsung hal  ini tentunya mendorong masayarakat khusunya para remaja sebagai generasi muda untuk lebih berkreatifitas lagi dalam mengekspresikan bakat dan talenta mereka, seperti dalalm bidang seni ataupun olahraga, karena pada masa itu mereka cenderung ingin mencoba hal-hal baru dan mengembangkannya sesuai yang mereka lihat di media informasi. Karena itu dibutuhkan tempat yang mampu dijadikan pusat untuk memfasilitasi minat dan bakat para remaja di Manado secara terpadu serta aman bagi perkembangan fisik dan emosional remaja yaitu Youth Center di Manado. Adapula dampak negatif dari perkembangan teknologi dan informasi di Manado yang telah mepengaruhi gaya hidup serta sosial budaya masyarakat termasuk para remaja.  Dimana sebagian besar masyarakat lebih cenderung megesampingkan dan melupakan gaya kedaerahan yang menjadi ciri khas dari kota Manado, karena masyarakat lebih mengenal gaya dari luar negeri, baik itu gaya arsitektur maupun gaya hidup sehari-hari. Karena itu perancangan Youth Center di Manado dengan konsep Regionalisme dimaksudkan untuk mendesain bangunan Youth Center di Manado yang lebih mampu memfasilitasi semua aktifitas pemuda-pemudi untuk berekspresi di bidang seni dan olahraga masa kini dengan menghadirkan bangunan dengan teknologi serta perancangan arsitektur masa kini yang mengadopsi gaya kedaerahan lokal di Manado, dan secara tak langsung telah menghadirkan bangunan yang mampu mengekspresikan ciri khas dari kota Manado sendiri. Kata kunci : Remaja, Youth Center di Manado, Arsitektur Regionalisme 

Page 10 of 87 | Total Record : 862


Filter by Year

2012 2024


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 4 (2024): Daseng Volume 13 Nomor 4, November 2024 Vol. 13 No. 3 (2024): Daseng Volume 13 Nomor 3, Agustus 2024 Vol. 13 No. 2 (2024): Daseng Volume 13 Nomor 2, Mei 2024 Vol. 13 No. 1 (2024): DASENG Volume 13 Nomor 1, Februari 2024 Vol. 12 No. 4 (2023): DASENG Volume 12 Nomor 4, Oktober 2023 Vol. 12 No. 3 (2023): DASENG Volume 12, Nomor 3, Juli 2023 Vol. 12 No. 2 (2023): DASENG Volume 12, Nomor 2, April 2023 Vol. 12 No. 1 (2023): DASENG Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 Vol. 11 No. 2 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 2, November 2022 Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022 Vol. 10 No. 2 (2021): DASENG Volume 10, Nomor 2, November 2021 Vol. 10 No. 1 (2021): DASENG Volume 10, Nomor 1, Mei 2021 Vol. 9 No. 2 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 2, November 2020 Vol 9, No 2 (2020): Volume 9 Nomor 2, November 2020 Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020 Vol 9, No 1 (2020): Volume 9 No. 1 Mei 2020 Vol. 8 No. 2 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 2, November 2019 Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019 Vol. 7 No. 2 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 2, November 2018 Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018 Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018 Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017 Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 No.1 Mei 2017 Vol 5, No 2 (2016): Volume 5 No.2 November 2016 Vol 5, No 1 (2016): Volume 5 No.1 Mei 2016 Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 No.2 November 2015 Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015 Vol 3, No 2 (2014): Volume 3 No.2 November 2014 Vol 3, No 1 (2014): Volume 3 No.1 Mei 2014 Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013 Vol 2, No 2 (2013): Edisi Khusus TA. Volume 2 No.2 Juli 2013 Vol 2, No 1 (2013): Edisi Khusus TA. Volume 2 No.1 Mei 2013. Vol 1, No 2 (2012): Edisi Khusus TA. Buku II EKSPERIMENTAL. Volume 1 No.2 November 2012 Vol 1, No 2 (2012): Edisi Khusus TA. Buku I KONTEKSTUAL. Volume 1 No.2 November 2012 Vol 1, No 1 (2012): EDISI PERDANA Volume 1 No.1 Mei 2012 More Issue