cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Arsitektur DASENG
ISSN : 23018577     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Arsitektur DASENG adalah media informasi pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni khususnya Artikel Ilmiah bidang Arsitektur berupa Hasil Penelitian, Hasil Perancangan, Studi Kepustakaan maupun Tulisan Ilmiah.
Arjuna Subject : -
Articles 862 Documents
TERMINAL PENUMPANG ANGKUTAN LAUT DI TAHUNA. Arsitektur Neo Vernakular Jufri H. Rompas; Joseph Rengkung; Esli D. Takumansang
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i1.24038

Abstract

Kabupaten Kepulauan Sangihe merupakan salah satu Kabupaten yang sedang berkembang dalam hal ekonomi maupun lainnya. Daya tarik Kabupaten Kepulauan Sangihe akan budaya  dan pariwisata laut menjadi tujuan utama para turis datang ke kota ini. Sehingga perhubungan laut dengan fasilitas yang memadai sangat memberikan nilai tambah dalam pelayanan.  Pelabuhan ini juga bukan hanya berperan dalam hal pariwisata tetapi juga sebagai alat penyebrangan ke daerah lain, serta sebagai sarana untuk berdagang sehingga peran pelabuhan Tahuna sangat vital bagi daerah di sekitarnya, maka dari itu dengan adanya Perancangan ulang Terminal Pelabuhan Tahuna yang di rencanakan akan memberikan fasilitas yang memadai dan memenuhi standar dalam menampung segala aktifitas, dalam hal kepelabuhanan pelabuhan Tahuna juga merupakan salah satu pintu masuk menuju Kabupaten Kepulauan Sangihe dan sekitarnya yang tentunya sangat berperan untuk menunjang kelancaran transportasi antar kota dan kabupaten, selain itu Teminal Pelabuhan Tahuna juga akan dilengkapi dengan fasilitas penunjang lainnya. Dengan menggunakan pendekatan Arsitektur Neo Vernakular sehingga diharapkan mampu menghadirkan Terminal Pelabuhan dengan perpaduan budaya, fungsi dan fasilitas yang baik sehingga memberikan makna juga kenyamanan dalam penggunannya. Kata Kunci : Terminal Pelabuhan, Tahuna, Arsitektur Neo Vernakular, Sangihe, Budaya
PUSAT PENELITIAN KELAUTAN MANADO (KEJUJURAN EKSPRESI STRUKTUR SEBAGAI KEBUTUHAN BENTUK) Liem, Shelen Prisci; Tondobala, Linda
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia bagian tengah hingga timur terdaftar dalam kawasan segitiga terumbu karang atau Coral Triangle yang meliputi Sulawesi Utara sampai selatan hingga wilayah Papua. Hal ini dapat dijadikan suatu bukti bahwa Sulawesi Utara merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi laut yang kaya dan beragam. Potensi sumber daya kelautan yang dimiliki Sulawesi Utara merupakan warisan yang harus dijaga dan dilestarikan sehingga dapat memberi manfaat positif bagi lingkungan dan masyarakat. Pemanfaatan sumber daya kelautan di Sulawesi Utara tidak dapat dilakukan tanpa memahami potensi laut itu sendiri. Untuk memahami potensi laut Sulawesi Utara, dibutuhkan informasi yang aktual melalui fakta-fakta yang ditemukan. Sebuah fasilitas yang dibutuhkan Sulawesi Utara adalah sebuah wadah yang mampu memfasilitasi aktivitas penelitian oleh para ahli yang berperan sebagai pusat apresiasi, informasidanpenelitian untuk memanfaatkan dan melestarikan potensi laut yang ada di Sulawesi Utara. Menanggapi hal ini, makadirencanakanPusat Penelitian Kelautan Manado untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Perancangan Pusat Penelitian Kelautan Manadoinimenggunakan tema “Kejujuran Ekspresi Struktur sebagai Kebutuhan Bentuk”denganpendekatan “ArsitekturBiomorfik” dalamhaliniikanparisebagaiobjekpendekatantema. Lewat pemaknaan tema serta berbagai analisa aspek perancangan diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi objek rancangan.   Kata Kunci : Pusat Penelitin Kelautan, Ekspresi Struktur, Ikan Pari.
MANADO CONVENTION AND EXHIBITION CENTER. Neo Vernacular Architecture Joseph L. A. Linaldo; Octavianus H. A. Rogi; Johansen C. Mandey
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17623

Abstract

Manado Convention Exhibition Center merupakan sebuah convention dan exhibition center yang dilengkapi dengan fasilitas bagi publik yaitu sebuah tempat pemusatan pewadahan pelayanan kegiatan konvensi dan eksebisi. Dimana aktivitas sasaran khususnya peserta juga dimungkinkan dapat menikmati pameran promosi serta paket wisata yang dikemas dalam produk wisata konvensi atau disebut dengan wisata MICE (Meeting Incentive Travel Convention and Exhibition). Dunia MICE adalah dunia yang belum terjamah dengan baik di Indonesia. Padahal dunia MICE merupakan salah satu andalan pariwisata di beberapa negara maju. MICE merupakan salah satu invenstasi bisnis yang menjanjikan.            Berkaitan dengan objek bangunan yang akan dirancang, penulis merencanakan penggunaan langgam arsitektur Neo-Vernacular, yaitu penghidupan kembali elemen tradisional yang memuat bentuk dan bangunan lokal di kolaborasikan dengan arsitektur modern. Aliran Neo-Vernacularism ini menampilkan ciri khas gaya tradisional yang di kembangkan bersamaan dengan arsitektur masa modern. Neo-Vernacularism akan menyuguhkan bangunan tradisional yang sudah berevolusi sesuai dengan perkembangan zaman di era globalisasi ini, dimana penggabungan atas keduanya di terapkan dalam prinsip double coding.Kata Kunci: Convention Center, Exhibition Center, MICE, Neo-Vernacular
TERMINAL TIPE B DI TONDANO (Reciprocal Frame Architecture) Saumana, Christofel; Makarau, Vecky H.; Sondakh, Julianus A. R.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Tondano memiliki terminal regional untuk melayani transportasi umum, yaitu Terminal Tondano yang melayani transportasi dari arah timur, barat, utara, dan selatan.Terminal Tondano merupakan salah satu prasarana yang disediakan oleh pusat Kab.Minahasa yang mempunyai berbagai fungsi terutama memiliki fungsi pelayanan ekonomi daerah yang harus ditata sesuai peruntukan dan penggunaanya yang memiliki nilai keamanan dan kenyamanan. Tapi pada kenyataannya Terminal Tondano sering menyebabkan kemacetan dan kemacetan tersebut terjadi disekitar ruas jalan pasar Tondano baik itu dari arah keluar maupun masuknya kendaraan berupa bus maupun angkutan umum lainya serta kendaraan pribadi yang disebabkan oleh kesemrawutan parkir kendaraan yang sedang menaikkan maupun menurunkan penumpang dan hal ini terbukti bahwa selama ini kemacetan yang sering terjadi sangat mengganggu aktivitas dan fungsi dari terminal itu sendiri. Selain itu kumuhnya kawasan Terminal Tondano disebabkan oleh kurang teraturnya tempat-tempat perdagangan yang terdapat di dalam terminal sehingga sirkulasi parkir kendaraan berupa bus di dalam terminal itu sendiri tidak teratur dan penyediaan sarana prasarana berupa tempat istirahat penumpang dan toilet yang sangat buruk.Karena itu penulis merencanakan untuk mendesain ulang Terminal Tonadano dengan lokasi baru yang sudah ditentukan oleh pemerintah setempat, dan meningkatkan fasilitas Terminal Tondano sehingga dapat memenuhi kebutuhan transportasimasyarakat di sekitarnya, dengan perencanaan transformasi tema reciprocal frame architecture. Kata Kunci : Tondano, Terminal tipe B, Reciprocal frame architecture
PLANETARIUM DAN OBSERVATORIUM DI MANADO. “ KONSEPSI TATA SURYA DALAM GUBAHAN BENTUK DAN RUANG ARSITEKTURAL ” Estherlita, Kawinda T.; Gosal, Pierre H.; Karongkong, Hendriek H.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 No.1 Mei 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Planetarium dan Observatorium berperan penting dalam tingkat kemajuan ilmu pengetahuan di bidang astronomi. Planetarium merupakan tempat memperagakan simulasi pergerakan susunan bintang dan benda-benda langit. Sementara itu Observatorium adalah  tempat yang dilengkapi perlengkapan untuk melihat dan mengamati langit. Kedua objek ini dapat menjadi suatu tujuan wisata rekreasi dan bersifat edukatif. Dalam penerapannya pada desain, suatu konsep tata surya memperhatikan teori pembentukan yang ada pada tata surya, konsep sirkulasi, massa bangunan, tekstur, warna, simpangan dan ukuran dari bentuk yang mengilhami suatu konsep. Minat akan astronomi di kota Manado semakin pesat dan berkembang tapi tidak diimbangi pengatahuan dan fasilitas yang mendukung perkembangan astronomi di daerah ini. Dengan hadirnya Planetarium dan observatorium ini dapat menjadi ikon yang berperan besar dalam merangsang peningkatan sektor pariwisata daerah Manado dan sekitarnya serta menjadi daya tarik masyarakat dalam melepas kepenatan terhadap aktivitas sehari-hari. Kata Kunci : Planetarium, Observatorium, Tata Surya
PENDEKATAN ECO ARCHITECTURE PADA PERANCANGAN BOTANICAL GARDEN CENTER DI TOMOHON Inkan R. Manginsihi; Veronica A. Kumurur; Aristotulus E. Tungka
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 8 No. 2 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 2, November 2019
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v8i2.25052

Abstract

Eco Architecture berbicara tentang ekosistem, tentang lingkungan yang artinya kehidupan mahkluk hidup. Kita harus memperhatikan prinsip prinsip alaminya seperti tidak membuat kegiatan yang dapat merusak lingkungan, membuat instalasi pengolahan air limbah agar sisa sisa air limbah tidak menyebar yang mengakibatkan kerusakan lingkungan, dll. Eco Architecture menggabungkan unsur unsur alam alami yang dapat membuat kenyamanan, ketenangan secara langsung kepada para pengunjung.Eco Architecture menonjolkan arsitektur yang berkualitas tinggi meskipun kualitas di bidang arsitektur sulit diukur dan ditentukan. Tak ada garis batas yang jelas antara arsitektur yang bermutu tinggi dan arsitektur yang biasa saja. Fenomena yang ada adalah kualitas arsitektur yang hanya memperhatikan bentuk dan konstruksi gedung dan cenderung kurang memperhatikan kualitas hidup dan keinginan pemakainya, padahal mereka adalah tokoh utama yang jelas.Dalam pandangan Eco Architecture gedung dianggap sebagai makhluk atau organik. Yang berarti bahwa bidang batasan antara bagian luar dan dalam gedung tersebut, yaitu dinding, lantai, dan atap dapat dimengerti sebagai kulit ketiga manusia (kulit manusia sendiri dan pakaian sebagai kulit pertama dan ke dua). Dan harus melakukan fungsi pokok yaitu bernapas, menguap, menyerap, melindungi, menyekat, dan mengatur (udara, kelembaban, kepanasan, kebisingan, kecelakaan, dan sebagainya). Oleh karena itu sangat penting untuk mengatur sistem hubungan yang dinamis antara bagian dalam dan luar gedung. Dan Eco Architecture senantiasa menuntut agar arsitek (perencana) dan penguna gedung berada dalam satu landasan yang jelas. Kata Kunci : Eco Architecture
MANADO OFFICE TOWER. Zero Energy Building Claudio A. A. Laatung; Pierre H. Gosal; Hendriek H. Karongkong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17258

Abstract

Perkembangan zaman yang pesat membuat jumlah populasi manusia semakin meningkat dengan gaya hidup yang dituntut serba cepat sehingga membuat perkembangan pembangunan yang diiringi dengan kemajuan teknologi yang semakin tinggi juga ikut meningkat. Semakin terbatasnya lahan pembangunan akibat pembangunan yang semakin banyak, semakin meningkatnya kebutuhan akan bangunan, keterbatasan sumber energi khususnya sumber energi tak terbarukan (Unrenewable Energy) atau krisis energi dunia serta timbulnya permasalahan lingkungan akibat penggunaan energi dalam bangunan merupakan dampak negatif yang ditimbulkan oleh sektor bangunan akibat perkembangan zaman yang semakin tinggi. Permasalahan di atas juga berdampak di kota Manado sehingga diangkatlah sebuah judul untuk Tugas Akhir Perancangan Arsitektur yaitu Manado Office Tower dengan tema Zero-Energy Building (ZEB) dan menggunakan pendekatan Bangunan Pintar (Smart Building). Perancangan ini dibutuhkan sebagai tanggapan terhadap permasalahan di atas karena perancangan Manado Office Tower tidak membutuhkan lahan yang besar karena dibangun secara vertikal dengan implementasi tema ZEB yang dalam penerapannya membuat bangunan menjadi dapat menghasilkan energinya sendiri dengan memanfaatkan alam sekitar sebagai sumbernya serta pendekatan perancangan Smart Building yang dapat menunjang aktivitas pengguna yang dituntut serba cepat dengan bantuan sistem komputer.Kata Kunci : Energi, Teknologi, Kantor, ZEB, Smart Building.
PUSAT PENELITIAN PENGEMBANGAN TANAMAN PADI DI DOLODUO, KEC. DUMOGA BARAT (Triple Zero Sebagai Pendekatan Desain) Hassan, Rizky P.; Sangkertadi, Prof.; Waani, Juddy O.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 No.2 November 2015
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Saat ini Dumoga Barat yang ibukotanya Doloduo merupakan salah satu daerah di Kabupaten Bolaang Mongondow, yang menjadi kawasan andalan di Provinsi Sulawesi Utara sebagai sentra penghasil beras, sehingga memiliki peran yang penting dalam upaya pemenuhan pangan masyarakat, teruma dengan hasil pertanian berupa beras yang dapat diunggulkan. Namun beberapa tahun terakhir hasil capaian Tanaman Padi ini menurun. Hal ini diduga karena menurunnya produktivitas lahan (kesuburan lahan), teknologi usahatani padi belum optimal, pengelolaan tanaman tidak intensif, dan terjadinya perubahan iklim yang menyebabkan berkembangnya hama dan penyakit tanaman. Pusat Penelitian adalah suatu tempat kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk proses mengembangkan tumbuhan.dimana penelitian tersebut dapat meningkatkan kualitas padi menjadi baik tentunya. Dalam hal ini sebagai jembatan dalam merancang objek arsitektural ini “Triple Zero” dianggap cocok menjadi tema perancangan yang dilakukan untuk mencapai suatu objek atau wadah yang ramah lingkungan, sehingga dengan adanya rancangan Pusat Penelitian ini diharapkan dapat mengurangi masalah-masalah yang terjadi di daerah tersebut dalam mengurangi tingkat emisi dan penyakit tanaman, sarana dan prasarana yang ada. Selain itu Triple Zero memiliki karakteristik sendiri yang dapat diterjemahkan dalam bahasa dan rancangan Arsitektur. Kata Kunci : Doloduo, Pusat Penelitian, Tanaman Padi, Triple Zero, Arsitektur
TAMAN SATWA GUNUNG TUMPA. Eco Architecture Rayana S. Sondakh; Jefrey I. Kindangen; Cynthia E. V. Wuisang
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.20033

Abstract

Alam merupakan rumah bagi semua makhluk hidup. Alam yang asri dan terjaga dapat mendukung kualitas hidup. Sulawesi Utara memiliki kekayaan alam yang melimpah. Potensi yang ada dapat di arahkan untuk  menjadi hal yang positif, seperti pemeliharaan lingkungan dan perlindungan satwa endemik, dalam hal ini satwa endemik Sulawesi. Sekaligus masyarakat akan mendapatkan informasi tentang satwa-satwa yang ada. Dibutuhkan tempat sekaligus wadah untuk pemeliharaan dan perlindungan yang dapat mengenalkan satwa endemik Sulawesi kepada masyarakat yang juga dapat memiliki fasilitas yang memadai sehingga dapat menjadi tempat wisata.Penerapan tema pada perancangan adalah konsep berwawasan Eco-Architecture. Dalam penerapannya diharapkan arsitek tidak akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, melainkan dapat menyatu dengan lingkungan dan memberikan respon positif terhadap lingkungan sekitar. Dengan tema ini, arsitek di harapkan dapat mempengaruhi manusia untuk tidak merusak alam melainkan menjaga dan melestarikannya. Kata Kunci : Taman, Satwa, Eco-Architecture
TAMAN BUDAYA DI JAILOLO - Simbol Budaya sebagai Fungsi Arsitektur Awa, Claudia Verona; Kumurur, Veronica A.
Jurnal Arsitektur DASENG Vol 1, No 2 (2012): Edisi Khusus TA. Buku I KONTEKSTUAL. Volume 1 No.2 November 2012
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

TAMAN BUDAYA DI JAILOLO (SIMBOL BUDAYA SEBAGAI FUNGSI ARSITEKTUR) Claudia Verona Awa[1] Veronica A. Kumurur[2]   ABSTRAK Indonesia  merupakan  negara yang memiliki beragam budaya serta tradisi yang berasal dari beragam suku yang tersebar di seluruh pulau Indonesia. Budaya merupakan identitas jati diri setiap suku di Indonesia. Kebudayaan adalah hasil aktivitas manusia dan mencerminkan keberadaan manusia sebagai makhluk beradab. Hasil kebudayaan biasanya selalu berkaitan dengan bentuk-bentuk seni yakni pada musik, tari-tarian, lagu, rumah adat, bahasa, pakaian dan lain sebagainya. Jailolo sebagai ibukota Kabupaten Halmahera Barat, propinsi Maluku Utara merupakan daerah yang kaya akan potensi seni dan budaya sehingga menjadikan daerah ini sebagai daerah tujuan wisata. Tetapi masih kurangnya pengetahuan dan informasi akan kebudayaan  baik pada masyarakat Halmahera Barat maupun para wisatawan. Serta masih kurangnya kesadaran dari pemerintah maupun masyarakat terhadap pentingya menjaga dan melestarikan kebudayaan sebagai identitas daerah yang dapat dikenali dunia. Kehadiran suatu objek yaitu Taman Budaya diharapkan dapat menampung berbagai aktivitas kesenian dan kebudayaan dalam satu wadah seperti belajar (mendapatkan informasi) dan berkreasi sambil menikmati hasil budaya yakni pertunjukan/pagelaran,pameran  serta dapat menikmati keindahan taman. Fasilitas yang disediakan  yaitu  teater tertutup, teater terbuka, galeri seni, tenant seni, sanggar seni, perpustakaan, mess seniman serta restoran. Pendekatan tema yaitu Simbol Budaya sebagai Fungsi Arsitektur. Konsep ini menerapkan teori semiotika yakni pemisahan antara signifiers (tanda) dan signified (penanda). Hasil budaya yang disimbolkan dengan aplikasi arsitektur. Kata kunci: Budaya, Jailolo, Taman Budaya, Simbol. [1]Mahasiswa PS 1 Arsitektur UNSRAT [2]Staf Dosen Pengajar Arsitektur UNSRAT

Page 5 of 87 | Total Record : 862


Filter by Year

2012 2024


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 4 (2024): Daseng Volume 13 Nomor 4, November 2024 Vol. 13 No. 3 (2024): Daseng Volume 13 Nomor 3, Agustus 2024 Vol. 13 No. 2 (2024): Daseng Volume 13 Nomor 2, Mei 2024 Vol. 13 No. 1 (2024): DASENG Volume 13 Nomor 1, Februari 2024 Vol. 12 No. 4 (2023): DASENG Volume 12 Nomor 4, Oktober 2023 Vol. 12 No. 3 (2023): DASENG Volume 12, Nomor 3, Juli 2023 Vol. 12 No. 2 (2023): DASENG Volume 12, Nomor 2, April 2023 Vol. 12 No. 1 (2023): DASENG Volume 12, Nomor 1, Januari 2023 Vol. 11 No. 2 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 2, November 2022 Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022 Vol. 10 No. 2 (2021): DASENG Volume 10, Nomor 2, November 2021 Vol. 10 No. 1 (2021): DASENG Volume 10, Nomor 1, Mei 2021 Vol. 9 No. 2 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 2, November 2020 Vol 9, No 2 (2020): Volume 9 Nomor 2, November 2020 Vol. 9 No. 1 (2020): DASENG Volume 9, Nomor 1, Mei 2020 Vol 9, No 1 (2020): Volume 9 No. 1 Mei 2020 Vol. 8 No. 2 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 2, November 2019 Vol. 8 No. 1 (2019): DASENG Volume 8, Nomor 1, Mei 2019 Vol. 7 No. 2 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 2, November 2018 Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 1, Mei 2018 Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018 Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017 Vol 6, No 1 (2017): Volume 6 No.1 Mei 2017 Vol 5, No 2 (2016): Volume 5 No.2 November 2016 Vol 5, No 1 (2016): Volume 5 No.1 Mei 2016 Vol 4, No 2 (2015): Volume 4 No.2 November 2015 Vol 4, No 1 (2015): Volume 4 No.1 Mei 2015 Vol 3, No 2 (2014): Volume 3 No.2 November 2014 Vol 3, No 1 (2014): Volume 3 No.1 Mei 2014 Vol 2, No 3 (2013): Volume 2 No.3 November 2013 Vol 2, No 2 (2013): Edisi Khusus TA. Volume 2 No.2 Juli 2013 Vol 2, No 1 (2013): Edisi Khusus TA. Volume 2 No.1 Mei 2013. Vol 1, No 2 (2012): Edisi Khusus TA. Buku II EKSPERIMENTAL. Volume 1 No.2 November 2012 Vol 1, No 2 (2012): Edisi Khusus TA. Buku I KONTEKSTUAL. Volume 1 No.2 November 2012 Vol 1, No 1 (2012): EDISI PERDANA Volume 1 No.1 Mei 2012 More Issue