cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
MEDIA MATRASAIN
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 253 Documents
PANAS DAN KENYAMANAN IKLIM MIKRO AKIBAT SIFAT BAHAN PERKERASAN PELAPIS PERMUKAAN RUANG LUAR DI DAERAH BERIKLIM TROPIS LEMBAB (Heat and Comfort of Micro Climate due to Thermal Properties of Hard Materials of Ground Surface in Humid Tropics Environment) Sangkertadi, Prof.; Syafriny, Reny
MEDIA MATRASAIN Vol 10, No 1 (2013)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Architect or urban designer’s major task is to create the best possible outdoor environment to the people’s activities. Environmental-friendly technology appreciation in the context of urban architecture may be interpreted as the application of materials covering buildings envelop and ground surface. Soft and hard materials covering park space, roofing and envelop wall, play important role determining convective and radiant temperature of its environment. Outdoor thermal comfort that influenced by ambiance temperature, is therefore depends on utilization of surface material.This paper contains the intention of thermal performance of outdoor environment in a tropical and humid environment with a case of the city of Manado, Indonesia. One hour steps of temperature measurement at the surface of hard materials for ground covering (asphalt and concrete block) without solar shading in a hot season were done. Air temperature of outdoor space was also recorded. This is to know the effect of using different types of materials on outdoor environment. Some of calculations were also realized in order to make comparison with the results from measurement and to know the quantity of outdoor comfort level of the environment. This study recommend of principles of thermal properties of materials for ground covering of a tropical environment.
IMPLEMENTASI TEORI RENAISSANCE PADA BANGUNAN KOMERSIAL DI KOTA MANADO Bawembang, Fransisca J.; Makainas, Indradjaja
MEDIA MATRASAIN Vol 10, No 3 (2013)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teori Arsitektur terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Teori Renaissance memiliki ciri dan karakteristik tersendiri yang berasal dari paham Arsitektur Pra-Modern Eropa yang sudah dimodernisasi sehingga menjadikan bentukan dan gaya Arsitektur Renaissance sebagai salah satu konsep perancangan yang megah karena hanya bagian dari Arsitektur Pra-Modern dan menjadikannya sebagai bagian dari Arsitektur Modern. Namun, karena ada berberapa unsur yang diambil dari Arsitektur Pra-Modern, maka walaupun sudah dimodernisasi, teori zaman Renaissance tetaplah menjadi teori yang terbatas pada Klasikisme.Teori Renaissance disebut sebagai harmoni di dunia karena aspek rasio dan keindahan klasikal di dalamnya. Simetris dan konstruktif didalam arsitektur zaman Renaissance membuktikan bahwa zaman dimana Renaissance itu lahir merupakan kelahiran kembali budaya-budaya klasik yang mempengaruhi intelektualitas di zaman itu untuk bangkit, sehingga ilmu pengetahuan, ketatanegaraan, kesenian, dan keagamaan berkembang dengan baik.Penerapan konsep kolaborasi Klasikisme dan Modernisme untuk bangunan komersial di kota Manado merupakan sebuah terobosan dalam dunia perancangan properti komersial di kota Manado, mengingat kerdua teori ini sangat bertolak belakang dan sulit untuk dipadupadankan pada objek perancangan satu sama lain.Perancangan bangunan komersial yang bergaya Renaissance merupakan tujuan dari konsep perpaduan teori Klasikisme yang diterapkan pada properti yang cenderung bergaya Kontemporer-Modern. Prinsip perancangan yang rumit dan memiliki tingkat kesulitan tinggi merupakan tantangan bagi para perancang untuk bisa berinovasi dengan teori dan objek perancangan yang ada, sehingga dalam kajian ini mampu menghadirkan Implementasi Teori Renaissance Pada Bangunan Komersial yang dimaksud.Kata kunci: Teori Renaissance, Bangunan Komersial
PETA KEBENCANAAN : URGENSI DAN MANFAATNYA Rogi, Octavianus Hendrik Alexander
MEDIA MATRASAIN Vol 14, No 3 (2017)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bencana alam merupakan suatu hal yang sering menjadi momok bagi suatu kota atau kawasan. Bencana banjir bandang di Kota Manado pada tahun 2014 adalah contoh kasus dengan jumlah kerugian yang terbilang besar. Mitigasi resiko kerugian akibat kejadian bencana adalah suatu kebijakan yang tidak dapat diabaikan dan harus dikedepankan dalam setiap strategi pengembangan wilayah suatu kota. Upaya mitigasi bencana secara komprehensif seyogyanya berangkat dari suatu kajian resiko kebencanaan yang secara substansial akan bertumpu pada langkah awal dalam wujud penyiapan basis data kebencanaan berbentuk peta-peta kebencanaan. Dalam garis besar, peta kebencanaan yang harusnya menjadi dasar pengembangan strategi mitigasi bencana untuk tipe bencana tertentu adalah peta resiko bencana yang merupakan produk sintesis dari peta-peta kebencanaan lainnya yang mencakup peta ancaman (hazard map), peta kerentanan (vulnerability map) dan peta kapasitas (capacity map). Untuk menjamin terselenggaranya upaya penanggulangan bencana, khususnya mitigasi resiko bencana, eksistensi keberadaan atau pengadaan peta-peta kebencanaan seharusnya menjadi hal yang prioritas terutama bagi otoritas pemerintahan suatu kota.
EKSPLORASI TERHADAP ARSITEKTUR DEKONSTRUKSI Mantiri, Hyginus J.; Makainas, Indradjaja
MEDIA MATRASAIN Vol 8, No 2 (2011)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKDekonstruktivisme dalam arsitektur telah menjadi suatu fenomena yang berpengaruh dalam perkembangan perancangan sejak awal kemunculannya pada dekade 1980-an. Dekonstruksi adalah suatu pendekatan terhadap perancangan bangunan dengan mencoba melihat arsitektur dari segi fragmentasi (potongan), manipulasi permukaan struktur dan façade, serta olahan bentuk-bentuk non-rectilinear. Dalam arsitektur kontemporer, strategi perancangan dengan menggunakan prinsip dekonstruksi telah melahirkan bangunan-bangunan luar biasa dengan bentukan dan gubahan massa yang tidak teratur, terdistorsi, abstrak dan bahkan antigravitasi. Arsitek-arsitek yang populer dengan sebutan ‘the seven architects’ (Bernard Tschumi, Peter Eisenman, Frank Gehry, Rem Koolhaas, Zaha Hadid, Daniel Libeskind dan Coop Himmelblau) menjadi tokoh-tokoh terkemuka dibalik kesuksesan dekonstruksi dalam membangun suatu citra baru terhadap arsitektur. Kaidah-kaidah tradisional dalam arsitektur klasik maupun modern yang selama bertahun-tahun dan bahkan berabad-abad diyakini dan dijadikan sebagai dasar bagi perancangan ditentang secara radikal dan konseptual melalui eksplorasi dan olah kreativitas dalam desain. Segera setelah kemunculannya, dekonstruksi menjadi aliran baru yang menggantikan gaya Internasional (International Style) yang sebelumnya mendominasi karakter desain bangunan. Pengaruh filosofi dekonstruksi yang diperkenalkan oleh Jacques Derrida serta konstruktivisme yang berkembang di Rusia pada awal abad ke-20 melahirkan dua aliran utama dalam arsitektur dekonstruksi yang dikenal sebagai dekonstruksi derridean dan dekonstruksi nonderridean. Dalam karya ilmiah ini pemahaman terhadap arsitektur dekonstruksi diterangkan melalui eksplorasi preseden-preseden arsitektural yang terkait secara teoritis sebagai manifestasi strategi dekonstruksi dalam transformasi desain.Kata kunci : dekonstruktivisme, dekonstruksi derridean, dekonstruksi non-derridean
IDENTIFIKASI ELEMEN FISIK KEBUDAYAAN KRATON SEBAGAI PEMBENTUK RUANG LANSKAP BUDAYA KOTA CIREBON Rosmalia, Dini
MEDIA MATRASAIN Vol 12, No 3 (2015)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lanskap budaya perkotaan merupakan suatu bentuk bentangan alam yang unik dan bersejarah, sertabernilai heritage. Menjaga warisan ini, berarti menjaga kelangsungan warisan untuk generasi mendatang.Lanskap budaya perkotaan merupakan topik yang dianggap penting pada akhir dekade ini, karena kotasebagai bukti dari intervensi manusia, melalui budayanya, terhadap bentangan alam. Selain itu kota jugamerupakan bentuk fisik dari peradaban manusia yang paling maju. Salah satu bentuk lanskap budayaperkotaan di Indonesia yang memiliki keunikan yang khas dan bersejarah, yaitu Kota Cirebon. Keunikanlanskap Kota Cirebon dapat terlihat dari elemen fisik kebudayaan kraton-kraton Cirebon yang tersebar diKota Cirebon. Elemen-elemen fisik ini merupakan warisan Kerajaan Cerbon dari masa Syekh SyarifHidayatullah yang hingga saat ini masih aktif digunakan sebagai tempat ritual kebudayaan masyarakatCirebon. Elemen fisik tersebut terbagi dalam empat bentuk yaitu artefak, badan air, vegetasi, dan kawasan,yang tersebar di seluruh pelosok Kota Cirebon, sehingga berpotensi membentuk identitas kota. Akan tetapipotensi yang bernilai heritage ini ternyata kurang disadari oleh Pemerintah Kota Cirebon. Hal ini terlihatdari ‘Rencana Tata Ruang Kota Cirebon’ yang kurang mengakomodasi potensi tersebut. Untuk itu makalahini, bertujuan mengidentifikasi elemen fisik Kraton yang ada di Kota Cirebon, dan mengungkapkanbagaimana elemen tersebut sebagai pembentuk ruang lanskap budaya Kota Cirebon. Metode penyajianmakalah berupa deskripsi kualitatif, dengan teknik analisis data menggunakan metode interpretasi. Darihasil penelitian terungkap bahwa persebaran kramat, yang merupakan elemen fisik kraton, rata-rata beradadi wilayah pesisir. Pada umumnya, kramat-kramat tersebut berupa bangunan masjid dan makam yangmemiliki keterkaitan yang kuat dengan sejarah keberadaan Kerajaan Cerbon dari masa Syekh SyarifHidayatullah.Kata kunci : elemen fisik kraton, Kraton-kraton Cirebon, lanskap budaya kota
BIOSTRUKTUR DALAM ARSITEKTUR Kapugu, Rima; Waani, Judy O.
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 3 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Arsitektur adalah perpaduan antara seni dan teknik merancang bangunan. Dalam arsitektur dikenal proses desain yang disebut analogi. Analogi terdiri dari dua yaitu analogi organik dan analogi biomorfik. Pada biomorfik dikembangkan menjadi  biostruktur. Berbagai imajinasi dan unsur dapat diterapkan didalamnya. Dari alam manusia belajar banyak tentang prinsip dan motif alam. Biomorfik merupakan arsitektur yang menerapkan prinsip alam kedalam karya arsitektur. Sistem struktur dan motif alam mulai diterapkan dalam arsitektur. Biostruktur merupakan sistem struktur pada alam yang pengaplikasiannya terdapat pada bangunan. Perkembangan teknologi yang semakin berkembang pun menunjang dalam proses berkarya, sehingga motif-motif alam dengan sistem struktur yang unik diterapkan dalam arsitektur. Kata kunci: arsitektur, biomorfik, biostruktur.
PENYULUHAN UNTUK PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG DAN PERMUKIMAN DI KELURAHAN WINANGUN II, LINGKUNGAN 2, MANADO Waani, Judy O.; Karongkong, Hendriek H.
MEDIA MATRASAIN Vol 13, No 3 (2016)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan IPTEKS bagi Masyarakat (IbM) ini berjudul Penyuluhan untuk Penanggulangan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Permukiman Kelurahan Winangun Dua Lingkungan 2 Kota Manado Sulawesi Utara. Tujuan IbM yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya kebakaran yang bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Tujuan lain yaitu untuk melibatkan masyarakat bagaimana mengantisipasi atau menanggulang bahaya kebakaran yang bisa terjadi pada bangunan gedung dan permukiman mereka. Produk lain dari kegiatan ini yaitu menghasikan tulisan ilmiah terkait dengan Sistem Penanggulangan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Permukiman baik dari aspek fisiknya juga pada aspek manusianya. Kegiatan IbM ini dilakukan dengan tiga cara yaitu pendampingan, penyuluhan dan praktek lapangan. Kegiatan ini juga menggunakan nara sumber yang ahli pada bidangnya selain secara teori diberikan oleh dosen yang berasal dari Arsitektur sendiri.  Pertumbuhan bangunan berlantai banyak semakin marak di kota-kota besar maupun kota menengah. Kondisi ini bisa dipahami karena bertambahnya penduduk tapi jumlah luasan lahan/tanah tetap. Fenomena tentang pertumbuhan bangunan berlantai banyak, juga terlihat di Kota Manado. Salah satu bahaya yang perlu diantisipasi pada bangunan vertikal dan horizontal adalah kebakaran bangunan. Proteksi kebakaran terhadap bangunan memang dimulai dari perencanaan sampai pada perancangan bangunan. Tujuan perencanaan dan perancangan, terkait dengan keselamatan bangunan untuk 1) protection of life, 2) protection of building, 3) protection of contents, 4) continuity of operation
PENDEKATAN KENYAMANAN THERMAL PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL Masarrang, Fennyrian; Rengkung, Joseph
MEDIA MATRASAIN Vol 10, No 2 (2013)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas tentang kenyamanan thermal pada arsitektur tradisional yang merupakan suatu kondisi thermal yang dirasakan oleh manusia tetapi dikondisikan oleh lingkungan dan benda-benda di sekitar arsitekturnya. Pembahaan di mulai dengan melihat standar internasional mengenai kenyamanan thermal yaitu : sensasi thermal yang di alami manusia merupakan fungsi dari 4 faktor iklim yaitu: suhu udara, radiasi, kelembaban udara, kecepatan angin, serta faktor-faktor individu yang berkaitan dengan laju metabolisme tubuh, serta pakaian yang di gunakan.Adapun prinsip dari pada kenyamanan thermal sendiri adalah, teciptanya keseimbangan antara suhu tubuh manusia dengan suhu tubuh sekitarnya. Karena jika suhu tubuh manusia dengan lingkungannya memiliki perbedaan suhu yang signifikan maka akan terjadi ketidaknyamanan yang di wujudkan melalui kepanasan atau kedinginan yang di alami oleh tubuh.Namun dalam perkembangan dan penerapan pada bangunan tradisional, aspek kenyamanan termal dan kekokohan konstruksi tidak dipertimbangkan. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk memahami konsep dasar pembentukan arsitektur tradisional ini dalam aspek kenyamanan thermal. Karya tulis ini dibuat yang bertujuan untuk memberikan gambaran bagi masyarakat luas, mahasiswa dan arsitek, agar dapat memahami arti penting kenyamanan termal yang dapat diupayakan melalui arsitektur tradisional.Kata kunci : kenyamanan thermal dan arsitektur tradisional.
PERENCANAAN KOTA: KEBERLANJUTAN ETHNIC COMMUNITY BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT LOKAL Egam, Pingkan Peggy; Rengkung, Michael Moldy
MEDIA MATRASAIN Vol 11, No 3 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perencanaan kota senantiasa melibatkan berbagai elemen termasuk masyarakat lokal. Dalam kaitan dengan hal tersebut partisipasi masyarakat merupakan isu penting.Paper ini bertujuan untuk membahas peran masyarakat lokal dalam proses perencanaan kota. Paper ini bertujuan menganalisis karakteristik partisipasi masyarakat melalui aktivitas masyarakat untuk mempertahankan eksistensi masyarakat lokal.Aktivitas diidentifikasi dalam 2 kelompok yaitu aktivitas berbasis budaya yang dimplementasikan dalam aktivitas sehari-hari dalam lingkungan tetangga dan aktivitas berbasis budaya dalam sakal kelompok masyarakat lokal.Selanjutnya dianalisis melalui 3 aspek yaitu jenis aktivitas, peran dan implementasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktifitas budaya merupakan aktivitas potensial yang dapat dikembangkan dengan organisasi internal sebagai penggerak dasar. Cenderung rendahnya tingkat kesadaran masyarakat berdampak pada implementasi community participatory dalam permukiman. Dibutuhkan peningkatan hubungan masyarakat untuk penguatan internal, serta penguatan sosial-kultural untuk promosi external.Keywords: Partisipasi masyarakat, aktivitas budaya, kesadaran masyarakat, kelompok masyarakat lokal
STUDI ANALOGIS BENTUK ARSITEKTURAL DAN MUSIK BAROK Sugiarto, Roni
MEDIA MATRASAIN Vol 16, No 1 (2019)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di samping dapat melihat bentuk dan mendengar bunyi, kita dapat juga mendengar bentuk dan melihat bunyi. Ketika kita mendengar bunyi (auditory) kita pun dapat melihat ruang (spatiality).  Meski bahasa yang dipergunakan arsitektur dan musik berbeda, namun kedua bidang ini memiliki karakter berkesenian yang sama yaitu pencarian makna keindahan yang tiada akhir, untuk memenuhi kerinduan manusia akan nilai-nilai puitis yang tertanam dalam lubuk sanubarinya. Arsitektur bisa menjadi sesuatu yang sangat indah, dan bagi setiap orang keindahannya berbeda-beda karena ada „lagu‟ dalam setiap komposisi arsitektur yang dinikmati secara visual dan berdasarkan sensasi persepsi subjektif. Melalui penjelajahan imajinatif dan perseptif karya seni Barok, penelitian ini mencoba mencari analogi antara sensasi auditory (berupa nada, irama, ritme, tempo, dinamika) dengan manifestasi wujud arsitektur (bentuk, material, tekstur, struktur, hirarki, sikuens) dengan bantuan pendekatan konsep representatif dan analogis. Melalui kajian dengan penelusuran dengan membandingkan secara analogis (yang bersifat atributif) telah membuktikan adanya keterkaitan dan kesenambungan unsur bentuk antara arsitektur serta musik Barok. Sistem representasi menjadi kunci dalam menghantarkan visi arsitektur serta musik Barok yang bersifat imajinatif dan ekspresif ke dalam perwujudan bentuk atau suatu manifestasi.

Page 3 of 26 | Total Record : 253