cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Warta Ardhia : Jurnal Perhubungan Udara
ISSN : 02159066     EISSN : 25284045     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Warta Ardhia is an Air Transport Journal containing research, review related to evaluation policy and technological development with the scope of air transport, airport, aircraft, flight navigation, aviation human resources, flight safety and security. Warta Ardhia is managed by Civil Aviation Research and Development Center of Ministry of Transportation of The Republic Indonesia and published 2 (two) times a year, June and December.
Arjuna Subject : -
Articles 306 Documents
Metoda Short Takeoff Landing (Studi Kasus Prestasi Terbang Takeoff-Landing Pesawat Udara Turbo Prop CN235) Sayuti Syamsuar
WARTA ARDHIA Vol 41, No 2 (2015)
Publisher : Research and Development Agency of The Ministry of Transportation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1019.733 KB) | DOI: 10.25104/wa.v41i2.144.49-58

Abstract

Pesawat dengan kategori Short Take-Off Landing pada umumnya adalah pesawat ringan yang mempunyai berat take-off antara 20.000 lb (9.072 kg) hingga 50.000 lb (22.680 kg) dengan kemampuan melewat irintangan setinggi 50 ft (15 m) untuk jarak take-off dan landing sejauh 1.500 ft (450 m). Pengembangan pesawat dengan kategori tersebut perlu memperhatikan tiga persyaratan umum yaitu kemampuan aerodinamika yang tinggi, tenaga mesin yang besar, dan teknik pilot yang baik yang disertai dengan kekuatan struktur yang mampu menahan beban berat. Pada studi kasus ini, penulis menggunakan data prestasi terbang Short Field Landing pesawat CN235-100 (serial N-16) dengan menggunakan flap 230 pada saat pengujian performance trade-off di PT Dirgantara Indonesia pada tahun 1996. Pengujian tersebut juga termasuk uji rejected take-off atau accelerate stop distance dengan menggunakan flap 100 pada tenaga penuh dimana kemudian salah satu mesin dimatikan untuk mencapai kondisi kritis dan pilot mengurangi daya propulsi mesin lainnya untuk dapat berhenti di ujung landasan. Beberapa rekomendasi pilot diberikan pada bagian kesimpulan. [The Short Takeoff Landing Method (CN235 Turbo Prop Field Performance Test Case Study)] The aircraft category of Short Take-Off Landing, in general, including lightweight aircrafts with take-off weight between 20.000 lb (9.072 kg) and 50.000 lb (22.680 kg) and capable in exceeding 50 ft (15 m) obstacle height with only 1.500 ft (450 m) of take-off and landing distance. Thera are, at least, three general requirements that have to be considered in order to develop this category of aircraft; high aerodynamic performance, powerful engine, qualified skill of pilot, and also the strength of aircraft structure that can sustain heavy load.As for the study case, the author used the flight performance data of CN235-100 (serial N-16) Short Field Landing with 230 flap that was tested in Indonesian Aerospace Industry in 1996 for its trade-off performance. There was also rejected take-off or accelerate stop distance test with 100 flap and full throttle where one of the engine, then suddenly, shut down in order to achieve critical condition and later the power of the another engine being reduced by the pilot so that the aircraft can stop at the end of the runway. Several pilot recommendations are given in the conclusion chapter.
Kajian Pelayanan Radar Untuk Meningkatkan Control Lalu Lintas Udara Mendukung Keselamatan Penerbangan Endang Dwi Agustini
WARTA ARDHIA Vol 33, No 1 (2007)
Publisher : Research and Development Agency of The Ministry of Transportation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6045.024 KB) | DOI: 10.25104/wa.v33i1.39.31-49

Abstract

Bandara Internasional Minangkabau yang jauh berbeda dari Bandara Tabing terutama dari segi fasilitas teknologi terhadap peningkatan dalam pengoperasian lalu lintas udara yaitu, terpasangnya alat bantu pendaratan yang modern (Instrument Landing System/ ILS) posisi bandar udara menjadi sangat penting dalam mewujudkan keselamatan penerbangan mengingat bandar udara yang memberikan pemanduan pesawat udara untuk tinggal landas, terbang dan mendarat. Untuk menghasilkan kinerja yang optimal harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai sesuai dengan misi PT Angkasa Pura II sebagai pengelola BIM selalu mengutamakan keselamatan penerbangan, keamanan serta kepuasan pengguna jasa.BIM telah memiliki Sertifikat Operasi Bandara (SOB) sejak bandar udara tersebut sebelum dioperasikan dan merupakan bandar udara satu-satunya yang ber SOB sebelum dioperasikan.Pada kondisi saat ini berdasarkan data statistik jumlah penumpang dan pergerakan pesawat sangat meningkat, sedangkan fasilitas alat bantu control/radar belum terpasang, oleh sebab itu bandar udara tersebut masih menggunakan cara-cara konvensional (non radar). Untuk menjamin keselamatan penerbangan dari sisi udara fasilitas yang digunakan sudah sesuai standar mengacu pada peraturan ICAO. Sedangkan untuk mengatasi permasalahan radar di Bandara Internasional Minangkabau, maka dinas pelayanan operasi lalu lintas udara telah mengusulkan untuk pemasangan radar sebagai alat bantu control lalu lintas udara untuk mendukung keselamatan penerbangan, namun sampai saat ini belum ada realisasinya.
Analisis Kepuasan Penumpang Terhadap Pelayanan Porter (Pembawa Barang) dan Tingkat Pelayanannya di Bandara Internasional Muhammad Yusuf
WARTA ARDHIA Vol 34, No 2 (2008)
Publisher : Research and Development Agency of The Ministry of Transportation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6370.122 KB) | DOI: 10.25104/wa.v34i2.62.194-207

Abstract

Bandar Udara Soekarno Hatta merupakan pintu gerbang negara Indonesia. Hal ini dikarenakan keberadaannya yang berlokasi dekat dengan Ibu Kota Negara yaitu Kota Jakarta. Sebagai pintu gerbang, Bandara Soekarno Hatta merupakan Bandar Udara Internasional yang diharapkan dapat mencerminkan jiwa dan raga negara Indonesia yang kaya akan budaya dan memiliki pesona alam yang indah.Tetapi sayangnya, citra tersebut tidak didapatkan Bandara ini karena nilai pelayanan yang dianggap rendah oleh para pengguna jaga baik dari dalam maupun luar negeri. Saat ini terdapat berbagai macam cela yang menurunkan citra Bandara Soekarno Hatta diantaranya masih banyaknya calo yang berkeliaran, fasilitas toilet yang terkesan kotor dan bau, serta munculnya porter (pembawa barang) liar, yang kadang kala meminta uang jasa jauh lebih tinggi dari nilai resmi. Kondisi ini tentunya meresahkan pengguna jasa Bandara. Kepuasan maupun ketidak puasan pengguna jasa porter menjadi topik yang hangat dibicarakan oleh masyarakat umum, anggota DPR dan YLKI. Kepuasan pengguna jasa porter ini ditentukan pula oleh kualitas barang/jasa yang dikehendaki pelanggan, sehingga jaminan kualitas menjadi prioritas utama bagi perusahaan penyediaan jasa pelayanan porter tersebut, yang pada saat ini khususnya dijadikan sebagai tolak ukur keunggulan daya saing perusahaan.Rendahnya tingkat pelayanan Bandara Soekarno Hatta yang disebabkan perilaku porter, telah menjadi bahasan bagi anggota DPR. Tetapi, kondisinya hingga saat ini tidak juga berubah. Untuk meningkatkan citra Bandara Soekarno Hatta dan keberadaan serta pelayanan porter maka perlu suatu kajian mengenai analisa terhadap keberadaan porter (pembawa barang) dan tingkat pelayanannya terhadap penumpang di bandar udara Internasional Soekarno Hatta.
Perhitungan Panjang Landas Pacu Untuk Operasi Pesawat Udara Yati Nurhayati
WARTA ARDHIA Vol 38, No 4 (2012)
Publisher : Research and Development Agency of The Ministry of Transportation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.583 KB) | DOI: 10.25104/wa.v38i4.204.373-381

Abstract

Each aircraft produced by a factory is equipped with operating manual that contains technical data and operating conditions of the aircraft. One of the data is the basic length of runway that very much depends on the elevation and temperature as well as the slope of the airport runway. The basic length set up by the factory must be corrected. The corrected basic length will be summed up in cummulative. If the sum of the correction is bigger than 35%, the study must be done more specific.Setiap pesawat udara yang diproduksi oleh pabrik dilengkapi dengan manual pengoperasiannya, yang memuat data teknis maupun persyaratan pengoperasiannya. Data tersebut diantaranya adalah panjang landasan dasar/basic length dari landas pacu sangat dipengaruhi oleh elevasi maupun temperatur /suhu serta slope/kemiringan landas pacu di bandara. Panjang dasar yang ditemtukan oleh pabrik tersebut harus dikoreksi. Panjang dasar yang dikoreksi hasilnya dijumlahkan secara kumulatif dan bila hasil koreksinya lebih besar dari 35 % maka harus dapat dilakukan studi yang lebih spesifik lagi.
Pengaruh Perubahan Tarif Terhadap Jumlah Penumpang Angkutan Udara Lukiana Lukiana
WARTA ARDHIA Vol 36, No 4 (2010)
Publisher : Research and Development Agency of The Ministry of Transportation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6790.717 KB) | DOI: 10.25104/wa.v36i4.96.348-365

Abstract

Demand for transport is an indirect request (derived demand) means journey is not done solely for the trip it self but because of the needs that must be met in the course. Demand for transport is influenced by many factors directly related to transportation or not. These factors are always changing along with the dynamics of society and the passage of time. With the changes in factors, transport demand would be changing.Changes in demand will be increased or decreased depending on the nature of these factors in influencing demand. By using exponential regression will know the level of change in the number of passengers Mataram-Jakarta route. The result showed that the elasticity of transport demand for Mataram-Jakarta route is -0.04. The fast time travel is a dominant factor affecting of the air transport mode choice, followed by comfort, tariffs and no one chose the factor of safety. In case of price increase some of air would be switch to alternative mode such buses.
Perwujudan/Implementasi Konsep Interaksi Aerotropolis Berbasis Tata Ruang di Indonesia Jermanto Setia Kurniawan
WARTA ARDHIA Vol 42, No 4 (2016)
Publisher : Research and Development Agency of The Ministry of Transportation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.902 KB) | DOI: 10.25104/wa.v42i4.249.195-202

Abstract

Banyak kegiatan usaha atau jasa komersial di sekitar kawasan bandar udara menjadi dasar terbentuknya konsep/model kota bandara (airport city) yang merupakan embrio terbentuknya konsep aerotropolis. Konsep ini berkembang secara organik dan dimulai dari bandar udara itu sendiri, dimana bandar udara tak hanya sebatas sebagai pendukung kegiatan penerbangan. Lebih dari itu, ada berbagai jenis kegiatan bisnis lainnya, sehingga bandar udara dan wilayah sekitarnya merupakan kawasan komersial yang terintegrasi. Prinsip perencanaan aerotropolis meliputi struktur ruang wilayah, jarak, zonasi, tata guna lahan, peruntukan utama fungsi kawasan, penyediaan kawasan bisnis, integrasi, dan konektivitas. Dalam perencanaan aerotropolis diperlukan upaya koordinasi dengan para pihak untuk pengembangan terhadap tata guna lahan di sekitar bandar udara. Pendekatan konsep yang ditawarkan sebagai implementasi pengembangan aerotropolis adalah menyelaraskan konsep Aerotropolis ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Daerah; mengusulkan regulasi pendukung dari Pemerintah Daerah ke Pemerintah Pusat dalam bentuk Peraturan Presiden mengenai Pengembangan Kawasan Aerotropolis sebagai payung hukumnya; membentuk Badan Hukum Pengelola Kawasan Aerotropolis dalam rangka pelayanan satu pintu manajemen bersama-sama dengan para pemangku kepentingan. [Implementation of Aerotropolis Interaction Concept Based Spatial in Indonesia] Many business activities or commercial services that are involved around the airport serve as the basis of the concept/model of airport city formation which is later become the embryo of the aerotropolis concept. This concept evolved organically and is started from the airport itself, where the airport is not only limited as a proponent of aviation activity. Moreover, there are various kinds of other business activities, so that the airport and the surrounding area constitute as an integrated commercial area. The principle of an aerotropolis planning includes the spatial structure, distance, zoning, land-use, area function main designation, providing business district, integration, and connectivity. The aerotropolis planning requires the coordination efforts from all stakeholders for the development of the land-use around the airport. The approach concepts that are offered as the implementation of aerotropolis development are aligning the concept of aerotropolis into the regional Spatial Plan and Detailed Spatial Plan; proposing the supporting regulations from Local Governments to Central Government in the form of Presidential Regulation as the legal aspect in regard to the development of aerotropolis region; forming the legal entity for managing aerotropolis area in order to serve the users and form the joint management together with the stakeholders.
Perkiraan Kebutuhan Depo Pengisian Avtur Pesawat Udara di Indonesia Nugraha Nugraha
WARTA ARDHIA Vol 40, No 3 (2014)
Publisher : Research and Development Agency of The Ministry of Transportation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.223 KB) | DOI: 10.25104/wa.v40i3.129.163-172

Abstract

Purpose of the implementation of this work is to make a study of the readiness and the role of the regulator, Transport Company Flight Indonesia and PT Pertamina in order Estimated Needs Filling Fuel Depots and Development Aircraft (DPPU) to Increase Efficiency of Aircraft Operation. The aim of this work is to provide policy advice on estimates and Development Needs Filling Fuel Depots Aircraft (DPPU) to Increase Efficiency of Aircraft Operation Maksud pelaksanaan pekerjaan ini adalah membuat kajian tentang kesiapan dan peran Regulator, Perusahaan Angkutan Penerbangan Indonesia serta PT Pertamina dalam rangka Perkiraan Kebutuhan dan Pembangunan Depo Pengisian BBM Pesawat Udara (DPPU) Untuk Meningkatkan Efisiensi Pengoperasian Pesawat Udara.Tujuan pelaksanaan pekerjaan ini adalah untuk memberikan masukan kebijakan tentang Perkiraan Kebutuhan Dan Pembangunan Depo Pengisian BBM Pesawat Udara (DPPU) Untuk Meningkatkan Efisiensi Pengoperasian Pesawat Udara.
Evaluasi Fasilitas Sisi Darat Bandara Sultan Thaha Jambi Sebagai Bandar Udara Internasional Lita Yarlina
WARTA ARDHIA Vol 37, No 3 (2011)
Publisher : Research and Development Agency of The Ministry of Transportation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4922.339 KB) | DOI: 10.25104/wa.v37i3.170.245-260

Abstract

Sultan Taha Syarifuddin Airport is an airport located in the province of Jambi. This airport began in April 2007 is managed by PT. Angkasa Pura II, which was previously managed by the Department of Transportation Jambi Province. PT.Angkasa Pura II (Persero) as the steering Airport, Jambi Sultan Taha Sultan Taha Airport development plan to be an international airport on 2012. Currently there are 5 air transport company which is every day in flight Sultan Taha Airport. Based on Forecast result (forecasting), the movement of aircraft on 2011 at 7.24%, 5.73% in 2012 and in 2013 5.429%. The number of passengers in 2011 rose 15.14% in 2012 rose 7.64% in 2013 rose 7.09%. While number of the cargo on 2011 rose 3%, 3% in 2012 and 2013, 3%. The analysis result of land side facilities at Sultan Taha Airport Jambi at departure are for the development of 274.31 m2 space. Need development of space for the arrivalare of 248 m2. Area of 134 m2 is adequate toilet but the toilet really badly because there are only 4 pieces of toilets currently available. Baggage claim area was not sufficient anymore the addition of 37.88 m2. Hall of arrival to the development of 311.51 m2. While fhe obstacles / problems related to building new terminal facilities of international standard can be implemented that is not related assets owned by DGCA is not handed over / transferred to PT.Angkasa Pura II (Persero) and there is still the official residence owned by DGCA.
Faktor-Faktor Yang Membedakan Pemilihan Maskapai Penerbangan Rute Yogyakarta-Jakarta Dina Yuliana
WARTA ARDHIA Vol 34, No 1 (2008)
Publisher : Research and Development Agency of The Ministry of Transportation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10311.389 KB) | DOI: 10.25104/wa.v34i1.53.37-57

Abstract

Penumpang angkutan udara dengan rute Yogukarta-Jakarta mempunyai beberapa pilihan maskapai penerbangan yang dapat dipilih antara lain Adam Air, Batavia Air, Madala Air, Garuda Indonesia dan Lion Air/Wings Air. Faktor yang mempengaruhi adalah tarif, pelayanan di darat (7 atribut) dan pelayanan di kabin (7 atribut). Tujuan penelitian ini dalah untuk mengetahui faktor-faktor yang membedakan pemilihan penerbangan. Analisis diskriminan dapat menunjukkan perbedaan dan mengklasifikasikan penumpang ke dalam grup yang diamati.Penelitian ini di Bandara Adi Sutjipto dengan menggunakan kuesioner diisi Oleh 164 responden, terdiri dari 32 responden Batavia Air, 34 responden Mandala Air, 29 responden Lion Air/Wings Air, 30 responden Adam Air dan 39 respoden Garuda Indonesia. Responden dalam penelitian ini adalah calon pemmpang pesawat yang dipilih secara acak. Responden pernah melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat yang sama paling tidak satu kali dalam jangka waktu setahun terakhir. Dengan analisis diskriminan dilakukan klasifikasi berdasarkan 4 grup maskapai penerbangan (maskapai penerbangan swasta), dan 2 grup maskapai penerbangan (Garuda Indonesia dan penerbangan swasta). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pemilihan maskapai penerbangan. Faktor yang paling membedakan pemilihan 4 grup maskapai penerbangan dalah frekuensi penerbangan pesawat. Faktor yang membedakan 2 grup maskapai penerbangan adalah layanan di dalam pesawat (koran, majalah, video dan lain-lain), frekuensi penerbangan pesawat dan tarif. Layanan di dalam pesawat dalah faktor yang paling membedakan pemilihan 2 grup maskapai penerbangan. Analisis diskriminan berdasarkan 2 grup maskapai penerbangan mampu mengklasifikasikan responden dengan tepat.
Strategi Pemasaran Jasa Angkutan Udara PT. Merpati Nusantara Airline Lukiana Lukiana; Lita Yarlina
WARTA ARDHIA Vol 38, No 3 (2012)
Publisher : Research and Development Agency of The Ministry of Transportation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (840.218 KB) | DOI: 10.25104/wa.v38i3.195.204-223

Abstract

The more competitive competition has demanded companies to defend and set up a marketing strategy that is appropriate and meet the conditions faced by PT Merpati Nusantara Airline. With the current number of airline companies, PT Merpati Nusantara Airline needs appropriate marketing strategy formulation that is able to create balance between internal and external environment. This study is conducted to figure out the strength, weakness and opportunity owned by the company as well as the challenge. Therefore, as a sample in this study, the author takes opinions from PT Merpati Nusantara Airline customers in Sultan Hasanuddin Airport Makassar. This study uses SWOT analysis approach method and strategic alternative matrix used to form strategic factors assessed to be able to describe clearly the opportunity and external threats as well as the strengths and weaknesses owned by PT Merpati Nusantara Airline. From the calculation of figure and rating, it shows that PT Merpati Nusantara Airline is located in the Quadrant II (-0.15:0.7) meaning that it faces a big market opportunity yet on the other hand it faces some problems and internal weaknesses. The focus of the strategy is conducted by minimizing internal problems, in order to get a better market opportunity.Persaingan yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk bertahan dan menciptakan suatu strategi pemasaran yang tepat, sesuai dengan kondisi yang dihadapi oleh perusahaan PT. Merpati Nusantara Airline, yang membutuhkan strategi yang tepat dan sesuai yang dapat menyeimbangkan antara lingkungan internal dengan eksternal. Manfaat kajian ini adalah untuk mengetahui kekuatan, kelemahan dan peluang yang dimiliki oleh perusahaan serta tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan penerbangan PT.Merpati Nusantara Airline. , sebagai sampel dalam pengkajian ini adalah opini penumpang maskapai Merpati yang beroperasi di Bandar Udara Sultan Hasanuddin – Makassar. Metodologi yang digunakan menggunaan pendekatan analisis SWOT dan matriks alternatif strategi dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis yang dinilai dan dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilik PT.Merpati Nusantara Airline. Dari hasil perhitungan pembobotan dan rating bahwa posisi PT. Merpati Nusantara Airline terletak pada kuadaran II (-0,15 : 0,7) yaitu menghadapi peluang pasar yang sangat besar tetapi, di lain pihak, menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Fokus strategi yang dilakukan adalah meminimalkan masalah-masalah internal, sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Page 11 of 31 | Total Record : 306