cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Ilmu Gizi Indonesia
ISSN : 2580491x     EISSN : 25987844     DOI : -
Core Subject : Health,
Ilmu Gizi Indonesia merupakan jurnal yang dikelola oleh Universitas Respati Yogyakarta. Jurnal ini menerima naskah ilmiah di bidang gizi. Jurnal ini fokus pada bidang gizi klinik, gizi masyarakat, food science, food service, dan gizi olahraga. Ilmu Gizi Indonesia terbit dua kali dalam setahun, yaitu Bulan Agustus dan Februari.
Arjuna Subject : -
Articles 138 Documents
Pengaruh penyuluhan gizi terhadap pengetahuan, sikap penyandang diabetes mellitus di Poliklinik Interna RSU Bahteramas Sulawesi Tenggara Rita Irma; Sri Wahyuningsih; Risma Sake
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 1 (2017): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.552 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v1i1.12

Abstract

Latar Belakang :  Prevalensi Diabetes Mellitus (DM) di dunia, termasuk Indonesia terus mengalami peningkatan yang drastis,. DM menimbulkan berbagai risiko komplikasi dan masalah kesehatan. Edukasi dengan penyuluhan gizi merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki pengetahuan dan sikap sebagai dasar perbaikan perilaku gizi penyandang Diabetes. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan gizi terhadap pengetahuan dan sikap penyandang DM. Metode : Penelitian menggunakan pre-eksperimental dengan rancangan the one group pretest-postest. Populasi penelitian  ini adalah penyandang DM di RSU. Bahterahmas yang berobat ke poliklinik rawat jalan  bulan Januari – Oktober 2014, sejumlah 272 orang. Subjek penelitian sejumlah 32 orang diambil menggunakan purposive sampling. Data dianalisis menggunakan Uji Paired t  dependent. Hasil : Pengetahuan sebelum penyuluhan pada 26 subjek (81,3%) dalam kategori kurang dan 6 subjek (18,7%) dalam kategori cukup. Pengetahuan pada 21 subjek (65,6%) setelah penyuluhan dalam kategori cukup dan 11 subjek (34,4%) dalam kategori kurang. Kemudian  sikap sebelum penyuluhan pada 17 subjek (53,1%) dalam kategori cukup dan 15 subjek (46,9%) dalam kategori kurang. Sikap setelah penyuluhan, sebanyak 31  subjek (96,9%) dalam kategori cukup, dan 1 subjek (3,1%) dalam kategori kurang. Hasil analisis statistik menunjukkan ada  pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan penyandang DM (p=0,000) dan ada pengaruh penyuluhan terhadap sikap penyandang DM  (p=0,001). Kesimpulan : Berdasarkan penelitian ini, saran untuk RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu  perlu adanya program pemberian edukasi (PKMRS) secara rutin dan tersedianya fasilitas maupun sarana edukasi pasien khususnya di ruang rawat jalan. Perlu pengembangan metode edukasi gizi agar pasien lebih termotivasi berkunjung dan memperbaiki perilaku gizi sesuai dengan penyakitnya. 
Konsumsi rokok dan tinggi badan orangtua sebagai faktor risiko stunting anak usia 6-24 bulan di perkotaan Siska Puspita Sari
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 1 (2017): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.21 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v1i1.6

Abstract

AbstrakLatar Belakang: Stunting adalah salah satu masalah gizi balita, menggambarkan kegagalan pertumbuhan linear yang terakumulasi sejak sebelum dan sesudah kelahiran yang diakibatkan oleh tidak tercukupinya asupan zat gizi. Batasan  stunting apabila defsit dalam panjang badan menurut umur < -2 z-skor berdasarkan rujukan baku pertumbuhan World Health Organization. Stunting dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk konsumsi rokok dan tinggi badan orang tua. Di Yogyakarta cakupan konsumsi rokok orang tua termasuk tinggi (52.1%) dan prevalensi balita stunting mencapai reaches 15.11%. Maka dari itu, dibutuhkan penelitian terkait hubungan konsumsi rokok dan tinggi badan orang tua sebagai factor risiko kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan di Kota Yogyakarta. Tujuan : Menganalisis menganalisa konsumsi rokok orang tua sebagai faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 6 – 24 bulan di Kota Yogyakarta. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan case control, dengan subjek anak usia 6-24 bulan yang terdaftar di 3 Posyandu (Umbulharjo, Tegalrejo dan Kotagede) yang masuk ke dalam kriteria inklusi. Jumlah subjek sebanyak 121 kasus dan 121 kontrol. Analisis data univariat, bivariat menggunakan Chi-square, dan multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda. Hasil  : Penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 58,68% orang tuanya merokok. Analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi rokok orang tua dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan di Yogyakarta p=0,601; OR=1,15 yang berarti bahwa konsumsi rokok orang tua akan berisiko mempunyai anak yang mengalami  stunting 1,15 kali lebih besar dibandingkan dengan anak yang orang tua tidak mengkonsumsi rokok. Hasil analisa multivariat menunjukkan setelah mengontrol tinggi badan ibu hubungan konsumsi rokok orang tua dengan kejadian stunting tidak bermakna pada anak usia 6-24 bulan di Yogyakarta (p=0,62; OR=1,15). Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor prenatal lebih dominan jika dibandingkan faktor postnatal seperti konsumsi rokok dan tinggi badan orang tua pada anak usia 6-24 bulan di Yogyakarta. Kesimpulan  : Tidak ada hubungan bermakna antara konsumsi rokok orang tua (postnatal) dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan di Kota Yogyakarta karena lebih dominan faktor prenatal. 
Hubungan obesitas dengan kejadian hiperurisemia di Puskesmas Depok III, Sleman, Yogyakarta Eus Santo Marsianus Toda; Listyana Natalia; Ari Tri Astuti
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 2 (2018): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.591 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v1i2.25

Abstract

Latar belakang: Hiperurisemia merupakan peningkatan kadar asam urat sebagai hasil akhir dari metabolisme purin dan komponen asam nukleat serta penghasil energi di dalam inti sel. Berat badan yang berlebih sering dihubungkan dengan peningkatan kadar asam urat serum serta diduga menjadi salah satu faktor risiko terjadinya hiperurisemia. Tujuan: Mengetahui hubungan antara obesitas dengan kejadian hiperurisemia di Puskesmas Depok III Sleman, Yogyakarta. Metode: Jenis penelitian adalah observasional dengan desain case control. Responden penelitian berjumlah 70 orang yang terdiri dari 35 kasus (pasien hiperurisemia) dan 35 kontrol (pasien tidak hiperurisemia). Kedua kelompok diukur status gizi menggunakan indeks antropometri IMT. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil: Sebagian besar responden yang hiperurisemia mengalami obesitas (62,2%), sedangkan sebagian responden yang tidak hiperurisemia tidak mengalami obesitas (63,6%). Pada kelompok hiperurisemia ditemukan kejadian obesitas 2,87 kali lebih besar dibandingkan kejadian obesitas pada kelompok tidak hiperurisemia (p=0,031; OR=2,87). Kesimpulan: Ada hubungan antara obesitas dengan kejadian hiperurisemia di Puskesmas Depok III Sleman, Yogyakarta.
KAJIAN SIFAT FISIK DAN SERAT PANGAN PADA GEBLEK SUBSTITUSI DAUN KELOR (Moringa oleifera) Klara Tri Meiyana; Devillya Puspita Dewi; Sri Kadaryati
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 2 (2018): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.361 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v1i2.38

Abstract

Latar Belakang : Penyakit degeneratif menduduki urutan utama sebagai penyebab kematian di Kulon Progo. Salah satu upaya pencegahan penyakit degeneratif dilakukan melalui pemberian makanan tinggi serat. Tepung daun kelor memiliki kandungan serat pangan yang tinggi. Pencampuran tepung daun kelor dalam pembuatan geblek diharapkan meningkatkan kadar serat pangan pada geblek. Namun hal ini juga dapat mempengaruhi sifat fisik geblek, sehingga perlu diketahui vasiasi substitusi yang sesuai. Tujuan: Mengetahui pengaruh variasi substitusi tepung daun kelor terhadap sifat fisik dan kadar serat pangan geblek. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah observasional. Geblek dibuat dengan empat variasi, yaitu pencampuran tepung daun kelor sebanyak 0% (A), 5% (B), 7,5% (C), 10% (D). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2017. Pembuatan geblek dan uji sifat fisik dilakukan di Laboratorium Dietetik/Gizi Universitas Respati Yogyakarta. Sifat fisik geblek diamati secara subjektif pada warna, aroma, rasa dan tekstur. Pengujian kadar serat pangan menggunakan metode enzimatis di Laboratorium Chem-mix Pratama Yogyakarta. Data disajikan secara deskriptif. Hasil : Semakin banyak pencampuran tepung daun kelor pada geblek menyebabkan warna geblek semakin hijau, aroma semakin khas daun kelor (langu), rasa semakin khas daun kelor (sepat), dan tekstur semakin kehilangan kekenyalannya. Semakin banyak tepung daun kelor menyebabkan kadar serat geblek semakin tinggi. Serat pangan tertinggi pada geblek D yaitu 14,02%. Kesimpulan : Substitusi tepung daun kelor berpegaruh  sifat fisik dan meningkatkan serat pangan geblek.
Pemberian SMS reminder efektif memperbaiki status gizi antropometri pasien hemodialisis Fery Lusviana Widiany; Yuni Afriani
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 1 (2017): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.551 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v1i1.13

Abstract

Latar Belakang: Hemodialisis pada umumnya dilakukan rutin setiap dua kali seminggu dengan waktu kurang lebih 5 jam setiap menjalani hemodialisis. Pasien yang menjalani hemodialisis rutin akan mengalami malnutrisi asupan protein yang tidak adekuat, rendahnya kadar albumin dalam darah, gangguan gastrointestinal seperti rasa mual dan muntah, serta menurunnya nafsu makan sehingga berisiko menurunkan status gizi pasien. Salah satu pelayanan gizi rawat jalan pada kasus hemodialisis adalah edukasi gizi yang dapat diberikan melalui pengiriman SMS secara rutin tiap hari kepada pasien (SMS Reminder). Tujuan: Mengetahui efektivitas pemberian SMS reminder terhadap status gizi pasien hemodialisis. Metode: Jenis penelitian kuasi eksperimental dengan melibatkan 15 responden untuk masing-masing kelompok perlakuan dan kontrol. Kriteria inklusi adalah pasien hemodialisis berusia >18 tahun, hemodialisis rutin setiap dua kali per minggu, bersedia menjadi responden, dan mengikuti prosedur penelitian. Kriteria eksklusi adalah terdapat udema anasarka dan komplikasi keganasan penyakit. Variabel bebas adalah pemberian SMS reminder, variabel terikatnya status gizi antropometri. Data dianalisis secara univariat dan analisis bivariat menggunakan uji Chi-square. Hasil: Uji Chi-square menunjukkan bahwa pemberian  SMS reminder efektif mempengaruhi status gizi antropometri pasien hemodialisis (p-value = 0,028); Nilai RR = 2,500 yang berarti bahwa responden yang memperoleh  SMS reminder memiliki kemungkinan 2,5 kali lebih besar untuk berstatus gizi baik dibandingkan yang tidak memperoleh SMS reminder. Kesimpulan: Pemberian SMS reminder efektif memperbaiki status gizi antropometri pasien hemodialisis. Pasien yang memperoleh SMS Reminder memiliki kemungkinan 2,5 kali lebih besar untuk berstatus gizi baik dibandingkan yang tidak memperoleh SMS Reminder. 
Analisis kandungan rhodamin b pada cabai merah giling di pasar tradisional di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Natalia Desy Putriningtyas; Agus Wijanarka; Ifan Ripaldy
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 1 (2017): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.118 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v1i1.8

Abstract

Latar Belakang: Cabai merah giling merupakan hasil penggilingan cabai segar dengan atau tanpa bahan pengawet. Pedagang sering menambahkan pewarna selain penambahan pengawet. Pewarna sintetis yang biasa ditambahkan dalam cabai merah giling misalnya orangered bahkan Rhodamin B. Rhodamin B ditambahkan ke cabai giling bertujuan untuk memperbaiki warna dan menutupi kekurangan karakteristik cabai yang jelek. Tujuan: Mengetahui kandungan Rhodamin B pada cabai merah giling yang dijual di pasar tradisional di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode: Jenis penelitian deskriptif analitik. Penelitian dilaksanakan bulan Februari-Mei 2016 dengan sampel sejumlah 64 cabai merah giling yang didapatkan dari delapan pasar tradisional di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang diambil 1x/minggu selama 5 minggu. Hasil: Terdapat 3 (4,68%) sampel positif mengandung zat warna Rhodamin B. Warna cabai merah yang berwarna oranye sebesar 7,81%, oranye merah sebesar 53,12%, oranye merah gelap sebesar 15,62%, merah cerah sebesar 15,62%, dan merah gelap sebesar 7,81%. Aroma menyengat cabai merah giling sebesar 95,31%, dan tidak berbau sebesar 4,68%. Kesimpulan: Terdapat kandungan zat warna Rhodamin B pada cabai merah giling yang dijual di pasar tradisional di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak (4,68%). 
Pengetahuan, dukungan keluarga, asupan natrium dan vitamin C pasien penyakit jantung koroner di Rumah Sakit dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Aprelia Dwi Jayanti; Weni Kurdanti; Siti Wahyuningsih
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 2 (2018): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.993 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v1i2.5

Abstract

Latar Belakang: Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh penyempitan arteri koroner, mulai dari terjadinya aterosklerosis (kekakuan arteri), penimbunan lemak atau plak pada dinding arteri koroner, maupun yang sudah terjadi penyumbatan oleh bekuan darah. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan kelebihan konsumsi natrium berpengaruh langsung pada tekanan darah. Vitamin C dilaporkan dapat menghambat pertumbuhan plak ateroma dan mencegah terjadinya Low Density Lipoprotein (LDL).Tujuan: Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan dukungan keluarga dengan asupan natrium dan vitamin C pada pasien penyakit jantung koroner di Poliklinik Jantung RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.Metode Penelitian: Penelitian dilaksanakan di Poliklinik Jantung RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan desain penelitian cross-sectional. Subyek penelitian adalah pasien penyakit jantung koroner rawat jalan berjumlah 138 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.  Uji statistik dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden mempunyai pengetahuan yang baik (84,4%), responden mempunyai dukungan keluarga yang baik (90,6%), responden memiliki asupan natrium baik (57,2%), responden memiliki asupan vitamin C kurang (98,6%).Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan asupan natrium dan vitamin C. Tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan asupan natrium dan vitamin C. 
Substitusi tepung daun kelor (Moringa oleifera L.) pada cookies terhadap sifat fsik, sifat organoleptik, kadar proksimat, dan kadar Fe Devillya Puspita Dewi
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 2 (2018): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.038 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v1i2.22

Abstract

Latar Belakang : Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat berlimpah, banyak tanaman yang tumbuh dan memilikinilai gizi tinggi bagi masyarakat. Kelor merupakan salah tumbuhan yang bernilai gizi tinggi yaitu kandungan protein dan besi. Upaya pemanfaatan dengan cara diversifikasi pangan melalui  subtitusi tepung daun kelor dalam pembuatan cookies. Tujuan: Mengetahui pengaruh variasi pencampuran tepung daun kelor (Moringa oleifera L.) pada cookies terhadap sifat fisik, sifat organoleptik, kadar proksimat, dan kadar fe. Metode: Jenis penelitian adalah True Experimental. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Sederhana dengan 4 pembuatan variasi kue kering substitusi tepung sorghum. Data dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis dan Mann Whitney serta uji Anova dan uji Pos Hoc Test. Uji sifat fisik dilakukan oleh peneliti, uji organoleptik dilakukan oleh 25 panelis agak terlatih, serta uji kadar proksimat dan besi di Laboratorium. Hasil : Sifat fisik cookies B adalah memiliki warna kehijauan, sedikit beraroma daun kelor, rasa manis dan teksturnya agak keras. Kadar protein tertinggi ada pada cookies D yaitu 11,95%, karbohidrat pada cookies A yaitu 62,485%, lemak pada cookies D yaitu 16,52%, kadar air pada cookies A yaitu 15,77%, kadar abu pada cookies D yaitu 3,655%, serta Fe pada cookies D yaitu 31,52 ppm.Kesimpulan : Ada pengaruh variasi pencampuran tepung daun kelor (Moringa oleifera L.) pada cookies terhadap sifat fisik, sifat organoleptik, kadar proksimat, dan kadar fe. 
Faktor sosio ekonomi demografi terhadap kejadian infeksi kecacingan pada anak Sekolah Dasar Umi Mahmudah; Paramasari Dirgahayu; Brian Wasita
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 1 (2017): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.538 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v1i1.14

Abstract

Latar belakang: Infeksi kecacingan merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Anak sekolah dasar merupakan golongan yang paling berisiko terhadap kejadian infeksi kecacingan. Infeksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi sanitasi lingkungan, perilaku personal hygiene,  serta kondisi  sosio  ekonomi demograf daerah sekitar. Kondisi sosio demograf yang berbeda di setiap wilayah mengakibatkan terjadinya infeksi kecacingan yang berbeda–beda. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan faktor sosio ekonomi demograf  terhadap  kejadian  infeksi  kecacingan  pada  anak  sekolah  dasar. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional, pada populasi anak sekolah dasar kelas 1 sampai kelas 5 dengan jumlah 92 siswa, sedangkan besar sampel penelitian berjumlah 74 siswa di SD Barengan Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali dengan teknik pengambilan sampel secara purposive. Data kecacingan pada anak diperoleh dengan pengambilan sampel feses dan diperiksa menggunakan metode  formol ether concentration di Laboratorium Parasitologi  Fakultas  Kedokteran  Universitas  Sebelas Maret.  Data  sosio  ekonomi  demograf diperoleh dengan kuisioner dengan metode wawancara. Analisis data diolah menggunakan chi square. Hasil: Prevalensi kejadian infeksi kecacingan pada anak sekolah dasar di SD Barengan Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali adalah 40,21%. Pendidikan ayah (p=0,159) dan pendidikan ibu (p=0,352) tidak berhubungan dengan kejadian infeksi kecacingan. Penghasilan ayah (p=0,330) dan penghasilan ibu (p=1,152) tidak berhubungan dengan kejadian infeksi kecacingan. Kesimpulan:  Pendidikan ayah, pendidikan ibu, penghasilan ayah dan penghasilan ibu tidak berhubungan dengan kejadian infeksi kecacingan. 
Pengaruh pemberian susu kedelai terhadap tekanan darah pasien hipertensi di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi Felia Handayani; Gunarti Yahya; Syarif Darmawan; Adhila Fayasari
Ilmu Gizi Indonesia Vol 1, No 1 (2017): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.017 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v1i1.9

Abstract

Latar belakang: Susu kedelai merupakan salah satu pangan fungsional yang mempunyai efek menurunkan tekanan darah. Hipertensi masih menjadi masalah utama di masyarakat karena berkaitan dengan resiko komplikasi penyakit kardiovaskuler.  Terdapat peningkatan angka kejadian penderita hipertensi di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi. Tujuan: Menganalisis pengaruh pemberian susu kedelai terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di RSI Jakarta Pondok Kopi. Metode : Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental dengan pretest-posttest control group design, yang melibatkan 30 subjek (15 sampel perlakuan, 15 sampel kontrol) yang memiliki tekanan darah sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg tanpa komplikasi. Kedua kelompok diberi perlakuan berupa pemberian obat hipertensi, cairan parenteral dan diet rendah natrium. Kelompok perlakuan diberikan susu kedelai sebanyak 2 x 250 cc selama 2 hari. Data asupan diukur dengan menggunakan recall 24 jam, status gizi diukur dengan konversi Indeks Massa Tubuh dan pengukuran tekanan darah menggunakan spyghmomanometer yang diukur oleh tenaga kesehatan. Analisis statistik menggunakan Independent t test dan paired t test untuk melihat efek perubahan tekanan darah kedua kelompok. Hasil : Terdapat perbedaan signifkan antara tekanan darah sebelum dan sesudah intervensi pada kedua kelompok (p<0,05), namun rata-rata tekanan darah diastolik pada perlakuan lebih besar daripada kelompok kontrol. Terdapat penurunan tekanan darah pada sampel perlakuan sistolik sebesar 15,5 mmHg dan diastolik10,6 mmHg pada kelompok perlakuan, selisih ini 2 kali lebih besar daripada selisih penurunan pada kelompok kontrol (sistolik 7,6 mmHg dan diastolik 3,5 mmHg). Kesimpulan : Pemberian susu kedelai secara signifkan dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien hipertensi. 

Page 3 of 14 | Total Record : 138