cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Ilmu Gizi Indonesia
ISSN : 2580491x     EISSN : 25987844     DOI : -
Core Subject : Health,
Ilmu Gizi Indonesia merupakan jurnal yang dikelola oleh Universitas Respati Yogyakarta. Jurnal ini menerima naskah ilmiah di bidang gizi. Jurnal ini fokus pada bidang gizi klinik, gizi masyarakat, food science, food service, dan gizi olahraga. Ilmu Gizi Indonesia terbit dua kali dalam setahun, yaitu Bulan Agustus dan Februari.
Arjuna Subject : -
Articles 138 Documents
Asupan energi, konsumsi suplemen, dan tingkat kebugaran pada atlet sepak bola semi-profesional Riski Desiplia; Eka Novita Indra; Desty Ervira Puspaningtyas
Ilmu Gizi Indonesia Vol 2, No 1 (2018): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.615 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v2i1.72

Abstract

Latar Belakang: Kebutuhan energi yang berasal dari karbohidrat, protein, dan lemak berperan untuk meningkatkan kesehatan dan stamina dalam permainan sepak bola. Aktivitas latihan pada sepak bola menyebabkan kebutuhan energi atlet mengalami peningkatan. Selain energi, atlet membutuhkan tambahan vitamin dan mineral, baik dari makanan atau dari konsumsi suplemen. Atlet sepak bola profesional memiliki pola latihan yang berbeda dengan atlet sepak bola semi-profesional yang turut berperan dalam perbedaan kebutuhan energi dan konsumsi suplemen.Tujuan: Mengetahui hubungan asupan energi dan konsumsi suplemen dengan tingkat kebugaran atlet sepak bola semi-profesional. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di Klub Guntur FC dan HW UMY pada bulan Maret hingga April 2017. Subjek penelitian ini berjumlah 33 atlet sepak bola. Data asupan energi dan konsumsi suplemen dikumpulkan dengan formulir food recall 24 jam dan kuesioner penggunaan suplemen. Tingkat kebugaran diukur dengan multistage fitness test. Perbedaan proporsi dan rata-rata tingkat kebugaran berdasarkan asupan energi dan konsumsi suplemen dianalisis menggunakan uji Chi-Square dan Independent Sample T-test. Hasil: Lebih dari 50% subjek mengonsumsi suplemen jenis vitamin C, suplemen dalam bentuk cair dengan tingkat konsumsi setiap hari. Tidak terdapat perbedaan proporsi subjek dengan tingkat kebugaran, baik pada kelompok asupan baik dan kurang baik (p=0,331). Terdapat perbedaan proporsi subjek dengan tingkat kebugaran baik pada kelompok frekuensi konsumsi suplemen sering dan selalu (p=0,013). Terdapat perbedaan rata-rata tingkat kebugaran antara kelompok frekuensi konsumsi suplemen sering dan selalu (p<0,001). Kesimpulan: Tidak ada hubungan asupan energi dengan tingkat kebugaran atlet sepak bola. Ada hubungan frekuensi konsumsi suplemen dengan tingkat kebugaran atlet sepak bola.
Kadar serat pangan, proksimat, dan energi pada mie kering substitusi tepung ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L. Poir) Revy Septa Yolanda; Devillya Puspita Dewi; Agus Wijanarka
Ilmu Gizi Indonesia Vol 2, No 1 (2018): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.957 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v2i1.82

Abstract

Latar Belakang: Ubi jalar ungu merupakan salah satu jenis pangan yang pemanfaatannya masih kurang dan merupakan bahan pangan bergizi tinggi dengan kadar serat tinggi. Penggunaan tepung ubi jalar ungu sebagai campuran tepung terigu dalam pembuatan mie kering diharapkan dapat menciptakan produk baru yang dapat diterima oleh masyarakat luas dan menambah nilai gizi. Mie ubi jalar ungu merupakan pangan olahan dalam bentuk mie yang yang disubstitusi dengan tepung ubi jalar ungu. Mie ubi jalar ungu mempunyai nilai gizi tinggi dan berpotensi sebagai pangan fungsional. Tujuan: Mengetahui pengaruh variasi pencampuran tepung ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L. Poir) pada mie kering ditinjau dari serat pangan, kadar proksimat dan energi. Metode: Jenis penelitian ini adalah experimental dengan empat variasi pencampuran tepung ubi jalar ungu yaitu 0% (A), 20% (B), 30% (C), dan 40% (D). Data kadar serat pangan, proksimat, dan energi dianalisis menggunakan uji One Way Annova dan dilanjutkan dengan uji LSD sebagai Post Hoc Test. Hasil: Kadar serat tertinggi yaitu pada mie D (14,37 % b/b), protein pada mie A (12,17% b/b), lemak pada mie A(3,67% b/b), karbohidrat pada mie D (81,99% b/b), abu  pada mie B (1,82% b/b), air pada mie A (10,34% b/b), dan energi pada mie B (409,34 kcal). Kesimpulan: Ada pengaruh variasi pencampuran tepung ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L Poir) pada mie kering terhadap kadar serat, kadar proksimat dan energi.
Pengaruh pemberian jus jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) terhadap kadar malondialdehid pada atlet sepak bola Juliana Juliana; Yuni Afriani; Inayah Inayah
Ilmu Gizi Indonesia Vol 2, No 1 (2018): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.433 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v2i1.74

Abstract

Latar Belakang: Performa atlet merupakan salah satu penentu dalam pencapaian prestasi yang dapat dilihat dari tingkat kebugaran jasmani. Latihan fisik secara teratur memberikan banyak manfaat, tetapi latihan fisik berat dapat memberikan pengaruh  negatif  pada  peningkatan  radikal bebas sehingga menyebabkan  terjadinya stres oksidatif yang berdampak pada performa atlet. Jamur tiram putih (Pluerotus ostreatus) adalah salah satu bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat gizi dan antioksidan yang dapat memperbaiki stres oksidatif dan mendukung performa atlet sepak bola. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pemberian jus jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) terhadap kadar malondialdehid (MDA) pada atlet sepak bola. Metode: Penelitian ini adalah penelitian quasi experimental dengan rancangan pre-posttest without control group. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2017–April 2018 di Lapangan Tamantirta, Klub Guntur FC, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Subjek penelitian adalah delapan atlet sepak bola dari Klub Guntur FC yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Subjek dipilih melalui purposive sampling. Pemberian 300 ml jus jamur tiram putih dilakukan selama 14 hari, atlet diukur kadar MDA sebelum dan sesudah intervensi. Pengukuran kadar MDA dilakukan dengan metode asam thiobarbiturat (TBA). Analisis data menggunakan software statistik dengan Paired T-test. Hasil: Hasil pengukuran kadar MDA pada atlet sepak bola sebelum pemberian jus jamur tiram putih dan setelah pemberian jus jamur tiram putih adalah 5,981±3,150 μmol/l dan 4,019±2,179 μmol/l. Tidak ada perbedaan signifikan pada kadar MDA atlet sepak bola antara sebelum dan sesudah pemberian jus jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) (p>0,05). Kesimpulan: Konsumsi jus jamur tiram putih tidak berpengaruh terhadap kadar MDA atlet sepak bola.
Penentuan indeks glikemiks dan beban glikemik pada cookies tepung beras merah (Oryza nivara) dan biji kecipir (Psophocarpus tetragonolobus. L) Asri Susanti; Agus Wijanarka; Angelina Swaninda Nareswara
Ilmu Gizi Indonesia Vol 2, No 1 (2018): Agustus
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.788 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v2i1.83

Abstract

Latar Belakang: Bagi penderita diabetes mellitus (DM), dengan mengetahui indeks glikemik (IG) pangan akan mempermudah penderita DM memilih jenis makanan. Faktor yang mempengaruhi IG antara lain kadar serat makanan. Bahan makanan yang mengandung serat antara lain beras merah dan biji kecipir. Tepung beras merah dan tepung biji kecipir dapat dijadikan pengganti terigu dalam pembuatan cookies. Tujuan: Menentukan nilai indeks glikemik dan nilai beban glikemik (BG) cookies tepung beras merah dan biji kecipir. Metode: Jenis penelitian yaitu quasi experimental dengan pembahasan deskriptif yaitu melihat indeks glikemik dan beban glikemik pada cookies. Cookies yang dibuat adalah cookies terigu (kontrol), cookies subsitusi tepung beras merah dan tepung biji kecipir dengan perbandingan 65%:35%. Pengambilan sampel darah dilakukan kepada 10 responden. Hasil: Cookies yang digunakan sebagai cookies uji adalah cookies perbandingan 65%:35%. Perubahan glukosa darah pada glukosa murni lebih tinggi dibanding dengan kedua cookies. Tetapi perubahan glukosa darah cookies kontrol lebih tinggi dibandingkan cookies uji. Cookies kontrol memiliki indeks glikemik 36,82 (IG rendah), sedangkan cookies uji memiliki nilai indeks glikemik lebih rendah yaitu 17,39. Nilai beban glikemik cookies kontrol dan uji dengan jumlah porsi 40 g adalah 8,6 dan 3,5. Keduanya termasuk beban glikemik rendah. Kesimpulan: Kenaikan glukosa darah pada glukosa murni lebih tinggi dibandingkan cookies kontrol dan cookies uji. Cookies dengan perbandingan pencampuran tepung beras merah dan tepung biji kecipir sebanyak 65%:35% memiliki indeks glikemik dan beban glikemik yang rendah.
Pengaruh teknik pengolahan terhadap kandungan beta-karoten pada brokoli (Brassica oleracea L.) Mario Febrianus Helan Sani; Setyowati Setyowati; Sri Kadaryati
Ilmu Gizi Indonesia Vol 2, No 2 (2019): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.646 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v2i2.108

Abstract

Latar Belakang: Beta-karoten merupakan salah satu isomer karoten yang bisa ditemukan pada sayuran berwarna hijau tua atau kuning tua (seperti wortel dan brokoli). Brokoli merupakan sayuran yang memiliki kandungan beta-karoten yang cukup tinggi, yaitu 623 IU/100 gram. Namun, proses pengolahan brokoli menjadi hidangan dapat menurunkan kandungan beta-karotennya. Tujuan: Mengetahui pengaruh teknik pengolahan terhadap kandungan beta-karoten pada brokoli. Metode: Jenis penelitian ini adalah observational di laboratorium. Penelitian ini menggunakan rancangan acak sederhana dengan dua kali pengulangan dan satu unit percobaan. Teknik pengolahan yang dilakukan adalah merebus, mengukus, dan menumis. Brokoli mentah digunakan sebagai kontrol. Penelitian dilakukan pada bulan Februari–Maret 2017. Analisis kadar beta-karoten dilakukan di Laboratorium Chem-mix Pratama Yogyakarta dengan metode spektrofotometri. Hasil: Kadar beta-karoten tertinggi terdapat pada brokoli mentah diikuti dengan brokoli yang ditumis, dikukus dan direbus. Persen penurunan kadar beta-karoten yang direbus, dikukus dan ditumis dibandingkan dengan brokoli mentah masing-masing sebesar 45,87%, 33,52% dan 22,25%. Ada penurunan kadar beta-karoten yang signifikan setelah direbus, ditumis, maupun dikukus dibandingkan dengan brokoli segar (p<0,05). Kesimpulan: Kadar beta-karoten pada brokoli mengalami penurunan setelah dilakukan pengolahan dengan cara direbus, dikukus, dan ditumis. Merebus mengakibatkan penurunan kadar betakaroten terbanyak dibandingkan dengan kedua proses lainnya.
Asupan protein dan kalsium serta aktivitas fisik pada anak usia sekolah dasar Muhammad Thonthowi Jauhari; Santoso Santoso; Sapja Anantanyu
Ilmu Gizi Indonesia Vol 2, No 2 (2019): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.356 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v2i2.86

Abstract

Latar Belakang: Salah satu karakteristik anak usia sekolah dasar adalah memiliki aktivitas fisik yang tinggi, yang diperlukan untuk meningkatkan perkembangan motorik dan kognitif mereka. Asupan makanan yang cukup, khususnya pemenuhan protein dan kalsium memainkan peranan penting dalam meningkatkan aktivitas fisik anak. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara asupan protein dan kalsium dengan aktivitas fisik anak sekolah dasar. Metode: Desain penelitian menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini melibatkan 84 anak sekolah dasar usia 9–12 tahun yang duduk di kelas V dan VI di Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah. Data asupan protein dan kalsium diperoleh dengan wawancara menggunakan form recall 2x24 jam dan data aktivitas fisik diperoleh menggunakan kuesioner Physical Activity Questionnaire for Children (PAQ-C). Analisis data menggunakan uji Chi Square dan regresi logistik berganda dengan tingkat signifikansi 95%. Hasil: Persentase aktivitas fisik anak kategori tinggi lebih banyak dibandingkan kategori aktivitas fisik rendah (masing-masing 54% dan 46%). Asupan protein kurang secara signifikan meningkatkan risiko penurunan aktivitas fisik anak sekolah sebanyak 2,623 kali dibandingkan anak dengan asupan protein cukup (95%CI=1,003–6,862; p=0,049). Kesimpulan: Asupan protein berhubungan positif dengan aktivitas fisik anak sekolah dasar.
Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Desa Panduman Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember Wiwin Barokhatul Maulidah; Ninna Rohmawati; Sulistiyani Sulistiyani
Ilmu Gizi Indonesia Vol 2, No 2 (2019): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.423 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v2i2.87

Abstract

Latar Belakang: Stunting adalah kondisi kegagalan untuk mencapai perkembangan fiik yang diukur berdasarkan tinggi badan menurut umur dengan nilai Z-score kurang dari -2 SD. Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi yang terjadi di dunia, khususnya di negara miskin dan berkembang termasuk di Indonesia. Stunting juga dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan anak yang mengindikasikan kekurangan gizi kronis. Tujuan: Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Desa Panduman, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember. Metode: Jenis penelitian ini, yaitu analitik observasional menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Desa Panduman, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember dengan sampel sebanyak 76 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Data karakteristik keluarga, data riwayat berat bayi lahir rendah (BBLR) dan riwayat penyakit infeksi kronis diperoleh melalui kuesioner. Data tingkat konsumsi energi, protein, kalsium, dan zink menggunakan food recall 2x24 jam, sedangkan data kejadian stunting pada balita dengan pengukuran TB/U diukur dengan microtoice. Hasil: Prevalensi balita stunting di Desa Panduman sebesar 51,3%. Hasil penelitian menyatakan bahwa tingkat konsumsi energi, protein, zink, kalsium, dan riwayat penyakit infeksi kronis berhubungan dengan kejadian stunting pada balita, sedangkan riwayat BBLR tidak berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Kesimpulan: terdapat hubungan antara tingkat konsumsi energi, protein, kalsium, zink, dan riwayat penyakit infeksi kronis dengan kejadian stunting pada balita.
Asupan gula sederhana sebagai faktor risiko obesitas pada siswa-siswi sekolah menengah pertama di Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan Iin Fatmawati
Ilmu Gizi Indonesia Vol 2, No 2 (2019): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.894 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v2i2.113

Abstract

Latar Belakang: Obesitas adalah keadaan peningkatan berat badan akibat adanya penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Kecenderungan terjadinya obesitas berkaitan dengan pola konsumsi makan, status sosial dan ketidakseimbangan aktivitas tubuh. Salah satu pola makan yang terkait dengan obesitas adalah tingginya asupan gula sederhana. Gula sederhana banyak terdapat di dalam makanan dan minuman yang manis. Remaja saat ini cenderung lebih senang mengonsumsi makanan dan minuman yang manis. Obesitas pada masa anak-anak dan remaja akan meningkatkan risiko obesitas pada usia dewasa. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi asupan gula sederhana sebagai faktor risiko terjadinya obesitas pada siswa-siswi sekolah menengah pertama. Metode: Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kasus kontrol. Dari hasil perhitungan sampel, subjek pada penelitian ini didapatkan sebanyak 168 siswa-siswi sekolah menengah pertama di Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan, 84 siswasiswi mengalami obesitas dan 84 siswa-siswi dengan berat badan normal. Data asupan gula sederhana diambil menggunakan SQFFQ (Semi-Quantitative Food Frequency Questionaire). Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa tingginya asupan gula sederhana memberikan kontribusi terhadap terjadinya obesitas pada siswa-siswi sekolah menengah pertama di Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan dengan nilai OR=5,7 dan p<0,001. Dengan demikian tingginya asupan gula sederhana meningkatkan risiko 5,7 kali terhadap terjadinya obesitas pada siswa-siswi sekolah menengah pertama di Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan. Kesimpulan: Tingginya asupan gula sederhana merupakan faktor risiko terjadinya obesitas pada siswa-siswi sekolah menengah pertama di Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan.
Pengaruh edukasi stunting menggunakan metode brainstorming dan audiovisual terhadap pengetahuan ibu dengan anak stunting Izka Sofiyya Wahyurin; Arfiyanti Nur Aqmarina; Hiya Alfi Rahmah; Ade Uswatun Hasanah; Christy Nataly Br Silaen
Ilmu Gizi Indonesia Vol 2, No 2 (2019): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.63 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v2i2.111

Abstract

Latar Belakang: Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh untuk mencapai pertumbuhan normal yang diakibatkan oleh status gizi kurang dalam periode waktu lama. Pencegahan serta penanganan stunting dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki anak stunting agar tidak berlanjut pada anak selanjutnya. Pemberian edukasi pada ibu dapat dilakukan menggunakan metode brainstorming dan audiovisual. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian edukasi dengan metode brainstorming dan audiovisual terhadap pengetahuan ibu tentang stunting di Desa Gununglurah, Cilongok, Kabupaten Banyumas. Metode: Desain penelitian adalah quasy experimental with time series design. Subjek penelitian terdiri dari 34 ibu yang memiliki balita stunting. Data pengetahuan ibu mengenai stunting dikumpulkan menggunakan kuesioner pretest dan posttest. Pemberian edukasi gizi mengenai stunting dilakukan dengan metode brainstorming (curah pendapat) menggunakan alat bantu leaflet. Pemberian edukasi gizi mengenai stunting dengan metode audiovisual dilakukan menggunakan film ilustrasi. Hasil: Rerata skor pengetahuan ibu pada saat pretest adalah 6,44±1,65 sedangkan skor pada saat posttest naik menjadi 7,38±1,76. Analisis statistik menggunakan uji beda Wilcoxon menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara pengetahuan ibu mengenai stunting pada waktu sebelum dan sesudah dilakukan intervensi (p=0,009). Kesimpulan: Terdapat perbedaan pengetahuan ibu yang signifikan mengenai stunting pada waktu sebelum dan sesudah pemberian edukasi gizi dengan metode brainstorming dan audiovisual. 
Pengaruh media teka-teki silang terhadap pengetahuan gizi seimbang pada anak sekolah dasar Umi Mahmudah
Ilmu Gizi Indonesia Vol 2, No 2 (2019): Februari
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.25 KB) | DOI: 10.35842/ilgi.v2i2.90

Abstract

Latar Belakang: Anak-anak sekolah dasar merupakan salah satu kelompok rawan masalah gizi, baik pada gizi kurang maupun gizi lebih. Pendidikan gizi seimbang perlu diterapkan untuk mengatasi masalah gizi tersebut. Metode pendidikan mendorong peran serta dan keterlibatan anak untuk memberikan motivasi dalam belajar. Berbagai metode pendidikan yang menarik bagi anak antara lain permainan, tebak-tebakan, diskusi kelompok, serta peragaan. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pendidikan gizi menggunakan media teka-teki silang (TTS) terhadap pengetahuan gizi seimbang pada anak sekolah dasar. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan rancangan pre-posttest with control group. Penelitian dilakukan pada anak Sekolah Dasar Negeri Donohudan I. Pengukuran pengetahuan gizi seimbang dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pretest dan posttest. Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok intervensi yang diberikan pendidikan gizi menggunakan teka-teki silang dan kelompok kontrol yang diberikan pendidikan gizi menggunakan ceramah. Pengukuran pengetahuan pretest dilakukan sebelum diberikan pendidikan gizi dan pengukuran pengetahuan posttest diberikan setelah dilakukan pendidikan gizi. Data dianalisis menggunakan Paired T-test dan Independent Sample T-test. Hasil: Terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan pendidikan gizi menggunakan media TTS dan media ceramah (p=0,010). Rerata peningkatan pengetahuan gizi menggunakan media TTS lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah pada anak sekolah dasar. Kesimpulan: Ada pengaruh pengetahuan gizi seimbang sebelum dan setelah diberikan pendidikan gizi, baik menggunakan media teka-teki silang maupun menggunakan media ceramah.

Page 5 of 14 | Total Record : 138