cover
Contact Name
Bangun IRH
Contact Email
bangunirh@arsitektur.undip.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
modulundip@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
MODUL
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 08532877     EISSN : 2598327X     DOI : -
MODUL ( ISSN-P: 0853-2877, e-ISSN: 2598-327X) is an architecture scientific journal publication in colaboration of Department of Architecture in Engineering Faculty at Diponegoro University with Indonesia Architect Association (IAI) region Central Java.
Arjuna Subject : -
Articles 213 Documents
RESILIENT DISAIN TROPIS PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Prianto, Eddy; Suyono, Bambang; Pribadi, Septana Bagus; Indraswara, Muhammad Sahid
MODUL Vol 18, No 1 (2018): MODUL vol 18 no 1 tahun 2018 (8 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.817 KB) | DOI: 10.14710/mdl.18.1.2018.33-40

Abstract

Perubahan iklim yang sangat eksrem pada decade ini sudah menjadi permasalahan global dan memberi dampak pada semua sektor kehidupan manusia. Tak terkecuali imbas pada disain arsitektur suatu bangunan hunian ataupun fungsi  bangunan  lainnya,  walau  sejak  awal  telah  didisain  dengan  konsep  “design  with  climate”.  Dengan memahami dampak parameter iklim terhadap tampilan façade bangunan merupakah salah satu langkah untuk membuktikan seberapa tangguh (resilient) disain arsitektur tropis ini.Mengamati karakter seluruh bangunan perkulihan di kampus Universitas Diponegoro  yang telah dibangun sejak tahun 1980-an, dengan style arsitektur tropis yang beragam, kami jadikan obyek pengamatan untuk hal tersebut diatas  :  Sejauh  mana  resilence  disain  tropis  nya  ?  dan  element-element  disain  apa  sajakah  yang  patut “dilestarikan” ?  Penganalisaan dilakukan terhadap  3  variabel  utama  (resiliensi, factor  iklim  dan  arsitektur bangunan pada  13 bangunan perkuliahan kampus Undip ditahun 2017 ini. Kondisi ketangguhan  yang diharapkan mewakili secara general pada bangunan yang telah berusia lebih dari 25 tahun.Terdapat dua hasil temuan: Pertama, terdapat 5 (lima) element bangunan tropis yang menjadi “tameng/perisai”factor iklim tropis, yaitu proporsi masa bangunan, atap, dinding, tritisan dan pelubangan dinding (jendela). Kedua: bahwa ketangguhan bangunan merupakan disain bangunan yang tidak hanya mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan terkait factor iklim (panas, hujan, angina dan kelembaban), namun optimalisasi dan aplikasi dan inovasi aspek disain aktif (perangkat elektronik) serta mitigasi dan/atau adaptasi sebagai solusi yang komprehensif dalam menyelesaikan permasalahan bangunan tersebut. “Semakin tangguh suatu disain bangunan adalah keseimbangan antara pengentasan dan pendayagunaan factor iklim”
Menuju Harmonisasi Kehidupan: Ruang Padat Manfaat Di Kampung Kauman Semarang Suprapti, Atiek
MODUL Vol 14, No 1 (2014): MODUL
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2270.79 KB) | DOI: 10.14710/mdl.14.1.2014.29-38

Abstract

Abstrak Dikenal adanya dikotomi dalam proses formasi ruang: pertama adalah formasi ruang melalui skenario pengembangan material, dalam hal ini mobilitas tenaga kerja dan modal; sementara itu yang kedua adalah sebuah ruang yang terbentuk melalui hubungan sosial antar komunitas atau antar individual (Lefebvre, 1995). Kota-kota kuno Indonesia sebagian besar terbentuk secara tradisional dari proses yang kedua. Menembus perjalanan panjang berabad-abad lapis demi lapis kehidupan telah diterakan. Beberapa peristiwa kekuatan politik, ekonomi, sosial budaya telah membentuk wajah kota. Salah satu artefak penting adalah kampung tradisional yang termasuk bagian inti kota lama. Di dalam sebuah kampung, masyarakat hidup bersama dalam kelompok etnis dan dalam kelompok pertetanggaan (kampung pecinan, pekojan, Melayu, Banjaran, Kauman, Pandean, dsb. Kampung merefleksikan pengembangan sosial budaya komunitas, kampung juga merupakan lahan dibawah tekanan kapitalistik. Di dalam suasana ketidak cukupan ruang, kampung tradisional tumbuh, dengan tugas utama untuk membangun mentalitas generasi kota. Banyak aktivitas, sosial budaya, religius, ekonomi, dsb (harian dan eventual aktivitas melengkapi di dalamnya). Dengan jalan ini, akan menjaga keberlanjutan kehidupan sosial. Pengaturan arsitektur-ruang tidak hanya dalam cara-cara peraturan formal, namun juga dilengkapi dengan kesepakatan sosial antara komunitas. Tujuan tulisan ini untuk memberikan pemahaman makna dari kampung tradisional yang memiliki kepadatan tinggi dalam sebuah komponen material sebagaimana dalam komponen non material. Dengan metoda etnografi arsitektur akan memungkinkan mendeskripsikan pengalaman ruang di dalam detail keruangan. Kata Kunci : Bangunan Fungsi Spesifik , Persyaratan Fungsional, Detail Finishing Arsitektur
IMPLEMENTING MIXED LAND USE ROOTING JANE JACOBS’ CONCEPT OF DIVERSITY IN URBAN SUSTAINABILITY bramiana, chely novia; Widiastuti, Ratih; Harsritanto, Bangun IR
MODUL Vol 17, No 1 (2017): MODUL vol 17 nomor 1 tahun 2017 (8 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.076 KB) | DOI: 10.14710/mdl.17.1.2017.27-35

Abstract

nowadays, sustainability has become an important issue in any development project, including area development. Thishappen because the area development requires space, in this case land. As people developing land, it damages theenvironment. It means there will be less balance between built environment and natural environment. This calls forconcern in urban sustainability. One of the ways to restore the balance is to reduce as much land as possible to be builtby maximizing the space. This paper will explore the multiple space use in terms of mixed-use development in differentlevel and also assess mixed land use implementation, which include the concept of diversity in urban sustainability
KAJIAN RUANG DAN AKTIVITAS PASAR MINGGU TAMAN SETIABUDI BANYUMANIK TERHADAP TERBENTUKNYA KOHESI SOSIAL MASYARAKAT Pramesti, Previari Umi; Prabowo, Bintang Noor; Hasan, Muhammad Ismail
MODUL Vol 19, No 2 (2019): MODUL vol 19 nomor 2 tahun 2019 (8 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.672 KB) | DOI: 10.14710/mdl.19.2.2019.122-130

Abstract

Kohesi sosial adalah sebuah perekat yang secara fungsional merupakan kristalisasi dari adanya kesamaan famili, klan, etnik, kesamaan nasib, jenis pekerjaan, orientasi budaya, dan tujuan sosial. Dalam sudut pandang ini, terbentuknya sebuah masyatakat harus melalui mekanisme penyatuan berbagai kesamaan yang disebut di atas. Dengan kalimat lain, pembentukan sebuah masyarakat harus melalui mekanisme perekatan yang disebut kohesi sosial. Pasar  Minggu Taman Setiabudi Banyumanik adalah salah satu fenomena sosial yang ada di wilayah Semarang Atas dimana terdapat aktivitas ekonomi yang secara tidak langsung memfasilitasi terciptanya aktivitas sosial masyarakat setempat. Analisis Teori Produksi Ruang Henri Lefebvre digunakan sebagai alat untuk membaca kondisi di lapangan.Hasil penganalisaan diketahui bahwa kohesi sosial di Pasar Minggu Taman Setiabudi ini merupakan sinergi suatu interaksi dinamis antara proses sosial dan proses spasial, berupa tata ruang, perkembangan masyarakat urban, ruang publik, dan berbagai ekspresi budaya yang muncul atas berbagai praktek ‘menghuni’ suatu ruang.
PERUBAHAN TATA LETAK RUANG RUMAH TINGGAL DISEPANJANG JALAN UTAMA LINGKUNGAN DIKAITKAN DENGAN KEGIATAN EKONOMI Werdiningsih, Hermin; Indrosaptono, Djoko; Darmawan, Edy
MODUL Vol 15, No 2 (2015): Modul Volume 15 Nomer 2 Tahun 2015
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2287.119 KB) | DOI: 10.14710/mdl.15.2.2015.107-124

Abstract

Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi, kebutuhan perumahan juga semakin meningkat khususnya dikota-kota besar sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang layak maka Pemerintah bersama dengan swasta membangun perumahan untuk berbagai lapisan masyarakat berupa real estate maupun perumnas yang dilengkapi dengan berbagai fasilitasnya. Kehidupan yang layak dari penghuni tidak terlepas dari lingkungannya yaitu terpenuhinya fasilitas yang dapat menampung kegiatan berkeluarga dan bermasyarakat. Arsitektur sebagai suatu lingkungan binaan senantiasa berusaha menjawab berbagai perkembangan dan perubahan yang terjadi sehingga arsitektur merupakan  satuan ruang yang digubah, diwujudkan, dibina, ditata berdasarkan kaidah dan  norma-norma yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Setiap desain arsitektur diharapkan dapat memenuhi kebutuhan baik fisik maupun psikologis manusia yang akan menghuninya, terutama dalam pembentukan lingkungan binaan perumahan, dimana didalamnya terjadi proses bermukim yang merupakan proses penyesuaian penghuni agar merasa nyaman, betah dalam bertempat tingggal dilingkungannya. Salah satu untuk membuat nyaman penghuni yang ada didalamnya adalah tersedianya aktivitas ekonomi disekitar perumahan tersebut. Tumbuhnya kegiatan perdagangan di perumahan pada jalan utama lingkungan Perumahan Plamongan Indah, tidak lepas dari adanya kesempatan yang dimiliki oleh lingkungan tersebut sebagai tempat untuk berlangsungnya kegiatan ekonomi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan analisis  secara kualitatif rasionalistik. Data-data yang dikumpulkan akan disajikan dalam bentuk tabel-tabel. Hal ini diperlukan dalam upaya menemukan hasil yang dipandang relevan terhadap fenomena yang akan diteliti dan dapat dicari hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Variabel penelitian adalah fisik dan non fisik sesuai dengan penelitian kualitatif. Variabel fisik meliputi visualisasi massa bangunan yang mencakup bentuk dan tata letak ruang. Variabel non fisik yang berkaitan dengan peraturan mengenai bangunan dan kondisi sosial ekonomi penghuni. Hasil penelitian ini adalah bahwa proses penganalisaan dengan mempergunakan setting sebaran variabel-variabel penelitian dari para koresponden secara keseluruhan yang tersaji pada peta/ gambar. Hal ini ternyata sangatlah mempermudah penganalisaannya karena tervisualisasi secara gamblang.
Serial Vision Sebagai Pembentuk Karakter Visual Koridor Jalan Letjen Suprapto Widiantara, I Wayan Andhika; Purwanto, Edi; Sardjono, Agung Budi
MODUL Vol 17, No 2 (2017): MODUL vol 17 nomor 2 tahun 2017 (6 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (671.078 KB) | DOI: 10.14710/mdl.17.2.2017.62-68

Abstract

Kawasan Kota Lama Semarang merupakan kawasan dengan latar belakang sejarah Kolonial Belanda, terlihat saat ini masih adanya sekitar lima puluh bangunan dengan arsitektur Kolonial Belanda yang membuat kawasan ini menjadi salah satu kawasan konservasi di Kota Semarang. Didalam kawasan ini terdapat sebuah koridor utama, yaitu pada Jalan Letjen Suprapto. Koridor ini dirancang pada jaman Belanda menjadi pusat orientasi kawasan dengan adanya Gereja Blenduk sebagai orientasi utama.Seiring berkembangnya waktu, koridor jalan Letjen Suprapto memiliki pertumbuhan yang cukup cepat. Ditunjukan dengan munculnya bangunan-bangunan komersial seperti halnya cafe, tempat makan, serta adanya museum. Perkembangan yang cukup pesat tersebut perlu disadari akan memicu munculnya pergesekan bangunan-bangunan baru hasil renovasi dengan bangunan-bangunan lama yang ada apabila tidak diperhatikan dengan benar. Hal ini menyebabkan perlunya perlakuan khusus terkait renovasi dan revitalisasi bangunan yang ada pada koridor ini khususnya penataan wajah bangunan yang ada pada koridor tersebut. Sehingga karakter dari koridor Jalan Letjen Suprapto dapat mewakili citra/image dari kawasan Kota Lama Semarang. Karakter visual koridor tersebut dapat dinilai salah satunya adalah melalui amatan-amatan visual secara menyeluruh saat melintasi koridor. Proses amatan tersebut memberikan kesan dan perasaaan tertentu sehingga pengamat dapat merasakan sesuatu yang berbeda saat berada pada koridor tersebut dengan ketika berada pada koridor kawasan lainnya.Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian mengenai Pengaruh Perwajahan Bangunan Terhadap Karakter Visual Koridor di Jalan Letjen Suprapto, Kawasan Kota Lama Semarang yang juga dilakukan oleh peneliti yang sama dengan menggunakan unsur dominasi, irama, kepaduan, garis langit, serta pemandangan berseri dalam menilai karakter visual koridor tersebut dan dengan menggunakan metode deskriptif melalui pendekatan penelitian studi kasus. Didalam tulisan ini hanya mengangkat mengenai unsur pemandangan berseri dikarenakan dianggap mempunyai nilai keunikan tersendiri dari unsur lainnya. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya elemen dari warna pada bangunan Marba dan atap pada menara Gereja Blenduk sebagai titik amatan yang memberikan rasa penasaran kepada pengamat serta seolah-olah pengamat dibimbing untuk menuju ke area tertentu, serta menjadikan kedua bangunan tersebut sebagai  focal poitnt pada koridor Jalan Letjen Suprapto.
BRIEF OF BUILDING INFORMATION MODELLING FOR INDONESIAN ARCHITECTURE Harsritanto, Bangun IR; Putra, Gentina Pratama; Jamila, Rona Fika
MODUL Vol 19, No 1 (2019): MODUL vol 19 no 1 tahun 2019 (8 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.859 KB) | DOI: 10.14710/mdl.19.1.2019.15-18

Abstract

Building information modelling (BIM) is a system that integrates multi-dimensional aspects of construction project at every phase. Simply said BIM unified all project databases from and to all stakeholders. This system still continuously developed and widely spread on each countries construction projects. In architecture, the BIM has been revolute the human resource requirements on the projects. Indonesia as developing country is still performing transitions from large worker project into more compact projects; from centralized projects into decentralized project. The BIM system has been a mandatory in several Indonesia big infrastructure projects to plan, simulate, design and deliver databases for making more quick decision making and improve the facilities. This paper aim is describing the benefit-challenge factors of BIM adoption on Indonesia architecture projects and the potential driving factors of BIM application. This study was qualitative paradigm with analysis method of selected literatures and previous research paper review which stratified by the cases. The results of this study are BIM bring the high efficiency and represent the complete skills for an architect. However the high initial cost of technology and human investment, the unsupported regulation and conventional system resistant challenged the Indonesia architecture society to adopt BIM. Furthermore the Indonesia architecture education is still struggling to learn and teach the BIM as an integral part in studio as the agent of change.
ADAPTASI TAMPILAN BANGUNAN INDIS AKIBAT PERUBAHAN FUNGSI BANGUNAN Studi Kasus: Resto Diwang dan De Joglo Semarang sukawi, sukawi; Iswanto, Dhanoe
MODUL Volume 11, Nomer 2, Tahun 2011
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1519.403 KB) | DOI: 10.14710/mdl.11.2.2011.%p

Abstract

Arsitektur Indis yang lahir dari kebudayaan lokal dan pendatang, memilki karakteristik yang khas. Selain dari itu, arsitektur Indis sudah terbukti mampu beradaptasi dengan corak budaya dan iklim lokal (iklim tropis). Hal inilah yang menjadikan orang- orang Belanda bisa beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda, pun sebaliknya orang lokal atau pribumi dapat menerima gaya arsitektur tersebut. Oleh sebab itu, dirasa perlu adanya pemahaman dan pelestarian yang lebih baik terhadap gaya arsitektur Indis, khususnya terhadap bangunan berarsitektur Indis yang masih tersisa. Saat ini jumlah bangunan Indis yang masih tetap kokoh berdiri di Kota Semarang semakin berkurang dari waktu ke waktu. Di koridor Jl. S. Parman sendiri yang masih merupakan kawasan yang dirancang Thomas Kaarsten hanya tinggal tersisa beberapa bangunan Indis yang terpelihara hingga saat ini. Bangunan Indis yang masih tersisa dan berubah fungsi merupakan bekas rumah tinggal vila,ataupun rumah dinas peninggalan kaum priyayi (pembesar pribumi), pejabat pemerintahan, dan pengusaha. Hal ini dapat diketahui dari gaya arsitekturnya dan massa bangunannya, berikut ragam hias dan detail bangunannya. Fasad kedua bangunan cenderung telah meninggalkan simbol- simbol arsitektur khas Belanda, karena arsitektur Indis tidak hanya mengadaptasi nilai asal dan nilai lokal suatu daerah, namun juga mampu menyesuaikan dengan karakteristik kebutuhannya, sesuai perkembangan jaman. Dari penelitian ini ditemukan telah terjadi perubahan tampilan fasad bangunan akibat alih fungsi bangunan dan renovasi yang mengikuti perkembangan jaman. Perubahan yang terjadi bervariasi satu dengan yang lain. Namun umumnya berupa penambahan kanopi, tritisan, yang disesuaikan dengan tema restorannya.   Kata Kunci : Adaptasi, Arsitektur Indis, Perubahan fungsi
KESESUAIAN POSISI ORIENTASI DAN KEMIRINGAN SOLAR SEL PADA BIDANG SELIMUT BANGUNAN DALAM MANIFESTASI ARSITEKTUR AKTIF DESAIN Indarto, Eddy; Hardiman, Gagoek; Murtomo, Bambang Adji
MODUL Vol 15, No 1 (2015): Modul Volume 15 Nomer 1 Tahun 2015
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3053.355 KB) | DOI: 10.14710/mdl.15.1.2015.13-22

Abstract

Sepanjang sejarah , iklim, energi, dan kebutuhan kebutuhan sumber daya merupakan hal fundamental dalam seni dan tatanan arsitektur. Walaupun kesadaran tentang keterbatasan sumberdaya alam dan keterbatasan energi sudah dimulai sejak tahun 1973 (Altore (2002), oleh karena itu konsep desain dalam rangka hemat energi dalam arsitektur terdapat desain pasif dan desain aktif. Pemanfaatan solar sel sebagai energi alternatif, paling tidak dapat membantu sementara pada saat listrik padam, sehinnga pekerjaan tetap dapat dilakukan walaupun terjadi pemadaman listrik. Selain itu, pemanfaatan solar sel ini merupakan sumber energi listrik alternatif yang terbarukan, tidak mengeluarkan emisi, dan tentunya ramah lingkungan. Agar fungsi solar sel ini dapat maksimal dalam mengasilkan listrik, maka posisi orientasi dan kemiringan 30O sesuai kemiringan atap pada umumnya menjadi fariabel pokok. Hal ini tentunya berkaitan dengan penempatan elemen solar sel tersebut pada bangunan. Oleh karena itu penting untuk dilakukan penelitian tentang “posisi orientasi sesuai kemiringan atap” ini agar dalam penempatan dan perancangannya pada selimut bangunan dapat serasi dan sesuai dengan kaidah arsitektur, akan tetapi tetap efektif menghasilkan energi listrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, a) sesuai kemiringan atap pada umumnya, solar-sel secara efektif menghasilkan tegangan untuk orientasi solar-sel yang menghadap ke arah Barat-Laut, urutan berikutnya adalah yang orientasinya menghadap Barat; b) sesuai kemiringan atap pada umumnya, solar-sel secara efektif menghasilkan arus untuk orientasi solar-sel yang menghadap ke arah Utara, urutan berikutnya adalah yang orientasinya menghadap ke arah Barat; dan c) Daya semu (VA) yang dihasilkan solar-sel dengan kemiringan sesuai kemiringan atap pada umumnya, secara efektif adalah yang orientasinya menghadap ke arah Utara, urutan berikutnya adalah yang menghadap ke arah Barat
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI PENERAPAN METODA PEMBELAJARAN YANG TERINTEGRASI (INTEGRATED LESSON LEARNED) DARI MATA KULIAH YANG SERUMPUN Werdiningsih, Hermin; Sari, Suzanna Ratih
MODUL Vol 16, No 1 (2016): Modul Volume 16 Nomer 1 Tahun 2016 (8 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.665 KB) | DOI: 10.14710/mdl.16.1.2016.55-66

Abstract

Metoda pembelajaran di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro khususnya yang diimplementasikan  pada  mata  kuliah  –  mata  kuliah  yang  serumpun  dapat  dikatakan  masih  belum optimal dalam pencapaian kualitas pemahaman dari peserta didik.Kondisi tersebut dapat diidentifikasi melalui kegiatan evaluasi dari sistem pembelajaan saat ini yangsecara  rutin  dilakukan  di  Laboraturium  Desain  dan  Lingkungan  BInaan.  Dari  hasil  analisis  diketahui bahwa hampir 80% dari keseluruhan mahasiswa yang mengambil mata kuliah yang serumpun belum memiliki kemampuan untuk dapat mengintegrasikan peran antara mata kuliah yang berada dalam rumpun yang sama dalam satu permasalahan nyata. Pemahaman mahasiswa yang partial tersebut di perkuat dengan sistem pemberian tugas yang berbeda dan hanya diberikan pada setiap mata kuliah yang berada dalam satu rumpun.Guna mengantisipasi permasalahan diatas, dalam penelitian ini akan diteliti satu metoda pembelajaranyang dapat memberikan kemudahan bagi mahasiswa untuk mengintegrasikan hubungan yang kuat antar mata kuliah dalam satu rumpun. Metoda yang akan dicoba diimplementasikan adalah     metoda pembelajaran “Integrated Lesson Learned”.

Page 8 of 22 | Total Record : 213


Filter by Year

2011 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 25, No 1 (2025): MODUL vol 25 nomor 1 tahun 2025 (6 articles) Vol 24, No 2 (2024): MODUL vol 24 nomor 2 tahun 2024 ( 5 articles ) Vol 24, No 1 (2024): MODUL vol 24 nomor 1 tahun 2024 (5 articles) Vol 23, No 2 (2023): MODUL vol 23 nomor 2 tahun 2023 ( 5 articles ) Vol 23, No 1 (2023): MODUL vol 23 nomor 1 tahun 2023 ( 7 articles) Vol 22, No 2 (2022): MODUL vol 22 nomor 2 tahun 2022 (7 articles) Vol 22, No 1 (2022): MODUL vol 22 nomor 1 tahun 2022 (7 articles) Vol 21, No 2 (2021): MODUL vol 21 nomor 2 tahun 2021 (11 articles) Vol 21, No 1 (2021): MODUL vol 21 nomor 1 tahun 2021 ( 8 articles) Vol 21, No 1 (2021): MODUL vol 21 nomor 1 tahun 2021 (article in press) Vol 20, No 01 (2020): MODUL vol 20 nomor 1 tahun 2020 (10 articles) Vol 20, No 2 (2020): MODUL vol 20 nomor 2 tahun 2020 (9 articles) Vol 19, No 2 (2019): MODUL vol 19 nomor 2 tahun 2019 (8 articles) Vol 19, No 1 (2019): MODUL vol 19 no 1 tahun 2019 (8 articles) Vol 18, No 2 (2018): MODUL vol 18 no 2 tahun 2018 (8 articles) Vol 18, No 1 (2018): MODUL vol 18 no 1 tahun 2018 (8 articles) Vol 17, No 2 (2017): MODUL vol 17 nomor 2 tahun 2017 (6 articles) Vol 17, No 1 (2017): MODUL vol 17 nomor 1 tahun 2017 (8 articles) Vol 16, No 2 (2016): MODUL Volume 16 Nomer 2 Tahun 2016 (8 articles) Vol 16, No 1 (2016): Modul Volume 16 Nomer 1 Tahun 2016 (8 articles) Vol 15, No 2 (2015): Modul Volume 15 Nomer 2 Tahun 2015 Vol 15, No 1 (2015): Modul Volume 15 Nomer 1 Tahun 2015 Vol 14, No 2 (2014): MODUL Volume 14 No.2 Tahun 2014 Vol 14, No 1 (2014): MODUL Volume 13, Nomer 2, Tahun 2013 Vol. 13 No. 1 Januari –Juni 2013 Volume 11, Nomer 2, Tahun 2011 Volume 11, Nomer 1, Tahun 2011 More Issue