cover
Contact Name
Ifall
Contact Email
Ifall
Phone
-
Journal Mail Official
redaksijurnalppangan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota palu,
Sulawesi tengah
INDONESIA
Jurnal Pengolahan Pangan
Published by Universitas Alkhairaat
ISSN : 25275631     EISSN : 26216973     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Pengolahan Pangan merupakan media publikasi karya ilmiah yang diterbitkan oleh Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat Palu. Jurnal ini diterbitkan dalam rangka untuk mempromosikan dan menyebarluaskan pengetahuan dan teknologi yang berhubungan dengan pengolahan pangan terutama hasil pertanian, perikanan dan peternakan. Jurnal Pengolahan Pangan terbit dua edisi dalam satu tahun yaitu bulan Juni dan Desember
Arjuna Subject : -
Articles 100 Documents
PEMBUATAN SAWI ASIN PAKCOY (Brassica chinensis L) KERING DENGAN PROSES FERMENTASI DAN PENGERINGAN Daud, Komang Ratu Vadia D; Rabiah Assegaf; Siswi Astuti
Jurnal Pengolahan Pangan Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/pangan.v8i1.100

Abstract

Pakcoy merupakan salah satu bentuk sayuran yang baik karena mengandung vitamin dan mineral, diantaranya vitamin C, provitamin A, zat besi, magnesium, dan kalsium. Pakcoy dapat tumbuh di berbagai kondisi lingkungan serta suhu yang berbeda, sehingga mudah untuk dibudidayakan. Olahan fermentasi sayur pakcoy yang sering ditemui di pasaran disebut Sawi asin. Sawi asin merupakan hasil fermentasi asam laktat sayuran, sehingga mempunyai citarasa yang khas. Waktu yang diperlukan untuk fermentasi sawi asin sekitar 3-4 minggu, hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan fermentasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NaCl dan suhu pengeringan terhadap kualitas sawi asin pakcoy menggunakan proses fermentasi dan menggunakan bahan tambahan untuk menciptakan inovasi rasa baru pada sawi asin kering. Variabel konsentrasi NaCl yang digunakan adalah 15 gram, 30 gram, 45 gram, 60 gram, 75 gram dengan menggunakan suhu pengeringan 55 °C, 60 °C, 65 °C, 70 °C, 75 °C. Hasil menunjukkan bahwa pada uji kadar vitamin C sampel dengan perlakuan kadar NaCl 30 gram dengan suhu pengeringan 75 °C menghasilkan 51,57 mg/100g. Pada uji kadar air di semua sampel memiliki nilai sebesar 1,09-1,79 %. Dan pada uji organoleptik menggunakan metode ANOVA (Analysis of Varience) yang dilakukan oleh 25 panelis dengan penilaian rasa, warna, dan aroma menunjukkan bahwa konsentrasi NaCl dan suhu pengeringan tidak berpengaruh secara signifikan pada warna sawi asin kering, tetapi berpengaruh secara signifikan terhadap rasa dan aroma sawi asin kering
PEMBUATAN SAWI ASIN PAKCOY KERING DENGAN VARIASI JENIS LARUTAN PERENDAM DAN SUHU PENGERINGAN Meri, Andini; Hana Disa Prabandari; Siswi Astuti
Jurnal Pengolahan Pangan Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/pangan.v8i1.101

Abstract

Tanaman sawi pakcoy mudah untuk dibudidayakan, namun pada saat masa panen tanaman ini cepat layu dan busuk. Oleh karena itu sawi pakcoy dapat dijadikan olahan pangan yang disukai dengan cara menjadikannya sawi asin kering. Sawi asin merupakan olahan fermentasi spontan bakteri asam laktat yang memiliki cita rasa yang khas. Pembuatan sawi asin dapat dilakukan dengan cara penambahan garam dan air tajin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi jenis larutan perendam dan suhu pengeringan. Sawi asin yang paling banyak disukai adalah sawi asin degan larutan perendam air tajin beras merah dan air tajin beras ketan putih. Sawi asin ini memiliki rasa asin dan sedikit asam, warna yang khas, aroma khas sawi asin, dan tekstur sedikit renyah.
SIFAT FISIK, ORGANOLEPTIK, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN RESPONS GLUKOSA KOPI TIWAI Aulia Elviranie Putri; Firsty Finora Putri; Maulida Rachmawati; Sulistyo Prabowo; Saragih, Bernatal
Jurnal Pengolahan Pangan Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/pangan.v8i1.102

Abstract

Bawang tiwai (Eleutherine americana Merr) merupakan tanaman khas Kalimantan yang memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh. Dilihat dari kandungan kimianya, umbi bawang tiwai berpotensi sebagai tanaman obat multifungsi yang sangat besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan gula merah dengan bubuk kopi tiwai terhadap sifat fisik, aktivitas antioksidan dan respons glukosa pada kopi tiwai. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam, jika berpengaruh dilakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ), sedangkan untuk data respons glukosa dilakukan dengan Uji T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan gula merah dan bubuk kopi tiwai berpengaruh nyata terhadap hedonik dan mutu hedonik warna, rasa dan aroma, kadar air, kecepatan terlarut, endapan respons glukosa pada parameter detak jantung dan gula darah setelah meminum kopi tiwai. Uji sensoris hedonik warna, aroma dan rasa yang diperoleh yaitu agak suka, suka dan suka sedangkan mutu hedonik warna, aroma rasa yaitu berwarna coklat, beraroma bawang tiwai, gula merah dan kopi dan berasa bawang tiwai gula merah dan kopi. Aktivitas antioksidan yang diperoleh yaitu 99,79-198,29 ppm (kategori kuat hingga lemah). Respons glukosa pada menit ke-0 (sebelum minum) dan menit ke -15 dan menit ke-30 setelah minum kopi tiwai adalah berbeda tidak nyata, yang menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh minuman kopi tiwai dengan perbandingan gula merah dan kopi bubuk tiwai terhadap respons glukosa manusia dengan kondisi kesehatan normal.
MODIFIKASI PATI SUWEG (Amorphophallus paeoniifolius var. companulatus) DENGAN MENGGUNAKAN SODIUM TRIPOLIFOSFAT (STPP) Palimbong, Sarlina; Nugroho, Pulung; Alfianti Ajeng Pratiwi
Jurnal Pengolahan Pangan Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/pangan.v8i1.104

Abstract

Suweg berpotensi sebagai sumber pati karena memiliki kadar amilosa 24,5% dan amilopektin 75,5%. Beberapa kelemahan pati alami seperti tidak tahan selama proses pengadukan, kondisi asam, panas, dan ketidakstabilan produk selama penyimpanan, menyebabkan pati perlu dimodifikasi. Tujuan penelitian ini adalah melakukan modifikasi ikat silang pada pati suweg dengan sodium tripolifosfat (STPP) dan menganalisa sifat fisikokimia pati suweg termodifikasi (kadar air, kadar amilosa, swelling power, dan derajat substitusi). Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 5 jenis perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu P0 (0%:0 menit), P1 (1%:30 menit), P2 (1%:60 menit), P3 (3%:30 menit), dan P4 (3%:60 menit), sehingga terdapat 15 unit perlakuan. Analisis data menggunakan ANOVA dan uji lanjut Duncan pada taraf kepercayaan 5%. Paduan konsentrasi STPP dan lama waktu perendaman berpengaruh nyata pada parameter pati suweg modifikasi. Nilai parameter uji pati suweg kontrol berada dalam rentang nilai-nilai parameter uji pati suweg termodifikasi. Secara umum hal ini disebabkan penggunaan metode pengeringan pati yang berbeda, terdapat jeda waktu penyimpanan pada suhu ruangan hingga sampel pati dimodifikasi dan diuji.
KARAKTERISTIK FUNGSIONAL DAN UJI HEDONIK KUKIS KETAWA BERBAHAN DASAR TEPUNG GANDUM UTUH LOKAL Palimbong, Sarlina; Suyanto, Mykhel; Febriyanti, Maria; Angel, Cecilia; Banjarnahor, Dina; Nirmalasari, Damara
Jurnal Pengolahan Pangan Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/pangan.v8i2.105

Abstract

Laughing Cookies are a traditional snack made from local whole wheat flour (Gaul). Cookie dough added with kimpul flour is one of the innovative efforts to process the abundant kimpul commodity in Cukilan Village, Semarang Regency, Central Java. This study aimed to determine the panelists' functional characteristics and level of preference for the laugh cookies made from local whole wheat flour. The laugh cookies are made with three formulations, namely A (1:0), B (1:1), and C (1:2) (Gaul flour: kimpul flour ratio). The results of the hedonic test with the parameters texture, color, aroma, taste, and overall showed that the fifty panelists liked formulations A, B, and C, respectively, with a score of 3.7-3.8 respectively (neutral – somewhat like); 3.1-3.6 (neutral – somewhat like), and 2.9-3.4 (dislike - neutral). Based on the panelists' preference for Formulations A and B, these two formulas were tested for fiber. The crude fiber content in formulations A and B was 42.74% and 46.22%, respectively. Based on the study's results, it can be concluded that the formulation of the laugh cookies has a different effect on the level of preference and crude fiber. The best treatment was formulation A, with the highest preference level and high oil fiber.
PERBEDAAN KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA MANGO INFUSED TEA BERDASARKAN JENIS MANGGA DAN LAMA PERENDAMAN Siallagan, Edwin; Widyasaputra, Reza; Widyowanti, Reni Asuti
Jurnal Pengolahan Pangan Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/pangan.v8i1.106

Abstract

Tea beverage as water substitute in infused water drinks had not been widely used. One of fruit could be used was mango. Mango infused tea was tea with soaked mango for certain time. The purpose of this study was to analyze the physical and chemical characteristics of mango infused tea. The research method used is a 2-factor complete block design. The first factor was the cultivar of mango (kweni, golek, and arumanis) and the second factor was the different soaking times (4, 6, and 8 hours) and then analyzed. The research method used is a 2-factor complete block design. The first factor was the cultivar of mango (kweni, golek, and arumanis) and the second factor was the different soaking times (4, 6, and 8 hours) and then analyzed for antioxidants and vitamin C. Data analysis was carried out using two-way ANOVA, the significant factor was analyzed by Duncan's test. The results showed that generaly the longer of soaking time the greater of color changes. Kweni mango with 4 hours of soaking time obtained the highest levels of antioxidants and the type of arumanis mango with 8 hours of soaking time obtained the highest levels of highest vitamin C. Arumanis mango with 8 hours of soaking showed the highest pH value.
ANALISIS PENERAPAN GMP PADA UMKM TAHU PAK TRIS KELURAHAN MERTASINGA, CILACAP Cahya, Nilam; Putri, Raekhan Rahmah; Afdilah, Mohammad Rayhan; Utami, Sari Widya
Jurnal Pengolahan Pangan Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/pangan.v8i2.108

Abstract

Salah satu faktor yang dapat menentukan daya saing suatu produk pangan dari UMKM adalah adanya jaminan mutu dan keamanan pangan (food safety). UMKM Tahu Pak Tris merupakan usaha yang bergerak dalam industri pangan yaitu pengolahan tahu. Dalam proses pembuatan tahu Pak Tris masih memanfaatkan tenaga manusia dan belum menggunakan teknologi yang ada sekarang ini. Permasalahan yang terjadi saat proses produksi yaitu masih minimnya penerapan Good Manufacturing Practice (GMP) oleh pekerja di UMKM Tahu Pak Tris. Tujuan observasi ini adalah mengetahui dan menganalisis penerapan Good Manufacturing Practice (GMP) di UMKM Tahu Pak Tris sesuai Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor: 75/M-IND/PER/7/2010 dan menggunakan Formulir Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan Industri Rumah Tangga. Untuk kategori ketidaksesuaian menggunakan level minor, mayor, serius, dan kritis. Hasil observasi menunjukkan masih banyak dijumpai ketidaksesuaian cara berporduksi sesuai dengan GMP yang seharusnya sudah diterapkan oleh pelaku industri atau pelaku usaha UMKM.
FERMENTASI BAWANG PUTIH DENGAN Rhizopus oryzae DAN Lactobacillus bulgaricus SEBAGAI PENGAWET PANGAN Parhusip, Adolf; Sherly
Jurnal Pengolahan Pangan Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/pangan.v8i2.109

Abstract

Bawang putih mengandung senyawa alisin yang dapat berperan sebagai senyawa antibakteri, tetapi menyebabkan terbentuknya aroma bawang putih yang tajam dan tidak disukai oleh sebagian masyarakat. R. oryzae memiliki kemampuan untuk memecah senyawa γ-glutamyl cysteine yang merupakan bahan dasar dari senyawa aliin dan prekursor untuk terbentuknya senyawa alisin. L. bulgaricus dapat menghasilkan asam organik yang menghambat pertumbuhan bakteri patogen dan mengawetkan produk pangan. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan proses fermentasi menggunakan R. oryzae dan L. bulgaricus dalam menghasilkan bawang putih yang dapat diterima oleh masyarakat dan meningkatkan kemampuan ekstrak bawang putih sebagai pengawet alami produk pangan. Proses fermentasi bawang putih dilakukan dengan dua faktor perlakuan, yaitu lama fermentasi selama 24, 48, 72 jam dan rasio R. oryzae:L. bulgaricus dengan perbandingan 1:0, 1:1, dan 0:1. Perlakuan terpilih untuk fermentasi bawang putih adalah selama 72 jam dengan rasio R. oryzae:L. bulgaricus 1:1. Bawang putih terfermentasi memiliki nilai pH sebesar 3,72±0,05, nilai TAT sebesar 0,53±0,01%, total bakteri asam laktat (BAL) sebesar 6,18±0,04 log10 CFU/ml, total kapang sebesar 8,21±0,09 log10 CFU/ml, TPC sebesar 8,33±0,22 log10 CFU/ml, nilai skoring sebesar 2,89±0,26, dan nilai hedonik sebesar 3,52±1,41. Ekstrak bawang putih terfermentasi akan diuji kemampuan sebagai pengawet pangan pada bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan perlakuan konsentrasi 0, 2, 4, 8, dan 16%. Ekstrak bawang putih terfermentasi efektif sebagai pengawet pangan pada konsentrasi 16% dengan zona hambat S. aureus sebesar 14,00±0,71 mm dan E. coli sebesar 7,50±0,71 mm. Ekstrak bawang putih terfermentasi lebih efektif menghambat S. aureus dibandingkan dengan E. coli. Kandungan total fenolik dan flavonoid pada bawang putih yang sudah difermentasi sebesar 2,46±0,12 mgGAE/g dan 0,24±0,001 mgQE/g. Ekstrak bawang putih terfermentasi mengandung senyawa aktif 2,3-butanediol, L-lactic acid, diallyl disulfide, dan diallyl trisulfide yang dapat berperan sebagai senyawa antibakteri, antimikroba, antiinflamasi, dan antioksidan.
STUDI KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA PRODUK OLAHAN KERUPUK KULIT PISANG BERDASARKAN JENIS PISANG DAN RASIO TEPUNG TAPIOKA DENGAN KULIT PISANG Hariyani, Nunuk; Farida, Siti; Ferdian, Muh. Agus
Jurnal Pengolahan Pangan Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/pangan.v8i2.112

Abstract

Kulit pisang merupakan limbah pertanian yang cukup banyak ditemukan dimana-mana, yang di buang percuma. Padahal kandungan antioksidan dari kulit pisang lebih tinggi dari pada buah pisang. Keberadaan kandungan gizi dalam kulit pisang yang tinggi, maka kulit pisang perlu dimanfaatkan dengan cara pengolahan berupa produk konsumsi lain seperti dodol, selai, sirup, dan keripik. Selain itu kulit pisang dapat dijadikan sebagai bahan utama sebagai pembuatan kerupuk. Tujuan dari Penelitian ini adalah Mengetahui pengaruh jenis kulit pisang dan pengaruh rasio tepung tapioka dengan kulit pisang terhadap sifat fisikokimia kerupuk kulit pisang. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua variabel yaitu jenis pisang (pisang kepok dan pisang candi) dan rasio tepung tapioka dengan kulit pisang (60:40; 40:60) dengan 2 kali ulangan. Variabel yang diamati dalam penelitian terdiri dari sifat fisikokimia yang terdiri dari tingkat pengembangan dan warna. Serta komposisi yang terkandung pada kerupuk kulit pisang menggunakan analisa proksimat antara lain kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar abu , kadar karbohidrat. 1. Kandungan proksimat dari produk kerupuk kulit pisang diantaranya adalah bahwa kadar air antara 11,185 – 11,535%, kadar protein berkisar antara 2,18 – 2,945%, kadar lemak kasar berkisar antara 1,43 – 1,955%, kadar abu berkisar antara 2,075 – 3,18%, kadar serat kasar berkisar antara 0,42 – 1,095%, kadar karbohidrat berkisar antara 80,2 – 81,78%.
PENAMBAHAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) DENGAN VARIASI SUHU PENGERINGAN DAN KONSENTRASI UNTUK MENINGKATKAN NILAI GIZI TEMPE Puyanda, Irvia Resti; Nanik Suhartatik; Vivi Nuraini; Istiqomah Setyorini
Jurnal Pengolahan Pangan Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/pangan.v8i2.117

Abstract

Tempeh is a food product made from fermented soybeans using a type of mold called (Rhizopus sp) and contains good nutrition for the health of human body. Likewise, moringa leaves contain useful nutrients such as high antioxidant and protein content. This research aimed to determine the chemical and sensory characteristics of tempeh with the addition of moringa leaf flour using variations in the drying temperature of moringa leaves and the concentration of moringa leaf addition to soybeans based on the highest antioxidant activity and consumer preference. This study used a 2 factorial (CRD). The first factor was the drying temperature of moringa leaves and the second factor was the concentration of the addition of moringa leaf powder. Parameters observed in this study included chemical analysis, physical analysis and organoleptic test analysis. The best research result was at the drying temperature of moringa leaves at 40°C and the addition of moringa leaf powder with a concentration of 9%. From the results of the analysis, it was identified that the water content was 63,03%; the fat content was 0,98%; the protein content was 23,13%; the antioxidant activity was 58,72%; the pH was 5,70. Based on the physical analysis of this treatment, the tempeh had greenish spots from the tempeh and mold or mycelium which were white in color and have a compact texture. Meanwhile, the organoleptic test included the color of 1,54, the moringa leaf aroma of 1,53, the tempeh aroma of 3,64, the tempeh taste of 2,99.

Page 7 of 10 | Total Record : 100