cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota madiun,
Jawa timur
INDONESIA
Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika)
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Arjuna Subject : -
Articles 78 Documents
Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Dengan Permainan Ular Tangga Berisi Soal UNAS Dan SBMPTN Materi Fluida Dinamik Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas XI MIA 2 MAN 1 Madiun Finda Hadiatin Afifah
Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika) 2016: Prosiding SNPF II 2016 "Peran Ilmuwan dan Pendidikan Fisika dalam Menghadapi MEA"
Publisher : IKIP PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.533 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengembangkan permainan ular tangga berisi soal UNAS dan SBMPTN sebagai media pembelajaran fisika siswa kelas XI MIA 2 MAN 1 Kota Madiun, 2) Mengetahui respon siswa dan uji kelayakan produk oleh validator terhadap pengembangan media pembelajaran fisika dengan permainan ular tangga berisi soal UNAS dan SBMPTN 3) Mengetahui persentase peningkatan minat belajar siswa kelas XI MIA 2 MAN 1 Kota Madiun setelah menggunakan media pembelajaran fisika dengan permainan ular tangga berisi soal UNAS dan SBMPTN.Penelitian ini merupakan pengembangan dengan adaptasi dari model pengembangan menurut Sugiyono dan model pengembangan 4-D (Four D). Subjek dalam penelitian ini adalah tiga ahli sebagai validator untuk memvalidasi materi dan media, 10 siswa kelas XI MIA 1 sebagai uji kelas kecil, dan 21 siswa kelas XIMIA 2 sebagai uji kelas terbatas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara observasi dan angket. Wawancara observasi digunakan untuk mengetahui kebutuhan siswa akan media pembelajaran yang inovatif dan menarik. Angket digunakan untuk mengetahui kelayakan media, materi, perangkat pembelajaran, respon siswa akan media, dan tingkat minat belajar siswa.Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) hasil penilaian ahli terhadap produk pengembangan media menyatakan baik, 2) hasil respon siswa uji kelas kecil dan uji kelas terbatas memperlihatkan respon baik, 3) guru mata pelajaran fisika memberikan respon yang sangat baik, 4) minat belajar siswa uji kelas kecil menunjukkan peningkatan yang sedang (n-gain = 0,48) dan minat belajar siswa uji kelas terbatas menunjukkan peningkatan yang baik (n-gain = 0,53), 5) minat belajar siswa meningkat dengan adanya pengembangan media pembelajaran fisika berupa ular tangga berisi soal UNAS dan SBMPTN.
Metakognitive approach through labor-based learning models (PBL) and reciprocal learning is required from dicipline student learning Sulasih Sulasih; Sarwanto Sarwanto; A Suparmi
Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika) 2017: Prosiding SNPF III "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa"
Publisher : IKIP PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.347 KB)

Abstract

Guru kurang mengoptimalkan pemberian penguatan dalam membangkitkan kemampuan kognisi peserta didik dalam belajar fisika. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembelajaran dengan pendekatan metakognitif melalui model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dan  pembelajaran berbalik (reciprocal learning) antara peserta didik yang memiliki kedisiplinan belajar tinggi dan  kedisiplinan belajar rendah terhadap prestasi belajar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain faktorial 2x2x2. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA SMAN 1 Sambungmacan tahun 2016/2017. Sampel diperoleh dengan teknik cluster random sampling didapatkan kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 3 sebagai kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes untuk hasil belajar kognitifnya serta teknik angket untuk kedisiplinan belajar dan observasi untuk hasil belajar sikap dan keterampilannya. Analisis datanya menggunakan anava 2 jalan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan  hasil belajar antara peserta didik yang diberi pembelajaran Fisika model PBL dan dengan pembelajaran Fisika model reciprocal learning. (2) Terdapat perbedaan hasil belajar antara peserta didik yang memiliki kekedisiplinan belajar tinggi dan kedisiplinan belajar rendah. (3) Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran fisika model PBL dan pembelajaran Fisika model reciprocal learning dengan kedisiplinan belajar peserta didik. 
Tahap Awal Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Berbasis Android Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Lukmanul Khakim; Tantri Mayasari; Erawan Kurniadi
Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika) 2017: Prosiding SNPF III "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa"
Publisher : IKIP PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (984.161 KB)

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang bertujuan untuk 1) Mengembangkan media Pembelajaran Fisika berupa mobile learning berbasis android. 2) Mengetahui respon dari responden terhadap media pembelajaran Fisika mobile learning berbasis android. 3) Meningkatkan motivasi belajar melalui media pembelajaran Fisika berupa mobile learning berbasis android. Penelitian ini menggunakan metode 4-d models. Penelitian ini menggunakan penilaian dari 3 ahli media yang terdiri 1 Dosen Pendidikan Fisika, Universitas PGRI Madiun. 1 dosen ahli media Universitas PGRI Madiun dan 1 ahli media di bidang Teknologi dan Informasi di Universitas PGRI sebagai ahli kelayakan media pembelajaran, responden kelas kecil sebanyak 10 Mahasiswa semester 8 pendidikan fisika Universitas PGRI Madiun sebagai responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Media pembelajaran mobile learning berbasis android dapat memenuhi standar kelayakan sebagai media pembelajaran oleh penilaian ahli media dengan persentase kelayakan sebesar 92,22% sehingga masuk dalam kategori sangat layak. 2) Media pembelajaran mobile learning berbasis android mendapatkan respon yang baik dari responden dengan persentase sebesar 84,7% sehingga masuk dalam kategori sangat baik.
Visualisasi karakter gelombang dengan Excel Heru Kuswanto
Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika) 2017: Prosiding SNPF III "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa"
Publisher : IKIP PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.924 KB)

Abstract

Etnosains memanfaatkan lingkungan sebagai sumber kajian. Gelombang merupakan gejala yang dapat ditemui dengan mudah di lingkungan. Pemahaman tentang gejala gelombang memiliki peranan yang sangat penting dalam memahami karaktersistik bahan, terutama pada saat interaksi antara gelombang dengan materi. Karakteristik akustik berkaitan dengan interaksi materi dengan gelombang mekanik, terutama pada rentang panjang gelombang audible. Karakteristik optik diperlukan untuk memahami periaku gelombang elektromagnetik, terutama pada rentang panjang gelombang infra merah hingga ultraviolet, saat berinteraksi dengan materi.  Oleh karena itu diperlukan upaya agar gejala ini dapat dipahami dengan mudah. Media yang mudah diperoleh adalah program Excel.
Potensi budaya bakar batu dalam pembelajaran fisika Indah Slamet Budiarti
Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika) 2017: Prosiding SNPF III "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa"
Publisher : IKIP PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.93 KB)

Abstract

Papua merupakan salah satu provinsi Indonesia dimana mayoritas penduduknya tinggal di daerah pedesaan. Mereka tersebar di berbagai daerah seperti kelompok yang membentuk budaya yang berbeda untuk daerah yang berbeda. Sejauh ini, berbagai penelitian tentang budaya lokal dari kelompok etnis Papua telah dilakukan tetapi tampaknya bahwa potensi budaya lokal diintegrasikan ke bahan pembelajaran fisika khususnya di sekolah-sekolah belum mendapat perhatian dari sistem pendidikan dan pemerintah lokal. Seperti Salomo menyatakan, peserta didik pengetahuan awal berasal dari, dan dipengaruhi oleh budaya di mana mereka tinggal [1]. Selain itu, Aikenhead dan Jegede melaporkan bahwa efek dari peserta didik ada dua. Pertama, jika pembelajaran di sekolah yang sedang dipelajari selaras dengan budaya keseharian siswa, maka proses pembelajaran akan mendukung cara pandang siswa terhadap alam sekitarnya. Proses pembelajaran seperti itu disebut dengan proses enkulturasi. Kedua, jika proses ini tidak sejalan atau relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka, maka guru berusaha menyuapi siswa dengan materi, dengan cara menyisihkan atau meminggirkan budaya siswa, mereka mungkin akan menerima materi yang disampaikan oleh guru sebagian atau bahkan menolak sama sekali [2].  Untuk mendukung pendapat tersebut, Basttiste dan Kawagley menyatakan bahwa jika proses belajar dimulai dari fakta-fakta / fenomena yang mereka amati dimana mereka tinggal, kemudian mereka aktif termotivasi untuk belajar [3]. 
Pendidikan Fisika Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Mislan Sasono
Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika) 2016: Prosiding SNPF II 2016 "Peran Ilmuwan dan Pendidikan Fisika dalam Menghadapi MEA"
Publisher : IKIP PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.651 KB)

Abstract

Indonesia termasuk salah satu negara dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC) yang akan bergulir mulai akhir tahun 2015 ini. MEA merupakan realisasi pasar bebas di Asia Tenggara yang sebelumnya telah disebut dalam Framework Agreement on Enhancing ASEAN Economic Cooperation pada tahun 1992. Pada pertemuan tingkat Kepala Negara ASEAN (ASEAN Summit) ke-5 di Singapura pada tahun 1992 tersebut para Kepala Negara mengumumkan pembentukan suatu kawasan perdagangan bebas di ASEAN (AFTA) dalam jangka waktu 15 tahun. Dengan adanya MEA terciptanya pasar bebas di bidang permodalan, barang dan jasa, serta tenaga kerja. Konsekuensi atas kesepakatan MEA yakni dampak aliran bebas barang bagi negara-negara ASEAN, dampak arus bebas jasa, dampak arus bebas investasi, dampak arus tenaga kerja terampil, dan dampak arus bebas modal. Menjelang MEA yang sudah di depan mata, pemerintah Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan langkah strategis, khususnya di bidang pendidikan. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan pencetak sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang menjadi jawaban terhadap kebutuhan sumber daya manusia. Oleh karena terdapat dua periode penting, paling tidak, yang akan dihadapi Bangsa Indonesia dalam kancah  pergaulannya  dengan  negara-negara  di  Asean  maupun  negara-negara  lain  di belahan dunia ini, terutama di medan pendidikan, yaitu periode mengahadapi tahun
PERAN PENDIDIK FISIKA DALAM MENGHADAPI ME Jeffry Handhika
Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika) 2015: Prosiding SNPF 2015 "Peran Pendidik Sains dan Teknologi Untuk Menyongsong Masyarakat Ekonomi A
Publisher : IKIP PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.593 KB)

Abstract

MEA membentuk ASEAN sebagai pasar dan basis produksi tunggal membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif1. Pasar dan basis produksi tunggal ASEAN terdiri lima elemen inti: (i) aliran bebas barang; (ii) aliran bebas jasa; (iii) aliran bebas investasi; (iv) arus modal yang lebih bebas; dan (v) arus bebas tenaga kerja terampil. SDM di Indonesia sangat melimpah, namun pasar Indonesia tidak menampung secara efisien SDM yang dimiliki. Pemberlakuan MEA memberikan konsekwensi kemudahan tenaga ahli dari Negara ASEAN lain masuk ke Indonesia. Tenaga kerja Indonesia belum memenuhi pasar tenaga ahli ASEAN. Secara tidak langsung dapat berdampak pada kesejahteraan masyarakat Indonesia. Perubahan kurikulum sesuai dengan tuntutan pasar sangat penting untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja. UNESCO memetakan konsep peran Kurikulum, Guru, Pembelajar, Lingkungan dalam satu kesatuan untuk mencapai tujuan, menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi berdaya saing tinggi. Pemerintah perlu melakukan redesain kurikulum secara berkesinambungan, Lembaga pendidikan tinggi perlu menjaga dan meningkatkan kualitas dan kompetensi lulusan, meningkatkan kualitas dan kuantitas lembaga pendidikan tinggi. Memasukkan kearifan dan budaya lokal dalam kompetensi dunia kerja Indonesia perlu dipertimbangkan. Mengacu pada 12 kriteria daya saing selain efisiensi pasar tenaga kerja, kesiapan teknologi juga menjadi faktor penentu kualitas daya saing suatu Negara. Kemajuan teknologi, tentunya tidak dapat dipisahkan dari perkembangan sains (Fisika). Pendidik Fisika perlu meningkatkan kualitas pembelajaran fisika melalui pengintegrasian pembelajaran dengan teknologi, pembelajaran berbasis proyek, lesson study.
The description of teacher's difficulties in implementing poe learning model Arifian Dimas; Sarwanto Sarwanto; A Suparmi
Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika) 2017: Prosiding SNPF III "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa"
Publisher : IKIP PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.488 KB)

Abstract

Kurikulum 2013 merupakan proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik (pendekatan ilmiah). Pendekatan saintifik bertujuan agar siswa mampu mengolah pemikiran mereka sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan  kesulitan guru dalam melaksanakan model pembelajaran POE. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan sampel diambil dari 1 guru fisika dan  30 siswa kelas XI Sman 1 Sumberlawang Sragen, 1 guru fisika dan 30 siswa kelas XI Sman 1 Sambungmacan, serta 1 guru dan 30 siswa kelas XI Man 2 Kediri. Data dikumpulkan melalui lembar pengamatan kepada guru, angket siswa, dan wawancara. Temuan dalam penelitian pendahuluan ini adalah  guru sudah melaksanakan model pembelajaran POE namun masih mengalami beberapa kendala atau kelemahan diantaranya kurangnya apersepsi dari guru ke siswa tentang permasalahan yang akan dibahas, guru belum mengarahkan siswa untuk membuat hipostesis (dugaan awal) tentang permasalahan yang akan di analisis,persiapan guru dalam eksperimen masih kurang, guru masih belum mampu membimbing siswa untuk menemukan persamaan dari data hasil percobaan, guru belum mengarahkan siswa untuk membuat hasil kesimpulan dari percobaan.
Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Guide Note Taking Dan Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap Prestasi Belajar Fisika Ditinjau Dari Gaya Belajar Pada Siswa SMAN 6 Kota Madiun Rikha Puspita Rini; Farida Huriawati; Jeffry Handhika
Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika) 2016: Prosiding SNPF II 2016 "Peran Ilmuwan dan Pendidikan Fisika dalam Menghadapi MEA"
Publisher : IKIP PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.815 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan metode pembelajaran Guide Note Taking dengan metode pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) terhadap prestasi belajar fisika siswa. 2) Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara gaya belajar visual, gaya belajar auditori, dan gaya belajar kinestetik terhadap prestasi belajar fisika. 3) Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran Guide Note Taking dan Student Team Achievement Division (STAD)terhadap prestasi belajar fisika siswa yang memiliki gaya belajar visual, gaya belajar auditori maupun gaya belajar kinestetik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas XI SMAN 6 Madiun, sejumlah 4 kelas. Teknik pengambilan sampel adalah dengan cluster random samplingyang terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen I menggunakan metode pembelajaran Guide Note Taking dan kelas eksperimen II menggunakan metode pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD). Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Data gaya belajar diperoleh dari angket yang dibagikan sebelum pembelajaran dilaksanakan yang sebelumnya telah dilakukan uji validitas, sedangkan data prestasi belajar diperoleh dari soal tes yang sebelumnya telah dilakukan uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya beda. Teknik analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan taraf signifikansi 0,05. Dari hasil analisis data didapatkan: 1) Tidak ada perbedaan pengaruh metode pembelajaran Guide Note Taking dan metode pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) terhadap prestasi belajar siswa dengan Fobs = 0,04, dengan DK = {F | Fa> 4,0012 }; 2) Ada perbedaan pengaruh gaya belajar visual, gaya belajar auditori, dan gaya belajar kinestetik terhadap prestasi belajar siswa dengan Fobs = 10,71, dengan DK = {F | Fb> 3,1504 }; 3) Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran Guide Note Taking dan metode pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa dengan Fobs = 0,90, dengan DK = {F | Fab> 3,1504 }. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Guide Note Takingdan metode pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)sama baiknya terhadap prestasi belajar siswa, dan siswa dengan gaya belajar visual lebih baik daripada siswa dengan gaya belajar auditori maupun kinestetik.
Pengembangan modul IPA fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa Tria Yuliana; Jeffry Handhika; Farida Huriawati
Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika) 2017: Prosiding SNPF III "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa"
Publisher : IKIP PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.127 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menghasilkan media pembelajaran fisika berupa modul berbasis inkuiri terbimbing pada pokok bahasan getaran, gelombang, bunyi, cahaya dan alat-alat optik; 2) mengetahui kualitas modul berbasis inkuiri terbimbing pada pokok bahasan optik melalui penilaian validator dan respon siswa; 3) mengetahui presentase peningkatan pemahaman konsep siswa setelah mengunakan media pembelajaran berupa modul berbasis inkuiri terbimbing. Pengembangan ini dibatasi pada tahap awal saja dengan menggunakan model  pengembangan prosedural menurut Sugiyono dan 4-D oleh S. Tiagarajan Dorothy S. Semmel dan Melvyn L. Semmel. Desain uji coba produk pengembangan dalam penelitian ini yaitu validasi ahli, uji kelas kecil, dan uji coba terbatas. Subjek uji coba kelas VIII SMPN 1 Puhpelem. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Langkah-langkah pembuatan modul dalam penelitian ini yaitu analisis ujung depan, analisis siswa, analisis materi, membuat instrumen, menentukan format, perancangan, validasi ahli, uji kelas kecil dan uji coba kelas terbatas; 2) Kualitas modul berbasis inkuiri terbimbing ini memperoleh kategori baik dimana yang telah dinilai oleh ahli modul memperoleh presentase sebesar 80% (layak), media pembelajaran ini juga memperoleh respon baik pada uji kelas kecil dan uji coba terbatas; 3) Hasil pemahaman konsep siswa dilakukan pada uji kelas kecil dan uji coba terbatas memperlihatkan peningkatan sedang.