cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota madiun,
Jawa timur
INDONESIA
Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika)
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Arjuna Subject : -
Articles 78 Documents
Pengembangan Blog Berbasis Komik Edukasi Pokok Bahasan Alat-Alat Optik Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa MAN 2 Madiun Zuniar Laili Putri
Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika) 2016: Prosiding SNPF II 2016 "Peran Ilmuwan dan Pendidikan Fisika dalam Menghadapi MEA"
Publisher : IKIP PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.811 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk 1) menghasilkan sebuah blog berbasis komik edukasi pokok bahasan alat-alat optik untuk mingkatkan minat belajar siswa, 2) mengetahui kualitas produk blog berbasis komik edukasi pokok bahasan alat-alat optik berdasarkan hasil penilaian validator, 3) menegetahui presentasi peningkatan minat belajar siswa sesudah pembelajaran menggunakan blog berbasis komik edukasi pokok bahasan alat-alat optik.Penelitian ini merupakan pengembangan adaptasi dari model pengemangan menurut Sugiyono dan model pengembangan 4-D (Four D). Subjek dalam penelitian ini adalah tiga orang pakar dalam bidang materi, bahasa, dan media sebagai validator media, 6 siswa kelas X MIA 5 MAN 2 Madiun sebagai subjek uji coba kelas kecil dan 35 siswa kelas X MIA 3 Man 2 Madiun sebagai subjek uji coba kelas terbatas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam peelitian ini adalah angket terbuka dan wawancara. Angket terbuka digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan media, respon siswa, dan peningkatan minat belajar siswa. Wawancara dilakukan untuk melakukan analisis kebutuhan guru dan siswa dalam pelajaran. Kelayakan media yang dikembangkan ditinjau dari hasil validasi ahli, respon siswa, dan peningkatan minat belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Hasil penilaian yang dilakuakan oleh validator terhadap media yang dikembangkan memperoleh sekor 3,32 untuk validasi materi tergolong kategori “layak”, memeroleh skor 3,47 untuk validasi bahasa atau tergolong “sangat layak”, dan skor 3,58 untuk validasi media tergolong “sangat layak”. 2) Hasil Respon siswa terhadap media blog berbasis komik edukasi yang dikembangkan dari hasil uji kelas kecil dan uji kelas terbatas menunjukkan respon yang “baik”. 3)  Hasil penyebaran angket minat belajar siswa pada uji kelas kecil menunjukkan peningkatan yang sedang (n-gain=0,56) dan uji kelas terbatas menunjukkan peningkatan yang sedang (n-gain=0,55).
Kemampuan berpikir analitis mahasiswa dalam pembelajaran menggunakan model inkuiri bebas Nita Depit Setyani; A Suparmi; Sarwanto Sarwanto
Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika) 2017: Prosiding SNPF III "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa"
Publisher : IKIP PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.725 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir analitis mahasiswa dengan penerapan model pembelajaran inkuiri bebas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain Two-Group Pretest-Posttest Design. Subjek penelitian merupakan mahasiswa semester II pendidikan fisika Universitas Sebelas Maret, Surakarta sejumlah 29 mahasiswa kelas eksperimen dan 29 mahasiswa kelas kontrol. Data diperoleh menggunakan pretest dan posttest kemudian dihitung gain ternormalisasi (N-gain). Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji-t dua sampel tidak berhubungan (independent sample t-test). Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan N-gain kemampuan berpikir analitis kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan signifikansi sebesar 0,001. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri bebas dapat meningkatkan kemampuan berpikir analitis mahasiswa.
Profil kemampuan berpikir analitis mahasiswa dalam menyeleseikan masalah matematika dasar Garin Fadila; Purwandari Purwandari; Mislan Sasono
Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika) 2017: Prosiding SNPF III "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa"
Publisher : IKIP PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.422 KB)

Abstract

Penelitianinibertujuanuntukmengetahuiseberapabesarkemampuanberpikiranalitismahasiswadalammenyelesaikanmasalahmatematikadasar. Jenispenelitian yang digunakanadalahpenelitiankualitatif. Penelitiankualitatifyaitupenelitian yang temuan-temuannyatidakdiperolehmelaluiprosedurstatistikataubentukhitunganlainnya. Subyekpenelitianadalahenammahasiswa semester II Universitas PGRI Madiun. Pengambilansubyekberdasarkandi ambil dari data nilai ulanganakhir semester mata kuliah matematika dasar yaitudengankategoridua mahasiswa yang memiliki nilai tertinggi, dua mahasiswa yang memiliki nilai sedang, dan dua mahasiswa yang memiliki nilai rendah. Teknikpengumpulan data dilakukandenganmetodetesdanwawancara. Data hasilpenelitian di analisismelaluireduksi data, penyajian data danpenarikankesimpulan. Kesimpulandarihasilpenelitianiniadalah (1) Mahasiswakriteriatinggimenunjukankecenderunganmemilikiprofilkemampuanberpikiranalitis yang baikdalammenyeleseikansoalmatematikadasar (2) siswakriteriasedangmenunjukankecenderunganmemilikiprofilkemampuanberpikiranalitis yang cukupbaikdalammenyeleseikansoalmatematikadasar (3) siswakriteriasedangmenunjukankecenderunganmemilikiprofilkemampuanberpikiranalitis yang kurangbaikdalammenyeleseikansoalmatematikadasar.
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA RANGKAIAN LISTRIK MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN SLAMET RIJADI
Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika) 2015: Prosiding SNPF 2015 "Peran Pendidik Sains dan Teknologi Untuk Menyongsong Masyarakat Ekonomi A
Publisher : IKIP PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.298 KB)

Abstract

Definisi kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemengang pemeran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pelajaran. Dalam proses belajar mengajar, guru sebagai pengatur dan pelaku karena itu gurulah yasng mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Kaqrena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menari sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa akan merasa senang dan merasa perlu untuk mepelajari bahan pelajaran tersebut
Efektivitas pembelajaran kooperatif learning tipe jigsaw Dan TGT ditinjau dari kemampuan berpikir tingkat tinggi Sunardi Sunardi; Jeffry Handhika; Mislan Sasono
Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika) 2017: Prosiding SNPF III "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa"
Publisher : IKIP PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.926 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) apakah ada perbedaan model pembelajaran cooperative learning tipe Jigsaw dan TGT terhadap hasil belajar Fisika. (2) apakah ada perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan kemampuan berpikir tingkat rendah terhadap hasil belajar Fisika. (3) adakah interaksi antara model pembelajaran cooperative learning tipe Jigsaw dan TGT dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi terhadap hasil belajar fisika. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen.Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Wungu dengan sampel kelas VIII G dan H. Teknik pengambilan sampel adalah teknik cluster random sampling.Pengujian persyaratan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi (anava) dua jalan dengan sel tak sama, sebagai tindak lanjut dari analisis variansi dilakukan uji scheffe. Hasil penelitian dengan  = 5% menunjukan bahwa: (1)  tidak ada perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran tipe Jigsaw dan TGT (Teams Games Tournament) terhadap hasil belajar Fisika dengan Fobs(0,51) < Ftabel(4,17). (2) ada perbedaan kemampuan berpikir tinggi dan kemampuan berpikir tingkat rendah terhadap hasil belajar Fisika dengan Fobs(4,86) > Ftabel(4,17). (3) tidak interaksi  antara model pembelajaran Jigsaw dan model pembelajaran tipe Jigsaw dan TGT (Teams Games Tournament) dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan Fobs(0,06) < Ftabel(4,17).
TANTANGAN PENDIDIKAN INKLUSI DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Winarti Winarti
Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika) 2015: Prosiding SNPF 2015 "Peran Pendidik Sains dan Teknologi Untuk Menyongsong Masyarakat Ekonomi A
Publisher : IKIP PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.279 KB)

Abstract

Negara-negara Asean sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015. Pasar tunggal ini dimaksudkan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan. Hadirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di Indonesia membuka lapangan kerja secara luas dan membuat semakin ketatnya persaingan tenaga kerja karena MEA memungkinkan kemudahan dalam merekrut tenaga kerja asing yang lebih profesional. Jika tidak dsiapkan maka ada kemungkinan negara kita hanya menjadi penonton dan pasar saja bagi negara asing. MEA tidak hanya berimbas kepada bidang ekonomi saja tetapi jelas akan masuk pula pada dunia pendidikan. Pendidikan mencetak para generasi penerus untuk dapat bersaing di kancah Asean maupun Internasional.Indonesia memiliki tantangan yang berat untuk menghadapi MEA yaitu tantangan sumber daya manusia (SDM) yang terlihat kurang siap untuk bersaing di kancah ASEAN. Berdasarkan kajian BPS 2014 menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang berusia di atas 15 tahun yang bekerja berdasarkan pendidikan secara berurutan adalah: SD sebanyak 46,8%, SLTP 17,82%, SLTA 25,23% dan pendidikan tinggi 10,14%. Apakah dengan komposisi yang demikian memberi keyakinan kepada kita akan kesiapan menghadapi MEA di akhir tahun 2015.Pendidikan mengemban tugas dalam menyiapkan SDM Indonesia yang mampu bersaing dalam menghadapi MEA ini. Peran pendidikan tentulah sangat besar, baik pendidikan secara formal, non formal, dan informal.Pada makalah ini akan dibahas sejauh mana kesiapan dan tantangan pendidikan inklusi dalam menyongsong MEA. Mengingat bahwa masyarakat atau siswa difabel adalah bagian dari masyarakat indonesia yang sedikit terabaikan yang tentunya juga akan mengalami dampak dari MEA.
Pengembangan Modul Berbasis Discovery Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Denanda Brigenta; Jeffry Handhika; Farida Huriawati
Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika) 2017: Prosiding SNPF III "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa"
Publisher : IKIP PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.158 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan: (1) menghasilkan media pembelajaran fisika berupa Modul Berbasis Discovery Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Siswa SMP/MTS Kelas VIII Semester Genap(2) Mengetahui kualitas Modul Berbasis Discovery Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Siswa SMP/MTS Kelas VIII Semester Genap melalui penilaian validator dan respon siswa; (3) Mengetahui persentase peningkatan pemahaman konsep siswa setelah menggunakan media pengembanganModul Berbasis Discovery Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep.Model pengembangan yang digunakan untuk mengembangkan media pembelajaran fisika berbasis Discovery Learning adalah adaptasi model  pengembangan prosedural menurut Sugiyono dan model pengembangan 4-D oleh S. Tiagarajan Dorothy S. Semmel dan Melvyn L. Semmel. Desain uji coba produk pengembangan dalam penelitian ini yaitu validasi ahli, uji kelas kecil, dan uji coba terbatas. Subjek uji coba adalah 6 siswa untuk uji kelas kecil dari kelas VIII B SMPN 2 Geger dan uji coba terbatas yaitu 20 siswaVIII A SMPN 2 Geger.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Langkah-langkah pembuatan Modul Berbasis Discovery Learning dalam penelitian ini yaitu analisis ujung depan, analisis siswa, analisis materi, membuat instrumen, menentukan format, perancangan, validasi ahli, uji kelas kecil dan uji coba kelas terbatas; 2) Kualitas Modul Berbasis Discovery Learning ini memperoleh kategori baik dimana yang telah dinilai oleh ahli materi memperoleh presentase sebesar 91,56% (sangat layak) dan ahli media memperoleh presentase sebesar 88,88% (sangat layak) sedangkan pada uji kelas kecil memperoleh presentase sebesar 87,33% (sangat baik) dan uji coba terbatas memperoleh presentase sebesar 85,53% (sangat baik); 3) Hasil pemahaman konsep siswa dilakukan pada uji kelas kecil memperlihatkan peningkatan sedang dengan rata-rata N-Gain dan pada uji coba terbatas memperlihatkan peningkatan sedang dengan rata-rata N-Gain.
Analisis Teori Resonansi Pada Medan Putar Mesin Listrik 1 Phasa (Pengembangan Media Pembelajaran Fisika) Jarot Suseno; Achsanul Khabib; Miftakhul Huda
Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika) 2016: Prosiding SNPF II 2016 "Peran Ilmuwan dan Pendidikan Fisika dalam Menghadapi MEA"
Publisher : IKIP PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.354 KB)

Abstract

Telah dilakukan eksperimen untuk menganalisis teori resonansi pada medan putar mesin listrik 1 phasa dari rangkaian listrik tertutup sumber arus AC. Penentuan beda fase dilakukan dengan memvariasi nilai kapasitas kapasitor (C) non polar dalam rangkaian serta mengamati kecepatan putar jarum kompas yang diletakkan di antara dua pasang kumparan yang saling berhadapan. Beda fase diamati dari rangkaian yang dihubungkan pada oscilloscope digital DSO (Digital Storage Osciloscope) yang dikoneksikan dengan computer/laptop melalui USB Host. Periode putar dapat diamati dengan menggunakan tachometer digital DEKO 2234L. Dari eksperimen dan data eksperimen dapat disimpulkan, pertama kompas mulai berputar pada kapasitor 4 µF dengan kecepatan 408,7 RPM, mengalami titik jenuh pada nilai kapasitor  41.22 - 56.9 µF, kedua pada kapasitor dibawah 4 µF jarum kompas sulit untuk berputar, ketiga semakin besar nilai kapasitor maka semakin besar pula amplitude pada belitan bantu. Amplitude mengalami kondisi jenuh pada nilai kapasitor 48.5 - 56.9 µF, keempat  pengaruh nilai kapasitor juga mempengaruhi perbedaan fase antara belitan utama dan belitan bantu. Semakin besar nilai kapasitor maka beda fase antar belitan juga semakin kecil. Namun pada kondisi tertentu akan mengalami kejenuhan yaitu pada nilai kapasitor 48.5 - 56.9 µF dan kelima adanya perubahan putaran kompas seiring dengan perubahan amplitude pada belitan bantu. Semakin tinggi amplitude pada belitan bantu, maka semakin cepat pula putaran kompas. Namun pada nilai amplitude 16.115 - 15.235 Vp kondisi jenuh putaran kompas yaitu 3007 RPM, pada keadaan ini dimungkinkan terjadi peristiwa resonansi.
Pengembangan modul IPA fisika berbasis discovery untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas VIII SMP negeri 1 Puhpelem Yuneni Fatmawati; Jeffry Handhika; Farida Huriawati
Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika) 2017: Prosiding SNPF III "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa"
Publisher : IKIP PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.733 KB)

Abstract

Pembelajaran Fisika yang di terapkan di SMP Negeri 1 Puhpelem belum mengunakan bahan ajar berbasis discovery yang mengarahkan siswa belajar mandiri dan rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi. Penelitian dan pengembangan tahap awal ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui langkah-langkah mengembangkan modul IPA Fisika berbasis discovery untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. 2) Mengetahui kelayakan validator dan respon siswa pada kelas kecil menggunakan modul fisika berbasis discovery pada materi pokok cahaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Metode penelitian dan pengembangan menggunakan Research and Development (R&D), model penelitian dan pengembangan menggunakan 4D Thiagarajan dengan tahap: define, design, develop, dan disseminate. Sampel penelitian yaitu kelas VIII di SMP Negeri 1 Puhpelem. Instrumen yang digunakan adalah angket, lembar validasi dan soal pretest dan post test. Analisis hasil angket, kelayakan dan hasil observasi dianalisis dengan diskriptif kualitatif berdasarkan skor kriteria.  Hasil penelitian: 1) Modul pembelajaran fisika telah didesain dengan tahapan pembelajaran discovery  yaitu:  Stimulasi, Identifikasi Masalah Pengumpulan Data, Pengolahan Data, Verifikasi dan Kesimpulan untuk meningkatkan kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa. 2) Modul memenuhi kriteria layak dari hasil validasi ahli media. Nilai rata-rata dari validator 1 sebesar 3,67 dan validator 2 sebesar 3,72 sehingga modul dikatan sangat layak. Dilihat dari hasil respond an keterbacaan modul melalui kelas kecil mendapatkan presentase sebesar 8,57 % yang dapat disimpulkan bahwa odul tergolong dalam kategori sangat layak. 
Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Presentasi Dan Diskusi Pada Materi Jfet, Mosfet, Dan Tiristor Erawan Kurniadi
Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan Fisika) 2017: Prosiding SNPF III "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa"
Publisher : IKIP PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.061 KB)

Abstract

Pemahaman materi tentang Bipolar Junction Transistor (BJT) pada mata kuliah Elektronika I merupakan dasar untuk mempelajari materi JuntionField Effect Transistor (JFET), Metal-Oxide Semiconductor FET (MOSFET), dan Tiristor pada mata kuliah Elektronika II. Secara umum ketiga jenis transistor tersebut memiliki aplikasi yang hampir sama namun memiliki cara/prinsip kerja yang berbeda. Untuk mempelajari perbedaan hingga aplikasi dari transistor-transistor dan tiristor  tersebut diperlukan kemampuan berpikir yang cukup kritis. Dalam penelitian ini, dilakukan pengembangan kemampuan berpikir kritis mahasiswa melalui presentasi dan diskusi. Pengukuran terhadap kemampuan berpikir kritis dilakukan melalui pengamatan/observasi saat pembelajaran, dan tes pemahaman materi. Hasil observasi menunjukkan saat presentasi dan diskusi mahasiswa mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dengan indikator menganalisis pertanyaan dan memfokuskan pertanyaan.Hasil tes pemahaman materi menunjukkan mahasiswa mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dengan indikator menentukan solusi dari permasalahan dalam soal dan menuliskan jawaban atau solusi dari permasalahan dalam soal(25 dari 29 mahasiswa/ 86,21%), dan indikator menentukan kesimpulan dari solusi permasalahan yang telah diperoleh dan menentukan alternatif-alternatif cara lain dalam menyelesaikan masalah(22 dari 29 mahasiswa/75,86%).