cover
Contact Name
Darwanto
Contact Email
bawal.puslitbangkan@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
bawal.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Bawal : Widya Riset Perikanan Tangkap
ISSN : 19078229     EISSN : 25026410     DOI : -
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap dipublikasikan oleh Pusat Riset Perikanan yang memiliki p-ISSN 1907-8226; e-ISSN 2502-6410 dengan Nomor Akreditasi RISTEKDIKTI: 21/E/KPT/2018, 9 Juli 2018. Terbit pertama kali tahun 2006 dengan frekuensi penerbitan tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan April, Agustus, Desember. Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap memuat hasil-hasil penelitian bidang “natural history” (parameter populasi, reproduksi, kebiasaan makan dan makanan), lingkungan sumber daya ikan dan biota perairan.
Arjuna Subject : -
Articles 378 Documents
PARAMETER POPULASI DAN POLA REKRUITMEN IKAN TONGKOL LISONG (Auxis rochei Risso, 1810) DI PERAIRAN BARAT SUMATERA Tegoeh Noegroho; Umi Chodrijah
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 7, No 3 (2015): (Desember 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.042 KB) | DOI: 10.15578/bawal.7.3.2015.129-136

Abstract

Perikanan neritik tuna di perairan Barat Sumatera berkembang pesat beberapa dekade terakhir ini. Sementara belum banyak diperoleh hasil penelitian tentang populasi ikan tongkol lisong (Auxis rochei). Penelitian tentang parameter populasi dan pola rekruitmen ikan tongkol lisong dilakukan pada bulan Februari-Desember 2013 di beberapa lokasi pendaratan ikan di Barat Sumatera. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh laju pertumbuhan, panjang asimptotik, laju kematian, laju eksploitasi, dan pola rekruitmen ikan tongkol lisong (Auxis rochei). Estimasi parameter populasi menggunakan model analitik berdasarkan program “Electronic Length Frequency Analysis (ELEFAN 1)”. Data frekuensi panjang dikumpulkan berkesinambungan di beberapa tempat pendaratan utama. Hasil penelitian menunjukkan panjang cagak ikan tongkol lisong yang tertangkap berada pada kisaran 11-42 cmFL. Parameter pertumbuhan Von Bertalanffy diperoleh nilai laju pertumbuhan (K) sebesar 0,54/tahun, panjang asimptotik (L ) sebesar 43,5 cm FL, dan umur ikan pada saat panjang ke-0 (-t0) sebesar -0,076/tahun. Laju mortalitas total (Z) sebesar 1,96/tahun. Laju kematian karena penangkapan (F) sebesar ,07/tahun, dan laju kematian alami (M) 0,89/tahun. Laju eksploitasi (E) tongkol lisong di Barat Sumatera adalah 0,49/tahun atau berada pada tingkat eksploitasi moderat. Pola rekrutmen tongkol lisong terjadi dua kali dalam setahunnya, yaitu mencapai puncak pada bulan Maret dan Juni.Neritic tuna fishery in theWest Sumatra waters was developed very intensively in the captured.Meanwhile, study population of bullet tuna (Auxis rochei) in those are still limited. Research in population parameters and recruitmen pattern of bullet tuna has been conducted in February-December 2013 based on several landing place inWest Sumatra. The aim of this study is to obtain asymptotic length, mortality rate, exploitation rate, and recruitment pattern of bullet tuna (Auxis rochei). Estimation of population parameters using an analytical model based on the program “Electronic Length Frequency Analysis (ELEFAN 1)”. Length frequency data collected continuously in themain landing places The results showed the fork length of bullet tuna was caught in the range 11-42 cm FL. Von Bertalanffy growth parameters obtained the growth rate value (K) of 0,54/year, asymptotic length (L ) of 43,5 cm FL, and fish age when the length to the-0 (-t0) of -0,076/year. Total mortality was 1,96/year. Fishing mortality rate (F) was 1,07/year and natural mortality rate (M) 0,89/year. The exploitation rate (E) of bullet tiuna in West Sumatra was 0,49 / year or are at a moderate level of exploitation. Recruitment patterns of bullet tuna happen twice in a year, which reached a peak in March and June.
KARAKTERISTIK HABITAT CALON SUAKAPERIKANAN DI DANAU SENTANI Hendra Satria; Mas Tri Djoko Sunarno
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 2, No 4 (2009): (April 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.987 KB) | DOI: 10.15578/bawal.2.4.2009.163-169

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi karakteristik habitat calon suaka perikanan di perairan Danau Sentani. Penelitian dilakukan pada April, Juli, September, dan Nopember 2006 dengan menggunakan metode survei dan wawancara. Lokasi pengamatan ditetapkan secara sengaja di tempat yang merupakan suaka perikanan, yaitu Teluk Yope, Teluk Butali, Asei Besar, dan Kampung Harapan. Beberapa parameter kualitas air diamati di setiap stasiun. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa karakteristik habitat ikan di Teluk Yope, Teluk Butali, Asei Besar, dan Kampung Harapan mendukung kehidupan organisme perairan. Kandungan Oksigen terlarut berkisar 3,6 - 5,9 mg/L, klorofil-a 7,67 - 12,69 mg/m3 dan biomassa 722,98 - 977,53 mg/L. Kelimpahan plankton berkisar 30.182 - 249.482 ind./L. Tumbuhan air di Danau Sentani menyebar terutama di daerah pinggiran pantai (litoral) dengan luas 20% dari luas perairan danau. Kelimpahan bentos didominansi oleh siput kecil seperti Goniobasis sp. dan Viviparus sp. yang banyak ditemukan di Asei Besar dan KampungHarapan. Kepadatan benthos berkisar 20 - 30 ekor/m2. Berdasarkan karakteristik habitat dengan nilai skor kelayakan dan kemudahan dalam pengelolaan suaka perikanan, Kampung Harapan, dan Teluk Butali dapat dijadikan suaka perikanan di Danau Sentani.
STRUKTUR KOMUNITAS IKAN DAN TINGKAT TROFIK DI WILAYAH GENANGAN WADUK JATIGEDE PRAINUNDASI, KABUPATEN SUMEDANG-JAWA BARAT Andri Warsa; Kadarwan Soewardi; Sigid Hariyadi; Joni Haryadi D
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 8, No 1 (2016): (April 2016)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.219 KB) | DOI: 10.15578/bawal.8.1.2016.29-36

Abstract

Waduk Jatigede dibangun dengan membendung Sungai Cimanuk dan  memiliki luas 4.122 ha serta merupakan waduk multifungsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas ikan dan pemanfaatan sumber daya makanan oleh beberapa jenis ikan yang terdapat di DAS Cimanuk wilayah genangan Waduk Jatigede pra inundasi. Penelitian dilakukan setiap bulan pada Februari-Mei 2015 setiap bulan pada minggu pertama. Sampel ikan diperoleh dengan menggunakan jaring insang, jala, dan pancing. Percobaan penangkapan dilakukan di Sungai Cialing (inlet), Genteng, Cimanuk dan Cinambo (outlet). Ikan yang tertangkap dipisahkan berdasarkan jenisnya dan diukur panjang total serta ditimbang bobotnya. Untuk analisis kebiasaan makan kebiasaan makan, saluran pencernaan diambil dan diawetkan dengan formalin 4%. Untuk identifikasi contoh ikan diawetkan dengan formalin 10%. Ikan yang tertangkap selama penelitian sebanyak 11 jenis. Ikan yang dominan adalah lalawak dan genggehek. Rasio biomassa-kelimpahan ikan menujukkan bahwa komunitas ikan di Waduk Jatigede sebelum penggenangan dalam kondisi terganggu. Jenis makanan alami yang dimanfaatkan oleh komunitas ikan di Sungai Cimanuk wilayah genangan Waduk Jatigede adalah detritus, krustase, annelida, insekta, moluska, tumbuhan dan fitoplankton. Jatigede Reservoir  was build with damming of Cimanuk River has about  4.122 ha surface area as wel as multi purpose reservoir. The aim of the research is to known the fish community structure and trophic level by fishes community at Cimanuk River arround Jatigede Reservoir pre inudated. The research was carried out in February-May 2015. Fish sample was obtained by using gillnet, hook and cast net. The experimental fishings were setting at Cialing (inlet), Genteng, Cimanuk and Cinambo (outlet). Fish sample were separated according speciesand was measured of total lenght. To the analisys of food habits, digestive tract was preserved using formalin 4%. For identification, fish sample  was preserved using formalin 10%. About 11 fish species were recorded. Dominan fish catches were Barbonymus balleroides and Mystacoleucus marginatus. According to Abundance-Biomass Comparisson, fish community was under pressure (unstable). Natural feeds observed were detritus, crustacea, annelida, insecta, molusca, plant and phytoplankton. 
STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON DAN KONDISI LINGKUNGAN PERAIRAN DI TELUK JAKARTA Adriani Sri Nastiti; Sri Turni Hartati
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 5, No 3 (2013): (Desember 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.356 KB) | DOI: 10.15578/bawal.5.3.2013.131-150

Abstract

Fitoplankton dan zooplankton merupakan pakan alami bagi biota laut termasuk ikan. Tujuan penelitian adalah mengetahui struktur komunitas fitoplankton dan zooplankton serta kondisi lingkungan perairan di Teluk Jakarta. Penelitian dilakukan pada bulan April, Juni, Agustus dan Oktober 2009, pengamatan di 5 stasiun TJ1, TJ2, TJ3, TJ4 dan TJ5. Parameter yang di ukur adalah: kelimpahan fitoplankton dan zooplankton, suhu air, kecerahan, oksigen terlarut, pH, salinitas,. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fitoplankton yang ditemukan 5 kelas meliputi: Cyanophyceae (6 spesies), Chlorophyceae (4 spesies), Bacillariophyceae (37 spesies), Dinophyceae (14 spesies) dan Euglenophyceae (1 species). Zooplankton yang ditemukan 10 kelas meliputi : Crustacea (16 spesies), Holothuroidea (3 spesies), Ciliata (5 spesies), Sagittoidea (2 spesies), Sarcodina (3 spesies), Rotatoria (4 spesies), Echinodermata (1 spesies), Polychaeta (1 spesies), Urochordata (1 spesies) dan Hydrozoa (1 spesies). Kelimpahan fitoplankton berkisar antara 1.587.086 - 3.799.799 sel/l. Kelimpahan zooplankton berkisar antara 922.010 - 3.834.261ind/l. Indeks keanekaragaman (=H)  fitoplankton berkisar antara 1,74 – 3,64;indeks dominansi (=D) berkisar antara 0,04-0,40 dan indeks keseragaman (=E) berkisar antara 0,08-0,34. Indeks  biologi zooplankton menunjukkan nilai (=H) berkisar antara 0,22-3,70; nilai  (=D) berkisar antara 0,18-0,79; dan nilai (=E) berkisar antara 0,01-0,37.  Suhu air berkisar  antara 29,5-31,6oC, pH berkisar antara 4,96-7,38 dan salinitas berkisar antara 12,0-31,5 o/oo. Teluk Jakarta diindikasikan mengalami tekanan lingkungan sehingga hanya beberapa spesies plankton mampu beradaptasi, yaitu dari kelas Bacillariophyceae (Chaetoceros sp) dan Crustaceae (Calanus sp dan Acartia sp). Phytoplankton and zooplankton is a natural food for other marine life including fish. Growth and development are supported by condition of aquatic environment. The research objective was to determine the community structure of phytoplankton and zooplankton and aquatic environments as a factor in supporting the management of fish resources in the  Jakarta Bay. The research was conducted in April, June, August and October 2009 at five stations were : TJ1, TJ2, TJ3, TJ4 and J5 . The parameters measured were: phytoplankton and zooplankton abundance, water temperature, brightness, dissolved oxygen, pH and salinity,. The results show that there were 5 classes of phytoplankton found in Jakarta Bay consisting  of: Cyanophyceae (6 species), Chlorophyceae (4 species), Bacillariophyceae (37 species), Dinophyceae (14 species)and Euglenophyceae (1 species). Zooplankton were found  10 classes consisting of Crustacea (16 species), Holothuroidea (3 species), Ciliata (5 species), Sagittoidea (2 species), Sarcodina (3 species), Rotatoria (4 species), Echinodermata (1 species), Polychaeta (1 species), Urochordata (1 species) dan Hydrozoa (1 species). Phytoplankton abundance was between 1.922.010 - 3.834.261 cell/ l. Zooplankton abundance was between 2.764 - 2.849.066 ind/l.  Analysis on biological index of phytoplankton showed that the diversity indeces ranged between 1,74 – 3,64;  dominance indeces (=D) ranged  between 0,04-0,40 and  similarity indeces (=E) ranged between 0,08- 0,34.  Biological index of zooplankton showed that the diversity indeces (= H) ranged between 0,22-3,70;  dominance indeces (=D) ranged  between 0,18-0,79, and similarity indeces (= E) ranged between 0,01-0,37. Water temperature ranged between 29.5 - 31.6o C, pH  ranged between  4.96 - 7.38 and salinity ranged between 12.0 - 31.5 o / oo . Jakarta Bay is experienced environmental pressures so that only several species plankton are capable of adapting, that is from class Bacillariophyceae (Chaetoceros sp.) and  class Crustaceae (Calanus sp. and Acartia sp).
BIOLOGI REPRODUKSI DAN KEBIASAAN MAKAN IKAN LAYUR (Trichiurus lepturus, Linnaeus) DI SEKITAR PERAIRAN BINUANGEUN, BANTEN Prihatiningsih Prihatiningsih; Nurulludin Nurulludin
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 6, No 2 (2014): (Agustus 2014)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1176.136 KB) | DOI: 10.15578/bawal.6.2.2014.103-110

Abstract

Ikan layur tergolong ikan demersal dan permintaannya terus meningkat baik lokal maupun ekspor, menyebabkan produksi ikan layur jugameningkat dari tahun ke tahun. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui biologi reproduksi dan kebiasaan makanan ikan layur di perairan Binuangeun-Banten. Pengambilan contoh dilakukan pada Januari – Desember 2013 dari hasil tangkapan nelayan dengan menggunakan alat tangkap jaring rampus, pancing rawai dan pancing ulur. Hasil penelitian menunjukkan pola pertumbuhan ikan layur bersifat allometrik positif, rata-rata ukuran pertama kali tertangkap lebih besar dibandingkan dengan ukuran pertama kali matang gonad sehingga masih dapatmelakukan proses rekruitmen. Pemijahan ikan layur diduga terjadi beberapa kali dalamsetahun. Nilai IKGbetina maupun jantan mengalami peningkatan dari TKG I sampai dengan TKG V yang akan menurun lagi pada TKG spent. Pola pemijahan ikan layur adalah partial spawner dan memiliki potensi reproduksi yang cukup besar dengan fekunditas berkisar 12.928–294.700 butir telur. Kebiasaanmakan ikan layur tergolong karnivora.The ribbonfish classified as demersal fish and the ever increasing demand for both local and export, causing ribbonfish production increase from year to year. This study aims to determine the reproductive biology and food habits of ribbonfish in the Binuangeun waters - Banten. Sample collected in January December 2013, with bottom gillnet, longline and handline . The results showed a pattern of growth the ribbonfish is allometric positive, The average length at first capture was higher than the average length at first maturity so that they can carry out the recruitment process. Ribbonfish spawning is thought to occur several times a year. Value IKG females and males has increased from TKG I to V which will decrease again at TKGspent. Ribbonfish spawning patterns are partial spawner and have the reproductive potential is quite large with fecundity ranging 12.928-29.4700 eggs. Feeding habits of ribbonfish is carnivor.
SUMBER DAYA RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI PERAIRAN TANGERANG Prihatiningsih Prihatiningsih; Karsono Wagiyo
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 2, No 6 (2009): (Desember 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.33 KB) | DOI: 10.15578/bawal.2.6.2009.273-282

Abstract

Dalam skala internasional, rajungan merupakan salah satu komoditas ekspor terbesar setelah ikan tuna dan udang, namun di Indonesia upaya eksploitasi usaha penangkapan rajungan secara komersial belum terlalu berkembang. Telah dilakukan penelitian mengenai sumber daya rajungan di perairan Tangerang pada bulan Maret-Oktober 2008. Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil tangkapan bubu lipat rajungan di perairan Tangerang berkisar antara 0,8-11,0 kg/kapal/trip/hari dengan rata-rata 4,19 kg/kapal/trip/hari, sedangkan jaring kejer / jaring insang monofilamen berkisar antara 0,05-85 kg/kapal/trip/hari dengan rata-rata 4,14 kg/kapal/trip/hari. Musim penangkapan terjadi pada bulan Juli, dan produksi perikanan rajungan tahun 2001-2004 relatif stabil, namun tahun 2005mengalami penurunan. Nisbah kelamin rajungan jantan terhadap betina pada bulan Maret, April, Juli, dan Agustus individu jantan lebih dominan, sedangkan bulan Mei dan Juni individu betina yang lebih dominan. Panjang rajungan jantan berkisar antara 4,7-14,1 cm, sedangkan rajungan betina berkisar antara 5,1-13,6 cm dengan rata-rata 12,5 cm. Bulan April-Agustus 2008, modus ukuran panjang rajungan jantan dan betina tidak mengalami perubahan yaitu berkisar antara 8,1-9,5 cm, hanya bulan Maret yang sebaran ukuran panjangnya bergeser ke sebelah kanan yaitu pada ukuran 9,6-11,0 cm.Ukuran bobot rajungan jantan berkisar antara 8,7-125 g dengan rata-rata 44,42 g, sedangkan rajungan betina berkisar antara 28-115 g dengan rata-rata 51,76 g. Berdasarkan pada hubungan panjang bobot rajungan jantan dan betina, pola pertumbuhannya bersifat allometrik negatif.
TIPE SEDIMEN DI DASAR PERAIRAN ARAFURA Suprapto Suprapto
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 1, No 3 (2006): (Desember 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2391.344 KB) | DOI: 10.15578/bawal.1.3.2006.113-119

Abstract

setiap wilayah perairan mempunyai tipe sedimen berbeda-beda sesuai dengan retak geografis dan topografi. Informasi tipe sedimen tersebut, sangat penting untuk diketahui karena aspek ini dapat  digunakan sebagai data dukung bagi pengkajian sumber daya ikan demersal di suatu perairan. Berkaitan dengan hal tersebut maka makalah ini akan menginformasikan tipe sedimen di perairan Arafura yang diperoleh dari salah satu kegiatan riset oseanografi yang dilakuian pada 2003.
ASPEK REPRODUKSI IKAN OSKAR (Amphilophus citrinellus Günther, 1864) DI WADUK IR H. DJUANDA, JAWA BARAT Prawira A.R.P. Tampubolon; M. F. Rahardjo; Krismono Krismono
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 7, No 2 (2015): (Agustus 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.974 KB) | DOI: 10.15578/bawal.7.2.2015.67-75

Abstract

Ikan oskar (Amphilophus citrinellus) merupakan ikan asing di Waduk Ir. H. Djuanda yang saat ini merupakan ikan yang paling banyak tertangkap di waduk tersebut. Penelitian ini dilakukan pada Oktober 2011–Januari 2012 di Waduk Ir. H. Djuanda, Jawa Barat, dengan tujuan untuk mengetahui beberapa aspek yang berkaitan dengan pemijahan ikan oskar. Contoh ikan ditangkap menggunakan jaring insang. TKG diamati secara visual dan fekunditas dihitung menggunakan metode gravimetrik. Total ikan contoh yang tertangkap selama penelitian berjumlah 460 ekor yang berasal dari enam stasiun pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan panjang total dan bobot tubuh ikan berkisar antara 62–210 mm dan 4,81–187,18 gram. Rasio kelamin ikan seimbang. Ukuran ikan jantan dan betina terkecil yang ditemukan matang gonad adalah 125 mm dan 121 mm. Ikan yang matang gonad paling banyak ditemukan pada bulan Desember untuk ikan betina dan Januari untuk ikan jantan. Fekunditas total berkisar antara 729–3.299 butir. Ikan oskar merupakan ikan pemijah bertahap.
PENGARUH SUBSTRAT DAN KEDALAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN SPONS (Callyspongia sp.) DI PERAIRAN JEPARA Bram Setyadji; Sisco Panggabean
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 3 (2010): (Desember 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.139 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.3.2010.175-181

Abstract

Potensi spons sebagai bioindikator (biomonitoring dan biomarker), bioremidiasi maupun untuk kebutuhan farmasi dan komersial telah banyak diidentifikasi melalui penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi dasar mengenai pengaruh faktor lingkungan (substrat dan kedalaman perairan) terhadap pertumbuhan spons Callyspongia sp. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Hasil penelitian menunjukan rata-rata laju pertumbuhan panjang spons Callyspongia sp. lebih tinggi pada kedalaman 2 m dibandingkan 1 m pada substrat ban dan jaring. Hubungan antara spons dengan substrat tidak menunjukan perbedaan yang berarti,sedangkan kedalaman diduga merupakan faktor yang lebih berpengaruh terhadap pertumbuhan spons jenis ini. The use of sponge as bioindicator (biomonitoring and biomarker), bioremidiation and pharmaceutical purposes have been widely reported in many studies. However little is known about knowledge of their biological and ecological aspect. The aim of this study was to presents basic information about the influence of substrate and depth on growth of Callyspongia sp. The results showed that the average of length growth of Callyspongia sp. in the water depth 2 m more higher than1 m in both net and tire subtrates here were no differences of growth between net and tire as a substrate, while depth was likely put more influence on the growth of this sponge.
PENANGKAPAN JUVENIL IKAN MADIDIHANG (Thunnus albacares Bonnatere 1788) DI PERAIRAN TELUK TOMINI Siti Mardlijah; Enjah Rahmat
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 4, No 3 (2012): (Desember 2012)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.79 KB) | DOI: 10.15578/bawal.4.3.2012.169-176

Abstract

Intensitas penangkapan juvenil ikan madidihang (Thunnus albacares) di Teluk Tomini terutama terjadi sejak banyaknya beroperasi purse seine di perairan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran eksploitasi ikan madidihang juvenil dengan hand line dan purse seine di perairan Teluk Tomini.  Penelitian  dilakukan pada tahun 2007 dan 2010.  Sampel ikan madidihang merupakan hasil tangkapan hand line dan  purse seine yang yang beroperasi di rumpon di perairan Teluk Tomini. Hasil tangkapan madidihang juvenil dari hand line sebesar 88,11%, sedangkan hasil tangkapan ikan madidihang juvenil dengan purse seine sebesar 100% (seluruh hasil tangkapan adalah juvenil ).  Panjang pertama kali ikan madidihang yang tertangkap dengan hand line 31,6 cm FL dan dengan purse seine 30 cm FL.  Penangkapan ikan juvenil madidihang terjadi setiap bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sudah terjadi tekanan penangkapan yang sangat tinggi terhadap juvenil ikan madidihang. The high intensity of juvenils yellowfin tuna (Thunuus albacares) in Tomini bay has occurred after purse seine operated in this area. The aim of the research on “Exploitation of juvenile yellowfin tuna  in Tomini Bay”  was to give clear feature on yellowfin tuna juvenile exploitation by hand line and purse seine in Tomini Bay. The research was conducted in 2007 and 2010. All samples of yellow fin tuna were caught by hand line and purse seine which were operated in Tomini Bay. The result showed that juvenile yellowfin tuna were caught by hand line was about 88.11% from the total catch of hand line, while the juvenile yellowfin tuna caught by purse seine was 100%.  Length of first captune of yellowfin tuna by handline and purse seine was 31.6 cm FL and 30 cm. Fishing juvenile yellowfin tuna occurs every month.  Moreover, that condition was showing and giving the indication that the exploitation of juvenile yellowfin tuna was very high that may endanger their sustainability. 

Page 10 of 38 | Total Record : 378


Filter by Year

2006 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 17, No 2 (2025): Agustus 2025 Vol 16, No 2 (2024): AGUSTUS 2024 Vol 16, No 1 (2024): (APRIL) 2024 Vol 15, No 3 (2023): (DESEMBER) 2023 Vol 15, No 2 (2023): (AGUSTUS) 2023 Vol 15, No 1 (2023): (APRIL) 2023 Vol 14, No 3 (2022): (DESEMBER) 2022 Vol 14, No 2 (2022): (Agustus) 2022 Vol 14, No 1 (2022): (APRIL) 2022 Vol 13, No 3 (2021): (DESEMBER) 2021 Vol 13, No 2 (2021): (AGUSTUS) 2021 Vol 13, No 1 (2021): (April) 2021 Vol 12, No 3 (2020): (Desember) 2020 Vol 12, No 2 (2020): (AGUSTUS) 2020 Vol 12, No 1 (2020): (April) 2020 Vol 11, No 3 (2019): (Desember) 2019 Vol 11, No 2 (2019): (Agustus) 2019 Vol 11, No 1 (2019): (April) 2019 Vol 10, No 3 (2018): (Desember) 2018 Vol 10, No 2 (2018): (Agustus) 2018 Vol 10, No 1 (2018): April (2018) Vol 9, No 3 (2017): (Desember) 2017 Vol 9, No 2 (2017): (Agustus 2017) Vol 9, No 1 (2017): (April, 2017) Vol 8, No 3 (2016): (Desember, 2016) Vol 8, No 2 (2016): (Agustus 2016) Vol 8, No 1 (2016): (April 2016) Vol 7, No 3 (2015): (Desember 2015) Vol 7, No 2 (2015): (Agustus 2015) Vol 7, No 1 (2015): (April 2015) Vol 6, No 3 (2014): (Desember 2014) Vol 6, No 2 (2014): (Agustus 2014) Vol 6, No 1 (2014): (April 2014) Vol 5, No 3 (2013): (Desember 2013) Vol 5, No 2 (2013): (Agustus 2013) Vol 5, No 1 (2013): (April 2013) Vol 4, No 3 (2012): (Desember 2012) Vol 4, No 2 (2012): (Agustus 2012) Vol 4, No 1 (2012): (April 2012) Vol 3, No 6 (2011): (Desember 2011) Vol 3, No 5 (2011): (Agustus 2011) Vol 3, No 4 (2011): (April 2011) Vol 3, No 3 (2010): (Desember 2010) Vol 3, No 2 (2010): (Agustus 2010) Vol 3, No 1 (2010): (April 2010) Vol 2, No 6 (2009): (Desember 2009) Vol 2, No 5 (2009): (Agustus 2009) Vol 2, No 4 (2009): (April 2009) Vol 2, No 3 (2008): (Desember 2008) Vol 2, No 2 (2008): (Agustus 2008) Vol 2, No 1 (2008): (April 2008) Vol 1, No 6 (2007): (Desember 2007) Vol 1, No 5 (2007): (Agustus 2007) Vol 1, No 4 (2007): (April 2007) Vol 1, No 3 (2006): (Desember 2006) Vol 1, No 2 (2006): (Agustus 2006) Vol 1, No 1 (2006): (April 2006) More Issue