cover
Contact Name
Darwanto
Contact Email
bawal.puslitbangkan@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
bawal.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Bawal : Widya Riset Perikanan Tangkap
ISSN : 19078229     EISSN : 25026410     DOI : -
Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap dipublikasikan oleh Pusat Riset Perikanan yang memiliki p-ISSN 1907-8226; e-ISSN 2502-6410 dengan Nomor Akreditasi RISTEKDIKTI: 21/E/KPT/2018, 9 Juli 2018. Terbit pertama kali tahun 2006 dengan frekuensi penerbitan tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan April, Agustus, Desember. Bawal Widya Riset Perikanan Tangkap memuat hasil-hasil penelitian bidang “natural history” (parameter populasi, reproduksi, kebiasaan makan dan makanan), lingkungan sumber daya ikan dan biota perairan.
Arjuna Subject : -
Articles 378 Documents
PARAMETER POPULASI IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus malabaricus) DI PERAIRAN LAUT JAWA BAGIAN TIMUR Wahyuningsih Wahyuningsih; Prihatiningsih Prihatiningsih; Tri Ernawati
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 5, No 3 (2013): (Desember 2013)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.185 KB) | DOI: 10.15578/bawal.5.3.2013.175-179

Abstract

Ikan kakap merah (Lutjanus malabaricus) merupakan jenis ikan demersal dari famili Lutjanidae yang bernilai ekonomis penting di Indonesia. Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai dengan November 2012 di Brondong, Lamongan – Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa aspek parameter populasi (Lc, Lm, L∞, t0, K, Z, E, M, F) dari ikan kakap merah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang rata-rata kakap merah yang tertangkap belum sempat melakukan pemijahan (Lc<Lm). Persamaan pertumbuhan ikan kakap merah adalah Lt = 97,65 (1 – e-0,220(t+0,024)). Mortalitas alami (M) adalah 0,49 tahun-1, mortalitas karena penangkapan (F) = 0,55 tahun-1 sehingga mortalitas total (Z) = 1,04 tahun-1. Nilai eksploitasi (E) pada kakap merah (Lutjanus malabaricus) adalah 0,53. Hal itu menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatannya sudah mencapai tingkat optimum. Red snapper (Lutjanus malabaricus) is a demersal fish species of the family Lutjanidae important economic value in Indonesia. The study was conducted from January to November 2012 in Brondong, Lamongan. This study aims to determine some aspects of population parameters (Lc, Lm, L ∞, t0, K, Z, E, M, F) of red snapper. The results showed that the average length of red snapper caught yet had a chance to spawning (Lc <Lm). Red snapper growth equation was Lt = 97.65 (1 - e-0, 220 (t +0.024)). Natural mortality (M) was 0.49 year-1, mortality from fishing (F) = 0.55 per year-1 so that total mortality (Z) = 1.04 per year-1. Value of exploitation (E) on the red snapper (Lutjanus malabaricus) is 0.53. It shows that the optimum level of relative utilization.
HASIL TANGKAPAN MINI TRAWL UDANG PADA BERBAGAI PANJANG WARP DAN LAMA TARIKAN Andria Ansri Utama; Wudianto Wudianto
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 2, No 6 (2009): (Desember 2009)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.065 KB) | DOI: 10.15578/bawal.2.6.2009.309-313

Abstract

Mini trawl merupakan alat tangkap hasil modifikasi dari jaring trawl, spesifikasinya dirancang menjadi lebih kecil dari konstruksi umum trawl. Penentuan panjang warp dan lama tarikan pada mini trawl didasarkan pada hasil perkiraan nelayan tanpa perhitungan sebelumnya sehingga kurang efisien. Efisiensi maksimum alat tangkap trawl dipengaruhi beberapa faktor utama, seperti panjang warp, panjang sweepline, kecepatan tarikan, bobot dari footrope, dan lama tarikan. Tujuan penelitianini untuk mempelajari pengaruh penggunaan perlakuan panjang warp dan perlakuan lama tarikan yang berbeda terhadap hasil tangkapan udang Penaeid pada alat tangkap mini trawl. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak kelompok faktorial yang dilaksanakan pada bulan Maret-April 2007 di perairan Lamongan, Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan panjang warp berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan udang dengan hasil uji F diterima pada taraf uji 5%. Perlakuan lama waktu penarikkan berpengaruh sangat nyata terhadap hasil tangkapan udang, dengan hasil uji F diterima pada taraf uji 5 dan 1%. Hasil Tangkapan terbanyak diperoleh dari perlakuan panjang warp 60 m dengan lama penarikkan 120 menit, bila warp 120 m hasil tangkapan mengalami penurunan pada lama tarikan 120 menit.
EVALUASIKEBERHASILANPENEBARANIKANBANDENG(Chanos chanos) DIWADUK IR. H. DJUANDA Didik Wahju Hendro Tjahjo; Sri Endah Purnamaningtyas; Endi Setiadi Kartamihardja
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 4 (2011): (April 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.111 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.4.2011.231-237

Abstract

Waduk Ir. H. Djuanda mempunyai potensi pengembangan budi daya ikan yang tinggi, dan pertumbuhan budi daya tersebut berkembang sangat pesat. Perkembangan yang pesat tersebut sangat berdampak pada penurunan kualitas air dan mendorong peningkatan kelimpahan plankton yang sangat tinggi. Oleh karena itu, pemerintah melakukan penebaran ikan bandeng (Chanos chanos) pada bulan Juli sampai Agustus 2008 sebanyak 2.116.000 ekor benih dalam upaya menanggulangi kelimpahan plankton yang tinggi dan sekaligus meningkatkan produksi ikannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keberhasilan penebaran ikan bandeng di Waduk Ir. H. Djuanda, Purwakarta, Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan setiap bulan pada periode bulan Juli 2008 sampai Januari2009. Pengamatan dilakukan denganmetode teratifikasi dengan enamtitik stasiun pengamatan. Evaluasi keberhasilan penebaran ikan bandeng dievaluasi kemampuan memanfaatkan kelimpahan plankton, pertumbuhannya, dan dapat tertangkap kembali.Hasil analisis kebiasaanmakan, ikan bandeng mempunyai kemampuan yang tinggimemanfaatkan kelimpahan plankton di perairan tersebut, dan ikan ini mempunyai laju pertumbuhan yang sangat cepat (K=3.381 dengan L”=45 cm). Ikan bandeng ini dapat tertangkap kembali oleh nelayan setempat pada bulan September 2008 sampai Pebuari 2009 dan juga secara tidak langsung mampu memperbaiki kualitas perairanWaduk Ir. H. Djuanda. Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan dampak penebaran ikan bandeng untuk memperbaiki kualitas perairan dan peningkatan kesejahteraan nelayan, maka perlu dilanjutkan penelitian strategi penebaran ikan bandeng dan penguatan kelembagaan nelayan yang ada. Ir. H. Djuanda Reservoir has high potency in developing of fish culture, that the growth has developed very fast. The fast growth of fish culture affected the degradation of water quality and push increasing of plankton abundance. Therefore, government conduct stocking of bandeng on July until August 2008 as much 2,116,000 individual as on effort of overcoming of plankton bloom and increasing of fish production. The aim of this study is to evaluate the successfulness of fish stocking of bandeng (Chanos chanos) in Ir. H. Djuanda Reservoir, Purwakarta, and West Java. The research was conducted every month at period of July 2008 until January 2009. Observation was done by sampling stratification method at 6 point of observation station. Evaluation of successfulness fish stocking base on the ability using of plankton, the growth and percentage of recaptured. The result should that bandeng have high ability inusing of plankton in waters as a feed (97.8%), and this fish had high growth rate (K=3.381 and L”=45 cm). This fish could be recaptured by local fisherman in September 2008 until February 2009. Beside, this bandeng stocking indirectly have been able to improve waters quality of Ir. H. Djuanda Reservoir. Therefore, the effort of increasing impact of bandeng stocking improved waters quality and improvement of fisherman prosperity, thus require to be continued of bandeng stocking and reinforcement institute of local fisherman.
HABITAT PEMIJAHAN DAN ASUHAN IKAN BILIH Mystacoleucus padangensis (Bleeker, 1852) DI SUNGAI NABORSAHAN, DANAU TOBA, SUMATERA UTARA Ani Suryanti; Sulistiono Sulistiono; Ismudi Muchsin; Endi Setiadi Kartamihardja
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 9, No 1 (2017): (April, 2017)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.198 KB) | DOI: 10.15578/bawal.9.1.2017.33-42

Abstract

Ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) merupakan salah satu ikan dari famili cyprinidae yang melakukan ruaya pemijahan dari danau menuju sungai. Habitat pemijahan dan asuhanikan bilih perlu dikaji sebelum melakukan upaya pemulihan kembali ikan bilih di Danau Toba. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui habitat pemijahan dan habitat asuhan ikan bilih. Habitat pemijahan ditentukan berdasarkan jumlah ikan matang gonad dan habitat asuhan diidentifikasi berdasarkan keberadaan juvenil ikan bilih di Sungai Naborsahan, Danau Toba Sumatera Utara. Pengambilan sampel ikan bulanan (April 2013 sampai Mei 2014) dilakukan di enam stasiun yang ditentukan berdasarkan karakteristik sungai dan habitat ikan bilih. Ikan bilih matang gonad (siap mijah) dapat ditemukan di semua stasiun penelitian. Seluruh lokasi penelitian merupakan habitat pemijahan ikan bilih. Juvenil ikan bilih hanya ditemukan di stasiun 3, 4, 5 dan 6. Oleh karena itu, diduga stasiun 1 dan 2 merupakan daerah pemijahan bagi ikan bilih sedangkan stasiun 3, 4, 5, dan 6 merupakan daerah pemijahan sekaligus juga daerah asuhan ikan bilih.Bilih fish (Mystacoleucus padangensis) is a species of the Cyprinidae family that have migration pattern from the lake to the river for spawning purpose. Spawning and nursery ground of bilih fish needs to be assessed before making a recovery effort of bilih fish in Lake Toba. The purpose of this study was to determine the nursery and spawning ground of bilih fish. Spawning ground is determined based on the number of mature gonad fishes and the nursery ground identified based on the presence of juvenile fishes in the Naborsahan River, Toba Lake, North Sumatra. The montly samples (April 2013 to May 2014) were collected from six stations that was determined based on the characteristics of the river and bilih fish habitat . The results showed that the mature gonad fish can be found at all research stations. The entire study sites are spawning habitat of bilih fish. The juvenile  was found at the stations 3, 4, 5 and 6. This phenomena suggests that the stations 1 and 2 possibly were only a spawning ground while the stations 3, 4, 5, and 6 were both the spawning and nursery ground of bilih fish.
PARAMETER POPULASI UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DI PERAIRAN SAMPIT DAN SEKITARNYA, KALIMANTAN TENGAH Erfind Nurdin; Duranta D Kembaren
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 7, No 2 (2015): (Agustus 2015)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.908 KB) | DOI: 10.15578/bawal.7.2.2015.103-109

Abstract

Udang putih (Penaeus merguiensis)merupakan salah satu sumberdaya ekonomis penting di perairan Sampit. Pada saat ini alat tangkap yang efisien untukmenangkap udang adalah lampara dasar (danishseine) dan jaring tiga lapis (trammel net). Penelitian tentang tingkat pengusahaan udang putih telah dilakukan dari bulan Januari sampai bulan Nopember 2012. Penilaian estimasi parameter populasi udang putih menggunakan paket program “FAO – ICLARM Stock Assessment Tools” atau FISAT - II. Hasil analisis diperoleh nilai laju pertumbuhan (K) sebesar 1,45 per tahun dengan panjang karapas asimtotik (CL”) 57,8 mm. Laju kematian total (Z) sebesar 5,70 per tahun, laju kematian alamiah (M) sebesar 1,93 per tahun dan laju kematian akibat penangkapan (F) sebesar 3,77 per tahun. Tingkat pengusahaan udang putih di perairan Sampit telah mengalami lebih tangkap (over exploited) dengan nilai E sebesar 0,66. Udang putih sudah tertangkap terlebih dahulu sebelum mencapai ukuran pertama kali matang gonad (Lc=30,05 < Lm=39,4 mmCL). Kondisi ini mengindikasikan perlunya dilakukan pengelolaan yang hati-hati dan bertanggungjawab. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah denganmenerapkan sistem penutupan musim tangkapan, khususnya pada bulan Maret dan September, karena pada saat tersebut terjadi puncak pemijahan.White shrimp (Penaeus merguiensis) is one of the most valuable resources in the Sampit waters. At present danish seine and trammel net is an efficient gear available to catch shrimp. A study of exploitation of white shrimp was carried out from January to November 2012. Estimation of population parameter of white shrimp were analyzed by using program “FAO – ICLARM Stock Assessment Tools (FiSAT-II). The result showed that the value of growth rate (K) was 1.45/year with asymptotic carapace length (CL”) was 57.8 mm. Total mortality rate (Z) was 5.70/year, natural mortality rate (M) was 1.93/year and fishing mortality rate (F) was 3.77/year. Exploitation rate of white shrimp indicated overexploited (E=0.66). Moreover, these shrimp was fished before reaching the first size on maturity (Lc=30.05 < Lm=39.4 CLmm). This condition indicate that it is necessary to manage shrimp fisheries carefully and responsibly. It is recommended to apply a closed season system, especially on March and September when peak of spawning season occurred.
FREKUENSI PEMUNCULAN, TINGKAH LAKU, DAN DISTRIBUSI MAMALIA LAUT DI LAUT SAWU, NUSA TENGGARA TIMUR Dharmadi Dharmadi; Ria Faizah; Ngurah Nyoman Wiadnyana
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 3 (2010): (Desember 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.274 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.3.2010.209-216

Abstract

Penelitian mamalia laut dilakukan pada bulan Juli dan Desember tahun 2005 di perairan Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkah laku, frekuensi pemunculan, dan pola penyebaran mamalia laut. Metode survei menggunakan garis transek dengan pola zig-zag dan dilengkapi dua pengamat (double observer). Delapan spesies mamalia laut yang terdiri atas paus dan lumba-lumba berhasil diidentifikasi, yaitu ikan paus sperma (Physetermacrocephalus), paus pilot (Globicephala macrorhynchus), paus pembunuh kerdil (Feresa attenuata), paus pembunuh (Pseudorca crasidens), lumba-lumba paruh panjang (Stenella longirostris), lumbalumba botol (Stenella attenuata), lumba-lumba fraser (Lagenodelphis hosei), dan lumba-lumba hidung botol (Tursiop truncatus). Tingkah laku mamalia laut yang teridentifikasi selama pengamatan adalah berburu mangsa, melompat ke atas permukaan air, dan berenang menuju arah tertentu. Frekuensi pemunculan tertinggi dilakukan oleh Stenella longirostris yaitu 245 kali atau 84,1% kehadiran pada bulan Juli dan 994 kali atau 60,8% kehadiran pada bulan Desember 2005. Distribusi mamalia laut di Laut Sawu sebagian besar terkonsentrasi di sekitar perairan Lembata, Pantar, danAlor, Nusa Tenggara Timur yang juga didominansi oleh Stenella longirostris. Study on mamals was conducted in the Sawu Sea, East Nusa Tenggara on July and December 2005. The objectives of these research are to study the sighting frequency and the distribution patterns of marine mammals. Survey was conducted using line transect with zig-zag patern that equiped by two observer. Eight species of cetacean, namely sperm whale (Physetermacrocephalus), short fin pilot whale (Globicephala macrorhynchus), false killer whale (Pseudorca crasidens), pigmy killer whale (Feresa attenuata), spinner dolphin (Stenella longirostris), spotted dolphin (Stenella attenuata), fraser’s dolphin (Lagenodelphis hosei), and bottlenose dolphin (Tursiops truncatus). The cetacean behavior during observation are hunting, forfeed jumping in the air, and travelling to certain direction. Stenella longirostris is the frequent observed species compared to the others, where 245 sightings (84,1%) on July and 994 sightings (60,8%) on December 2005. The cetacean distributed in the Lembata, Pantar, and Alor waters, East Nusa Tenggara was dominated by spinner dolphin (Stenella longirostris).
TINGKAT KEMATANGAN KELAMIN DAN FREKUENSI PANJANG PARI GITAR (Rhinobatus sp.1 dan Rhinobatus sp. 2) Dharmadi Dharmadi; Fahmi Fahmi
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 1, No 1 (2006): (April 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.887 KB) | DOI: 10.15578/bawal.1.1.2006.31-35

Abstract

Pari gitar ( (Rhinobatus sp.) merupakan salah satu jenis pari yang mempunyai nilai ekonomb tinggi. Jenis pari ini sering tertangkap dengan alat tangkap jaring dasar, karena mereka hidup di dasar perairan yang berpasir. Penentuan kematangan jenis kelamin jantan dapat diketahui berdasarkan pada kondisi klasper, yang dikelompokan menjadi 3 tingkatan yaitu 1) klasper dalam kondisi lunak belum atau sedikit berisi zat kapur; 2) klasper berisi zat kapur dalam kondisi agak keras dan 3) klasPEr berisi penuh zat kaPur dalam kondisi keras. Ukuran panjang klasper berhubungan secara linier terhadap panjang tubuh pari gltar Sedangkan trekuensi panjang pari gitar berfluktuasi berdasarkan pada waktu dan Jenis kelamin.
DISTRIBUSI SPASIALDANTEMPORALPLANKTON DI PERAIRANTELUKTOMINI, SULAWESI Bram Setyadji; Asep Priatna
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 3, No 6 (2011): (Desember 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.608 KB) | DOI: 10.15578/bawal.3.6.2011.387-395

Abstract

Planktonmerupakan komponen penting dalamkehidupan akuatik karena fungsi biologisnya yang penting sebagaimata rantai paling dasar dalam rantai makanan dan merupakan organisme yang menduduki kunci utama di dalam ekosistem bahari. Penelitian ini dilakukan pada bulanMei, Juli, dan Nopember 2010 yangmewakili musimperalihan I, musim timur dan musim barat dengan tujuan mengetahui distribusi kelimpahan spasial dan temporal fitoplankton dan zooplankton di Teluk Tomini. Kelimpahan fitoplankton dan zooplankton tertinggi terdapat pada musim barat sebesar 177.666 sel/m3 dan 7.088 ind/m3, sedangkan terendah pada musim timur sebesar 4.878 sel/m3 dan 1.118 ind/ m3. Tingkat indek keaneka-ragaman (H) baik fitoplankton dan zooplankton sedang, indek keseragaman (E) rendah hingga sedang, dan tidak ditemukan jenis tertentu yang dominan. Chaetoceros, Coscinodiscus, dan Rhizosolenia dari kelas Bacillariophyceae merupakan fitoplankton yangmempunyai frekuensi kehadiran yang tinggi, sedangkan Crustaceae merupakan zooplankton yang dominan. Konsentrasi sebaran terdapat dimulut teluk dan tersebar relatif sesuai dengan musim. Plankton plays important role in aquatic life due to its significant biological function as basic food chain in oceanic ecosystem. This studywas conducted on May, July, and November representing north-west monsoon, east monsoon, and west monsoon, respectively. The purposed of this study is to know the spatial and temporal distribution and the abundance of phytoplankton and zooplankton in Tomini Bay. Results showed that the highest abundance of phytoplankton and zooplankton were 177.667 cell/m3 and 7.088 ind/m3 that appeared at north-west monsoon, while the lowest were 4.878 cell/m3 and 1.118 ind/m3 that shown in south-east monsoon. The diversity index (H) for both Phytoplankton and Zooplankton were in medium (1<H<3), while the eveness index (E) range from low (d”1) to medium. There were no dominance species found. However, Chaetoceros, Coscinodiscus and Rhizosolenia that representing Bacillariophyceae showed a high frequency of appearance, while Crustaceae group were the dominance of zooplankton. The distribution of plankton concentrated in the mouth of the bay and relatively distributed according to seasons.
JENIS-JENIS PLANKTON YANG DITEMUKAN DI SUNGAI MARO, MERAUKE Yayuk Sugianti; Hendra Satria
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 2, No 2 (2008): (Agustus 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bawal.2.2.2008.57-61

Abstract

Sungai Maro berada di wilayah administrasi Kabupaten Merauke dan merupakan salah satu sumber kekayaan plasma nutfah ikan asli Papua. Ikan-ikan yang terdapat di sungai ini berpotensiuntuk dikembangkan sebagai ikan konsumsi, untuk itu potensi dan pemanfaatannya perlu dikelola dengan sebaik-baiknya. Salah satu kriteria penting untuk meningkatkan sumber daya perikanan adalah data ketersediaan pakan alami seperti plankton. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan informasi jenis-jenis plankton yang terdapat di Sungai Maro, Merauke selama pengamatan tahun 2007. Dari hasil penelitian Loka Riset Pemacuan Stok Ikan tahun 2007, kelas Chlorophyceae memiliki persentase jumlah paling tinggi dibandingkan kelas-kelas plankton lain nya (38%). Genera plankton yang ditemukan selama pengamatan didominasi oleh fitoplankton dari kelas Chlorophyceae, yaitu (Staurastrum sp., Ulotrix sp., dan Tetraedron sp.), serta Bacillariophyceae,(Asterionella sp.) dan Cyanophyceae (Oscillatoria sp.).
ESTIMASI PARAMETER POPULASI IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis, Linnaeus, 1758) DI PERAIRAN SAMUDRA HINDIA Raymon Rahmanov Zedta; Prawira Atmaja Rintar PT; Dian Novianto Novianto
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap Vol 9, No 3 (2017): (Desember) 2017
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1420.461 KB) | DOI: 10.15578/bawal.9.3.2017.163-173

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji parameter populasi ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yang tertangkap pukat cincin di WPP-572 Samudra Hindia Barat Sumatera dan WPP-573 Selatan Jawa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam penentuan pengelolaan perikanan sehingga stok ikan cakalang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Ikan contoh dikumpulkan melalui program enumerasi tahun 2016 (Januari-Desember). Sampling acak dilaksanakan di empat pelabuhan, yaitu PPS Lampulo (Aceh), PPN Sibolga (Sumatra Utara), PPP Tamperan (Pacitan) dan IPP Pondokdadap (Malang). Jumlah ikan contoh diperoleh sebanyak 14.894 ekor. Serial data fekuensi panjang bulanan diolah menggunakan program FiSAT II untuk menduga parameter pertumbuhan, mortalitas dan tingkat eksploitasi. Hasil penelitian menunjukkan ikan cakalang yang tertangkap di WPP-572 memiliki panjang asimtotik (L)73,5 cmFL, K sebesar 0.22/tahun dan to sebesar -0,59 tahun. Parameter populasi di WPP-573 berturut-turut L”=67,20 cmFL, K=0,27/tahun, dan to=-0,50 tahun. Nilai mortalitas alami (M) ikan cakalang di WPP 572 sebesar 0,49/tahun, mortalitas total (Z) 0,70/tahun, dan kematian akibat penangkapan (F) adalah 0,21/tahun. Ikan cakalang yang tertangkap di WPP 573 menunjukkan nilai (E) sebesar 0,59/tahun, nilai Z 1,02/tahun, dan nilai F sebesar 0,43/tahun. Dugaan tingkat eksploitasi ikan cakalang di WPP 572 dan 573 masing-masing 0,3/tahun dan 0,42/tahun atau belum berada pada tahap optimal.This study aimed to assess the population parameters of skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) that caught by purse seine in the Indonesian FMA (Fisheries Management Area) 572 Indian Ocean West Sumatera and FMA 573 South Java. The outcomes of this research can hopefully be used as inputs for fisheries management, in order the stock of skipjack tuna can be utilized sustainably. Fish sample were collected through the program enumeration of Research Institute for Tuna Fisheries (RITF) during the year 2016 (Januari-Desember). Using random sampling method at four fishing ports, namely PPS Lampulo (Aceh), PPN Sibolga (North Sumatra), PPP Tamperan (Pacitan), and IPP Pondokdadap (Malang). The total number of fish samples was 14.894 fish. Monthly length frequency data processed using FiSAT II program to estimate the growth parameters, mortality, and exploitation. The analysis results showed that skipjack tuna caught in FMA 572 has asymtotic length value (L) at 73.5 cmFL, K value 0.22/year, and to at -0.59 year; while in FMA 573 population parameters values respectively 67.20 cmFL, 0.27/year, and -0.50 year. The value of natural mortality (M) skipjack in FMA 572 is 0.49/year, total mortality (Z) 0.70/year, and fishing mortality (F) 0.21/year. Skipjack tuna that caught in FMA 573 showed value of M 0.59/year, Z value 1.02/year, and F value 0.43/year. The estimated values of exploitation levels of skipjack in FMA 572 and 573 were 0.3/year and 0.42/year respectively.

Page 7 of 38 | Total Record : 378


Filter by Year

2006 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 17, No 2 (2025): Agustus 2025 Vol 16, No 2 (2024): AGUSTUS 2024 Vol 16, No 1 (2024): (APRIL) 2024 Vol 15, No 3 (2023): (DESEMBER) 2023 Vol 15, No 2 (2023): (AGUSTUS) 2023 Vol 15, No 1 (2023): (APRIL) 2023 Vol 14, No 3 (2022): (DESEMBER) 2022 Vol 14, No 2 (2022): (Agustus) 2022 Vol 14, No 1 (2022): (APRIL) 2022 Vol 13, No 3 (2021): (DESEMBER) 2021 Vol 13, No 2 (2021): (AGUSTUS) 2021 Vol 13, No 1 (2021): (April) 2021 Vol 12, No 3 (2020): (Desember) 2020 Vol 12, No 2 (2020): (AGUSTUS) 2020 Vol 12, No 1 (2020): (April) 2020 Vol 11, No 3 (2019): (Desember) 2019 Vol 11, No 2 (2019): (Agustus) 2019 Vol 11, No 1 (2019): (April) 2019 Vol 10, No 3 (2018): (Desember) 2018 Vol 10, No 2 (2018): (Agustus) 2018 Vol 10, No 1 (2018): April (2018) Vol 9, No 3 (2017): (Desember) 2017 Vol 9, No 2 (2017): (Agustus 2017) Vol 9, No 1 (2017): (April, 2017) Vol 8, No 3 (2016): (Desember, 2016) Vol 8, No 2 (2016): (Agustus 2016) Vol 8, No 1 (2016): (April 2016) Vol 7, No 3 (2015): (Desember 2015) Vol 7, No 2 (2015): (Agustus 2015) Vol 7, No 1 (2015): (April 2015) Vol 6, No 3 (2014): (Desember 2014) Vol 6, No 2 (2014): (Agustus 2014) Vol 6, No 1 (2014): (April 2014) Vol 5, No 3 (2013): (Desember 2013) Vol 5, No 2 (2013): (Agustus 2013) Vol 5, No 1 (2013): (April 2013) Vol 4, No 3 (2012): (Desember 2012) Vol 4, No 2 (2012): (Agustus 2012) Vol 4, No 1 (2012): (April 2012) Vol 3, No 6 (2011): (Desember 2011) Vol 3, No 5 (2011): (Agustus 2011) Vol 3, No 4 (2011): (April 2011) Vol 3, No 3 (2010): (Desember 2010) Vol 3, No 2 (2010): (Agustus 2010) Vol 3, No 1 (2010): (April 2010) Vol 2, No 6 (2009): (Desember 2009) Vol 2, No 5 (2009): (Agustus 2009) Vol 2, No 4 (2009): (April 2009) Vol 2, No 3 (2008): (Desember 2008) Vol 2, No 2 (2008): (Agustus 2008) Vol 2, No 1 (2008): (April 2008) Vol 1, No 6 (2007): (Desember 2007) Vol 1, No 5 (2007): (Agustus 2007) Vol 1, No 4 (2007): (April 2007) Vol 1, No 3 (2006): (Desember 2006) Vol 1, No 2 (2006): (Agustus 2006) Vol 1, No 1 (2006): (April 2006) More Issue