cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmu Lingkungan
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 18298907     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 21 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 2 (2019): Agustus 2019" : 21 Documents clear
Analisis Kandungan Logam Berat Pada Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer Bloch) di Perairan Mimika Papua Rosye H.R. Tanjung; Suwito Suwito; Vita Purnamasari; Suharno Suharno
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 17, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.654 KB) | DOI: 10.14710/jil.17.2.256-263

Abstract

Kebutuhan bahan pangan sangat tergantung pada ketersediaanya di lingungan. Bahan pangan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari harus sehat dan bebas dari bahan pencemar, termasuk logam berat. Ikan kakap putih (Lates calcarifer) sering dijumpai pada kawasan muara sungai di hampir seluruh wilayah Indonesia, bahkan di Papua. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kandungan logam berat Pb, Cd, Cu, Fe, As, dan Hg pada ikan kakap putih (L. calcarifer) yang hidup di perairan estuari Mimika Papua. Perairan estuari di Mimika diketahui sebagai salah satu daerah pengendapan pasir sisa tambang (tailing). Metode yang digunakan adalah survei dan analisis laboratorium kandungan logam berat pada tubuh ikan. Analisis Pb, Cd, Cu, Fe, As, dan Hg ditentukan dengan spektroskopi serapan atom (AAS, Atomic Absorpsion Spectroscopy). Penentuan tingkat pencemaran logam berat dilakukan dengan Metode Standar APHA 3113 Cetac Technologies SPR IDA. Analisis data dilakukan dengan membandingkan kandungan logam berat dalam air dengan baku mutu air laut menurut SK MNLH No. 51 tahun 2004. Untuk kandungan logam berat pada organ tubuh ikan dibandingkan dengan kandungan maksimum logam berat berdasarkan SNI 7387: 2009 tentang batas maksimum cemaran logam berat bahan pangan. Kandungan logam berat pada ikan kakap putih masih tergolong aman dikonsumsi karena mengandung logam berat di bawah ambang batas baku mutu. Kondisi ini didukung oleh hasil analisis logam berat pada air yang menunjukkan masih dalam kondisi baik.   Kata kunci: L. calcarifer, logam berat, Sungai Kamora, Sungai Ajkwa, Mimika.   The need for food depends on the availability in the environment. Foods needed to meet daily needs should be healthy and free of pollutants, including heavy metals. White snapper (Lates calcarifer) is often found in the estuary of the river in almost all parts of Indonesia, even in Papua. The purpose of this research is to study the heavy metal content of Pb, Cd, Cu, Fe, As, and Hg on white snapper (L. calcarifer) which live in Mimika Papua estuary waters. The estuary waters of Mimika are known as one of the deposition areas of tailings sand. The method used is survey and laboratory analysis of heavy metal content in fish body. Analysis of Pb, Cd, Cu, Fe, and Hg was determined by Atomic Absorption Spectroscopy (AAS). Determination of the level of heavy metal contamination was done by Standard Method of APHA 3113 Cetac Technologies SPR IDA. Data analysis was done by comparing the heavy metal content in water with sea water quality standard according to SK MNLH No. 51 year 2004. For heavy metal content in fish body organs compared with maximum content of heavy metals based on SNI 7387: 2009 on the maximum limit of heavy metal food contamination. The content of heavy metals in white snapper is still considered safe for consumption because its below the quality standard threshold. This condition is supported by the results of heavy metal analysis on the water which shows still in good condition. Key words: L. calcarifer, heavy metal, Kamora River, Ajkwa River, Mimika.
Kesiapan Petani Kelapa Sawit Swadaya dalam Implementasi ISPO: Persoalan Lingkungan Hidup, Legalitas dan Keberlanjutan Arya Hadi Dharmawan; Fredian Tonny Nasdian; Baba Barus; Rilus A Kinseng; Yoyoh Indaryanti; Hana Indriana; Dyah Ita Mardianingsih; Faris Rahmadian; Hilda Nurul Hidayati; Ade Mirza Roslinawati
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 17, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (660.761 KB) | DOI: 10.14710/jil.17.2.304-315

Abstract

The expansion of oil palm plantations run very quickly within two decades in Indonesia. It provides a certain amount of risk against natural resources and the environment. These risks are mainly landscape changes, ecosystems changes and livelihood system change of the rural society.  In order to suppress risk, sustainability standards for plantation operation, needs to be implemented.  One of the instruments that ensure sustainability standards is ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil).  However, its implementation is still limited to be voluntary.  In the near future, ISPO will be implemented as mandatory for all business model of oil palm plantation as well as for oil palm mills.  This research is about to find out the readiness of the oil palm smallholders to implement ISPO, in particular with regard to the parameters of land seeds legality, land legality, and knowledge on the management of the environment. This research was conducted in several villages in three locations, namely in Riau, Central Kalimantan and East Kalimantan Province. A number of respondents were withdrawn from each village and were selected using simple random sampling method. The results showed that land legality parameter, legality of the seed, and knowledge of oil palm smallholders about environmental management reveals unreadiness of the smallholder to carry out ISPO certification. Thus, the risk of a oil palm plantation expansion towards natural resources and the environment, will still be a great challenge in the future.
Multikriteria Analisis dalam Pemilihan Alat Pengumpul Sampah dengan Pembobotan Kombinasi Hasil Analysis Hierarchy Process (AHP) dan Time Motion Study (TMS) Mochammad Chaerul; Syiffa Rahmania
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 17, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.507 KB) | DOI: 10.14710/jil.17.2.222-230

Abstract

Pengumpulan sampah merupakan salahsatu tahapan dalam suatu sistem pengelolaan sampah suatu kota. Efektifitas dan efisiensi pengumpulan sampah dipengaruhi oleh jenis alat yang digunakan. Pemilihan alat pengumpul sampah dipengaruhi oleh berbagai macam kriteria. Salahsatu metode multikriteria analisis yang paling sering digunakan adalah Analysis Hierarchy Process (AHP).  Multikriteria tersebut bukan saja terbatas pada aspek teknis dan non-teknis semata tetapi juga aspek operasional masing-masing alat yang dapat didekati dengan metode Time Motion Study (TMS). Di banyak kasus, kedua metode multikriteria tersebut digunakan secara terpisah dan berdiri sendiri. Paper ini mencoba menggabungkan kedua metode tersebut untuk memilih 3 (tiga) alternatif alat pengumpul sampah, yaitu: gerobak, becak motor, dan truk yang digunakan di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat sebagai studi kasus. Untuk aplikasi metode AHP, dipilih kelompok responden masyarakat, petugas pengumpul sampah, pemerintah dan akademisi dengan mempertimbangkan kriteria teknis, sosial, ekonomi, dan lingkungan. Penilaian rerata global dari seluruh kelompok responden menempatkan gerobak sebagai alat terbaik dengan nilai 0,381, dibandingkan becak motor (0,356) dan truk (0,263). Sedangkan dengan metode TMS, yang mempertimbangkan keseluruhan tahapan operasional masing-masing alat pengumpul sampah didapat nilai kecepatan dan efisiensi pengumpulan sampah tertinggi adalah untuk becak motor, yaitu masing-masing sebesar 56,32 m/menit dan 49,53 kg/menit, dibandingkan untuk truk dan gerobak. Penggabungan metode AHP dan TMS dilakukan dengan cara memberikan bobot untuk masing-masing parameter dari hasil kedua metode tersebut yang telah dinormalisasi. Urutan prioritas alat pengumpul yang terbaik bisa saja berbeda ketika bobot masing-masing parameter tersebut dirubah. Penggabungan kedua metode tersebut menghasilkan pilihan yang lebih baik dan dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi pengambil keputusan sehingga dapat diperoleh alat pengumpul sampah yang dianggap lebih efektif dan efisien, terutama dalam mendukung tercapainya universal akses di sektor persampahan.
Penilaian Daur Hidup (Life Cycle Assesment) Produk Kina Di PT Sinkona Indonesia Lestari Pinkan Pangestu Parameswari; Moh. Yani; Andes Ismayana
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 17, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.037 KB) | DOI: 10.14710/jil.17.2.351-358

Abstract

PT Sinkona Indonesia Lestari adalah anak perusahaan dari dua Badan Usaha Milik Negara yaitu PT Kimia Farma dan PT Perkebunan Nusantara VIII. PT Sinkona Indonesia Lestari (SIL) memproduksi cinchona atau yang dikenal dengan tanaman kina yang merupakan tanaman obat yang mengandung quinine yang dikenal sebagai obat malaria. Cinchona diekstraksi untuk diambil kandungan quinine. Setiap tanaman cinchona mengandung kadar quinine 3-14%. Penilaian jumlah emisi yang dikeluarkan selama proses produksi dapat dilakukan dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). Selain itu, LCA juga akan digunakan untuk melakukan perbaikan dalam siklus hidup produksi yang bertujuan untuk mengurangi emisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai dampak lingkungan berupa gas rumah kaca (GRK), serta upaya untuk mengurangi dampak lingkungan tersebut. Tahapan dari penelitian ini adalah menentukan tujuan dan ruang lingkup, analisis inventori daur hidup, analisia penilaian dampak lingkungan, dan analisis interpretasi hasil. Dari analisis LCA, untuk menghasilkan 1 ton garam kina diketahui menghasilkan dampak lingkungan berupa emisi gas rumah kaca sebesar 47.3815 CO2(eq) pada tahun 2013. Pada tahun 2014 emisi gas rumah kaca mengalami penurunan sebesar 53.4217 CO2(eq). Pada 2015, 1 ton garam kina menghasilkan emisi gas rumah kaca sebesar 53.5435 CO2(eq) dan pada 2016 menghasilkan 45.7901 CO2(eq). Penelitian ini juga menemukan bahwa pemanfaatan ampas kina dan penggantian minyak residu menjadi bahan bakar solar dapat mengurangi emisi. Pembuatan briket dari ampas kina dapat menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 0,14 % pada tahun 2015 dan menghasilkan energi alternatif sebesar 1.612 TJ. Alternatif lain adalah penggantian minyak residu menggunakan bahan bakar solar (IDO) pada bahan bakar boiler, yang dapat mengurangi emisi sebesar 11.9% atau 6.3518 ton CO2 (eq) /ton garam kina.
Dinamika Tutupan Lahan di Kawasan Karst Kecamatan Gunem Kabupaten Rembang Rina Sunia Setya; Erry Wiryani; Jumari Jumari
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 17, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (746.492 KB) | DOI: 10.14710/jil.17.2.264-271

Abstract

Research on land cover change in the karst region is currently an important study as an indicator of evaluating global environmental changes. Karst area is a unique natural phenomenon on the surface of the earth because it has an important role in water conservation, CO2 absorption, and maintenance of biodiversity but is very vulnerable to damage due to human activities. The purpose of this study was to analyze changes in karst land cover in Gunem District, Rembang Regency, Central Java using satellite image data and GIS (Geographical Information System). The research method used is to compare three data on the distribution of land cover in 1997, 2008 and 2017 obtained from the interpretation of satellite image data. The results of the study are that land cover based on the results of the interpretation of satellite imagery is classified into four classes, namely fields / gardens, fields, built up land and water bodies. In the last 20 years the cover class of upland / garden land continues to experience a downward trend, while the built-up land cover class continues to increase. Changes in land cover in the karst area of Gunem Subdistrict during the period of 1997-2017 were influenced by factors of human activity which included population growth, housing needs, and supporting facilities. This result is expected to be a consideration in carrying out sustainable development planning and placing karst as a protected area.
Pre-release assessment of Javan Gibbon (Hylobates moloch) during acclimatization phase in Mount Malabar Protected Forest, West Java Anton Ario; Agus Priyono Kartono; Lilik Budi Prasetyo; Jatna Supriatna
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 17, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.152 KB) | DOI: 10.14710/jil.17.2.189-196

Abstract

Pre-release aassessment study of Javan gibbon (Hylobates moloch) in gradually during acclimatization phase in the Mount Malabar Protected Forest, West Java. We studied eleven Javan gibbons in February-March 2014, February-March 2015, March-April 2015, and July-August 2016. The purpose of this study was to assess the readiness of Javan gibbon behavior in acclimatization phase prior to release. Data collection was conducted by focal animal sampling method with 5-minute interval recording time  and ad libitum method. The average time allocation of Javan gibbon activities were the following: feeding 16.82±1,28%; moving 20.01±3.14%; resting 47.64±1.31%; socializing 12.88±2.92%; sexual 0.69±0.54%; and vocalizing 1.96±0.59%. We compared activity allocation data from this study and those from wild Javan gibbons and found similarities as follows: 55.30% at a family of Jowo-Bombom-yani-Yudi, 51.42% at a pair of Moly-Nancy, 44.57% at a pair of Robin-Moni and 62.19% at a family of Mel-Pooh-Asri. Based on readiness assessment of 11 Javan gibbons, 3 were considered almost ready for release, while 8 individuals were considered  ready.
Identifikasi Kenyamanan Kota Tanjungpinang Berdasarkan Indeks Panas Humidex Diana Cahaya Siregar; Vivi Putrima Ardah; Regina Dara Ninggar
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 17, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.797 KB) | DOI: 10.14710/jil.17.2.316-322

Abstract

The development of Tanjungpinang City in several sectors is an effort to make that city more advance. However, there is an important problem that needs to be considered. It is the problem of the comfort life index for the population who are living in Tanjungpinang City. The climate change can affect physiological comfort in an area. The increasing of temperature can trigger the Urban Heat Island. The aim of this study is to know the comfort life index in Tanjungpinang City using a heat index called as Humidex. The data are the air temperature, air humidity, and surface wind speed for the period of 1989-2018 from the Tanjungpinang Meteorological Station. The comparison of Humidex to wind speed and the number of vehicles in Tanjungpinang City was calculated to determine the effect on the heat index in Tanjungpinang City. The results show that the Humidex monthly average in the Tanjungpinang City area ranged from 32.6 to 34.0 °C. The highest Humidex monthly average is in May and June, and the lowest value is in January. The tendency of increasing Humidex ranged from 0.08 to 0.9 °C and decreasing ranged from 0.07 to 0.8 oC with the determinant coefficient value is 0.55. The increasing of wind speed impacts to decrease the value of Humidex. The increasing of the number of vehicles periodically impacts to increase the value of Humidex exponentially. There is an increasing of the thermal comfort when there is a decreasing value of Humidex or vice versa.
Perancangan Pesan untuk Meningkatkan Intensi Perilaku Hemat dalam Menggunakan Air Hasrini Sari; Ratna Dewi Gantini
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 17, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.265 KB) | DOI: 10.14710/jil.17.2.231-238

Abstract

Ketersediaan potensi air bersih di Indonesia menurun, sehingga kontribusi dari semua pihak diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya adalah dengan mendorong perilaku hemat air dari penggunanya melalui pemaparan pengetahuan atau pemahaman tentang kondisi ketersediaan air dan kualitas air di masa sekarang dan di masa depan. Upaya mendorong orang untuk menggunakan air secara bijak dapat dilakukan dengan menyampaikan pesan yang dirancang dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik pesan yang efektif untuk mendorong masyarakat menjadi lebih hemat dalam menggunakan air dengan mengadopsi Hierarchy of Effect Model dan metode anchor.Pesan akan mempengaruhi penerima secara bertahap mulai dari aspek kognitif, afektif dan niat. Sementara anchordigunakan dalam pesan untuk menciptakan keadaan pikiran yang diinginkan untuk meningkatkan efektivitas pesan yang disampaikan. Metode penelitian yang digunakan adalah desain eksperimen. Dalam penelitian pendahuluan, ditemukan bahwa stimulus yang mengandung isi pesan yang memberikan efek takut memiliki tingkat yang signifikan dalam mempengaruhi intensi partisipan. Eksperimen pertama dari penelitian utama membuktikan hubungan hirarkis antara aspek kognitif, afektif dan intensi. Eksperimen kedua dari penelitian tersebut menemukan bahwa jenis konten pesan yang dapat meningkatkan niat masyarakat untuk menggunakan air dengan bijaksana adalah jenis konten pesan yang menimbulkan efek takut terhadap konsekuensi dari penggunaan air yang berlebihan. 
Metana: Emisi Gas Rumah Kaca dari Ekosistem Karbon Biru, Mangrove Yaya Ihya Ulumuddin
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 17, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.567 KB) | DOI: 10.14710/jil.17.2.359-372

Abstract

Kontribusi mangrove terhadap emisi metana global merupakan topik yang sedang diperdebatkan. Ini adalah kajian pustaka dari 154 makalah--yang diakses dari arsip daring, Web of Science– yang mendiskusikan tentang metana di ekosistem mangrove yang dikaji dari berbagai aspek. Namun demikian, hanya 35 makalah yang secara langsung melaporkan tentang volume emisi metana dari ekosistem mangrove. Selebihnya mengkaji tentang metana yang terlarut di dalam air poros (pore-water), mikrobioma dan organisme pembentuk metana, pemindahan gas metana melalui pasang surut, dan geokimia. Kajian emisis gas metana dari sedimen mangrove menunjukkan bahwa secara umum emisinya rendah. Namun, penilaian mendalam terhadap aspek-aspek kajian lainnya serta dikombinaiskan dengan informasi dari kajian-kajian di ekosistem lahan basah air tawar menunjukkan bahwa ekosistem mangrove mungkina menghasilkan emisi gas metana yang tinggi. Kondisi tertentu yang dapat menyebabkan tingginya emisi ini yaitu ketika ada polusi nutrisi di ekosistem mangrove. Hal ini menghasilkan kondisi lingkungan yang cocok bagi metanogen, yaitu kombinasi antara materi organik yang melimpah dan kondisi anerobik. Kemungkinan yang lain adalah ada jalur-jalur lain dalam pelepasan gas metana ke atmosfer. Hal ini disimpulkan dari aksioma bahwa emisi gas metana sedimen mangrove secara alami rendah tapi potensi produksi gas metana tinggi. Mengacu pada aksioma-aksioma ini, maka beberapa pertanyaan penelitian diajukan di sini untuk dijawab pada penelitian-penelitian di masa yang akan datang. Pertanyaan-pertanyaan penelitian ini diajukan untuk mendorong penelitian terkait gas metana di hutan mangrove Indonesia.
Analisis Penyebab Kejadian dan Evaluasi Bencana Tanah Longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur Tanggal 1 April 2017 Heru Sri Naryanto; Hasmana Soewandita; Deliyanti Ganesha; Firman Prawiradisastra; Agus Kristijono
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 17, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1309.274 KB) | DOI: 10.14710/jil.17.2.272-282

Abstract

ABSTRAKBencana tanah longsor di Indonesia semakin sering terjadi dari tahun ke tahun. Bencana tanah longsor telah terjadi di Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 1 April 2017. Lokasi tanah longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, terletak pada zona kerentanan tinggi. Tipologi tanah longsor berupa longsoran bahan rombakan, yang kemudian ke arah bawah (Kali Tangkil) berkembang menjadi tipe aliran bahan rombakan. Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya tanah longsor lokasi penelitian adalah: kelerengan, batuan dan tanah, rekahan/retakan batuan, konversi lahan, drainase dan keairan, curah hujan tinggi, dan aktivitas manusia. Dari kesemuanya faktor-faktor tersebut,  yang paling dominan dan berpengaruh terhadap tanah longsor adalah: lereng yang curam, soil hasil pelapukan sangat gembur dan tebal, alih fungsi lahan dan curah hujan yang tinggi. Material longsoran tidak terkonsolidasi dengan baik sehingga masih mudah bergerak, dan kemungkinan pembendungan pada Kali Tangkil oleh material longsoran tersebut bisa berpotensi terjadinya banjir bandang. Beberapa permukiman yang berada di saekitar lokasi longsor mempunyai risiko tinggi dan sedang terhadap longsor, sehingga perlu dibangun kesiapsiagaan masyarakat, pembangunan sistem peringatan dini longsor serta untuk jangka panjang adalah relokasi jika memang kondisi semakin parah. Pertanian lahan kering pada lereng-lereng sebaiknya menggunakan pola agroforestry. Kawasan sub DAS berisiko longsor, sebaiknya dikembalikan fungsi lahan sebagai hutan konservasi atau hutan lindung seperti sebelumnya.Kata kunci: longsor, Ponorogo, curam, soil tebal, degradasi lahan, curah hujan tinggi, risikoABSTRACTLandslides in Indonesia are becoming increasingly frequent from year to year. A landslide disaster has occurred in Tangkil, Banaran Village, Pulung Sub-District, Ponorogo District, East Java Province on April 1, 2017. The location of landslides in Banaran Village, Pulung Sub-District, Ponorogo District, East Java, lies in the high vulnerability zone. The landslide typology is a debris slide, which then in the downstream direction (Tangkil River) develop into a type of debris flow. Factors that influence the occurrence of landslides in the study area are: slope, rock and soil, fracture, land conversion, drainage and irrigation, high rainfall, and human activities. Of all the influential factors, the most dominant factors for landslides are: steep slopes, weathered soil is very loose and thick,   land conversion, and high rainfall. Landslide material is not well consolidated so that it is still easy to move, and the possibility of damming the Tangkil River by landslide material can potentially cause flash floods. Some settlements located near landslide locations have high and moderate risks of landslides, so community preparedness needs to be built,     the establishment of landslide early warning systems and long-term relocation if the condition is getting worse. Dryland farming on slopes should use agroforestry patterns. Sub-watershed areas are at risk of landslides, the land should be restored as conservation forest or protected forest as before.Keywords: landslide, Ponorogo, steep slopes, thick soil, land degradation, high rainfall, risk

Page 1 of 3 | Total Record : 21


Filter by Year

2019 2019