cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmu Lingkungan
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 18298907     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 30 Documents
Search results for , issue "Vol 22, No 3 (2024): May 2024" : 30 Documents clear
Netralisasi Air Asam Tambang Menggunakan Pengolahan Aktif dan Pasif Esthi Kusdarini; Putri Rizka Sania; Agus Budianto
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 3 (2024): May 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.3.808-815

Abstract

Air asam tambang dapat membahayakan kesehatan manusia. Tujuan penelitian mendapatkan: 1) pengaruh dosis kapur tohor terhadap pH, Fe dan Mn; 2) pengaruh ukuran butir batu gamping terhadap pH, Fe dan Mn; 3) kemampuan kapur tohor dan batu gamping dalam meningkatkan pH dan menurunkan Fe, Mn; 4) morfologi permukaan batu gamping sebelum dan setelah kontak dengan air asam tambang. Metode yang digunakan eksperimen skala laboratorium, dengan mengolah air asam tambang menggunakan: 1) kapur tohor,  variabel dosis (300; 200; 100) mg/L, t waktu pengadukan 15 menit; 2) batu gamping, variabel ukuran butir (10, 5, 1) mm, waktu kontak 30 menit. Hasil penelitian: 1) semakin besar dosis kapur tohor, pH semakin meningkat; Fe, Mn semakin berkurang; 2) semakin kecil ukuran butir batu gamping, pH semakin meningkat; Fe, Mn semakin berkurang; 3) kapur tohor optimal pada dosis 200 mg/L, meningkatkan pH dari 3,31 menjadi 7,01; menurunkan Fe 99,9% dan Mn 95,84%; batu gamping optimal pada ukuran 1 mm, meningkatkan pH dari 3,31 menjadi 6,96; menurunkan Fe 99,9% dan Mn 90,65%; 4) uji foto SEM batu gamping menunjukkan adanya partikel berbentuk gumpalan putih,  yang diperkirakan mineral kalsit, setelah berkontak dengan air asam tambang, partikel berbentuk gumpalan putih jumlahnya berkurang dan ukurannya mengecil.
Pemodelan Kesesuaian Habitat Ikan Cakalang Menggunakan Penginderaan Jauh di Perairan Selatan Jawa Barat – Banten Mamat Suhermat
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 3 (2024): May 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.3.667-671

Abstract

Pemodelan kesesuaian habitat merupakan hal yang sangat penting dalam proses perencanaan pengelolaan sumber daya perikanan laut di masa depan. Kondisi lingkungan suatu perairan mempengaruhi habitat ikan cakalang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi model kesesuaian habitat ikan cakalang di perairan selatan Jawa Barat – Banten. Data suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a digunakan dalam pemodelan ini diperoleh dari citra satelit MODIS periode Desember 2018 hingga November 2019. Data lokasi tangkapan cakalang diperoleh dari laporan tangkapan. Pemodelan ini dijalankan menggunakan software MaxEnt. Suhu permukaan laut mempengaruhi model pada rentang 28,3 – 29,2 °C untuk musim barat dan 24,0 – 28,5 °C untuk musim timur. Model mendapat pengaruh konsentrasi klorofil-a pada rentang 0 – 0,1 mg/m3 baik pada musim barat maupun musim timur. Hasil pemodelan menunjukkan kinerja yang sangat baik dengan tingkat akurasi mencapai 0,84 untuk musim barat dan 0,92 untuk musim timur.
Pemetaan Kawasan Berpotensi Mengalami Kekeringan Berdasarkan Kondisi Ketersediaan Airtanah Tersedia (KAT) di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur Jihan Ainur Rohma; Yulfiah Yulfiah
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 3 (2024): May 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.3.816-824

Abstract

Kekeringan adalah peristiwa alam yang mengakibatkan berkurangnya cadangan air di dalam tanah. Air yang dibutuhkan untuk keperluan keseharian masyarakat, termasuk untuk pertanian dan peternakan. Faktor penentu pemenuhan kebutuhan tersebut adalah curah hujan dan Ketersediaan Airtanah (KAT). Terkait hal tersebut, dilakukan penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan informasi spasial dan temporal terkait kekeringan dan pengaruh air hujan terhadap KAT. Penelitian menggunakan data hujan selama 30 tahun atau tiga dekade, yaitu pada rentang tahun 1992-2021. Data diperoleh dari 28 pos hujan dan satu Stasiun BMKG di Kabupaten Sidoarjo. Data temperatur udara di pos hujan diperoleh melalui perhitungan dengan persamaan Thornwaithe dan Matter. Data temperatur didapatkan dari Stasiun Meteorologi Juanda Sidoarjo, sebagai Stasiun BMKG terdekat dengan Kabupaten Sidoarjo. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dari tahun ke tahun suhu udara referensi cenderung meningkat. Peningkatan suhu mencapai 1,5oC selama kurun waktu 30 tahun. Persentase Airtanah Tersedia (ATS) tertinggi pada dekade pertama, kedua, dan ketiga, terjadi di bulan Januari hingga April, yaitu sebesar 100%. KAT tertinggi dijumpai di Banjarkematren, Bono, Ketegen, Klagen, Sedati, Sidoarjo, Sruni, Stamet Juanda, dan Sumput. Sedangkan nilai ATS pada kategori kurang dan sangat kurang terjadi pada bulan Juli hingga November. Dengan kata lain, potensi kekeringan di daerah penelitian diperkirakan terjadi pada rentang bulan Juli hingga Nopember, yaitu pada saat nilai ATS dalam kategori kurang dan sangat kurang, khususnya di daerah Kedungcangkring, Porong, Watutulis, dan Ketintang.
Identifikasi Logam Berat Kromium di Tiga Sungai yang Melintasi Kota Yogyakarta dan Potensi Fitoremediasinya Tien Aminatun; Anna Rakhmawati; Kun Sri Budiasih; Marfuatun Marfuatun; Baso Samsu Rijal; Abdullah Nashih Amin; David Meilana Nur Arifin; Ajeng Septiana Putri
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 3 (2024): May 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.3.620-631

Abstract

Winongo, Gajah Wong, dan Code adalah tiga sungai yang melintasi Yogyakarta. Banyak industri yang membuang limbah ke ketiga sungai ini, sedangkan Cr adalah logam berat yang banyak terdapat pada limbah industri. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat potensi fitoremediasi Cr, tetapi umumnya pada limbah cair industri, bukan pada perairan langsung. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi logam berat Kromium (Cr) di ketiga sungai serta potensi fitoremediasinya. Sampel air dan sedimen diambil dari hulu, tengah dan hilir, kemudian kandungan Cr dianalisis dengan Spektrofotometri UV-Vis di Laboratorium Kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Untuk melihat potensi fitoremediasinya dilakukan eksperimen dengan eceng gondok (Eichornia crassipes) dan kayu apu (Pistia stratiotes) di greenhouse FMIPA UNY. Pengukuran kualitas air diujikan ke Laboratorium BBTKL-PP. Hasil penelitian menunjukkan ketiga sungai teridentifikasi cemaran Cr tetapi masih di bawah ambang baku mutu menurut Peraturan Gubernur DIY Nomor 20 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Air di Provinsi DIY Kelas 1. Potensi eceng gondok dan kayu apu sebagai fitoremediator air sungai yang tercemar Cr tidak tampak jelas karena konsentrasi Cr pada ketiga sungai masih rendah di bawah ambang baku mutu (<0.05 mg/L), akan tetapi dilihat dari performa tanaman maka kedua gulma ini berpotensi untuk menjadi fitoremediator di sungai yang tercemar Cr.
Karakteristik Habitat Ikan Endemik (Betta cf raja) di Pulau Sumatra Khairul Khairul; Rivo Hasper Dimenta; Rusdi Machrizal
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 3 (2024): May 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.3.766-770

Abstract

Betta cf raja termasuk cupang liar (wild Betta) endemik dari Pulau Sumatera. Betta cf raja menjadi target buruan untuk dijadikan ikan hias dikarenakan di pasaran harga cukup mahal. Produksi masih mengandalkan hasil tangkapan, sehingga populasi di alam mulai sulit ditemukan. Belum lagi dampak konversi lahan dan masalah lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik habitat Betta cf raja berdasarkan parameter fisika kimia perairan di Pulau Sumatra. Penelitian ini bersifat eksploratif yakni dengan langkah mencari wilayah yang menjadi habitat alami berdasarkan informasi kunci (pengangkap cupang liar). Analisis data menggunakan uji Krusskal Wallis dan Mann Whitney dengan software Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) dan Principal Component Analytical (PCA) dan Unweighted Pair Group Method with Aritmhmetic Averange (UPGMA) dengan software Multi Variate Statistical Package (MVSP). Hasil uji Kruskall Wallis seluruh parameter uji menunjukan hasil signifikan. Selanjutnya dilakukan uji Mann Withney yang menunjukkan pada Stasiun 1 dan 2 parameter yang nilainya signifikan adalah suhu, nitrat, dan phospat. Pada stasiun 1 dan 3 yang signifikan adalah nitrat dan Stasiun 2 dan 3 juga nitrat. Berdasarkan hasil uji PCA menunjukkan bahwa BOD, COD, kekeruhan, konduktivitas, dan TDS sebagai penciri utama habitat Betta cf raja di Pulau Sumatra. Hasil uji UPGMA antar lokasi pengamatan menunjukan nilai similaritas Jambi (75%) dan Riau dan Sumatra Utara (88%).
Toxicity Reduction of Antiseptic Triclocarban by a Newly Isolated Strain Sphingobacterium sp. MC43 Merry Krisdawati Sipahutar
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 3 (2024): May 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.3.571-579

Abstract

Triclocarban, an antimicrobial agent used in pharmaceutical and personal care products, is incompletely degraded during wastewater treatment. However, very little information about biodegradation has been published. This study is the first to describe triclocarban biodegradation and toxicity reduction using Sphingobacterium sp. MC43, a recently discovered plant-growth-promoting bacterium. Sphingobacterium sp. MC43 is a newly isolated strain isolated from agricultural soil with a history of pesticide use. The in vitro characterizations showed that Sphingobacterium sp. MC43 could use triclocarban as the only carbon source and at high concentration (30 μM), whereas phytotoxicity assays were used to evaluate the detoxification of triclocarban. Triclocarban at 30 μM concentration was 50% degraded in less than 72 hours. Sphingobacterium sp. MC43 was able to degrade triclocarban more effectively in recognition to additional carbon sources like acetate, carboxymethyl cellulose, and succinic acid as well as nitrogen sources like sodium acetate and urea. Concerned about triclocarban's harmful effects on plants, Vigna radiata was used to study how Sphingobacterium sp. MC43 can reduce toxicity. Triclocarban exposure caused damage to Vigna radiata plant, whereas Sphingobacterium sp. MC43 bioaugmentation significantly reduced this damage. This is likely because the bacteria's biomass and degrading power have grown. These results imply that this strain has a high triclocarban bioremediation efficiency and potentially reducing triclocarban uptake in Vigna radiata.
Tinjauan Efisiensi Pengendalian Debu dengan Dry Fog System di Industri Pengolahan Bijih Mineral Arif Susanto; Saskia Nur Fadhilah Kusnadi; Edi Karyono Putra; Danny Rosalinawati Ma&#039;kdika Santoso; Anthony Andorful Manuel
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 3 (2024): May 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.3.712-719

Abstract

Penelitian ini berfokus pada industri mineral di Indonesia, yang berperan krusial dalam pertumbuhan ekonomi negara. Meskipun kontribusinya signifikan, pertumbuhan ini berdampak pada emisi debu, terutama selama proses penghancuran dan penggilingan bijih mineral. Debu tersebut berpotensi merusak kualitas udara dan mengancam kesehatan pekerja. Oleh karena itu, penelitian ini fokus pada penerapan teknologi dry fog system sebagai solusi untuk mengatasi masalah debu serta memperhatikan kualitas air yang mendukung sistem tersebut. Teknologi dry fog system bekerja dengan mengabutkan partikel air sangat kecil (kurang dari 10 µm), menangkap dan menjatuhkan partikel debu di udara. Penelitian ini menemukan bahwa kualitas air yang digunakan dalam sistem ini baik (PI = 0,348). Hasil efisiensi dry fog system di lingkungan kerja menunjukkan bahwa lima dari tujuh lokasi memiliki efisiensi yang optimal, yaitu di atas 90%, sehingga menandakan keberhasilan implementasi. Namun, dua lokasi memerlukan penyesuaian dan perbaikan untuk meningkatkan efisiensinya. Maka dari itu, saat ini, penerapan dry fog dust suppression system tetap menjadi solusi ramah lingkungan untuk mengurangi dampak debu pada lingkungan dan kesehatan manusia. Dengan terus mengoptimalkan teknologi ini, diharapkan lingkungan kerja di industri mineral dapat menjadi tempat yang lebih aman dan sehat bagi para pekerja.
Aplikasi Citra Sentinel-1 SAR untuk Deteksi Banjir di Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat Ria Dhanisa; Joko Sampurno; Radhitya Perdhana
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 3 (2024): May 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.3.672-677

Abstract

Kecamatan Sandai di Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat, merupakan wilayah pedalaman yang sering terkena bencana banjir. Namun, keterbatasan data terkait kejadian banjir di kecamatan tersebut menjadi hambatan dalam memahami dan menganalisis dampak kejadian tersebut. Penelitian ini mencoba memanfaatkan citra Sentinel-1 Synthetic Aperture Radar (SAR) untuk memetakan sebaran banjir dan menganalisis dampaknya terhadap populasi penduduk dan infrastruktur (bangunan dan jalan) di wilayah studi. Citra diolah menggunakan metode Change Detection and Thresholding (CDAT) untuk menghasilkan peta sebaran banjir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peta sebaran banjir yang diperoleh memiliki tingkat akurasi yang cukup baik (0,67). Studi kasus pada kejadian banjir Oktober 2022 menunjukkan banjir berdampak signifikan terhadap jumlah penduduk (11.300 jiwa terdampak), bangunan (5.400 terendam), dan jaringan jalan (98 km tergenang). Hasil studi ini dapat digunakan oleh pemerintah setempat dalam merencanakan langkah-langkah mitigasi bencana banjir masa depan di lokasi studi.
Evaluation of Rural Urban Waste Management : Integrating Logic Model and GIS Approach in Pemalang, Central Java, Indonesia Mansur Hidayat; Maryono Maryono; Widjonarko Widjonarko; Muhammad Dzaky Taqyuddin; Padmagitaning Saraswati
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 3 (2024): May 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.3.825-835

Abstract

To carry out the mandate of Presidential Regulation Number 97 of 2017 concerning Household Waste Management Policies and Strategies, the Pemalang Regency Government issued Regent Regulation Number 60 of 2018. This policy consists of 2 (two) main programs, namely the waste reduction program with a target of 30% and waste treatment, with a target 70%. This study aims to evaluate the program. The methods used are logic model and GIS. Logic models evaluate input process output and program outcomes, while GIS evaluates geospatial program achievements. Total of 8 indicators were evaluated, consisting of 3 (three) indicators for the reduction program and 5(five) indicators for the treatment program. For waste reduction program, 3 (three) indicators that are assessed, namely 1) Development of waste banks; 2) Development of compost houses and 3) development of TPS3R. In handling, 5 (five) indicators were analyzed, namely 1). Sorting; 2) Collection; 3) Transportation; 4) Itermediate Treatment; 5). Final treatment. Assessment for 2 years (2021-2023) shows 1). The number of waste banks increased by 32 units from 63 to 95 units; 2) Composting facilities increased by 2 units from 1 to 3) TPS3R facilities increased by 3 units from 3 to 6. GIS analysis showt that waste reduction programs are implemented mostly in urban areas. For treatment program, 84.92% of waste has been handled while 15.08% has not yet. The number of TPS for collection increased by 18 units from 116 units, to 134 units. There have been no significant changes regarding sorting and transportation and Intermediate treatment. In 2023, a landfill fire occurred, indicating that the final processing facilities were not yet optimal.
New Media in Environmental Communication: A Study on CIFOR (The Center for International Forestry Research) Pradipta Dirgantara; Abdul Fadli Kalaloi; Indria Angga Dianita
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 3 (2024): May 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.3.632-640

Abstract

Nowadays new media is widely used not only for entertainment purposes, but also to raise public awareness about major environmental issues which is critical for presenting topics like climate change, global warming, and deforestation, as well as encouraging public debate and information exchange. This research aims to seek the utilization of new media in environmental communication. Environmental communication extends beyond campaign-related activities which also affects how people see themselves and the natural world around them. This research uses CIFOR (The Center for International Forestry Research) as a study case because it is recognized as an internationally non-profit scientific organization that carries out research on the most important issues in global forest and landscape management. This research benefits from Ecological Model of the Communication Process which employs qualitative research method with single instrumental case study approach. Data is gathered through direct observation, semi-structured interviews, and extensive literary study. The result demonstrates that CIFOR has been developing multiple digital channels including podcasts, videos, datasets, presentations, and datasets. This is in accordance with the Ecological Model of the Communication Process to communicate their findings. Additionally, it has been found that new media in CIFOR combines and blurs the lines between interpersonal communication and mass media communication.

Page 2 of 3 | Total Record : 30


Filter by Year

2024 2024