cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
APTEKINDO
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Prosiding Seminar Internasional Aptekindo (Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Indonesia)
Arjuna Subject : -
Articles 186 Documents
PERAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN DALAM MASYARAKAT E. Kosasih Danasasmita
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan kualitas pendidikan merupakan tanggung jawab seluruh anggota masyarakat.Implementasi reformasi pendidikan adalah penetapan UU No.22 tahun 1999 tentang otonomi daerah,yang implementasinya menyentuh otonomi dibidang pendidikan. Paradigma otonomi bidangpendidikan membawa wacana akan masih adanya kesenjangan antara kurikulum yang diberikandengan kebutuhan di dalam masyarakat.Pengangguran terbuka di Indonesia masih cukup tinggi, demand yang rendah akan tenagakerja yang diakibatkan krisis ekonomi yang berkepanjangan serta hilangnya investor asing sebagaipenanam modal memberikan dampak yang cukup besar bagi kondisi ketenagakerjaan. Di lain pihakkualitas sumber daya manusia siap pakai Indonesia masih jauh dari kondisi yang menggembirakan.Kualitas sumber daya manusia merupakan harta terpendam yang dimiliki suatu bangsa danpendidikan merupakan proses sepanjang masa sehingga pemikiran akan sistem pendidikan yangmemiliki visi dan misi yang jelas diharapkan mampu menjembatani kesenjangan tersebut.Penetapan desentralisasi dalam bidang pendidikan merupakan suatu kebijakan yangmengakar pada kebutuhan daerah yang dimilikinya. Kebijakan ini membuka peluang daerah untukmenunjukkan keunggulan komparatif daerah dengan segala kendala dan potensi sumber daya yangdimiliki. Di lain pihak tantangan globalisasi yang berimplementasi pada pendidikan tetap menuntutperan pemerintah sebagai arah kebijakan pendidikan secara umum. Pendidikan harus terlembagakansehingga memudahkan dalam pengawasan dan evaluasi pengelolaan.Dalam mengantisipasi globalisasi ketenagakerjaan, sertifikasi ketenagakerjaan lulusansekolah kejuruan harus dapat terakreditasi melalui uji kompetensi. Pendidikan jarak jauh bagi sekolahkejuruan diharapkan mampu memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yangtidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau regular. FPTK dapat memberikanpencerahan kepada pengembangan sekolah kejuruan dengan cara turut memberikan pengawasanserta turut aktif mengevaluasi pengembangan yang sedang berjalan agar sesuai dengan yangdiharapkan.
STRATEGI MEMPERSIAPKAN GURU SMK RSBI Astuti -
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kompetensi yang harus dimiliki guru SMK RSBI yaitu kemampuan dalam menguasaikurikulum, membuat/menulis buku pelajaran, mampu meneliti, dan betul-betul memiliki jiwa kependidikansebagai guru, memiliki kemampuan dalam berbahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalampembelajaran dalam arti mampu aktif berbahasa Inggris, dan berpendidikan S2/S3.Strategi mempersiapkan guru SMK RSBI dapat dilakukan melalui pemberian beasiswa untukguru yang melanjutkan sekolah ke jenjang S2 atau S3, guru-guru yang mengajar diambil dari guruguruyang terbaik melalui seleksi, penjajagan untuk melaksanakan kerjasama dengan sekolah-sekolahlain dalam bentuk sister school, mengikuti ujian standarisasinya dari Dinas Pendidikan, menjalani teskemampuan bahasa Inggris (TOEIC), dan mendatangkan pengajar asing, serta mengikutsertakanpelatihan-pelatihan sebagai upaya peningkatan kemampuan guru, sehingga proses pendidikan memilikikompetensi yang baik.Kata kunci : Strategi, Guru SMK RSBI
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM KEWIRAUSAHAAN BERBASIS VOKASI Billy M.H. Kilis
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bidang vokasi merupakan bidang pengetahuan yang spesifik dan berada ditengah-tengahmasyarakat, berkembang dan bertumbuh sesuai dengan dinamika dan kebutuhan masyarakat itu sendiri.Oleh karena itu pemilihan substansi kurikulum tergantung pada sedikitnya tiga hal yaitu kebutuhanindividu, ilmu pengetahuan dan teknologi maupun kebutuhan masyarakat. Kini semua bidang vokasi tidakakan berkembang bila tidak didukung oleh sikap kewirausahaan individu. Artinya bidang tersebut tidakakan diminati, tergilas dengan perkembangan dan akhirnya akan mati dengan sendirinya. Oleh karena itusetiap bidang vokasi harus selalu ditautkan dengan bagaimana kenyataan dalam kewirausahaan nantidan dipersiapkan sedini mungkin ketika individu mulai mengenal substansi vokasi. Pada pengembangankurikulum selain ketiga hal tersebut juga dipertimbangkan orientasi vokasi dan aspek didaktik. Jiwa dansemangat harus ditanamkan bersamaan dengan jenis vokasi yang digelutinya. Disisi lain kinerja siswadalam pelaksanaan kurikulum harus memberikan gambaran tingkat produktivitas kerja. Karenaproduktivitas berkaitan dengan pendidikan, motivasi dan ketrampilan yang dimilikinya( Sedarmayanti.2009: 206). Tugas perencana pendidikan dalam mengembangkan kurikulum harus pulamempertimbangkan aspek-aspek kewirausahaan baik dalam konsep kurikulum, merancang modelkurikulum kewirausahaan berbasis vokasi, hingga pada tahapan pengembangannya. Pengembanganmodel kurikulum berbasis vokasi yang rumit dengan berbagai permasalahan dapat disederhanakandengan konsep dua lingkaran dan tahapan pengembangan yang meliputi : analisa situasi, prasyarat,analisa didaktik, sasaran pembelajaran, organisasi proses pembelajaran, proses pembelajaran danpenilaian. Setiap tahapan dilengkapi dengan berbagai pertimbangan utama yang menjadi kajian darisetiap tahapan. Substansi kewirausahaan harus direncanakan sejak lingkaran pertama dan harusdijabarkan pada sasaran pembelajaran pada tahap keempat, dan pada lingkaran kedua atau tahapkelima, keenam dan ketujuh. Substansi kewirausahaan harus dapat dilaksanakan dalam prosespembelajaran sehingga akan tergambar pula pada organisasi maupun proses pembelajaran.Kata kunci : Pengembangan Kurikulum Kewirausahaan
Pendekatan Database untuk Manajemen Data dalam Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Mengaplikasikan Konsep Basisdata Mukhlisulfatih Latief
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam peningkatan kualitas manajemen internal dan organisasi jurusan tidak hanya tergantungpada kualitas pengelola tetapi juga perbaikan sistem pengelolaan serta pengembangan kemampuanmahasiswa dalam mengaplikasikan konsep basisdata. Penguasaan konsep basisdata ini sangat pentingdalam rangka meningkatkan mutu atau kemampuan mahasiswa sehingga dapat bersaing di dunia kerjadan dalam jangka panjang untuk melakukan perbaikan untuk mencapai visi dan misi Jurusan.Database merupakan salah satu komponen penting dalam sistem informasi, karena merupakandasar dalam menyediakan informasi, menentukan kualitas informasi akurat, tepat pada waktunya danrelevan. Pendekatan database dalam artikel ini mempelajari tentang definisi database, entityrelationship diagram dan teknik normalisasi data.Kata kunci : Database, entity relationship diagram, normalisasi
Peran Magang Kewirausahaan di Bidang Busana bagi Pegembangan Budaya Wirausaha dan Kemampuan Kerja Mahasiswa Tata Busana di LPTK (Studi Kasus Magang di MQ Fashion Daarut Tauhiid Bandung) Liunir Z
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi di luar kampus melaju dengan pesatnya daripada perkembanganteknologi yang berada di lingkungan kampus. Raizen (Sukamto, 2001) memprediksi bahwa setelahtahun 2000-an lambat laun akan semakin banyak hal yang harus dipelajari oleh peserta didik di luarkampus daripada di lembaga formal. Di samping itu pula setiap tahunnya jumlah angkatan kerjasemakin meningkat, tetapi peningkatannya tidak signifikan dengan peningkatan kesempatan kerja.Oleh karena itu pembekalan pembelajaran melalui kegiatan magang kewirausahaan memungkinkanmahasiswa di LPTKN untuk berkembang lebih optimal untuk siap berwirausaha. MagangKewirausahaan (MKU) bertujuan untuk menumbuhkan jiwa entrepreuner di kalangan mahasiswa diLPTK karena mahasiswa mendapat kesempatan untuk belajar usaha di industri besar dan menengahdengan prinsip belajar bekerja. Magang Kewirausahaan apabila dilaksanakan secara profesional,akan memberi dampak yang sangat signifikan bagi pengembangan budaya kewirausahaan bagimahasiswa di LPTK. Budaya entrepreneurship di kalangan mahasiswa diharapkan akan menjadimodal yang sangat berharga bagi keberlangsungan pencapaian Sumber Daya Manusia (SDM) yanglebih berkualitas.Kata Kunci : MKU, LPTK, Budaya Wirausaha
UPAYA PENINGKATKAN KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU SMK DI ERA SERTIFIKASI Deitje S. Borang
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Guru adalah profesi mulia. Dia memegang peranan signifikan dalam melahirkan satu generasiyang menentukan perjalanan manusia. Profesionalitas guru menjadi sebuah keharusan sejarah.Tanpa adanya profesionalitas, guru terancam tidak mampu mencapai tujuan mulia yang diembannyadalam menciptakan perubahan masa depan. Kompetensi menjadi syarat mutlak menujuprofesionalitas guru. Guru yang profesional harus memiliki empat kompetensi sebagaimana yangdiamanatkan oleh Undang-undang Guru dan Dosen, yaitu kompetensi pedagogik, profesional,kepribadian, dan sosial. Profesionalitas guru ini diakui pemerintah dengan sertifikasi. Sertifikasi guruadalah pengakuan formal dari pemerintah terhadap sosok guru sebagai tenaga profesional. Untukpeningkatan kompetensi dan profesionalisme guru SMK dapat dilakukan dengan studi lanjut kejenjang S2, mengikuti kursus dan pelatihan, mengikuti seminar, memanfaat jurnal pendidikan, danmenjalin kerjasama dengan lembaga profesi. Sertifikasi guru merupakan upaya peningkatan mutuguru yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan dapat meningkatkanmutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Pasca sertifikasiseyogyanya merupakan tonggak awal bagi guru untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalismesecara kontinu. Guru dituntut untuk selalu dinamis mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi, dan informasi. Sebagai pendidik, sudah seharusnya guru harus belajar seumur hidup (longlife education). Oleh karena itu, guru harus membangun dan mengembangkan dirinya, sehingga diamampu mempertahankan kompetensi dan profesionalitas yang dimilikinya..Kata Kunci: kompetensi, sertifikasi guru, profesionalisme guru SMK
MEDIA PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBUATAN POLA BUSANA DI SMK RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) Cucu Ruhidawati
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) merupakan salah satu bentuk terobosanDepdiknas untuk mendongkrak mutu pendidikan di Indonesia. SBI merupakan sekolah yang sudahmemiliki seluruh standar nasional pendidikan (SNP) yaitu standar isi, standar proses, standarkompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian. Ke delapan SNP tersebut mutlakdipenuhi oleh SBI. Proyek rintisannya telah menyertakan beberapa sekolah di tingkat menengah.Salah satunya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sekolah menengah kejuruan (SMK)sebagai salah satu sub sistem dari pendidikan yang mempersiapkan peserta didiknya untuk mengisipeluang kerja sebagai tenaga kerja terampil kelas menengah dan mempunyai kemampuanprofesional di bidangnya. Salah satu upaya untuk menghasilkan lulusan yang profesional sesuaidengan bidang keahliannya meningkatkan adalah dengan meningkatkan kualitas pembelajaranmelalui pengembangan media pembelajaran . Kemampuan memilih dan menggunakan mediapembelajaran, merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik (guru). Kedudukanmedia dalam proses pembelajaran memiliki arti yang sangat penting dalam pencapaian hasil belajar,karena Pembelajaran menjadi lebih produktif. sehingga dapat memberikan pengalaman yangmenyenangkan dan memenuhi kebutuhan peserta didik. Selain itu dengan menggunakan mediadiharapkan peserta didik tidak hanya mendengar penjelasan dari guru melalui bahasa verbal.Melainkan mengajak peserta didik secara langsung untuk mengalami dan berinteraksi dengan sumberbelajar. Media pembelajaran yang dapat digunakan pada pembelajaran pembuatan pola busanameliputi media grafis gambar, chart dan media realiaKata kunci ; RSBI, Media Pembelajaran, Pembuatan pola busana
PENINGKATAN KOMPETENSI PENDIDIK PROFESIONAL BIDANG BUSANA MELALUI PENDIDIKAN BERKELANJUTAN Arifah A. Riyanto
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dunia pendidikan perlu mendapat perhatian yang serius, karena akan memberikan dampakpada kemajuan bangsa. Oleh karena itu pendidik, baik guru maupun dosen harus selalumeningkatkan diri untuk tercapainya kompetensi yang diharapkan yaitu kompetensi pedagogik,kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial sesuai Pasal 10 ayat (1) UURI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Kompetensi pedagogik dan profesional adalahkompetensi yang terkait dengan keahlian pendidik, di antaranya keahlian untuk guru/dosen dalambidang busana (tidak berarti kompetensi yang lainnya diabaikan untuk menjadi guru/dosen bidangbusana).Kompetensi pedagogik dan profesional keahlian bidang busana harus dimiliki olehpendidik/guru/dosen bidang busana. Dari hasil guru/dosen mengikuti pendidikan formal pada bidangbusana seyogianya telah memiliki kompetensi pedagogik, profesional yang memadai pada saatnya,tetapi sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, maka perlu mendapattambahan peningkatan keahlian. Peningkatan kompetensi pendidik yang profesional bidang busanamelalui pendidikan berkelanjutan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan. Pendidikanberkelanjutan untuk pendidik, baik guru maupun dosen bidang busana dapat berupa magang,pelatihan, penataran, kursus, dan lokakarya, yang apabila diikuti dan hasilnya diaplikasikan sebagaipendidik bidang busana, maka cenderung dapat meningkatkan kompetensi profesional sehinggamenjadi pendidik profesional.Kata Kunci : Peningkatan, Kompetensi pendidik profesional bidang busana, Pendidikan berkelanjutan.
COMPETENCY BASED ASSESSMENT SEBAGAI MODEL PENGUJIAN KOMPETENSI DI SMK Yoyoh Jubaedah
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyelenggaraan pendidikan di SMK perlu adanya kesepadanan atau kesesuaian dengandunia kerja (link and match), sehingga kompetensi peserta didik memenuhi tuntutan kompetensi dilapangan kerja. Untuk mengetahuai kesesuain tersebut, maka perlu dilaksanakan penilaian hasilbelajar atau uji kompetensi terhadap capaian kompetensi peserta didik sesuai dengan tuntutankompetensi yang dibutuhkan lapangan kerja. Pengujian kompetensi di SMK pada dasarnyamerupakan bagian integral dari proses pembelajaran, yang perlu diarahkan untuk menilai kinerjapeserta didik dengan memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajarnya secaraberkesinambungan. Pelaksanaan penilaian dapat dilakukan secara langsung pada saat peserta didikmelakukan aktivitas belajar, maupun secara tidak langsung melalui bukti hasil belajar sesuai dengankriteria kinerja atau performance criteria. Oleh karena itu sistem penilaian untuk kelompok matapelajaran produktif menitikberatkan pada penilaian hasil belajar berbasis kompetensi atauCompetency Based Assessment.Kata Kunci : Penilaian, Kompetensi, Pengujian, SMK
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KECEMASAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Rusmono -; M. Yusro
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research is intended to discover the effect of instructional strategies and math anxiety onlearning outcomes in mathematics. Factorial design 2 x 2 was employed in order to answer theresearch question how the effect of the instructional strategies and math anxiety on learning outcomesin mathematics.The study supports the following hypotheses: 1) in general, students who were taughtby using problem based learning (PBL) strategy had higher learning outcomes than those taught byexpository strategy, 2) students with higher math anxiety who were taught by using PBL strategy hadhigher learning outcomes than those by expository strategy, 3) students with lower math anxiety whowere taught by PBL strategy had lower learning outcomes than those by expository strategy, and 4)there was an effect of interaction between instruction strategies and math anxiety on students learningoutcomes in mathematics. It means that the effect of instructional strategies has a correlation with thecharacteristic of the students who engage in teaching learning process. It implies that there is nosingle instructional strategy that gives better result on learning outcomes in mathematics for allstudents with the different math anxieties. Based on this research findings mathematics vocationalteachers in the field of technology and industry should apply several instructional strategies to servestudents with different math anxieties.Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, Kecemasan, Strategi PBL.

Filter by Year

2010 2010


Filter By Issues
All Issue Tahun 2010