cover
Contact Name
Citra Lestari
Contact Email
ceetradent@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
bdentjournal@unbrah.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah
ISSN : 23015454     EISSN : 26547643     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal B-Dent (JBD) adalah jurnal kedokteran gigi yang mempublikasikan karya tulis ilmiah (berupa penelitian, laporan kasus dan tinjauan pustaka) yang berhubungan dengan seluruh bidang ilmu kedokteran gigi. Jurnal ini diterbitkan oleh Universitas Baiturrahmah, Padang, Sumatera Barat dan dikelola oleh Dewan Redaksi Fakultas Kedokteran Gigi. Terbit setiap dua kali dalam setahun, saat ini JBD terbit dalam bentuk cetak dan telah didistribusikan ke seluruh Fakultas Kedokteran Gigi di Indonesia, LIPI, Perpustakaan Daerah Sumatera Barat dan Kopertis Wilayah X.
Arjuna Subject : -
Articles 271 Documents
DAYA HAMBAT GEL PROPOLIS DARI SULAWESI SELATAN TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PORPHYROMONAS GINGIVALIS Asdar Gani; Hetty Noveiliga Cindrakori
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Volume 2, Nomor 2, Desember 2015
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.668 KB) | DOI: 10.33854/JBDjbd.17

Abstract

Background : Periodontal disease is caused by various factors.Bacterial deposit plays an important role against the occurrence of periodontal disease. One of the bacterias that contribute to the occurrence of periodontal disease is Porphyromonas gingivalis. Propolis is a natural substance contains antibacterial properties which are different depends on the type of propolis. Propolis has been used for the treatment of apthous ulcer, candidiasis, gingivitis, periodontitis, and pulpitis. Purpose : The purpose of the study is determine propolis gel Trigona sp inhibitionfrom South Sulawesi on the growth of Porphyromonas gingivalis. Methods : This research is an experimental laboratories. Inhibition test performed a diffusion method using propolis and metronidazole gel.Inhibition zone of propolis and metronidazole gel against Porphyromonas gingivalis were measured using calipers after incubation 1x24 hours, 2x24 hours, and 3x24 hours. Result :The zone of propolis gel and metronidazole gel inhibition against Porphyromonas gingivalis observed in1x24 hours, 2x24 hours, 3x24 hours.Propolis gel consecutive are6.17±0.48 mm, 5.76±0.55 mm, 5.23±0.32 mm, whereas metronidazole gelconsecutive are 13.68 ± 1.66, 13.94 ± 2:03, 12.90 ± 1.96 mm, and the difference of both inhibition zone based on time 1x24 hours, 2x24 hours, 3x24 hours are7.51, 8.18, 7.66 mm. Conclusion: South Sulawesi propolis gel have inhibitory effect on the growth of P. gingivalis bacteria. While the inhibition zone of South Sulawesi propolis gel is smaller than Metronidazole gel.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KAPUK RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP BAKTERI Streptococcus mutans Busman Busman; Edrizal Edrizal; Danu Eko Saputra
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Volume 2, Nomor 1, Juni 2015
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.393 KB) | DOI: 10.33854/JBDjbd.8

Abstract

Streptococcus mutans bakteri yang bersifat kariogenik atau penyebab terjadinya karies pada gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun kapuk randu (Ceiba pentandra L. Gaertn) terhadap bakteri Streptococcus mutans. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia Kopertis Wilayah X, Padang, pada bulan April 2015. Bahan yang digunakan adalah ekstrak daun kapuk randu konsentrasi 20 %, 30 %, 40 %, 50 %, 60 % dan 80 % dengan menggunakan DMSO. Kontrol positif menggunakan amoxicilin. Diuji menggunakan Uji ANOVA dan dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi tingkat konsentrasi ekstrak daun kapuk randu (Ceiba pentandra L. Gaertn) maka semakin tinggi pula diameter zona hambat terhadap bakteri Streptococcus mutans dengan nilai rata-rata yang diperoleh 16 mm, 19 mm, 21 mm, 23 mm, 24 mm, 26 mm dan 25 mm secara berurutan. Berdasarkan uji statistik ANOVA diameter zona hambat (mm) dalam berbagai konsentrasi ekstrak daun kapuk randu menunjukkan perbedaan signifikan (p<0,05)
PERAWATAN INTERNAL BLEACHING PADA INSISIVUS SENTRAL KIRI ATAS PASKA PERAWATAN ENDODONTIC PADA PASIEN DENGAN RIWAYAT TRAUMA Deli Mona
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Volume 3, Nomor 1, Juni 2016
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.663 KB) | DOI: 10.33854/JBDjbd.40

Abstract

Pendahuluan: Internal Bleaching adalah salah satu perawatan yang bertujuan untuk meningkatkan warna pada gigi non vital. Perubahan warna pada gigi setelah perawatan endodontik merupakan hal yang menjadi perhatian oleh pasien dan dokter gigi. Pemutihan gigi setelah perawatan endodontik adalah sesuatu yang penting untuk mengembalikan warna pada gigi sebelum dilakukan perawatan restoratif permanen. Tujuan: Menjelaskan perawatan Internal Bleaching pada pasien yang memiliki riwayat trauma. Laporan Kasus: Pasien wanita dengan umur 19 tahun datang ke klinik RSGMP dengan keluhan gigi insisivus sentralis atas sebelah kiri telah mengalami perubahan warna. Pasien memiliki riwayat trauma pada gigi anterior yang mulai mengalami perubahan warna sejak dua tahun yang lalu. Pada gambaran radiografi terlihat bahwa gigi 21 sudah dilakukan perawatan saluran akar. Perawatan: Perawatan saluran akar sudah dilakukan pada gigi 21 yang mengalami perubahan warna. Perawatan Internal Bleaching dilakukan untuk mengembalikan warna pada gigi. Kesimpulan: Perawatan Internal Bleaching dapat mengembalikan estetik pada gigi non vital yang telah mengalami perubahan warna akibat riwayat trauma.
PEMAHAMAN PROSES PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN PSIKOSOSIAL ANAK SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI MENCAPAI KESUKSESAN PERAWATAN ORTODONTI Samson Peter Louis Alfredo
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Volume 3, Nomor 1, Juni 2016
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.139 KB) | DOI: 10.33854/JBDjbd.31

Abstract

Kunjungan ke dokter gigi dirasakan sebagai hal yang kurang menyenangkan bagi anak. Anak kecil menghindari kunjungan ke dokter gigi karena takut terhadap rasa nyeri yang bisa timbul pada saat perawatan di klinik dokter gigi. Pada saat anak mengalami pertumbuhan fisik, mereka juga mengalami pola pembentukan kepribadian yang dipengaruhi bawaan lahir dan lingkungan. Kecemasan pada masa kanak-kanak timbul secara sadar pada saat terjadi konflik antara insting rasa puas dan kenyataan. Lama kelamaan menjadi kecemasan yang tidak disadari. Kecemasan pada perawatan ortodonti sama besarnya dengan rasa cemas pada perawatan gigi yang lainnya. Anak pada usia yang sama memiliki variasi pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, dan perkembangan psikososial. Kondisi berbeda tersebut memerlukan pendekatan berbeda pula pada setiap individu. Dokter gigi perlu meningkatkan kesadaran diri atas pentingnya rasa cemas terhadap perawatan ortodonti yang timbul dalam diri pasien. Dokter gigi harus mampu mengevaluasi penyebab rasa cemas dan faktor-faktor klinis yang menyebabkan rasa cemas. Dokter gigi perlu memahami beberapa teknik pendekatan terhadap anak. Pola pendekatan yang baik dalam memulai perawatan ortodonti dapat mempengaruhi rencana perawatan ortodonti selanjutnya dan kesuksesan perawatan ortodonti itu sendiri.
EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH DELIMA (Punica granatum) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KALSIUM DALAM DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) Indy Variety; Edrizal Edrizal; Eka Desnita
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Volume 2, Nomor 2, Desember 2015
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.332 KB) | DOI: 10.33854/JBDjbd.22

Abstract

Pomegranate (Punica granatum) has been known to contain many active mineral ingredient such as iron, magnesium, potassium, zinc, phosphorus, including calcium. Calcium levels in this fruit are 10mg in every 100g it is almost equivalent to the levels of vitamin C in this fruit. The research aims to know the benefit and effectiveness of the extract pomegranate (Punica granatum) to increase calcium blood level of the white rats (Rattus n orvegicus). This study used an experimental laboratory method. The pomegranate extract (Punica granatum) made in the Kopertis Laboratory X. Dose of pomegranate (Punica granatum) made in pharmaceutical laboratory Andalas University, Padang are 2mg, 4 mg, 8mg, 16mg and negative control without giving any extract. The results of this study showed that the higher the dose given, also increase the calcium blood level. Compared with the negative control group, the pomegranate extract (Punica granatum) at doses of 2 mg, 4 mg, 8 mg resulted in calcium blood levels are lower than the negative control. While on the 16mg dose showed elevated the calcium blood levels compared to the negative control group. This shows that the smallest dose of pomegranate extract that is able to increase the calcium blood levels at 16mg dose. Anova test showed a significant result of the observation value (p<0.05) in increase a calcium blood levels of white rats (Rattus Norvegicus). Conclusion pomegranate extract (Punica Granatum) has an effect in increasing the calcium blood level but not significant.
HUBUNGAN APLIKASI CASEIN PHOSPHOPEPTIDE AMORPHOUS CALCIUM PHOSPHATE (CPP-ACP) TERHADAP REMINERALISASI GIGI Busman Busman; Utmi Arma; Nofriadi Nofriadi
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Volume 1, Nomor 1, Juni 2014
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.826 KB) | DOI: 10.33854/JBDjbd.47

Abstract

Casein Phosphopeptide Amorphous Calcium Phosphate (CPP-ACP) merupakan bahan yang dapat memperkuat dan meremineralisasi gigi serta membantu mencegah karies gigi. Peneliti tertarik melakukan penelitian tentang aplikasi CPP-ACP terhadap remineralisasi enamel gigi. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan menggunakan penelitian analityc experimental pretest and postest design. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah gigi premolar yang telah diekstraksi dengan teknik selected sampling. Penelitian ini terdiri dari 3 perlakuan dimana setiap perlakukan menggunakan 10 gigi. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan rata-rata berat gigi sebelum dan sesudah perendaman 1, 2, 3, 4 dan 5, yaitu dengan hasil berturut-turut: konsentrasi 10% 0,0120 g, 0,0087 g, 0,0078 g, 0,0052 g, 0,0030 g, konsentrasi 20% 0,0134 g, 0,0097 g, 0,0091 g, 0,0051 g, 0,0026 g, dan konsentrasi 30% 0,0162 g, 0,0105 g, 0,0088 g, 0,0058 g, 0,0030 g. Hasil penelitian menunjukan berat gigi sebelum dan sesudah perendaman larutan CCP-ACP selama perendaman 1, 2, 3, 4 dan 5 menunjukkan perbedaan yang bermakna (p
PENGARUH JENIS DAN LAMA PERENDAMAN NON DENTAL GLASS FIBER REINFORCED COMPOSITE TERHADAP SITOTOKSISITAS SEL FIBROBLAS Dendy Murdiyanto; Widjijono Widjijono; Nuryono Nuryono
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Volume 2, Nomor 1, Juni 2015
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.801 KB) | DOI: 10.33854/JBDjbd.13

Abstract

Perawatan di kedokteran gigi mulai menggunakan material fiber reinforced composite (FRC) sebagai bahan penyusun alat-alat tertentu seperti gigi tiruan cekat, restorasi onlay, splinting gigi goyah, pasak gigi dan space maintainer. Penyusun FRC terdiri dari fiber dengan jenis terbanyak glass fiber dan matriks berupa dental composite. Non dental glass fiber merupakan jenis glass fiber yang digunakan pada pembuatan gypsum, patung dan alat-alat otomotif yang mudah dijumpai di pasaran dengan harga terjangkau. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi sitotoksisitas jenis dan lama perendaman non dental glass fiber reinforced composite terhadap sel fibroblas yang mati. Penelitian ini menggunakan FRC yang diperkuat oleh 3 jenis non dental glass fiber I, II, III dan dental E-glass fiber sebagai pembanding. Uji sitotoksisitas dilakukan dengan methyl tetrazolium test (MTT) menggunakan sel vero terhadap air hasil rendaman FRC selama 1, 4, 7 dan 10 hari masing-masing 6 pengulangan sampel tiap kelompok. Jumlah sel yang mati menunjukkan tingkat sitotoksisitas dan kemudian dianalisa dengan Anava dua jalur (α = 0,05).Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kematian sel tertinggi yaitu 8,55 ± 0,27 % pada FRC III dengan lama perendaman 10 hari, sedangkan rata-rata kematian sel terendah yaitu 8,48 ± 0,35 % pada dental glass fiber dengan lama perendaman 1 hari. Berdasarkan pedoman dari Sjögren bahan tidak bersifat sitotoksis jika kematian sel masih dibawah 10%. Uji Anava dua jalur menunjukkan bahwa jenis non dental glass fiber reinforced composite dan lama perendaman mempunyai pengaruh tidak bermakna (p>0,05) terhadap sitotoksisitas sel fibroblas. Kesimpulan hasil penelitian yaitu non dental glass fiber reinforced composite tidak bersifat sitotoksis terhadap sel fibroblas, jenis non dental glass fiber reinforced composite dan lama perendaman tidak berpengaruh terhadap sitotoksisitas sel fibroblas
PEMERIKSAAN LENGKAP KEBIASAAN BURUK MENGISAP IBU JARI (THUMB SUCKING) (LAPORAN KASUS) Dewi Elianora
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.277 KB) | DOI: 10.33854/JBDjbd.4

Abstract

Menghisap ibu jari merupakan kebiasaan yang menyenangkan bagi anak. Kebiasaan tersebut apabila berlangsung dalam jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya maloklusi serta membutuhkan pengobatan yang mahal untuk memperbaikinya. Bad oral habit wajar terjadi pada usia kurang dari enam tahun, namun dapat berlanjut pada usia lebih dari enam tahun yang dapat menyebabkan kelainan pada struktur dento-fasial. Laporan kasus seorang anak umur 9 tahun 6 bulan mempunyai kebiasaan mengisap ibu jari (thumb sucking) sejak kecil dan kebiasaan tersebut berlanjut sampai sekarang. Anak tersebut tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik. Pemeriksaan intra oral gigi anterior rahang atas terlihat proklinasi. Penanganan yang dilakukan pada anak tersebut adalah dilakukannya pemeriksaan lengkap diikuti dengan pemakaian alat orto trainer. Kesimpulan; pemeriksaan lengkap pada kasus kebiasaan buruk (bad oral habit) menghisap ibu jari perlu dilakukan, mengingat akibat yang dapat ditimbulkannya. Pemeriksaan lengkap perlu dilakukan, untuk melihat sejauh mana nantinya hasil perawatan yang kita lakukan.
PENANGANAN ANSIETAS PADA PRAKTEK KEDOKTERAN GIGI MANAGEMENT OF ANXIETY IN THE DENTAL CLINIC Hidayati Hidayati
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Volume 3, Nomor 1, Juni 2016
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.809 KB) | DOI: 10.33854/JBDjbd.36

Abstract

Ansietas atau kecemasan merupakan masalah yang sering muncul dan menyulitkan dokter gigi dalam melakukan perawatan yang seharusnya. Penduduk Indonesia yang mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut yang datang ke tempat pelayanan ke dokter gigi untuk mendapatkan pengobatan hanya 29,6%. Survei yang dilakukan di Canada menunjukkan 5,5% pasien sangat takut ke dokter gigi dan 9,5% menyatakan agak takut ke dokter gigi. Ansietas dialami oleh orang dewasa terlebih lagi anak-anak. Ansietas adalah respon alami dari tubuh ketika menghadapi situasi stress. Ansietas pada kedokteran gigi mempunyai beberapa tingkatan mulai dari yang ringan, sedang, dan sangat parah. Ada beberapa cara untuk menangani ansietas dengan melakulan Cognitive Behavioural Therapy (CBT) atau Exposure Therapy melalui beberapa tahapan yaitu pemberian informasi dengan metode “Tell Show Do”, lalu relaksasi seluruh tubuh dan otot-otot. Metode yang sering digunakan adalah menginstruksikan pasien untuk menarik napas dan menghembuskannya pelan-pelan sambil pasien berhitung sampai empat. Hal lain juga dapat dilakukan distraksi dengan cara memecah fokus anak terhadap kecemasan yang sedang dirasakan dengan mengajak anak berbicara dan melibatkan anak dalam aktivitas yang membuat berpikir, sehingga lupa terhadap perasaan cemasnya. Metode selanjutnya berupa reinforcement/ penghargaan yang biasanya akan efektif bila penghargaan tersebut merupakan hal yang sangat disukai anak, keterlibatan orang tua juga akan membantu mengurangi kecemasan anak. Selain itu juga dapat dilakukan video based patient education berupa informasi mengenai diagnosis penyakit, penyebab penyakit, tahapan perawatan, proses penyembuhan dan hasilnya, kemungkinan kesembuhan (prognosis), komplikasi yang mungkin dapat terjadi setelah perawatan, serta akibat yang ditimbulkan jika tidak dilakukan perawatan.
NILAI KETEBALAN KORTIKAL KONDILUS DAN MANDIBULA DILIHAT DARI RADIOGRAF PANORAMIK DIGITAL PADA WANITA PASCA MENOPAUSE Resti Iswani; Ria Noerianingsih; Azhari Azhari
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Volume 1, Nomor 2, Desember 2014
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.23 KB) | DOI: 10.33854/JBDjbd.27

Abstract

Kekurangan hormon estrogen pada wanita pasca menopause mempengaruhi proses remodeling tulang, mengakibatkan terganggunya keseimbangan kerja osteoblas dan osteoklas sehingga menurunkan kuantitas tulang. Radiografi panoramik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas tulang mandibula sebagai deteksi dini penurunan kuantitas tulang pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai ketebalan tulang kortikal kondilus dan kortikal mandibula wanita pasca menopause dengan radiograf panoramik digital. Metode penelitian ini adalah deskriptif sederhana dengan teknik insidental random purposive sampling, sehingga di peroleh 29 sampel radiograf panoramik wanita pasca menopause usia 50-80. Data dicatat, lalu dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Penelitian dilakukan di RSGM FKG UNPAD Bandung. Hasil penelitian berupa nilai rata-rata ketebalan tulang kortikal kondilus dan mandibula pada 6 wanita menopause dengan osteoporosis mempunyai nilai kortikal kondilus regio kanan area anterior dan posterior mempunyai nilai yang sama 0,17 mm, pada superior 0,18 mm dan pada regio kiri seimbang pada semua area yaitu 0,18 mm. Sedangkan pada 23 sampel wanita menopause tanpa osteoporosis regio kanan area anterior dan superior dengan nilai 0,27 mm sama dengan regio kiri area superior, serta regio kanan area posterior sama nilainya dengan regio kiri area anterior dan posterior yaitu 0,23 mm. Nilai ketebalan tulang kortikal mandibula wanita osteoporosis lebih rendah dari wanita tanpa osteoporosis dan cendrung seimbang regio kanan dan kiri. Simpulan penelitian ini adalah nilai ketebalan tulang kortikal kondilus dan mandibula wanita pasca menopause dengan osteoporosis ternyata memiliki nilai ketebalan tulang kortikal kondilus dan mandibula lebih rendah dari wanita pasca menopause normal.

Page 4 of 28 | Total Record : 271